PRAKTIKUM FITOKIMIA
Disusun oleh :
NURWANI PURNAMA AJI.,M.FARM.,APT
NAMA :
NIM :
KELAS/KELOMPOK :
Disusun oleh :
NURWANI PURNAMA AJI.,M.FARM.,APT
TAHUN AJARAN
2022/2023
1. TUJUAN
a. Pada akhir praktikum mahasiswa diharapkan paham dan terampil
melakukan metode ekstraksi secara panas yaitu dengan metode infundasi
dengan bahan berasal dari nabati.
2. DASAR TEORI
Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari
simplisianabati atau hewani, mineral menurut cara yang cocok, diluar
pengaruh cahaya matahari langsung. Sebagai cairan penyari digunakan air,
eter atau campuran etanol dan air (FI III, 1979).
Infusa adalah sediaan cair yang di buat dengan menyari simplisia nabati
dengan air pada suhu 900C selama 15 menit (FI III, 1979). Selain merupakan
proses penyarian, hasil sari dari proses ini sudah dalam bentuksediaan siap
dikonsumsi.
Infudasi adalah proses penyarian yang umumnya digunakan untuk
menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dan bahan-bahan nabati.
Penyarian dengan cara ini menghasikan sari yang tidak stabil dan mudah
tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh sebab itu, sari yang diperoleh dengan
cara ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam.
Hal hal yang harus diperhatikan untuk membuat infundasi:
a. Jumlah simplisia
b. Derajat kehalusan simplisia
c. Banyaknya air ekstrak
d. Cara menyerkai
e. Penambahan bahan bahan lain ditujukan untuk menambah
kelarutan,menambah kestabilan danmenghilangkan zat zat yang
menyebabkan efek lain.
1 Kumis Kucing
2 Temu Lawak
3 Daun Sirih
5 Jahe
4. PROSEDUR KERJA
a. Siapkan berat simplisia sebanyak 20 gram yang akan dibuat infusa
b. Simplisia yang telah dihaluskan sesuai dengan derajat kehalusan yang
telah ditetapkan dicampur dengan air 2x berat simplisia dalam sebuah
panci.
c. Kemudian dipanaskan dalam tangas air selama 15 menit, dihitung mulai
suhu dalam panci mencapai 90oC, sambil sekali-sekali diaduk. Infuse
diserkai sewaktu masih panas melalui kain flannel. Untuk mencukupi
kekurangan air, ditambahkan air mendidih melalui ampasnya.
Bau :
Rasa :
Bentuk :
NTA :
Famili :
Kandungan :
Khasiat :
6. PERTANYAAN
Bagaimana perinsip dasar dalam pembuatan infusa?
1. TUJUAN
a. Pada akhir praktikum mahasiswa diharapkan paham dan terampil
melakukan metode ekstraksi secara panas yaitu dengan metode dekokta
dengan bahan dari bunga Rosella.
2. DASAR TEORI
Dekokta adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia
nabati dengan air pada suhu 90o C (waktu dihitung bila pelarut telah mencapai
suhu 900C) dengan waktu yang lebih lama yaitu 30 menit.
Cara ini dapat dilakukan untuk simplisia yang mengandung bahan aktif yang
tahan terhadap pemanasan. Yang menentukan dibuatnya dekokta atau infusa
adalah sifat dari simplisia yang digunakan :
Jika suatu decoc atau infus diambil dari suatu bahan bakal yang berkhasiat keras,
tidak dinyatakan banyaknya bahan yang harus diambil, maka boleh dianggap
bahwa resep itu tidak sempurna dan harus meminta keterangan lebih lanjut
kepada dokter yang menulisnya.
3. Banyaknya Pelarut/Air
4. Menghangatkannya
Waktu yang diperlukan untuk pembuatan decoc, dihitung saat isi panci
mencapai suhu 90 0C atau jika panci kita tempatkan di penangas air yang dingin,
maka kita anggap bahwa isinya telah mencapai suhu itu, jika penangas airnya
mulai mendidih. Jika panci perebus diletakkan diatas penangas air yang menidih
maka untuk menaikan suhunya kita menghitung 10 menit. Disertai juga dengan
pengadukan.
5. Menyerkai
Decocta harus diserkai panas-panas kecuali decoctum condurango, karena zat
yang berkhasiat yang terdapat di dalamnya yaitu Condurangin. Dalam air panas
jauh leih kecil kelarutannya dari pada dalam air dingin. Mengenai infusa, bahan
bakal yang mengandung minyak-minyak atsiri harus diserkai setelah dingin, tapi
perlu diingat bahwa Folia Sennae mengandung zat yang dapat menyebabkan sakit
perut yang melarut dalam air panas tetapi tidak larut air dingin. Sehingga infusum
Sennae harus selalu diserkai dingin.
