Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH SEJARAH BERDIRINYA PRAMUKA

Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Pramuka

Yang dibimbing oleh Afiatur Rohimah, S.Kep.

Disusun oleh:

Ricardo Correia Luruk (1601080472)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tugas
tentang sejarah berdirinya pramuka untuk memenuhi tugas Matakuliah pramuka.

Mengingat terbatasnya kemampuan penulis dalam penyusunan makalah ini, penulis sadar
bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Maka penulis mengharapkan pembaca meberi kritik
dan saran. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR........................................................................................................I

DAFTAR ISI.....................................................................................................................II

1.PENDAHULUAN.........................................................................................................III

      Latar Belakang............................................................................................................III

      Rumusan Masalah.......................................................................................................III

      Tujuan Penulisan.........................................................................................................III

2.PEMBAHASAN.............................................................................................................1

      Gerakan Pramuka di Dunia...........................................................................................1

A.    Sejarah Pramuka di Dunia..........................................................................................1

B.     Biografi Baden Powell..............................................................................................5

      Gerakan Pramuka di Indonesia.....................................................................................8

A.    Sejarah Pramuka di Indonesia...................................................................................8

B.     Lahirnya Gerakan Pramuka di Indonesia..................................................................9

C.     Fungsi Gerakan Pramuka di Indonesia.....................................................................9

D.    Tujuan Pramuka......................................................................................................10

E.     Tingkatan Dalam Pramuka......................................................................................10

F.      Sifat Gerakan Pramuka...........................................................................................10

G.    Metode Pramuka......................................................................................................11

H.    Kode Kehormatan....................................................................................................11

I.       Tanda kehormatan..................................................................................................13

      Lambang Gerakan Pramuka........................................................................................14

      Motto Gerakan Pramuka..............................................................................................14

      Prinsip Dasar kepramukaan.........................................................................................15

3.PENUTUP.....................................................................................................................17

      Saran............................................................................................................................17

BAB 1
PENDAHULUAN

1.Latar Belakang

Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang


menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata
“Pramuka” merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki
arti Rakyat Muda yang Suka Berkarya. “Pramuka” merupakan sebutan bagi anggota
Gerakan Pramuka, yang meliputi;Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina
Pramuka, Andalan Pramuka, Korps Pelatih Pramuka, Pamong Saka Pramuka, Staf
Kwartir dan Majelis Pembimbing Pramuka.Sedangkan yang dimaksud ”Kepramukaan”
adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar
lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur,
terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar
Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak,
akhlak dan budi pekerti luhur.Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang
disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan
bangsa Indonesia.

2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang dapat
penulis rumuskan adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana sejarah pramuka di dunia dan di indonesia ?

2. Bagaimana lambang gerakan pramuka ?

3. Apa motto gerakan pramuka ?

4. Apa saja prinsip-prinsip dasar kepramukaan ?

3.Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1.Untuk mengetahui sejarah pramuka.

2.Untuk mengetahui bagaimana lambang pramuka.

3.Untuk mengetahui Motto gerakan pramuka.

4.Untuk mengetahui prinsip-prinsip dasar kepramukaan.

BAB II
PEMBAHASAN

Gerakan pramuka di dunia


A.Sejarah pramuka di dunia

Kelahiran Gerakan Pramuka Dunia dimulai pada Tahun 1907 ketika Robert Baden –
Powell, seorang Letnan Jendral Angkatan Bersenjata Britania Raya, dan William
Alexander Smith, pendiri Boy’s Brigade, mengadakan perkemahan Kepanduan pertama di
Kepulauan Brownsea, Inggris. Ide untuk mengadakan gerakan tersebut muncul ketika
Baden-Powell dan pasukannya berjuang mempertahankan Kota Mafeking, Afrika Selatan,
dari serangan tentara Boer. Ketika itu, pasukannya kalah besar di bandingkan tentara Boer.
Untuk mengakalinya, sekelompok pemuda dibentuk dan dilatih untuk menjadi tentara
sukarela.

Tugas utama mereka adalah membantu militer mempertahankan kota. Mereka


mendapatkan tugas-tugas yang ringan tapi penting; misalnya mengantarkan pesan yang
diberikan Baden-Powell ke seluruh anggota militer di kota tersebut. Pekerjaan itu dapat
mereka selesaikan dengan baik sehingga pasukan Baden-Powell dapat mempertahankan
kota Mafeking selama beberapa bulan. Sebagai penghargaan atas keberhasilan yang
mereka dapatkan, setiap anggota tentara sukarela tersebut diberi sebuah lencana. Gambar
dari lencana ini kemudian digunakan sebagai logo dari Gerakan Pramuka Internasional.
Keberhasilan Baden-Powell mempertahankan Kota Mafeking membuatnya dianggap
menjadi pahlawan. Dia kemudian menulis sebuah buku yang berjudul Aids to Scouting
(ditulis tahun 1899), dan menjadi buku terlaris saat itu.

Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama di Olympia Hall,


London. Beliau mengundang pramuka dari 27 Negara dan pada saat itu Baden Powell
diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The World).

