“AMBULASI”
Kelompok 4
Asri rahmawati
Safirawati
Ati Muliati
Fira Safitri
Dewi mutmainah
Zalza Nurhaliza
Nela Afrianti
DIII KEPERAWATAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
petunjuk serta pertolonganNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat
waktu. Adapun judul makalah ini yaitu “ Ambulasi “ yang merupakan salah satu tugas
diskusi pada mata kuliah Kegawat daruratan yang dibawakan oleh Ibu Dr. Lilin Rosyanti.,
M Kep
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini penulis dibantu oleh teman-
teman oleh karena itu penulis ucapkan terima kasih. Harapan penulis semoga makalah ini
dapat dijadikan sebagai bahan untuk belajar guna menambah wawasan .
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik serta saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan
makalah selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan masalah........................................................................................................1
C. Tujuan masalah............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. Pengertian Ambulasi...................................................................................................3
D. Teknik Ambulasi........................................................................................................4
E. Posisi korban...............................................................................................................8
F. Definisi tandu...........................................................................................................11
G. Tujuan tandu..............................................................................................................12
H. Manfaat tandu............................................................................................................12
I. Macam-macam tandu..................................................................................................12
A. Kesimpulan................................................................................................................17
B. Saran.......................................................................................18DAFTAR PUSTAKA
........................................................................................................................................19
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ambulasi
6. Jaga keseimbangan.
Berikut ini ada beberapa prinsip dasar Ambulasi antara lain sebagai berikut :
D. Teknik Ambulasi
1. Ambulasi darurat
Ambulasi darurat dilakukan apabila ada bahaya yang mengancam bagi penderita
(korban) dan penolong.
Contoh :
a. ancaman kebakaran.
b. ancaman ledakan.
Cara ini berbahaya bagi penderita cedera spinal (tulang belakang dari
tulang leher sampai tulang ekor). Posisikan penolong berlutut di atas kepala
penderita. Masukkan kedua lengan di bawah ketiak penderita kemudian tarik ke
belakang.
b) Tarikan Selimut
c) Tarikan Lengan
d) Tarikan Baju
e) sampir pundak
2. Ambulasi biasa
g) Sisipkan tandu yang akan digunakan dan atur letaknya oleh penolong
yang lain.
h) Letakkan kembali korban diatas tandu dengan satu perintah yang tepat.
i) Jika akan berjalan tanpa menggunakan tandu dari langkah keenam
teruskan dengan memiringkan korban ke dada penolong.
E. Posisi korban
Secara umum posisi korban tergantung pada jenis cedera yang dialami dan keadaan
pada saat itu(kecelakaan).
1. korban dengan syok Jika tidak ditemukan tanda-tanda cedera pada tungkai atas
dan tulang belakang tinggikan tungkai sekitar 20 - 30 cm.
3. korban dengan nyeri perut Posisikan tidur, Posisikan tidur miring dengan
tungkai ditekuk
dan kritis.
Setelah penderita diletakan diatas tandu (atau Long Spine Board bila diduga patah
Tulang yang paling kuat ditubuh manusia adalah tulang panjang dan yang
paling kuat diantaranya adalah tulang paha (femur). Otot-otot yang beraksi pada
tulang tersebut juga paling kuat. Dengan demikian maka pengangkatan harus dilakukan
dengan tenaga terutama pada paha dan bukan dengan membungkuk angkatlah dengan
b) Diangkat secara bersama dan bila merasa tidak mampu jangan dipaksakan
c) Ke-dua kaki berjarak sebahu kita, satu kaki sedikit didepan kaki sedikit
sebelahnya
Pasien kritis adalah pasien dengan disfungsi atau gagal pada satu atau lebih
sistem tubuh, tergantung pada penggunaan peralatan monitoring dan terapi.
Transport intra hospital pasien kritis harus mengikuti beberapa aturan, yaitu:
Informasi bahwa area tempat pasien akan dipindahkan telah siap untuk
dokter dan perawat juga harus terjalin mengenai situasi medis pasien
urgent action
Transport monitor
Cairan intravena dan infus obat dengan syringe atau pompa infus dengan
baterai
G. Tujuan tandu
Ada begitu banyak macam-macam tandu, namun penulis akan uraikan sebagian
dibawah ini, meskipun begitu banyak macam-macam tandu namun tujuan dari tandu itu
semua sama. Yaitu sebagai alat untuk mengevakuasi korban dari tempat kejadian ke
tempat yang lebih aman atau rujukan.
H. Manfaat tandu
I. Macam-macam tandu
Macam-macam tandu itu sangatlah banyak dan beraneka ragam bentuknya, namun
tujuan dari tandu itu sama yaitu sebagai alat untuk mengevakuasi korban. Adapun macam-
macam tandu yang sering kita kenal antara lain sebagai berikut :
1. Tandu Spinal Tandu Spinal yaitu tandu yang digunakan untuk mengevakuasi
korban patah tulang belakang. Tandu ini memiliki bentuk seperti daun pintu yang
rata. Dikarenakan tulang yang patah tersebut adalah bagian belakang maka tandu
harus berbentuk rata, tujuannya agar tulang balakang yang patah tetap pada posisi
yang benar, mencegah terjadinya kematian dan dapat memberi rasa nyaman
terhadap pasien.