Untuk pembuatan Infusum Sennae compositum penyerkaian harus dingin dan
kemudian dengan pemanasan dalam botol tertutup, garam saignette dilarutkan.
Infusa lainnya boleh diserkai panas-panas atau diserkai dingin.
6. Decocto-Infusa
Jika dari beberapa bahan bakal bersama-sama harus dibuat suatu serkaian,
sedangkan bahan bakal pertama termasuk yang harus dibuat decoc dan yang lain
harus infuse, maka bahan bakal itu dibuat suatu decoctum-infissum. Mula-mula
Sub-kelas : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Genus : Hibiscus
5. TUGAS/PENGAMATAN
Nama Bahan Berat Bahan Hasil Infundasi
Bau :
Rasa :
Bentuk :
NTA :
Kandungan :
Khasiat:
6. PERTANYAAN
Simplisia dan bahan yang seperti apa yang dapat disari menggunakan metoda
dekokta?
2. DASAR TEORI
Minyak atsiri lazim juga dikenal dengan nama minyak mudah menguap atau
minyak terbang, pengertian atau definisi minyak atsiri yang ditulis
dalam Encyclopedia of Chemical Technology menyebutkan bahwa minyak atsiri
merupakan senyawa, yang pada umumnya berujud cairan, yang diperoleh dari
bagian tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, biji maupun dari bunga dengan
cara penyulingan dengan uap, tetapi dapat juga diperoleh dengan cara lain seperti
dengan cara ekstraksi dengan menggunakan pelarut organik maupun dengan cara
dipres atau dikempa dan secara enzimatik. Minyak atsiri dapat dibagi menjadi
dua kelompok. Pertama, minyak atsiri yang dengan mudah dapat dipisahkan
menjadi komponen-komponen atau penyusun murninya. Komponen-komponen
ini dapat menjadi bahan dasar untuk diproses menjadi produk-produk lain.
Contohnya: minyak sereh, minyak daun cengkeh, minyak permen, dan minyak
terpentin.
Biasanya komponen utama yang terdapat dalam minyak atsiri tersebut
dipisahkan atau diisolasi dengan penyulingan bertingkat selalu dilakukan dalam
keadaan vakum. Hal ini dikerjakan untuk menghindari terjadinya isomerisasi,
polimerasi atau peruraian. Kedua, minyak atsiri yang sukar dipisahkan menjadi
komponen murninya. Contohnya minyak akar wangi, minyak nilam, minyak
kenanga. Biasanya minyak atsiri tersebut langsung dapat digunakan, tanpa
diisolasi komponen-komponennya. Sebagai produk pewangi berbagai produk.
Penyulingan Pada Dasarnya Terdapat Dua Jenis yaitu:
Unsur-unsur dasar : karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O), kadang-
kadang juga terdiri atas nitrogen (N) dan belerang (S).resin dan lilin dalam
jumlah kecil yang merupakan komponen tidak dapat menguap.hidrokarbon
sebagian besar terdiri atas : monoterpen (2 unit isoprene), sesouiterpen (3 unit
isoprene), diterpen (4 unit isoprene), politerpen, parafin, olefin dan hidrokarbon
aromatik. Kom-ponen hidrokarbon yang dominan menentukan bau dan sifat khas
dari setiap jenis minyak, sebagai contoh minyak jeruk mengandung 90%
limonen. Oxygeneted Hydrocarbon mengandung unsur-unsur karbon (C),
hidrogen (H), dan oksigen (O). Yang termasuk oxygeneted hydrocarbon adalah
persenyawaan alkohol, aldehida, keton, oksida, ester dan eter. Ikatan karbon
dalam oxygeneted hydrocarbon ada yang jenuh dan ada yang tidak jenuh. tidak
jenuh tidak jenuh.
b. Bahan
Seperangkat alat destilat, Gelas ukur, Erlemeyer, Timbangan, Serbet,
Corong pisah.
4. PROSEDUR KERJA
1. Sampel dirajang halus dan ditimbang seberat 300 gram
2. Masukkan ke dalam alat destilat tambahkan aquadest q.s
3. Nyalakan kondensor dan kompor panas
4. Tampung hasil destilasi dengan erlemeyer tertutup
5. Pisahkan hasil destilasi dengan menggunakan corong pisah
6. Ambil lapisan minyak tambahkan Na2SO4 eksikatus.
Sampel
Hasil Destilasi
Minyak Atsiri
Identifikasi
1. TUGAS/PENGAMATAN
Nama Bahan Berat Bahan Hasil Infundasi
Banyak Bahan : Uji Organoleptis
Foto Tanaman :
Warna :
Bau :
Rasa :
Bentuk :
NTA :
Minyak atsiri yang
didapat = ml
Famili :
Kandungan :
Rendemen =
Khasiat
Hasil yang diperoleh
x 10 0 %
Bobot sampel awa
=
2. PERTANYAAN
Bagaimana Prinsip dasar dari Destilasi?