                Tahun 1924 Jambore II            di Ermelunden, Copenhagen, Denmark

                Tahun 1929 Jambore III          di Arrow Park, Birkenhead, Inggris

                Tahun 1933 Jambore IV           di Godollo, Budapest, Hongaria

                Tahun 1937 Jambore V            di Vogelenzang, Blomendaal, Belanda

                Tahun 1947 Jambore VI           di Moisson, Perancis

                Tahun 1951 Jambore VII         di Salz Kamergut, Austria

                Tahun 1955 Jambore VIII        di sutton Park, Sutton Coldfild, Inggris

                Tahun 1959 Jambore IX          di Makiling, Philipina

                Tahun 1963 Jambore X            di Marathon, Yunani


                Tahun 1967 Jambore XI          di Idaho, Amerika Serikat

                Tahun 1971 Jambore XII         di Asagiri, Jepang

                Tahun 1975 Jambore XIII        di Lillehammer, Norwegia

                Tahun 1979 Jambore XIV        di Neishaboor, Iran tetapi dibatalkan

                Tahun 1983 Jambore XV         di Kananaskis, Alberta, Kanada

                Tahun 1987 Jambore XVI        di Cataract Scout Park, Australia

                Tahun 1991 Jambore XVII       di Korea Selatan

                Tahun 1995 Jambore XVIII     di Belanda

                Tahun 1999 Jambore XIX        di Chili, Amerika Selatan

                Tahun 2003 Jambore XX         di Thailand

Tahun 1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka dan baru dapat
terlaksana tahun 1919. Dari sahabatnya yang bernama W.F. de Bois Maclarren, beliau
mendapat sebidang tanah di Chingford yang kemudian digunakan sebagai tempat
pendidikan Pembina Pramuka dengan nama Gilwell Park. Tahun 1920 dibentuk Deewan
Internasional dengan 9 orang anggota dan Biro Sekretariatnya di London, Inggris dan
tahun 1958 Biro Kepramukaan sedunia dipindahkan dari London ke Ottawa Kanada.
Tanggal 1 Mei 1968 Biro kepramukaan Sedunia dipindahkan lagi ke Geneva, Swiss.

Sejak tahun 1920 sampai 19 Kepala Biro Kepramukaan Sedunia dipegang berturut-
turut oleh Hebert Martin (Inggris). Kolonel J.S. Nilson (Inggris), Mayjen D.C. Spry
(Kanada) yang pada tahun 1965 diganti oleh R.T. Lund 1 Mei 1968 diganti lagi oleh DR.
Laszio Nagy sebagai Sekjen. Biro Kepramukaan sedunia Putra mempunyai 5 kantor
kawasan yaitu Costa Rica, Mesir, Philipina, Swiss dan Nigeria. Sedangkan Biro
kepramukaan Sedunia Putri bermarkas di London dengan 5 kantor kawasan di Eropa, Asia
Pasifik, Arab, Afrika dan Amerika Latin.

Pada tahun 1906, Ernest Thompson Seton mengirimkan Baden-Powell sebuah buku
karyanya yang berjudul The Birchbark Roll of the Woodcraft Indians. Seton, seorang
keturunan Inggris-Kanada yang tinggal di Amerika Serikat, sering mengadakan pertemuan
dengan Baden-Powell dan menyusun rencana tentang suatu gerakan
pemuda.Pertemuannya dengan Seton tersebut mendorongnya untuk menulis kembali
bukunya, Aids to Scouting, dengan versi baru yang diberi judul Boy’s Patrols.

Buku tersebut dimaksudkan sebagai buku petunjuk kepanduan bagi para pemuda ketika
itu. Kemudian, untuk menguji ide-idenya, dia mengadakan sebuah perkemahan untuk 21
pemuda dari berbagai lapisan masyarakat selama seminggu penuh, dimulai pada tanggal 1
Agustus, di kepulauan Brownsea, Inggris.

Metode organisasinya (sekarang dikenal dengan sistem patroli atau patrol system
dalam bahasa Inggris) menjadi kunci dari pelatihan kepanduan yang dilakukannya. Sistem
ini mengharuskan para pemuda untuk membentuk beberapa kelompok kecil, kemudian
menunjuk salah satu diantara mereka untuk menjadi ketua kelompok tersebut. Setelah
bukunya diterbitkan dan perkemahan yang dilakukannya berjalan dengan sukses. Baden-
Powell pergi untuk sebuah tur yang direncanakan oleh Arthur Pearson untuk
mempromosikan pemikirannya ke seluruh Inggris. Dari pemikirannya tersebut, dibuatlah
sebuah buku berjudul Scouting fo Boys, yang saat ini dikenal sebagai buku panduan
Kepramukaan (Boy Scout Handbook) edisi pertama. Saat itu Baden-powell mengharapkan
bukunya dapat memberikan ide baru untuk beberapa oraganisasi pemuda yang telah ada.
Tapi yang terjadi, beberapa pemuda malah membentuk sebuah organisasi baru dan
meminta Baden-Powell menjadi pembimbing mereka. Ia pun setuju dan mulai mendorong
mereka untuk belajar dan berlatih serta mengembangkan organisasi yang mereka dirikan
tersebut.Seiring dengan bertambahnya jumlah anggota, Baden-Powell semakin kesulitan
membimbing mereka; Ia membutuhkan asisten untuk membantunya. Oleh karena itu, ia
merencanakan untuk membentuk sebuah pusat pelatihan kepemimpinan bagi orang
dewasa (Adult Leadership Training Center).

Pada tahun 1919, sebuah taman di dekat London dibeli sebagai lokasi pelatihan
tersebut. Ia pun menulis buku baru yang berjudul Aids to Scoutmastership dan beberapa
buku lainnya yang kemudian ia kumpulkan dan disatukan dalam buku berjudul Roverinng
to Success for Rover Scouts pada tahun 1922.Perkembangan Gerakan Pramuka tak lama
setelah buku Scouting For Boys diterbitkan, Pramuka mulai dikenal di seluruh Inggris dan
Irlandia. Gerakannya sendiri, secara perlahan tapi pasti, mulai dicoba dan diterapkan
diseluruh wilayah kerajaan Inggris dan koloninya.Unit kepanduan di luar wilayah kerajaan
Inggris yang pertama diakui keberadaannya, dibentuk di Gilbraltar pada tahun 1908, yang
kemudian diikuti oleh pembentukan unit lainnya di Malta. Kanada ialah koloni Inggris
pertama yang mendapat ijin dari kerajaan Inggris untuk mendirikan Gerakan Kepanduan,
diikuti oleh Australia, Selandia Baru, dan Afrika Selatan.Chile ialah negara pertama diluar
Inggris dan koloninya yang membentuk Gerakan Kepanduan.

