Anda di halaman 1dari 1

Skenario 2 : Asuhan Keperawatan Komunitas dengan masalah kesehatan pada balita

asuhan keperawatan komunitas dengan masalah berbasis di posyandu

Hasil survey dari seluruh balita di dusun Tegaltirto sebanyak 35 balita terdapat 7 atau 20%
dinyatakan mengalami gizi buruk, dan 8% dengan penyakit penyerta tuberkulosis,. Rentang usia
balita gizi buruk ini antara 9-50 bulan, 65% dialami oleh balita perempuan, 18 % mempunyai
riwayat berat badan lahir rendah dan selama 3 bulan terakhir balita ini mengalami diare (40%),
demam (67%), batuk pilek (70 %) dan sesak napas (15%). Kemudian lebih dari 50 % balita
didusun tersebut juga mengalami stunting. Dilihat dari pekerjaan orang tua, 60% kepala keluarga
tidak memiliki pekerjaan tetap dan pendapatan dibawah UMR sehingga pendapatan keluarga
banyak yang dibawah UMR Kabupaten.

Hasil windshield survey menunjukkan banyak anak-anak balita bermain di halaman tanpa
memakai alas kaki. Anak-anak bermain tanah sambil makan jajanan, seperti chitos, cilok dan
pilus. Angka cacingan cukup tinggi, sebanyak 54 % dan mengeluh perut buncit dan berat badan
tidak naik.

Hasil wawancara dengan Kepala Desa, mengatakan sudah ada program penanganan gizi
buruk di tingkat kelurahan, yakni dalam bentuk pemberian PMT berupa biskuit dan susu.
Menurut kader kesehatan, rata-rata kunjungan balita ke posyandu 50% dan kegiatan yang
dilakukan di posyandu telah mengikuti sistem 5 meja, namun fungsi penyuluhan kesehatan di
meja 4 tidak berjalan. Hasil dari diskusi kelompok terarah (Focus Group Discussion) sebagian
besar ibu mengatakan perasaan ibu yang memiliki anak gizi buruk : “biasa saja, tapi kadang
merasa minder dan malu ” dan “malas membawa anak ke posyandu,karena takut dimarahi
oleh ibu kader”. Pemeriksaan fisik menunjukkan bahwa kondisi balita gizi buruk di dusun
tersebut ini belum mengarah ke marasmus dan kwashiorkor. Hasil food record , keluarga
menunjukkan belum dapat memenuhi kecukupan gizi.balita dalam sehari.

Anda mungkin juga menyukai