Anda di halaman 1dari 15

PHARMACY

PRAKTIKUM
ISOLASI BAF

MODUL
PRAKTIKUM

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


STIKES YPIB MAJALENGKA

MEIRITA KRISTIANTI, M.Pharm. Sci, Apt.


KATA PENGANTAR

Buku Petunjuk Praktikum Isolasi BAF dan Fitokimia ini disusun dengan harapan
dapat memperlancar jalannya praktikum yang ada di Program Studi Farmasi STIKES YPIB
Majalengka.
Buku ini merupakan petunjuk praktikum solasi BAF dan Fitokimia yang
memudahkan mahasiswa dalam melakukan praktikum solasi BAF dan Fitokimia di Program
Studi Farmasi STIKES YPIB Majalengka.
Kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan pada buku petunjuk
praktikum ini, sehingga kritik dan saran membangun tetap kami harapkan untuk perbaikan
berikutnya.
Semoga bermanfaat.

Majalengka, Februari 2022


Praktikum Isolasi BAF
Percobaanke 1
Infundasi

Judul Praktikum : Infundasi simplisia curcumae rhizome


Tujuan Praktikum : - Untuk menyari zat isi aktif yang larut dalam udara dan bahan nabati
- Menghasilkan sari yang stabil
- Mampu memahami dan mampu malakukan penyarian bahan alat
dengan infundasi
Merupakan metode penyarian dengan cara menyari simplisia dalam air pada suhu
90OC selama 15 menit. Infundasi merupakan penyarian yang umum dilakukan untuk menyari
zat kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati. Penyarian dengan metode
ini menghasilkan sari/ekstrak yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang.
Oleh sebab itu, sari yang diperoleh dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam.
Infus / rebusanobat: sedian air yang dibuat dengan mengextraksi simplicial nabati
dengan air suhu 90° C selama 15 menit, yang mana extraksinya dilakukan secara infundasi
Penyarian adalah peristiwa memindahkan zat aktif yang semula di dalam sel ditarik oleh
cairan penyari sehingga zat aktif larut dalam cairan penyari. Secara umum penyarian akan
bertambah baik apabila permukaan simplisia yang bersentuhan semakinluas (Ansel, 1989)
Pada Proses Infundasi pada saat serkai akan di tentukan dengan adanya kandungan zat
dalam sample. Adapun beber pamacam ektrasi :
1. Ekstrasi Panas( tanin . Alkaloid )
2. Ekstrasi Dingin( minyakatsiri )
Keuntungan Dan Kekurangan Metode Infundasi :
Keuntungan dari penggunaan metode infundasi adalah unit alat yang dipakai sangat
sederhana sehingga biaya operasional yang diperlukan relative rendah.
Sedangkan kerugian dari metode ini adalah zat-zat yang tertarik kemungkinan
Sebagian akan mengendap kembali apabila kelarutannya sudah mendingin (lewat jenuh),
hilangnya zat-zat atsiri, dan tidak cocok untuk mengekstraksi senyawa/ simplisia yang tidak
tahan panas, disamping itu simplisia yang mengandung zat-zat albumin tentunya zat ini akan
menggumpal dan menyukarkan penarikan zat-zat berkhasiat tersebut (Ansel, 2005).
Alat dan bahan
Alat praktikum isolasiBAF
1. Botol 100 ml
2. Beaker glass
3. Batangpengaduk
4. Gelas ukur
5. Kain flanel
6. Corong

Bahan praktikum isolasiBAF


1. aquadest
2. simplisia
Nama Simplisia : Curcumae Rhizoma ( Fi )
Nama Lain : TemuLawak, Koneng Gede
Nama Tanaman Asal : (Curcuma xanthorrhiza (Roxb) )
Zat berkhasiat utama/isi : Minyak atsiri yang mengandung felandren dan tumerol,
zat warna kurkumin, pati. Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 8,2 % b/v
Penggunaan: Kolagoga, antispasmodika
Pemerian : Bau khas aromatik, rasa tajam dan pahit
Cara Kerja:
1. Timbang sample sebanyak 10 gr
2. Masukan kedalam beaker glass
3. Tambahkan aquadest 100 ml, aduk
4. Masukan kedalam panic infus, panaskan
5. Pada suhu 90 c aduk selama 15 menit
6. Kemudian saring dengan kain flanel, dengan catatan: sample mengandung minyak
atsiri, jadi di dinginkan terlebih dahulu agar kandungannya berkurang
7. Setelah dingin serkai sample dengan kain flanel
8. Ambil sedikit sample ( untuk identifikasi curcumin )
9. Tambahkan aquadest ad tanda batas kalibrasi, melewati ampas lakukan pengamatan
Data pengamatan :
Organoleptis :
Bau :
Rasa :
Warna :
Note : carilah simplisia yang mengandung minyak atsiri dan kurkumin sebanyak 5 simplisia .
Lalu hapalkan !! Hapalan di setorkan ketika akan memulai praktikum.
Dengan klasifikasi
1. Nama simplisia
2. Nama tanaman asal
3. Nama lain
4. Zat berkhasiat utama / isi
5. Keluarga
6. Penggunaan / khasiat
Praktikum Isolasi BAF
Percobaan 02
Maserasi