Parade Pramuka pertama diadakan di Crystal Palace, London pada tahun 1910.
Parade tersebut menarik minat para remaja di Inggris. Tidak kurang dari 10.000 remaja
putra dan putri tertarik untuk bergabung dalam kegiatan Kepanduan. Pada 1910 Argentina,
Denmark, Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani, India, Meksiko, Belanda, Norwegia,
Russia, Singapura, Swedia, dan Amerika Serikat tercatat telah memiliki organisasi
Kepramukaan.

Semenjak didirikan, Gerakan Pramuka yang memfokuskan program pada remaja usia 11-
18 tahun telah mendapat respon yang menggembirakan, anggota bertambah dengan cepat.
Kebutuhan program pun dengan sendirinya bertambah. Untuk memenuhi keinginan dan
ketertarikan para generasi muda pada saat itu, Gerakan Pramuka menambah empat
program dalam organisasinya untuk melebarkan lingkup keanggotaan Gerakan Pramuka.
Keempat program tersebut meliputi : Pendidikan Generasi Muda usia dini, Usia Remaja,
pendidikan Kepanduan Putri, dan pendidikan kepemimpinan bagi Pembina Program untuk
golongan siaga, unit Satuan Karya, dan Penegak/Pandega mulai disusun pada akhir tahun
1910 di beberapa negara. Terkadang, kegiatan kegiatan tersebut hanya berawal di tingkat
lokal/ ranting yang dikelola dalam skala kecil, baru kemudian diakui dan diadopsi oleh
Kwartir Nasional. Kasus serupa terjadi pada pendirian golongan siaga di Amerika Serikat,
dimana program golongan siaga telah dimulai sejak 1911 di tingkat Ranting, namun belum
mendapatkan pengakuan hingga 1930 sejak awal didirikannya Gerakan Kepanduan, para
remaja putri telah mengisyaratkan besarnya minat mereka untuk bergabung. Untuk
mengakomodasi minat tersebut, Agnes Baden Powel- adik dari bapak kepanduan sedunia,
Robert Baden Powell, pada tahun 1910 ditunjuk menjadi Presiden Organiasi Kepanduan
putri pertama di dunia. Agnes pada awalnya menamakan organisasi tersebut Rosebud,
yang kemudian berganti menjadi Brownies (Girl Guide) pada 1914 .Agnes mundur dari
kursi Presiden pada tahun 1917 dan digantikan oleh Olave Baden Powell, Istri dari Lord
Baden Powell. Agnes tetap menjabat sebagai wakil Presiden hingga ia meninggal pada
usia 86 tahun.pada waktu tersebut, kepanduan putri telah diposisikan sebagai unit terpisah
dari kepanduan pria, hal tersebut dilakukan menimbang norma sosial yang berlaku saat
tersebut.

Pada era 90-an, Banyak organisasi kepanduan di dunia yang saling bekerjasama antara
unit putra dan putri untuk memberikan pendidikan kepanduan.Program awal bagi
pendidikan pembina diadakan di London pada tahun 1910, dan di Yorkshire pada tahun
1911. Namun, Baden Powell menginginkan pendidikan tersebut dapat dipraktekkan
semaksimal mungkin. Hal tersebut berarti bahwa dalam setiap pendidikan diperlukan
praktek lapangan semisal berkemah. Hal ini membimbing pembentukan kursus
Woodbadge. Akibat perang dunia 1, pendidikan woodbadge bagi para pembina tertunda
hingga tahun 1919. Pada tahun tersebut, diadakan kursus woodbadge pertama di Gilwell
Park. Pada saat ini, pendidikan bagi pembina telah beragam dan memiliki cakupan yang
luas.

Beberapa pendidikan yang cukup terkenal bagi pembina antara lain

a. Pendidikan dasar, Pendidikan spesifik golongan, hingga kursus


b. Woodbadge
c. Scoutings Centenary • 5288 Comments/Trackbacks

B. Biografi baden Powell


Kehidupan awal Baden-Powell dilahirkan di Paddington, London pada 1857. Dia
adalah anak ke-6 dari 8 anak Profesor Savilian yang mengajar Geometri di Oxford.
Ayahnya, Pendeta Harry Baden-Powell, meninggal ketika dia berusia 3 tahun, dan ia
dibesarkan oleh ibunya, Henrietta Grace, seorang wanita yang berketetapan bahwa anak-
anaknya harus berhasil. Baden-Powell berkata tentang ibunya pada 1933, “Rahasia
keberhasilan saya adalah ibu saya.”Selepas menghadiri Rose Hill School, Tunbridge
Wells, Baden-Powell dianugerahi beasiswa untuk Sekolah umum Charterhouse.
Perkenalannya kepada kemahiran Pramuka adalah memburu dan memasak hewan – dan
menghindari guru – di hutan yang berdekatan, yang juga merupakan kawasan terlarang.
Dia juga bermain piano dan biola, mampu melukis dengan baik dengan menggunakan
kedua belah tangan dengan tangkas, dan gemar bermain drama. Masa liburan dihabiskan
dengan ekspedis belayar atau berkanu dengan saudara-saudaranya.

Karir Ketentaraan Pada tahun 1876, Baden-Powell bergabung dengan 13th Hussars di
India. Pada tahun 1895 dia bertugas dengan dinas khusus di Afrika dan pulang ke India
pada tahun 1897 untuk memimpin 5th Dragoon Guards. Baden-Powell berlatih dan
mengasah kemahiran kepanduannya dengan suku Zulu pada awal 1880-an di jajahan Natal
Afrika Selatan di mana Resimennya ditempatkan dan ia diberi penghargaan karena
keberaniannya. Kemahirannya mengagumkan dan dia kemudian dipindahkan ke dinas
rahasia Inggris. Dia sering bertugas dengan menyamar sebagai pengumpul rama-rama,
memasukkan rancangan instalasi militer ke dalam lukisan-lukisan sayap kupu-kupunya.
Baden-Powell kemudian ditempatkan di dinas rahasia selama 3 tahun di daerah
Mediterania yang berbasis di Malta. Dia kemudian memimpin gerakan ketentaraannya
yang berhasil di Ashanti, Afrika, dan pada usia 40 dipromosikan untuk memimpin 5th
Dragoon Guards pada tahun 1897. Beberapa tahun kemudian, dia menulis buku panduan
ringkas bertajuk “Aids to Scouting”, ringkasan ceramah yang dia berikan mengenai
peninjau ketentaraan, untuk membantu melatih perekrutan tentara baru. Menggunakan
buku ini dan kaidah lain, ia melatih mereka untuk berpikir sendiri, menggunakan daya
usaha sendiri, dan untuk bertahan hidup dalam hutan.

