Anda di halaman 1dari 13

PERSAMAAN

TRANSFORMATOR

PROGRAM DIPLOMA III - UNDIP

PROGRAM DIPLOMA III - UNDIP

Transformator
Transformator merupakan mesin listrik statis yang
berfungsi untuk mentransformasikan daya atau energi
listrik dari sisi tegangan tinggi ke sisi tegangan rendah
atau sebaliknya, melalui suatu gandengan magnet dan
berdasarkan pada azas elektromagnetik.
Transformator digunakan secara luas baik dalam bidang
tenaga listrik maupun elektronika.
Dalam bidang Tenaga listrik :
1. Transformator Daya / tenaga.
2. Transformator Distribusi.
3. Transformator Pengukuran/proteksi.

PROGRAM DIPLOMA III - UNDIP


PRINSIP DASAR/TEORI TRANSFORMATOR
Arus listrik bolak-balik yang mengalir mengelilingi suatu inti besi
maka inti besi itu akan berubah menjadi magnit dan apabila
magnit tersebut dikelilingi oleh suatu belitan maka pada kedua
ujung belitan tersebut akan terjadi beda tegangan.

Gambar : Suatu arus listrik


mengelilingi inti besi maka
besi itu menjadi magnit.

Gambar : Suatu lilitan


mengelilingi magnit maka
akan timbul gaya gerak listrik
(GGL)

PROGRAM DIPLOMA III - UNDIP

i0
V1

E1

N1

N2

i0

E2
V1

(a)

E1

(b)
Gb. : Transformator tanpa beban

kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan V1 yang


sinusoid, akan mengalirkan arus primer Io yang juga sinusoide.
Arus primer Io menimbulkan fluks () yang sefasa juga berbentuk
sinusoid.
= maks sin t
Fluks yang sinusoid ini akan menghasilkan tegangan induksi e1 (
Hukum Faraday )
e 1 = - N 1 . d / dt
e1 = - N1. d(maks sin t)/dt = -N1..maks.cost

PROGRAM DIPLOMA III - UNDIP

Harga efektifnya (Teg.Induksi Kumparan Primer ) adalah


E1 = N1.2 maks / 2 = 4.44 N1. maks

Pada rangkaian skunder, fluks () bersama tadi menimbulkan


e2 = - N2. d / dt
e2 = - N2. .maks.cost
E2 = 4.44 N2. maks
Sehingga didapat :
E1/E2 = N1/N2
Dengan mengabaikan rugi tahanan dan adanya fluks bocor,
E1 / E2 = V1 / V2 = N1 / N2 = a.
a = perbandingan transformasi.
Dalam hal ini tegangan induksi E1 mempunyai kebesaran
yang sama tetapi berlawanan arah dengan tegangan sumber
V.

PROGRAM DIPLOMA III - UNDIP

Arus primer I yang mengalir pada saat kumparan sekunder


tidak dibebani disebut arus penguat. Arus primer I bukanlah
merupakan arus induktif murni, sehingga ia terdiri atas dua
komponen .
1. Komponen arus pemagnetan IM, yang menghasilkan fluks
().(karena sifat besi non linear).
2. Komponen arus rugi tembaga Ic, menyatakan daya yang
hilang akibat adanya rugi histerisis dan arus eddy. Ic
sefasa dengan V1, dengan demikian hasil perkalian ( Ic x
V1 ) merupakan daya (watt) yang hilang.

PROGRAM DIPLOMA III - UNDIP

Apabila kumparan sekunder


dihubungkan dengan beban
Z1, I2 mengalir pada
kumparan sekunder dimana
I2 =
dengan 2 = faktor
kerja beban.
Arus beban I2 ini akan menimbulkan gaya gerak magnet
(GGM) N2I2 yang cenderung menentang fluks () bersama
yang telah ada akibat arus pemagnetan IM. Agar fluks
bersama itu tidak berubah nilainya, pada kumparan primer
harus mengalir arus I2, yang menentang fluks yang
dibangkitkan oleh arus beban I2, hingga keseluruhan arus
yang mengalir pada kumparan primer menjadi :
I1 = I + I2

N1 N 2

I1
I2

PROGRAM DIPLOMA III - UNDIP

Bila rugi besi diabaikan ( Ic diabaikan ) maka I = IM

I1 = IM + I2
Untuk menjaga agar fluks tetap tidak berubah sebesar GGM
yang dihasilkan oleh arus pemagnetan IM saja, berlaku
hubungan :
N1 I1 = N1 IM + N2 I2
N1 IM = N1 ( IM I2) - N2 I2
Hingga
N1 I2 = N2 I2
Karena nilai IM dianggap kecil maka :
I1 = I2
Jadi

atau

PROGRAM DIPLOMA III - UNDIP

R1

X1

R2

i2

i1

X2

i2

i0

Tahanan dan
RC
V1 Fluks bocor
diperhiungkan

IC

IM

E2

XM E1

N1

ZL

V2

N2

Oleh arus permagnetan IM merupakan Fluks bersama (M),


sebagian darinya hanya mencakup kumparan primer ()
atau kumparan sekunder saja (). Dalam model rangkaian
(rankaian ekivalen) yang dipakai untuk menganalisis kerja
suatu transformator, adanya fluks bocor 1 dan 2
ditunjukkan sebagai reaktansi X1 dan X2. Sedang rugi
tahanan ditunjukan dengan R1 dan R2.

PROGRAM DIPLOMA III - UNDIP

i1
i0 i
C

i1R1
E1

i1.X1

i2

iM
E2

V1

i2

V2

i2R2

Hubungan penjumlahan vektor :


V1 = E1 + I1R1 + I1X1
E2 = V2 + I2R2 + I2X2
E1 / E2 = N1 / N2 = a atau E1 = a E2
E1 = a ( I2ZL + I2R2 + I2X2)
Karena I2 / I2 = N2 / N1 = a atau I2 = aI2
Maka E1 = a2 ( I2ZL + I2R2 + I2X2)
Dan
V1 = a2 (I2ZL + I2R2 + I2X2) + I1(R1 + X1 )

i2X1

PROGRAM DIPLOMA III - UNDIP

Persamaan terakhir mengandung pengertian bahwa apabila


parameter rangkaian sekunder dinyatakan dalam harga
primer, harganya perlu dikalikan dengan faktor a2 .
R1

X1

a2R2

i1

a2X2

i2

i0

V1

RC

IM
IC

XM

PARAMETER RANGKAIAN SEKUNDER


DINYATAKAN DALAM HARGA PRIMER

a2ZL

aV2

PROGRAM DIPLOMA III - UNDIP


R1

i1

a2R2

X1

a2X2

i2

i0
V1

RC

IM

IC

a2ZL

XM

RANGKAIAN PENGGANTI SISI PRIMER DAN


DIAGRAM VEKTOR

i1
i2a2R2
i2R1

aV2
i2a2X1

i2X1

V1

i2

i0 iC

iM

aV2

PROGRAM DIPLOMA III - UNDIP

Anda mungkin juga menyukai