Judul praktikum: maserasi dengan perbedan pelarut


Tujuan Praktikum:
1. Mahasiswa mampu memahami penyarian simplisia dengan cara maserasi dan hal-
hal yang harus di perhatikan dalam penyari simplisia semalama serasi.
2. Mahasiswa mampu mengetahui pengaruh perbedaan pelarut dan konsentrasi etanol
terhadap rendeman ektrak secara maserasi.
3. Untuk mengetahui cara pembuatan ektrak.
Maserasi berasal dari Bahasa latin “macerare” yang berarti merendam,
sehingga maserasi dapat di artikan sebagai suatu sediaan cair yang di buat dengan
cara merendam bahan nabati menggunakan pelarut bukan air atau pelarut setengah air
seperti etanol encer selama waktu tertentu.
Maserasi adalah proses ekstraksi yang menggunakan pelarut dingin, tanpa
perlakuan suhu dan dengan cara perendaman. Cara ini paling sering digunakan.
Karena memiliki beberapa kelebihan walaupun juga memiliki beberapa kekurangan.
Kelebihan ekstraksi dengan cara maserasi adalah:
1. Senyawa yang mudah rusak akan tetap terjaga dengan baik, karena tidak
menggunakan suhu tinggi pada saat ekstraksi
2. Jumlah sampel yang digunakan dalam ekstraksi bisa berjumlah banyak, karna
wadahnya dapat dimodifikasi sesuai dengan jumlah sampel
3. Tidak menggunakan wadah khusus, wadah apa saja dapat digunakan untuk
maserasi sejauh ini tidak bereaksi atau dapat larut dengan pelarut yang digunakan
Ekstraksi secara maserasi, walaupun memiliki beberapa kelebihan, namun juga
terdapat beberapa kekurangan atau kelemahan:
1. Pelarut yang diperlukan lebih banyak, karena dilakukan perendaman berulang-
ulang sampai diharapkan semua senyawa terekstrak
2. Waktu yang diperlukan untuk proses ekstraksi relative lebih lama. Biasaya
satu kali maserasi dilakukan dalam masa 3 hari. Jika maserasi dilakukan
berulang-ulang 3 kali maka akan memerlukan waktu 9 hari
3. Jika waktu yang digunakan tidak maksimum, maka tidak semua senyawa
terekstrak dengan sempurna Pelarut yang digunakan dalam maserasi.
Menurut farmakop eindonesia, pelarut yang dapat di gunakan pada maserasi adalah
air, etanol, etanol-air ataueter. Pilihan utama untuk pelarut pada maserasi adalah etanol karen
aetanol memiliki beberapa keunggulan sebagai pelarut, di antranya:
1. Etanol bersifat lebih selektif
2. Dapat menghambat pertumbuhan kapang dan kuman
3. Bersifat non toksik ( tidakberacun )
4. Etanol bersifat netral
5. Memiliki daya absorsi yang baik
6. Dapat bercampur dengan air pada berbagai perbandingan
7. Panas yang di perlukan untuk pemekatan lebih sedikit
8. Etanol dapat melarutkan berbagai zat aktif dan meminimalisir terlarutnya zat
pengganggu seperti lemak.

Alat dan Bahan


Alat :
1. Alat maserator / toples
2. Batang pengaduk
3. Lakban hitam
4. Cawan
Bahan :
1. Simplisia yang mengandung kafein, theofilin. Teobromin
2. Etanol

Cara Kerja:
1. Tutup toples dengan lakban hitam
2. Timbang simplisia sebanyak 1 gr
3. Masukan simplisia ke dalam toples
4. Tambahkan pelarut etanol sebanyak 10 ml, aduk sampai larut
5. Tutup toples dengan penutup yang sudah di lubangi tengahnya
6. Aduk dengan batang pengaduk
7. Di biarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambal sering di aduk, kemudian di
saring setelah 5 hari dengan kain planel
8. Di uapkan sampai memperoleh ektrak
9. Hitung reedmen ektrak
Redemen = beratektrak kental ( gram) x 100 / berat simplisia