Baden-Powell kembali ke Afrika Selatan sebelum Perang Boer dan terlibat dalam
beberapa tindakan melawan Zulu. Dinaikkan pangkatnya pada masa Perang Boer menjadi
Kolonel termuda dalam dinas ketentaraan Britania, dia bertanggung jawab untuk
organisasi pasukan perintis yang membantu tentara biasa. Ketika merencanakan hal ini,
dia terperangkap dalam pengepungan Mafeking, dan dikelilingi oleh tentara Boer yang
melebihi 8.000 orang. Walaupun berjumlah lebih kecil, garnisun itu berhasil bertahan
dalam pengepungan selama 217 hari. Sebagian besar keberhasilan itu dikatakan sebagai
hasil beberapa muslihat yang dilaksanakan atas perintah Baden-Powell sebagai komandan
garnisun. Ranjau-ranjau palsu ditanam, dan tentaranya diperintah untuk menghindari pagar
kawat olok-olok (tidak ada) saat bergerak antara parit kubu.Baden-Powell melaksanakan
kebanyakan kerja peninjauan secara pribadi dan membina pasukan kanak-kanak asli untuk
berjaga dan membawa pesan-pesan, kadang menembus pertahanan lawan. Banyak dari
anak-anak ini kehilangan nyawanya dalam melaksanakan tugas. Baden-Powell amat
kagum dengan keberanian mereka dan kesungguhan mereka yang ditunjukkan ketika
melaksanakan tugas. Pengepungan itu dibubarkan oleh Pembebasan Mafeking pada 16
Mei 1900. Naik pangkat sebagai Mayor Jendral, Baden-Powell menjadi pahlawan
nasional.

Setelah mengurusi pasukan polisi Afrika Selatan Baden-Powell kembali ke Inggris


untuk bertugas sebagai Inspektur Jendral pasukan berkuda pada tahun 1903. pulang ke
Inggris setelah kembali, Baden-Powell mendapati buku panduan ketentaraannya “Aids to
Scouting” telah menjadi buku terlaris, dan telah digunakan oleh para guru dan organisasi
pemuda.Kembali dari pertemuan dengan pendiri Boys’ Brigade, Sir William Alexander
Smith, Baden-Powell memutuskan untuk menulis kembali Aids to Scouting agar sesuai
dengan pembaca remaja, dan pada tahun 1907 membuat satu perkemahan di pulau
Brownsea bersama dengan 22 anak lelaki yang berlatar belakang berbeda, untuk menguji
sebagian dari idenya. Buku “Scouting for Boys” kemudian diterbitkan pada tahun 1908
dalam 6 jilid.Kanak-kanak remaja membentuk “Scout Troops” secara spontan dan
Gerakan Pramuka berdiri tanpa sengaja, pada mulanya pada tingkat nasional, dan
kemudian pada tingkat internasional. Gerakan Pramuka berkembang seiring dengan Boys’
Brigade. Suatu pertemuan untuk semua Pramuka diadakan di Crystal Palace di London
pada 1908, di mana Baden-Powell menemukan gerakan Pandu Puteri yang pertama. Pandu
Puteri kemudian didirikan pada tahun 1910 di bawah pengawasan saudara perempuan
Baden-Powell, Agnes Baden-Powell. Walaupun dia sebenarnya dapat menjadi Panglima
Tertinggi, Baden Powell memuutuskan untuk berhenti dari tentara pada tahun 1910
dengan pangkat Letnan Jendral menuruti nasihat Raja Edward VII, yang mengusulkan
bahwa ia lebih baik melayani negaranya dengan memajukan Gerakan Pramuka. Pada
Januari 1912 Baden-Powell bertemu calon isterinya Olave Soames di atas kapal
penumpang (Arcadia) dalam perjalanan ke New York untuk memulai Lawatan Pramuka
Dunia. Olave berusia 23, Baden-Powell 55, dan mereka berkongsi tanggal lahir. Mereka
bertunangan pada September tahun yang sama dan menjadi sensasi pers, mungkin karena
ketenaran Baden-Powell, karena perbedaan usia seperti itu lazim pada saat itu. Untuk
menghindari gangguan pihak pers, mereka melangsungkan pernikahan secara rahasia pada
30 Oktober 1912. Dikatakan bahwa Baden-Powell hanya memiliki satu petualangan lain
dengan wanita (pertunganannya yang gagal dengan Juliette Low).

Pramuka Inggris menyumbang satu penny masing-masing dan mereka membelikan


Baden-Powel hadiah pernikahan, yaitu sebuah mobil Rolls Royce. Perang Dunia I dan
kejadian-kejadian selanjutnya ketika pecah Perang Dunia I pada tahun 1914, Baden-
Powell menawarkan dirinya kepada Jabatan Perang. Tiada tanggung jawab diberikan
kepada beliau, sebab, seperti yang dikatakan oleh Lord Kitchener: “dia bisa mendapatkan
beberapa divisi umum dengan mudah tetapi dia tidak dapat mencari orang yang mampu
meneruskan usaha baik Boy Scouts.” Kabar angin menyatakan Baden-Powell terkait
dalam kegiatan spionase dan dinas rahasia berusaha untuk menggalakkan mitos
tersebut.Baden-Powell was made a Baronet in 1922, and was created Baron Baden-
Powell, of Gilwell in the County of Essex, in 1929, Gilwell Park being the International
Scout Leader training centre. He was appointed to the Order of Merit of the British
honours system in 1937, and was also awarded 28 decorations from foreign states.Baden-
Powell dianugerahi gelar Baronet pada tahun 1922, dan bergelar Baron Baden-Powell, dari
Gilwell dalam County Essex, pada tahun 1929.