1. TUJUAN
a. Padaakhir praktikum mahasiswa diharapkan paham dan
terampilmenguasai prinsip fraksinasi dan diharapkan mampu melakukan
proses fraksinasi.
2. DASAR TEORI
Sebagian besar senyawa kimia ditemukan di alam dalam keadaan tidak
murni. Biasanya, suatu senyawa kimia berada dalam keadaan tercampur dengan
senyawa lain. Karena itu, diperlukan proses pemisahan untuk mendapatkan
senyawa murni atau untuk menghilangkan pengotor yang dapat mengganggu
dalam proses analisis.
Umumnya salah satu fase berupa larutan air dan yang lainnya
berupa pelarut organik lipofilik seperti eter, MTBE, diklorometana, kloroform,
atau pun etil asetat. Kebanyakan pelarut organik berada di atas fase air keculai
pelarut yang memiliki atom dari unsur halogen.Corong pemisah berbentuk
kerucut yang ditutupi setengah bola. Ia mempunyai penyumbat di atasnya
dan keran di bawahnya. Corong pemisah yang digunakan dalam laboratorium
terbuat dari kaca borosilikat dan kerannya terbuat dari kaca ataupun Teflon.
Ukuran corong pemisah bervariasi antara 50 mL sampai 3 L. Dalam skala
industri, corong pemisah bisa berukuran sangat besar dan
dipasang sentrifuge.Untuk memakai corong ini, campuran dan dua fase pelarut
a. Ekstraksi Cair-Cair
b. Kromatografi, teknik kromatografi yang sering digunakan adalah
kromatografi kertas (KKt), kromatografi lapis tipis (KLT), kromatografi gas-
cair (KGC), dan kromatografi cair kerja tinggi (KCKT). Tapi pada modul
penuntun praktikum ini hanya akan dibahas kromatografi kertas (KKt),
kromatografi lapis tipis (KLT), kromatografi kolom (KK), dan kromatografi
cair vakum (KCV).
4. PROSEDUR KERJA
Cara Pemakaian corong pisah:
1. Campuran dan dua fase pelarut dimasukkan ke dalam corong dari atas dengan
corong keran ditutup.
2. Corong ini kemudian ditutup dan digoyang dengan kuat untuk membuat dua
fase larutan tercampur.
3. Corong ini kemudian dibalik dan keran dibuka untuk melepaskan tekanan
uap yang berlebihan.
4. Corong ini kemudian didiamkan agar pemisahan antara dua fase berlangsung.
5. Penyumbat dan keran corong kemudian dibuka dan dua fase larutan ini
dipisahkan dengan mengontrol keran corong.
6. Setelah didapat beberapa fraksi, fraksi – fraksi tersebut disimpan dalam botol
vial.
7. Simpan.
Fraksinasi II
Fraksi residu ekstrak + etil asetat
↓
Dimasukkan kedalam corong pisah, kemudian kocok perlahan-lahan
↓
Selang beberapa saat buang gas dari corong pisah
↓
Didiamkan hingga terjadi pemisahan
↓
Pisahkan komponen-komponen beda fasanya
(Fraksi etil asetat dan fraksi residu ekstrak) FRAKSINASI II
Fraksinasi III
Famili:
Kandungan:
Khasiat:
6. PERTANYAAN
Bagaimana Prinsip dasar dari Fraksinasi?
1. TUJUAN
Pada akhir praktikum mahasiswa diharapkan paham dan terampil melakukan
Kromatografi Lapis Tipis (KLT).
2. DASAR TEORI
Kromatografi pada prinsipnya adalah suatu teknik pemisahan
menggunakan dua fase gerak (mobile) dan fase diam (stationary). Fase gerak
dapat berupa cairan (kromatografi cair) atau berupa gas (kromatografi gas).
Sedangkan fase diam adalah berupa padatan (adsorbsi) atau cairan (partisi).
a. Fase Diam
Fase diam berupa lapisan tipis yang terdiri dari bahan padat yang
dilapiskan pada permukaan penyangga datar dengan bantuan bahan pengikat.
Beberapa bahan yang digunakan sebagai fase diam dalam Kromatografi
Lapis Tipis diantaranya silika gel, alumina, dan selulosa. Fase diam harus
mengandung air sekecil mungkin, karena air akan menempati semua titik
penyerapan sehingga tidak akan ada senyawa yang melekat. Sebelum
digunakan, Plat KLT sebaiknya diaktifkan terlebih dahulu dengan cara
pemanasan pada suhu 1100 C selama 30 menit.
b. Fase Gerak
Fase gerak terdiri dari satu atau beberapa pelarut dan bila diperlukan
dapat menggunakan sistem pelarut campur. Untuk memisahkan senyawa-
senyawa organik biasanya selalu digunakan pelarut campuran untuk
memperoleh sistem pengembang yang cocok sehingga hasil pemisahan
senyawa menjadi lebih baik.