Data Pengamatan :
1. Cawan kosong =
2. Cawan berisi ektrak =
3. Menghitung Redemen = beratektrak kental ( gram) x 100 / berat simplisia

Note : carilah simplisia yang mengandung golongan xatin sebanyak 5 simplisia . Lalu
hapalkan !! Hapalan di setorkan ketika akan memulai praktikum.
Dengan klasifikasi
1. Nama simplisia
2. Nama tanaman asal
3. Nama lain
4. Zat berkhasiat utama / isi
5. Keluarga
6. Penggunaan / khasiat
PraktikumIsolasi BAF
Percobaanke 3
Dekokta

1. Infus
Infus merupakan sediaan yang dihasilkan dengan cara infundasi. Biasanya berupa
cairan yang langsung diminum sekaligus atau diminum dua atau tiga kali pada hari
yang sama. Ketentuan pembuatan infuse dalam farmakope yaitu satu bagian simplisia
untuk 10 bagian infuse atau infuse 10%. Bila simplisia tidak mengandung zat yang
berkhasiat keras. Bila simplisia memiliki zat yang berkhasiat keras, maka ketentuan
ini tidak berlaku. Infuse dibuat dengan cara:
➢ Membasahi bahan baku dengan air sebanyak 2x bobotnya (untuk bunga air yang
digunakan sebanyak 4x bobot bahan).
➢ Bahan baku ditambah dengan air dan dipanaskan selama 15 menit (dihitung mulai
suhu dalam panic mencapai 90º C) pada suhu 90º-98º C, sambal sesekali diaduk.
➢ Untuk memindahkan penyarian kadang-kadang perlu ditambahkan bahan kimia,
misalnya asam sitrat untuk infuse kina, kalium atau natrium karbonat untuk infuse
kelembak.
➢ Penyaringan dilakukan pada saat cairan masih panas melalui kain flannel. Untuk
mencukupi volume, ditambahkan air mendidih melalui ampasnya.
2. Dekok
Dekok merupakan sediaan yang dihasilkan dengan cara dekoktasi. Perbedaan dengan
infuse hanya terletak pada lamanya ekstraksi yaitu infuse 15 menit dan dekok 30
menit. Ekstraksi yang lebih lama pada simplisia tertentu dapat meningkatkan kualitas
ekstrak, namun hal tersebut tidak berlaku umum. Penentuan apakah suatu simplisia
lebih baik dibuat infuse atau dekok perlu penelitian lebih lanjut, namun ada panduan
dasar yang dapat dipertimbangkan, yaitu :
3. Rebusan
Rebusan merupakan cara yang penyarian yang sedikit berbeda dengan infuse dan
dekok. Rebusan dilakukan menggunakan panas yang bersumber dari api langsung bukan dari
penangas air seperti infuse dan dekok. Waktu ekstraksi biasanya lebih lama, namun lamanya
ekstraksi belum ada literature pasti yang menentukannya. Umumnya ekstraksi dihentikan bila
miscella sudah mencapai ½ sampai 1/3 bagian dari jumlah awalatau 2-3 bagian pelarut
menghasilkan satu bagian ekstrak. Jumlah simplisia disesuaikan dengan dosissimplisia
masing-masing. Waktu yang diperlukan menurut percobaan berkisar antara 45-60 menit
dihitung mulai air mendidih.
Cara ini terbatas untuk simplisia yang tahan pemanasan atau yang tidak mudah rusak
karena pemanasan karena suhu ekstraksi mencapai 100ºC.
Klasifikasitanaman :

● Klasifikasi Tanaman Salam Kedudukan tanaman daun Syzygiumpolyanthum dalam


sistematika (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Super Sivisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotiledoneae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Syzygium
Species : Syzygiumpolyanthum (Wight.)

Metode percobaan
Tujuan praktikum : Mahasiswa mampu memahami cara pembuatan Dekokta serta hal-hal
yang harus diperhatikan.
Alat
1. Botol 100 ml
2. Beaker glass
3. Batang pengaduk
4. Gelas ukur
5. Corong
6. Kain planel
Bahan
1. Aquadest
2. Sample ( daun salam )