Taman Gilwell adalah tempat latihan Pemimpin Pramuka Internasional. Baden-Powell


dianugerahi Order of Merit dalam sistem penghormatan Inggris pada tahun 1937, dan
dianugerahi 28 gelar lain dari negara-negara asing. Dalam sajak singkat yang ia tulis, ia
menjelaskan bagaimana mengucapkan namanya: Man, Nation, Maiden Please call it
Baden.Further, for Powell Rhyme it with Noël.Dibawah usaha gigihnya pergerakan
Pramuka dunia berkembang. Pada tahun 1922 terdapat lebih dari sejuta Pramuka di 32
Negara; pada tahun 1939 jumlah Pramuka melebihi 3,3 juta orang.

Keluarga Baden-Powell memiliki tiga anak – satu anak laki-laki dan dua perempuan
(yang mendapat gelar-gelar kehormatan pada 1929; anak laki-lakinya kemudian
menggantikan ayahnya pada 1941:• Peter, kemudian 2nd Baron Baden-Powell (1913-
1962)• Hon. Heather Baden-Powell (1915-1986)• Hon. Betty Baden-Powell (1917-2004)
yang pada 1936 menikah dengan Gervase Charles Robert Clay (lahir 1912 dan memiliki 3
anak laki-laki dan 1 perempuan) Tidak lama selepas menikah, Baden-Powell berhadapan
dengan masalah kesehatan, dan mengalami beberapa serangan penyakit. Ia menderita sakit
kepala terus menerus, yang dianggap dokternya berasal dari gangguan psikosomatis dan
dirawat dengan analisa mimpi. Sakit kepala ini berhenti setelah ia tidak lagi tidur dengan
Olave dan pindah ke kamar tidur baru di balkon rumahnya. Pada tahun 1934 prostatenya
dibuang, dan pada tahun 1939 dia pindah ke sebuah rumah yang dibangunnya di Kenya,
negara yang pernah dilawatinya untuk berehat. Dia meninggal dan dimakamkan di Kenya,
di Nyeri, dekat Gunung Kenya, pada 8 Januari 1941.

Pada 1938 Royal Academy of Sweden menganugerahkan Lord Baden-Powell dan


semua Gerakan Pramuka hadiah Nobel Perdamaian untuk tahun 1939. Tapi pada 1939
Royal Academy memutuskan untuk tidak menganugerahkan hadiah untuk tahun itu,
karena pecahnya Perang Dunia II. Pergerakan Pramuka dan Pandu Puteri merayakan 22
Februari sebagai hari B-P, tanggal lahir bersama Robert dan Olave Baden-Powell, untuk
memperingati dan merayakan jasa Ketua Pramuka dan Ketua Pandu Puteri Dunia. 

Gerakan Pramuka di Indonesia


A. Sejarah Pramukadi Indonesia
Sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa tokoh
kepramukaan berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat untuk membentuk Panitia
Kesatuan Kepanduan Indonesia sebagai suatu panitia kerja, menunjukkan pembentukan
satu wadah organisasi kepramukaan untuk seluruh bangsa Indonesia dan segera
mengadakan Konggres Kesatuan Kepanduan Indonesia. Kongres yang dimaksud,
dilaksanakan pada tanggal 27-29 Desember 1945 di Surakarta dengan hasil terbentuknya
Pandu Rakyat Indonesia. Perkumpulan ini didukung oleh segenap pimpinan dan tokoh
serta dikuatkan dengan "Janji Ikatan Sakti", lalu pemerintah RI mengakui sebagai satu-
satunya organisasi kepramukaan yang ditetapkan dengan keputusan Menteri Pendidikan,
Pengajaran dan Kebudayaan No.93/Bag. A, tertanggal 1 Februari 1947.
Tahun-tahun sulit dihadapi oleh Pandu Rakyat Indonesia karena serbuan Belanda.
Bahkan pada peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1948 waktu diadakan api unggun di
halaman gedung Pegangsaan Timur 56, Jakarta, senjata Belanda mengancam dan
memaksa Soeprapto menghadap Tuhan, gugur sebagai Pandu, sebagai patriot yang
membuktikan cintanya pada negara, tanah air dan bangsanya. Di daerah yang diduduki
Belanda, Pandu Rakyat dilarang berdiri,. Keadaan ini mendorong berdirinya perkumpulan
lain seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), Kepanduan
Indonesia
Ipindo merupakan federasi bagi organisasi kepramukaan putera, Pada 1953 Ipindo berhasil
menjadi anggota kepramukaan sedunia sedangkan bagi organisasi puteri terdapat dua
federasi yaitu PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) dan POPPINDO (Persatuan
Organisasi Pandu Puteri Indonesia). Kedua federasi ini pernah bersama-sama menyambut
singgahnya Lady Baden-Powell ke Indonesia, dalam perjalanan ke Australia.
Dalam peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-10 Ipindo menyelenggarakan
Jambore Nasional, bertempat di Ragunan, Pasar Minggu pada tanggal 10-20 Agustus
1955,Jakarta.
Ipindo sebagai wadah pelaksana kegiatan kepramukaan merasa perlu
menyelenggarakan seminar agar dapat gambaran upaya untuk menjamin kemurnian dan
kelestarian hidup kepramukaan. Seminar ini diadakan di Tugu, Bogor pada bulan Januari
1957.
Seminar Tugu ini meng-hasilkan suatu rumusan yang diharapkan dapat dijadikan
acuan bagi setiap gerakan kepramukaan di Indonesia. Dengan demikian diharapkan ke-
pramukaan yang ada dapat dipersatukan. Setahun kemudian pada bulan Novem-ber 1958,
Pemerintah RI, dalam hal ini Departemen PP dan K mengadakan seminar di Ciloto,
Bogor, Jawa Barat, dengan topik "Penasionalan Kepanduan". Kalau Jambore untuk putera
dilaksanakan di Ragunan Pasar Minggu-Jakarta, maka PKPI menyelenggarakan
perkemahan besar untuk puteri yang disebut Desa Semanggi bertempat di Ciputat. Desa
Semanggi itu terlaksana pada tahun 1959. Pada tahun ini juga Ipindo mengirimkan
kontingennya ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina.
B. Lahirnya Gerakan Pramuka di Indonesia
Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961. Dari ungkapan yang telah dipaparkan di
depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat
banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.
Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor
II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional
Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan
bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban
tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan
menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30).
Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran
C Ayat 8).
Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah
Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin
gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah
Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan
aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi
satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan
Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis
Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi
serta mentri sosial Muljadi Djojo Martono. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan.
Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961,
tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan
keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961.
Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai
Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang
Gerakan Pramuka.