2. Tandu beroda. Tandu ini sering kita jumpai di rumah sakit, puskesmas, maupun di
dalam ambulance. Tandu sorong ini jarang kita jumpai pada saat di lapangan
dikarenakan adanya roda yang memerlukan jalan atau lintasan yang bagus maka
tandu ini jarang kita jumpai pada saat di lapangan. Tandu sorong ini adalah tandu
yang sangat megah, dikatakan megah karena tandu ini terbuat dari bahan busa yang
beralaskan kain yang membuat pasien merasa lebih nyaman.
3. Tandu Lipat Dikatakan tandu lipat karena tandu ini memiliki sifat yang sangat
praktis, kepraktisannya ini terdapat pada kemudahan tandu untuk dapat dilipat
sehingga tandu tidak memebesar dan mudah dibawa, tandu ini dibuat dengan
memakai alat atau bahan dari besi dan kain. Tandu ini sering digunakan untuk
mengevakuasi korban pada saat permainan bola. Dikarnakan tandu ini memiliki
sifat yang sangat praktis,maka tandu ini dapat dugunakan dimana saja.
4. Tandu darurat adalah tandu yang sering sekali di gunakan ketika dalam keadaan
darurat atau mendesak yang diluar dari perkiraan atau kemampuan manusia
misalnya lupa atau lintasan yang tidak memungkinkan untuk membawa tandu yang
sudah ada. Tandu darurat ini sering di gunakan ketika dalam keadaan darurat
misalnya ketika di hutan ataupun lembah yang mana dalam keadaan itu tidak
mungkin untuk membawa tandu yang sudah ada atau sudah jadi, maka dalam
keadaan itulah tandu darurat ini dipakai
Adapun pengertian tandu darurat itu sendiri adalah sebagai alat transportasi darurat
yang dibuat dengan menggunakan alat atau bahan yang seadanya.
Hal-hal yang diperlukan dalam pembuatan tandu darurat adalah sebagai berikut:
2. tali
3. mitella
4. pembalut gulung
a. 2 (dua) buah bambu panjang yang memiliki ukuran panjang 225 cm atau yang
disebut ibu tandu. 2 buah bambu pendek yang memiliki ukuran panjang 60 cm atau
yang disebut anak tandu.
b. 2(dua) buah tali tandu yang memiliki panjang 13 m dan memiliki ukuran diameter
3,5,8 ml.
c. 3 (tiga) buah mitella yang memiliki ukuran segitiga sama kaki yang panjang
kakinya 60 dan lebar 125
d. 2(dua) buah pembalut gulung yang memiliki ukuran panjang 2 m adapun kegunaan
dari pembalut gulung ini adalah untuk pengikat korban, agar korban tetap dalam
posisi dan tidak jatuh dari tandu ketika melewati lintasan yang sulit, misalnya
didaerah tebing dan lintasan-lintasan yang dikhawartirkan korban dapat terjatuh.
Selain dari pada apa yang telah penulis uraikan di atas pembuatan tandu juga
memiliki cara pengikatan yang khusus yaitu dengan memakai simpul.
Simpul yang digunakan dalam pembuatan tandu darurat ada dua macam yaitu:
1. simpul pangkal yaitu simpul yang digunakan pada awal pembuatan tandu darurat.
2. simpul jangkar yaitu simpul yang digunakan dalam proses pengenaman jaring
tandu. Dari pengikatan simpul jangkar yang benar, maka akan ditemukan 7(tuju)
buah belah ketupat.
Jarak dan sisa tali Dalam pembuatan tandu darurat harus juga diperhatikan akan
adanya jarak, adapun tujuan dari jarak ini adalah agar penolong mendapatkan kemudahan
dan kenyamanan baik dalam hal pengangkatan tandu saat evakuasi ataupun yang lainnya.
Pada saat memasuki pelilitan dua ke tiga ibu jari dimasukkan pada daerah peliitan,
tujuannya adalah untuk memberi senggang atau kemudahan pada saat memasukkan tali
yang untuk mengikat agar tandu kuat, begitu juga yang di lakukan pada pelilitan
berikutnya. Teknik selanjutnya dalam proses pembuatan tandu darurat ialah membuat
simpul jangkar yang langsung di kaitan pada ibu tandu.
Setelah selesai maka akan di temukan hasilnya. Pemasangan mitella Adapun tujuan
dari pemasangan mitella ini adalah sebagai berikut :
Pemasangan pemblut gulung (pg) Seperti yang telah penulis jelaskan di atas bahwa
fungsi dari pembalut gulung ini adalah sebagai pengikat korban agar tidak jatuh dari tandu
pada saad melintasi lintasan yang sulit yang di khwatirkan korban akan jatuh dari tandu.
A. Kesimpulan
6. Jaga keseimbangan.
1. Ambulasi darurat.
2. Ambulasi biasa.
Tandu merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengevakuasi korban dari
tempat darurat ke tempat yang lebih aman. Tandu terdiri atas beberapa yaitu :
1. Tandu Spinal.
2. Tandu Sorong.
3. Tandu Lipat.
4. Tandu Darurat.
B. Saran
Makalah ini merupakan salah satu bahan pedoman untuk menambah wawasan
mengenai Ambulasi.
DAFTAR PUSTAKA
http://phipet.blog.friendster.com/2008/04/teknik-evakuasi
http://pmrskapsa.blogspot.com/2012/02/evakuasi-transportasi.htm
https://endrosambodo1984.wordpress.com/2012/03/28/pertolongan-pertama-gawat-darurat-
pengangkatan-dan-pemindahan-penderita/
http://ariantykartinihafiaty.blogspot.com/2014/04/makalah-k3-pemindahan-korban_17.html?
m=1
https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2015/07/pemindahan-penderita.html
24