Anda di halaman 1dari 4

TUGAS FALSAFAH

MATERI : OKNUM PERAWAT INI OPERASI PASIEN HINGGA SARAFNYA


PUTUS
Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Falsafah Dan teori Keperawatan
Dosen Pengampu : Widyoningsih

Disusun oleh :
KELOMPOK 11 (B.302)
ASNAL MAFATIH AL M : 31111231010
FAWWAZ ZAMZAM F : 31111231021
Kasus dugaan malpraktik di Pamekasan menimpa Suadeh alias Sudeh (42), warga Desa
Tebul Timur, Kecamatan Pegantenan, Pamekasan, oleh oknum perawat Bustami yang selama
ini mengaku sebagai dokter spesialis bedah. Dugaan malapraktik itu terungkap, setelah
keluarga korban melaporkan kepada polisi atas kasus yang menimpa pasien yang ditangani
oknum perawat namun mengaku dokter spesialis bedah itu. Sebelumnya, pasien berobat ke
klinik milik oknum perawat bernama Bustami itu.

Kasus itu, terjadi pada 2012. Saat itu korban bernama Sudeh (42) datang ke "Klinik Harapan"
yang menjadi tempat praktik oknum itu di rumahnya di Desa/Kecamatan Pakong,
Pamekasan. Ketika itu, korban menderita pusing-pusing. Oleh oknum perawat itu disarankan
agar dibedah karena di bagian punggung korban ada benjolan yang diduga sebagai penyebab
dari penyakit yang dideritanya. "Saat itu kami bilang pada ’si dokter’ tersebut, akan
dirujuk ke rumah sakit di Pamekasan," kata saudara korban, Jumrah. Akan tetapi, kata dia,
Bustami justru minta agar tidak dioperasi di rumah sakit, sebab dirinya juga bisa melakukan
tindakan medis dan dia sendiri merupakan dokter spesialis bedah.

Atas saran Bustami itu, pasien kemudian dioperasi oleh oknum perawat itu di klinik
setempat. Akan tetapi, setelah operasi ternyata kondisi pasien tidak sembuh, bahkan
pandangan mata kian buram, pendengaran terganggu, dan kemudian lumpuh. "Kami lalu
memeriksakan diri ke rumah sakit Dr Soetomo di Surabaya, ternyata sarafnya putus akibat
operasi yang dilakukan oleh Bustami itu,"kata Jumrah. Bustami merupakan pegawai Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Pamekasan sebagai perawat di unit gawat darurat.

Kasus ini telah dilaporkan ke Mapolres Pamekasan dan polisi telah memeriksa sejumlah saksi
terkait kasus itu, termasuk melakukan penggeledahan di tempat praktik Bustami di Desa
Pakong, Kecamatan Pakong, Pamekasan. Selanjutnya pada akhir September 2013, polisi
menetapkan yang bersangkutan sebagai tersangka dalam kasus itu.Sementara, sejak kasus ini
terungkap, Bustami sendiri tidak bersedia dikonfirmasi wartawan terkait kasus malapraktik
itu. Bahkan yang bersangkutan sempat menghilang dari rumahnya, sebelum akhirnya
ditangkap petugas Polres Pamekasan.

Prinsip etik keperawatan

1. Non Maleficience : dimana perawat yang mengaku sebagai dokter spesialis bedah telah
membuat pasiennya menjadi lumpuh, karena sarafnya putus setelah dilakukan
operasi.
2. Veracity : Melanggar aturan bersikap jujur, dimana perawat tersebut berbohong kepada
keluarga pasien bahwa perawat tersebut merupakan dokter spesialis bedah.
3. Autonomy : merupakan hak bagi pasien untuk membuat keputusan mandiri. Pasien
berhak untuk menentukan sendiri pilihannya terkait dengan pengobatan dan perawatan
yang akan dijalani olehnya. Pasien dan keluarganya pada saat itu ingin di rujuk ke
Rumah Sakit, tetapi perawat yang mengaku sebagai dokter spesialis meminta agar tidak
dioperasi di rumah sakit, sebab dirinya juga bisa melakukan tindakan medis dan dia
sendiri merupakan dokter spesialis bedah.

4. Accountability : Merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang professional


dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali. Perawat melakukan
tindakan yang tidak dapat di pertanggung jawab dan tidak sesuai dengan standar SOP
karena pada dasarnya tindakan yang di lakukan dengan melakukan operasi bukan lah
wewenang tugas seorang perawat melainkan tugas seorang dokter spesialis,sementara
sejak kasus ini terungkap, perawat sendiri tidak bersedia dikonfirmasi wartawan terkait
kasus malapraktik itu. Bahkan perawat sempat menghilang dari rumahnya, sebelum
akhirnya perawat tersebut ditangkap petugas Polres Pamekasan
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/presentation/485416386/Presentation

Anda mungkin juga menyukai