C. Fungsi Gerakan Pramuka di Indonesia

Dengan landasan uraian di atas, maka kepramukaan mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda Kegiatan menarik di sini dimaksudkan
kegiatan yang menyenangkan dan mengandung pendidikan. Karena itu permainan
harus mempunyai tujuan dan aturan permainan, jadi bukan kegiatan yang hanya
bersifat hiburan saja. Karena itu lebih tepat kita sebut saja kegiatan menarik.
2. Pengabdian bagi orang dewasa
Bagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan, tetapi suatu tugas yang
memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Orang dewasa ini mempunyai
kewajiban untuk secara sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian
tujuan organisasi.
3. Alat bagi masyarakat dan organisasi Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, dan juga alat bagi organisasi
untuk mencapai tujuan organisasinya. Jadi kegiatan kepramukaan yang diberikan
sebagai latihan berkala dalam satuan pramuka itu sekedar alat saja, dan bukan tujuan
pendidikannya.
D. Tujuan Pramuka

Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia dengan prinsip-
Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan
keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia dengan tujuan
agar;

 Anggotanya menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta tinggi
mental, moral, budi pekerti dan kuat keyakinan beragamanya.
 Anggotanya menjadi manusia yang tinggi kecerdasan dan keterampilannya.
 Anggotanya menjadi manusia yang kuat dan sehat fisiknya.
 Anggotanya menjadi manusia yang menjadi warga negara Indonesia yang berjiwa
Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia; sehingga
menjadi angota masyarakat yang baik dan berguna, yang sanggup dan mampu
menyelanggarakan pembangunan bangsa dan negar.

E. Tingkatan dalam gerakan pramuka

Tingkatan dalam kepramukaan adalah sebuah tingkatan yang ditentukan oleh


kemampuan anggotanya, kemampuan itu disebut dengan Syarat-syarat Kecakapan Umum
atau SKU. Untuk Pramuka siaga dan penggalang, masing-masing Kelompok umur
memiliki tiga Tingkatan. Untuk Penegak memiliki dua tingkatan. Sedangkan Pramuka
Pandega hanya satu tingkatan.
 Tingkatan Pramuka Siaga : Siaga Mula, Siaga Bantu, Siaga Tata.
 Tingkatan Pramuka Penggalang : Penggalang Ramu, Penggalang Rakit,
Penggalang Terap
 Tingkatan Pramuka Penegak : Penegak Bantara, Penegak Laksana
Ada juga sebuah tingkatan khusus yang disebut dengan Pramuka Garuda, yaitu
tingkatan tertinggi dalam setiap kelompok umur dalam kepramukaan.
Kelompok umur adalah sebuah tingkatan dalam kepramukaan yang ditentukan oleh
umur anggotanya.

Kelompok dibagi menjadi 4 :


 Kelompok umur 7-10 tahun disebut dengan Pramuka Siaga
 Kelompok umur 11-15 tahun disebut dengan Pramuka Penggalang
 Kelompok umur 16-20 tahun disebut dengan Pramuka Penegak
 Kelompok umur 21 - 25 tahun disebut dengan Pramuka Pandega
Ada juga Kelompok Khusus, yaitu Kelompok yang ditujukan untuk orang yang
memiliki kedudukan dalam kepramukaan. Misalnya Pramuka Pembina, adalah
sebutan untuk orang dewasa yang memimpin Pramuka. Dan Pramuka Andalan,
adalah anggota Pramuka yang mengambil bagian dalam keanggotaan Kwartir
dalam Pramuka. Contoh lainnya adalah Pelatih, Pamong Saka, Staff Kwartir dan
Majelis Pembimbing.

F. Sifat gerakan Pramuka

Berdasarkan resolusi Konferensi Kepanduan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen,


Denmark, maka kepanduan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu :

 Nasional, yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan kepanduan di


suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan,
kebutuhan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
 Internasional, yang berarti bahwa organisasi kepanduan di negara manapun di
dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan
persahabatan antara sesama Pandu dan sesama manusia, tanpa membedakan
kepercayaan/agama, golongan, tingkat, suku dan bangsa.
 Universal, yang berarti bahwa kepanduan dapat dipergunakan di mana saja
untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja, yang dalam pelaksanaan
pendidikannya selalu menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepanduan.

G. Metode Pramuka

Metode Kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui :

 Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;


 Belajar sambil melakukan;
 Sistem berkelompok;
 Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai
dengan Perkembangan rohani dan jasmani pesertadidik;
 Kegiatan di alam terbuka;
 Sistem tanda kecakapan;
 Sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri;
 Sistem among.
Metode Kepramukaan pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari Prinsip Dasar
Kepramukaan. Keterkaitan itu terletak pada pelaksanaan Kode Kehormatan. Metode
Kepramukaan juga digunakan sebagai sebagai suatu sistem yang terdiri atas unsur-
unsur yang merupakan subsistem terpadu dan terkait, yang tiap unsurnya mempunyai
fungsi pendidikan yang spesifik dan saling memperkuat serta menunjang tercapainya
tujuan.

H. Kode Kehormatan

Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut Satya dan Ketentuan
Moral yang disebut Darma merupakan satu unsur dari Metode Kepramukaan dan alat
pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan.