Cara Kerja
1. Kalibrasi botol 100 ml
2. Timbang 10 gr simplisia
3. Masukan kedalam panic infus
4. Tambahkan aquadest 100 ml panaskan
5. Panaskan pada suhu 90 ⁰ c aduk selama 30 menit
6. Lalu serkai panas dengan menggunakan kain planel
7. Catat volume yang di dapat jika volume kurang dari 100 ml maka tambahkan
aquadest hingga volume mencapai 100 ml melalui ampas
8. Masukan ke dalam botol
Data Pengamatan
1. Bau :
2. Rasa :
3. Warna :
4. Bentuk :
Note : carilah simplisia yang mengandung golongan tanin, saponin, dan polifenol sebanyak
5 simplisia . Lalu hapalkan !! Hapalan di setorkan ketika akan memulai praktikum.
Dengan klasifikasi:
1. Nama simplisia
2. Nama tanaman asal
3. Nama lain
4. Zat berkhasiat utama / isi
5. Keluarga
6. Penggunaan / khasiat
PraktikumIsolasi BAF
Percobaanke 4
Soxhletasi

Pengertian Soxhlet merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk mengekstrak


suatu bahan dengan pelarutan yang berulang-ulang dengan pelarut yang sesuai. Sampel yang
akan diekstraksi di tempatkan dalam suatu timbel yang permeable terhadap pelarut dan
diletakkan di atas tabung destilasi, dididihkan dan dikondensa asikan di atas sampel.
Kondesat akan jatuh ke dalam timbel dan merendam sampel dan diakumulasi sekeliling
timbel. Setelah sampai batas tertentu, pelarutakan kembali masuk ke dalam tabung destilasi
secara otomastis. Proses ini berulang terus dengan sendirinya di dalam alat terutama dalam
peralatan Soxhlet yang digunakan untuk ekstraksi lipid.

PrinsipKerja
Adapun prinsip sokletasi ini yaitu :
1. Penyaringan yang berulang-ulang sehingga hasil yang didapat sempurna dan pelarut
yang digunakan relative sedikit. Bila penyaringan ini telah selesai, maka pelarutnya
diuapkan kembali dan sisanya adalah zat yang tersari.
2. Metode sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap dan dapat
melarutkan senyawa organik yang terdapat pada bahan tersebut, tapi tidak melarutkan zat
padat yang tidak diinginkan.
3. Metoda sokletasi seakan merupakan penggabungan antara metoda maserasi dan
perkolasi. Jika pada metoda pemisahan minyak astiri (distilasi uap), tidak dapat
digunakan dengan baik karena persentase senyawa yang akan digunakan atau yang akan
diisolasi cukup kecil atau tidak didapatkan pelarut yang diinginkan untuk maserasi
ataupun perkolasi ini, maka cara yang terbaik yang didapatkan untuk pemisahan ini
adalah sokletasi.
Syarat-syarat pelarut yang digunakan dalam proses sokletasi :
● Pelarut yang mudah menguap Ex : heksan, eter, petroleum eter, metilklorida dan
alcohol
● Titik didih pelarut rendah.
● Pelarut tidak melarutkan senyawa yang diinginkan.
● Pelarut terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi.
● Pelarut tersebut akan terpisah dengan cepat setelah pengocokan.
● Sifat sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi, polar atau nonpolar.

Keunggulan sokletasi :
● Sampel diekstraksi dengan sempurna karena dilakukan berulang-ulang.
● Jumlah pelarut yang digunakan sedikit.
● Proses sokletasi berlangsung cepat.
● Jumlah sampel yang diperlukan sedikit.
● Pelarutorganik dapat mengambil senyawa organic berulang kali.
Kelemahan sokletasi :
● Tidak baik dipakai untuk mengekstraksi bahan-bahan tumbuhan yang mudah rusak
atau senyawa-senyawa yang tidak tahan panas karena akan terjadi penguraian.
● Harus dilakukan identifikasi setelah penyarian, dengan menggunakan pereaksi
meyer, Na, wagner, dan reagen-reagen lainnya.
● Pelarut yang digunakan mempunyai titik didih rendah, sehingga mudah menguap.

Alat dan Bahan:


Alat :
1. Kain kassa
2. Lbusoxhletasi
3. Condenser
4. Alat penangas uap
5. Timbangan
Bahan :
1. Alkohol 200 ml
2. Kemiri 100 gr

Cara Kerja :
1. Rajang simplisia hingga mengecil
2. Timbang simplisia sebanyak 100 gr
3. Bungkus simplisia yang sudah di timbang di dalam kain kassa lalu ikat bagian bawah
dan atasnya
4. Masukan ke dalam tabung / labu soxhlet
5. Isi labu Soxhlet dengan pelarut
6. Panaskan di atas penangas api sampai simplisia yang mengalir berwarna bening
sampai 4 jam
7. Setelah itu uapkan hasil soxhletasi kemudian lakukan uji lipid

Data Pengamatan :
1. Bentuk :
2. Warna :
3. Bau :

Anda mungkin juga menyukai