Salah satu teknik kromatografi yang umum digunakan di laboratorium
kimia adalah kromatografi lapis tipis (KLT). Kromatografi lapis tipis (KLT)
merupakan metode pemisahan dimana yang memisahkan terdiri atas fase diam
yang ditempatkan pada penyangga berupa plat gelas, logam atau lapisan yang
cocok. Kromatografi yang cocok lapis tipis termasuk kromatografi absorbsi
jarakyangditempu h noda(cm)
Rf =
jarakyangditempu h pelarut (cm)
4. PROSEDUR KERJA
Pembuatan Lapisan Tipis Fase Diam (Manual)
1. 12,5 gram silica gel (untuk membuat 4-5 lapisan tipis dengan ukuran 10cm x
20 cm) dan masukkan dalam Erlenmeyer bertutup.
2. Tambahkan aquades sebanyak dua kali penimbang silica (dalam mL) dan
tambahkan lagi sebanyak 5 mL.
3. Homogenkan campuran dengan penggojokan selama 30detik.
4. Tuang campuran yang sudah rata ke dalam holder penebar yang telah
dipasang diatas lempeng kaca. Tebal lapisan sekitar 0,25 mm.
5. Campuran suspense silica diratakan dengan cara menarik holder secara satu
arah.
6. Biarkan mongering , setelah kering dapat disimpan.
7. Setiap akan digunakan lempeng fase diam diaktifkan dulu dalam oven
dengan suhu 105 derajat Celsius selama 30 menit.
1. Siapkan lempeng silica gel GF 254 nm 10x15 cm atau sesuai dengan ukuran
chamber yang akan digunakan
2. Garis bawah lempeng silica gel GF 254 nm dari bawah kurang lebih 2 cm
untuk tempat penotolan sampel
3. Beri tanda untuk penotolan sampel yang satu dengan lainnya ± 1-2 cm
4. Garis lempeng silica gel GF 254 nm dari titik penotolan sampel ke atas ± 10
cm untuk proses elusi
5. TUGAS/PENGAMATAN
NTA :
Kandungan :
Khasiat
Nama Senyawa
Pembanding
6. PERTANYAAN
1. Jelaskan secara singkat prinsip dasar dari KLT
2. Jelsakan Cara mengaktifkan fase diam pada prosedur kerja KLT?
3. Bagaimana Cara memperoleh nilai RF
1. TUJUAN
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa mampu : Menjelaskan tahapan
dan Membuat salah satu sediaan galenik (Ekstrak Kulit Buah manggis dan
VCO) secara sederhana (skala laboratorium).
2. DASAR TEORI
Seperti penjelasan sebelumnya mengenai sediaan galenik yaitu :sediaan yang
di buat dari bahan baku hewan atau tumbuhan yang di ambil sarinya.
Sediaan galenik dapat digolongkan berdasarkan cara pembuatanya sebagai
berikut :
1. Hasil Penarikan : Extracta, Tinctura, Decocta / Infusa
2. Hasil Penyulingan/ pemerasan : Aqua aromatika, olea velatilia (minyak
menguap), olea pinguia (minyak lemak)
3. Syrup.
4. PROSEDUR KERJA
1. Siapkan kulit manggis kering dalam kondisi baik dan bersih. Perhatikan
hindari kulit manggis yang sudah berjamur.
5. TUGAS/PENGAMATAN
BJ antara :
Kandungan :
BJ = W3-W1
BJ =W2-W1
Keterangan :
W1 = berat piknometer
Khasiat
kosong
W2 = berat piknometer +
air
W3 = berat piknometer +
sampel
Sampel + NaOH
terdapat buih
Kandungan :
Khasiat
6. PERTANYAAN
Jelaskan perinsip dasar pembuatan VCO?
LAPORAN PRAKTIKUM
PERCOBAAN I
JUDUL PRAKTIKUM
Judul Praktikum : …………………………………………………
Hari & Tanggal Praktikum : …………………………………………………
Nama Mahasiswa : …………………………………………………
NIM : …………………………………………………
PRODI : …………………………………………………
Dosen Pembimbin : 1………………………………………………
: 2………………………………………………
1. TUJUAN PRAKTIKUM
2. DASAR TEORI
Berisikan teori yang terkait tidak hanya diambildari penuntun praktikum
3. BAHAN DAN ALAT
4. CARA KERJA
5. DATA HASIL PRAKTIKUM
6. PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
7. KESIMPULAN
8. DAFTAR PUSTAKA