1. Satya

Satya adalah :

 Janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota Gerakan Pramuka
setelah memenuhi persyaratan keanggotaan;
 Tindakan pribadi untuk mengikat diri secara sukarela menerapkan dan
mengamalkan janji;
 Titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna mengembangkan visi,
intelektualitas, emosi, sosial dan spiritual, baik sebagai pribadi maupun anggota
masyarakat lingkungannya.
Satya dibagi menjadi dua, sesuai dengan kelompok umur peserta didik, yaitu
Dwisatya dan Trisatya"

2. Dwisatya

Dwisatya adalah satya yang digunakan khusus untuk Pramuka Siaga. selengkapnya
berbunyi sebagai berikut :
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
 menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan mengikuti tatakrama keluarga.
 setiap hari berbuat kebajikan. ”

3. Trisatya

Trisatya merupakan janji dan tiga kode moral yang digunakan dalam Gerakan
Pramuka. Disebut trisatya karena mengandung tiga butir utama yang menjadi panutan
setiap Pramuka. Setiap kali Pramuka akan dilantik menuju tingkatan yang lebih tinggi
atau dilantik untuk acara lainnya, diwajibkan melaksanakan upacara ucap ulang janji
yang berupa pembacaan trisatya di depan sang saka merah putih. Kode Moral Trisatya
digunakan oleh pramuka golongan penggalang, penegak dan pandega.
Trisatya dibagi dua, Trisatya untuk Penggalang dan Trisatya untuk Penegak, Pandega,
dan anggota dewasa.
 Trisatya untuk penggalang selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
1) menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan mengamalkan Pancasila.
2) menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun
masyarakat
3) menepati Dasadharma.
 Trisatya untuk Penegak, Pandega, dan anggota dewasa selengkapnya berbunyi
sebagai berikut :
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
1. menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan mengamalkan Pancasila.
2. menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat
3. menepati Dasadarma.
4. Dharma
Dharma adalah :
 Alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk
mengembangkan budi pekerti luhur.
 Upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong pesertadidik
menemukan, menghayati, mematuhi sistem nilai yang dimiliki
masyarakat dimana ia hidup dan menjadi anggota.
 Landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan
pendidikan melalui kepramukaan yang kegiatannya mendorong
Pramuka manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis,
saling menghormati, memiliki rasa kebersamaan dan gotong
royong;
 Kode Etik Organisasi dan satuan Pramuka, dengan landasan
Ketentuan Moral disusun dan ditetapkan bersama aturan yang
mengatur hak dan kewajiban anggota, pembagian tanggungjawab
dan penentuan putusan.
Dharma dibagi menjadi dua, sesuai dengan kelompok umur peserta
didik, yaitu Dwidharma dan Dasadharma" Dwidharma
Dwidarma selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
Dwidarma Pramuka Siaga
 Siaga berbakti kepada ayah bundanya.
 Siaga berani dan tidak putus asa.

E.Dasadharma
Dasadarma selengkapnya berbunyi sebagai berikut:

Dasadharma Pramuka itu:


1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
3. Patriot yang sopan dan kesatria.
4. Patuh dan suka bermusyawarah.
5. Rela menolong dan tabah.
6. Rajin, terampil, dan gembira.
7. Hemat, cermat, dan bersahaja.
8. Disiplin, berani, dan setia.
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

I. Tanda kehormatan

1. Tanda Jabatan
Menunjukkan jabatan dan tanggungjawab seorang anggota Gerakan Pramuka
dalam lingkungan organisasi Gerakan Pramuka. Macamnya: - Tanda pemimpin /
wakil pemimpin barung / regu / sangga, - sulung, pratama, pradana, - pemimpin /
wakil krida / saka, - Dewan Kerja, Pembina, Pembantu Pembina, Pelatih, Andalan,
Pembimbing, Pamong Saka, Dewan Saka dan lain-lain.
2. Tanda Kecakapan
Menunjukkan kecakapan, ketrampilan, ketangkasan, kemampuan, sikap, tingkat
usaha seorang Pramuka dalam bidang tertentu, sesuai golongan usianya.
Macamnya: - Tanda kecakapan umum / khusus, - pramuka garuda dan tanda keahlian
lain bagi orang dewasa.
3. Tanda Kehormatan
Menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan kepada seseorang atas jasa,
darma baktinya dan lain-lain yang cukup bermutu dan bermanfaat bagi Gerakan
Pramuka, kepramukaan, masyarakat, bangsa, negara dan umat manusia.
Macamnya: - Peserta didik: Tiska, tigor, bintang tahunan, bintang wiratama, bintang
teladan. - Orang dewasa: Pancawarsa, Darma Bakti, Wiratama, Melati, Tunas
Kencana.

Lambang Gerakan Pramuka


Lambang gerakan pramuka adalah tanda pengenal tetap yang mengkiaskan cita-cita
setiap anggota Gerakan Pramuka.Lambang tersebut diciptakan oleh Bapak Soehardjo
Admodipura, seorang pembina Pramuka yang aktif bekerja di lingkungan Departemen
Pertanian dan kemudian digunakan sejak 16 Agustus 1961. Lambang ini ditetapkan dengan
Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 06/KN/72 tahun 1972.

Bentuk dan Arti Kiasan

Bentuk lambang gerakan pramuka itu adalah Silhouette tunas kelapa. Arti kiasan lambang
gerakan pramuka :

1) Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal, dan istilah cikal bakal di
Indonesia berarti penduduk asli yang pertama, yang menurunkan generasi baru. Jadi
lambang buah nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka
merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsaIndonesia.
2) Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga. Jadi
lambang itu mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka adalah seorang yang rohaniah
dan jasmaniah sehat, kuat, dan ulet serta besar tekadnya dalam menghadapi segala
tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk
mengabdi pada tanah air dan bangsaIndonesia.
3) Nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya dalam
menyesuaikan diri dalam mesy dimana dia berada dan dalam keadaan bagaimanapun
juga.
4) Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon yang tertinggi
diIndonesia. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap pramuka mempunyai cita-cita
yang tinggi dan lurus, yakni yang mulia dan jujur, dan dia tetap tegak tidak mudah
diombang-ambingkan oleh sesuatu.
5) Akar nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah. Jadi lambang itu mengkiaskan tekad
dan keyakinan tiap pramuka yang berpegang pada dasar-dasar dan landasan-landasan
yang baik, benar, kuat dan nyata ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya
untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanya.
6) Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Jadi lambang itu
mengkiaskan bahwa tiap pramuka adalah manusia yang berguna, dan membaktikan
diri dan kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa dan negara
RepublikIndonesiaserta kepada umat manusia.

