Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi farmasi mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Berbagai jenis sediaan obat dan pengobatan dikembangkan. Metode dan teknik
pembuatan obat serta bentuk penghantaran obat diformulasi dan dimodifikasi
sedemikian rupa untuk menghasilkan obat-obat yang memiliki stabilitas yang baik,
mudah digunakan, dapat diterima oleh seluruh konsumen, mudah dalam penyimpanan
dan pengemasannya serta memiliki tingkat keberhasilan terapi yang tinggi.
Sediaan-sediaan farmasi pada umumnya tersedia dalam tiga bentuk sediaan yaitu
solida (padat), semisolida (setengah padat) dan liquida (cair). Menurut Ansel (2008)
dari sudut pandang farmasetika bentuk sediaan padat pada umumnya lebih stabil
daripada bentuk cair. Salah satu bentuk sediaan padat adalah tablet dimana sediaan
tablet merupakan sediaan yang paling banyak diproduksi dan juga banyak mengalami
perkembangan dalam formulasinya. Selain itu, menurut Lachman dkk (1989), beberapa
keuntungan tablet adalah sediaan lebih kompak, dosisnya tepat, mudah pengemasannya
dan penggunaannya lebih praktis dibanding sediaan lain.
Hal ini menunjukkan bahwa sediaan tablet menjanjikan efek terapi yang cepat
dan keseragaman dosis yang tepat. Pada umumnya, sediaan tablet digunakan dengan
pemberian oral untuk tujuan sistemik. Akan tetapi, beberapa senyawa memiliki tingkat
toksisitas yang tinggi apabila dikonsumsi melalui rute oral, contohnya adalah tablet
ketokonazol. Pada pemberian oral, ketokonazol mengalami first past effect yang besar
dan bersifat hepatotoksis yang mengakibatkan hepatitis, selain itu ketokonazol dapat
menghambat sintesa hormon testosteron yang mengakibatkan terganggunya produksi
sperma dan impotensi (Tjay dan Rahardja, 2007).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud sediaan solid?
2. Apa saja contoh sediaan padat atau solid?
3. Apa definisi tablet?
4. Apa saja tahap tahap dalam proses formulasi tablet?
5. Apa saja alat alat yang digunakan dalam proses pembuatan tablet?
6. Apa kelebihan dan kekurangan sediaan tablet?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu sediaan solid
2. Untuk mengetahui apa saja contoh sediaan solid
3. Untuk mengetahui definisi tablet
4. Untuk mengetahui tahapan yang ada di dalam formulasi tablet
5. Untuk mengetahui alat alat yang digunakan dalam proses pembuatan tablet
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sediaan tablet
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sediaan Solid
Bentuk sediaan obat yang dikonsumsi setiap berbeda-beda setiap individu,
antara lain lain kapsul, tablet, sirup, puyer, krim dan bentuk sediaan lainnya. Seorang
dokter dituntut untuk dapat mengenali dan mengidentifikasi setiap bentuk sediaan obat
yang dan telah mendapat ijin edar di pasarkan, terutama saat seorang dokter akan
mengubah bentuk sediaan obat jadi menjadi bentuk sediaan obat racikan. Alasan yang
paling mendasar supaya individu yang sedang dalam pengobatan/ perawatan
mendapatkan bentuk sediaan obat yang sesuai dengan keadaan individu tersebut tanpa
mengurangi khasiat obat yang telah diubah bentuk sediaannya (racikan) tersebut.
Sebelum menjadi bentuk sediaan obat tertentu, campuran obat tersebut dari
beberapa bahan obat. Bahan obat adalah unsur/ zat aktif secara fisiologis digunakan
dalam diagnosis, pencegahan, pengobatan atau penyembuhan penyakit pada manusia,
hewan maupun tumbuhan. Bahan obat dapat berasal dari alam (seperti dari sumber
mineral, tumbuh-tumbuhan, hewan) dan biosintesis atau sintesis kimia organik.
Secara umum, bentuk sediaan obat dibedakan menjadi tiga, antara lain :
a. Bentuk Sediaan Obat Padat (Solid) seperti tablet, kapsul, suppositoria, dan lain
sebagainya
b. Bentuk Sediaan Obat Setengah Padat (Semi solid) seperti salep, gel, pasta, krim, dan
lain sebagainya
c. Bentuk Sediaan Obat Cair (Liquid) seperti larutan, elixir, suspensi dan emulsi.