MOTTO GERAKAN PRAMUKA


Motto Gerakan Pramuka merupakan bagian terpadu proses pendidikan untuk mengingatkan
setiap anggota  Gerakan Pramuka bahwa setiap megikuti kegiatan berarti mempersiapkan diri
untuk mengamalkan kode kehormatan Pramuka.
Motto Gerakan Pramuka adalah “ SATYAKU KUDARMAKAN DARMAKU
KUBAKTIKAN “ Manfaat Motto Gerakan Pramuka terhadap Jiwa anggota Pramuka, antara
lain :

 Menanamkam rasa percaya diri.


 Menambah semangat pengabdian pada masyarakat, bangsa dan negara.
 Siap mengamalkan Satya dan Darma Pramuka.
 Rasa bangga sebagai Pramuka.
 Memiliki Buadaya Kerja yang dilandasi pengabdiannya

Motto Gerakan Pramuka wajib dihayati dan selalu diingat bagi anggota Pramuka dalam
merealisasikan pengamalan Satya dan Darma Pramuka dalam kehidupan sehari hari.

Untuk meningkatkan kebanggaan dan kekompakan dalam satuan Gerakan Pramuka (mis.
Ambalan), disamping wajib menggunakan Motto Gerakan Pramuka juga diperbolehkan
membuat motto Satuan di satuan masing-masing.

PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN


(1)    Prinsip Dasar Kepramukaan adalah:

 Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.


 Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya.
 Peduli terhadap diri pribadi.
 Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.

(2)    Prinsip dasar kepramukaan sebagai norma hidup sebagai anggota Gerakan Pramuka,
ditanamkan dan ditumbuhkembangkan kepada setiap peserta didik melalui proses
penghayatan oleh dan untuk diri pribadi dengan bantuan para Pembina, sehingga
pelaksanaan dan pengalamannya dapat dilakukan dengan inisiatif sendiri, penuh
kesadaran, kemandirian, kepedulian, tanggungjawab serta keterikatan moral, baik
sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat.

(3)   Pada hakekatnya anggota Gerakan Pramuka wajib menerima Prisip Dasar Kepramukaan,
dalam arti:

a. Menaati perintah Tuhan Yang Maha Esa dan menjauhi laranganNya serta beribadah
sesuai tata cara dari agama yang dipeluknya.
b. Memiliki kewajiban untuk menjaga dan melestarikan lingkungan sosial,
memperkokoh persatuan, serta menerima kebinekaan dalam Negara Kesatuan
RepublikIndonesia.
c. Memerlukan lingkungan hidup yang bersih dan sehat agar dapat menunjang dan
memberikan kenyamanan dan kesejahteraan hidup dan karenanya setiap anggota
Gerakan Pramuka wajib peduli terhadap lingkungan hidup dengan cara menjaga,
memelihara dan menciptakan kondisi yang lebih baik.
d. Mengakui bahwa manusia tidak hidup sendiri, melainkan hidup bersama berdasarkan
prinsip peri-kemanusiaan yang adil dan beradab dengan makhluk lain ciptaan Tuhan,
khususnya dengan sesama manusia.
e. Memahami prinsip diri pribadi untuk dikembangkan dengan cerdas guna kepentingan
masa depan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

BAB III

PENUTUP
Pendidikan Kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi pendidikan nasional yang
penting, yang merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsaIndonesia. Untuk itu perlu
diketahui sejarah perkembangan Kepramukaan di Indonesia.

Satuan Karya Pramuka (Saka) adalah wadah pendidikan guna menyalurkan minat,


mengembangkan bakat dan pengalaman para pramuka dalam berbagai bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Satuan Karya diperuntukkan bagi para Pramuka
Penggalang Terap, Pramuka Penegak dan Pramuka sPandega atau para pemuda usia antara
14-25 tahun dengan syarat khusus. Setiap Satuan Karya memiliki beberapa krida, yang
masing-masing mengkhususkan pada subbidang ilmu tertentu. Setiap Krida memiliki Syarat
Kecakapan Khusus untuk memperoleh Tanda Kecakapan KhususKelompok Kesatuan
Karyaan yang dapat diperoleh Pramuka yang bergabung dengan Krida tertentu di Saka
tersebut.

Satuan Karya Pramuka juga memiliki kegiatan khusus yang disebut Perkemahan Bakti
Satuan Karya Pramuka disingkat Pertisaka yang dilaksanakan oleh tiap-tiap saka, sedangkan
kegiatan yang dilaksanakan secara bersama-sama lebih dari satu saka yang
disebut Perkemahan Antar Satuan Karya Pramuka disingkat Peransaka. Kegiatan Peransaka
antara lain melakukan transfer bidang keilmuan masing-masing Satuan Karya.

Pada dasarnya Satuan Karya hanya diatur di tingkat nasional oleh Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka, namun ternyata ada Satuan Karya yang dibentuk berdasarkan Surat
Keputusan Kwartir Daerah yang bersangkutan.

3.1 Saran
Saran yang dapat diambil dari pembahasan ini adalah :
1. Selalu mengamalkan kepramukaan dikeluarga, sekolah, dan masyarakat
mengingat pentingnya Pramuka demi menbangun karakter bangsa.
2. Seharusnya untuk Pemerintah lebih memperhatikan lagi dan mensuport
adanya pramuka.
3.  Pengajar atau guru harus giat memperluas pengetahuan tentang Pramuka serta
meciptakan suasana yang tidak membosankan dalam proses mengajar.

Anda mungkin juga menyukai