Anda di halaman 1dari 4

BAB II

PEMBAHASAN
A. Dasar Hukum Bank Syariah
Sebelum ke dasar hukum, pengertian bank syariah merupakan bank yang
kegiatannya mengacu pada hukum Islam, dan dalam kegiatannya tidak membebankan
bunga maupun tidak membayar bunga kepada nasabah. Imbalan yang di terima oleh
bank syariah maupun yang di bayarkan kepada nasabah tergantung dari akad dan
perjanjian antara nasabah dan bank.
1. Menurut Undang-Undang Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008 menyatakan
bahwa perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank
syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara
dan proses dalam meaksanakan kegiatan usahanya. Bank syariah adalah bank
yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan nenurut
jenisnya terdiri atas bank umum syariah, unit usaha syariah, dan bank pembiayaan
rakyat syariah.1
2. Menurut Hadis Ulama :
‫علَى ش ُُر ْو ِط ِه ْم إِالَّ ش َْر ًطا‬ ْ ‫ص ْل ًحا ح ََّر َم ح َََلالً أ َ ْو أ َ َح َّل ح ََرا ًما َوا ْل ُم‬
َ َ‫س ِل ُم ْون‬ ْ ‫ص ْل ُح جَائِ ٌز َب ْينَ ا ْل ُم‬
ُ َّ‫س ِل ِم ْينَ إِال‬ ُّ ‫ ال‬.1
‫ح ََّر َم ح َََلالً أَ ْو أ َ َح َّل ح ََرا ًما{رواه التّرمذي‬
“Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian
yang mengharamkan yang halal atau yang menghalalkan yang haram; dan
kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang
mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram”.
Hadis di atas banyak di gunakan sebagai landasan untuk berbagi
kegiatan dalam keuangan dan perbankan syariah, hadis tersebut di riwayatkan
oleh Imam Abu dawud dan Imam al-Hakim. Dilihat dari matannya hadis di
atas memiliki makna yang masih umum sehingga bisa di gunakan sebagai
dasar beberapa kegiatan mu’amalah.
Hadis tersebut di anggap sebagai pemicu kaum muslimin untuk berjuang
mendapatkan materi atau harta dengan berbagai cara asalkan mengikuti
aturan-aturan yang telah di tetapkan. Aturan-aturan tersebut di antaranya:

1
Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: PT Kharisma Putra Utama, 2011), hlm 32-33.
a. Carilah yang halal lagi baik
b. Tidak menggunakan cara-cara batil
c. Tidak berlebih-lebihan atau melampaui batas
d. Tidak dizalimi maupun menzalimi
e. Menjauhkan diri dari unsur riba
f. Maisir (perjudian dan intended speculation), dan gharar (ketidakjelasan
dan manipulatif)
g. Serta tidak melupakan tanggung jawab sosial berupa zakat, infaq dan
sedekah
ْ َ‫َاحبِ ِه أَ ْن الَ ي‬
‫ َوالَ يَ ْن ِز َل‬,‫سلُكَ بِ ِه بَحْ ًرا‬ ِ ‫علَى ص‬ َ ‫شت َ َر َط‬ْ ِ‫َاربَةً ا‬
َ ‫ب إِذَا َدفَ َع ا ْل َما َل ُمض‬ ِ ّ‫ع ْب ِد ا ْل ُم َط ِل‬ ُ َّ‫سيِّ ُدنَا ا ْلعَب‬
َ ُ‫اس ْبن‬ َ َ‫ كَان‬.2
‫علَ ْي ِه َوآ ِل ِه‬
َ ُ‫صلَّى هللا‬ َ ِ‫س ْو َل هللا‬ُ ‫طهُ َر‬ ُ ‫ فَبَلَ َغ ش َْر‬, َ‫ فَ ِإ ْن فَعَ َل ذَ ِلكَ ض َِمن‬,ٍ‫ي ِب ِه دَابَّةً ذَاتَ َك ِب ٍد َر ْطبَة‬ ْ َ‫ َوالَ ي‬,‫ِب ِه َوا ِديًا‬
َ ‫شت َ ِر‬
}‫َازهُ {رواه ال ّطبراني في األوسط عن ابن عبّاس‬ َ ‫سلَّ َم فَأَج‬
َ ‫َو‬

Hadis di atas di gunakan oleh Muhammad Syafi’I Antonio sebagai landasan syari’ah
bagi al-mudharabah.

َّ ‫ارضَةُ َو َخ ْل ُط ا ْلبُ ِ ّر ِبال‬


‫ش ِعي ِْر‬ َ َ‫ َوا ْل ُمق‬,‫ ا َ ْلبَ ْي ُع إِ َلى أ َ َج ِل‬:ُ‫ث فِي ِْهنَّ ا ْلبَ َركَة‬
ٌ ‫ ث َ ََل‬:َ‫سلَّ َم َقال‬
َ ‫علَ ْي ِه َوآ ِل ِه َو‬ َ ‫أَنَّ النَّ ِب َّي‬.3
َ ُ‫صلَّى هللا‬
‫ت الَ ِل ْلبَي ِْع {رواه ابن ماجه عن صهيب‬ ِ ‫ِل ْلبَ ْي‬
“Nabi saw. bersabda , ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak secara
tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan jewawut untuk
keperluan rumah tangga, bukan untuk di jual.”
3. Menurut Al-Qur’an
Dalam QS An-Nisa ayat 29
   
  
     
    
     
 
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka
sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya
Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
Dalam artian ini bisa di tafsirkan bahwasanya bank syariah dalam melaksanakan
tugasnya tidak boleh menyeleweng dari ajaran Islam (batil) namun harus selalu tolong
menolong demi menciptakan suatu kesejahteraan. Kita tahu banyak sekali tindakan-
tindakan ekonomi yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini terjadi karena
beberapa pihak tidak tahan dengan godaan uang serta mungkin mereka memiliki
tekanan baik kekurangan dalam hal ekonomi atau yang lain, maka bank syariah harus
membentengi mereka untuk tidak berbuat sesuatu yang menyeleweng dari Islam.2
B. Sistem Pengganti Bunga Bank
Sistem pengganti bunga bank di sebut dengan bagi hasil karena bank syariah
merupakan bank yang dalam sistem operasionalnya tidak menggunakan sistem bunga
akan tetapi menggunakan prinsip dasar sesuai dengan syariah Islam. Dalam
menentukan imbalannya, baik imbalan yang diberikan maupun diterima, bank syariah
tidak menggunakan sistem bunga, akan tetapi menggunakan konsep imbalan sesuai
dengan akad yang diperjanjikan. Pembagian hasil usaha dapat di aplikasikan dengan
model bagi hasil. Bagi hasil yang di terima atas hasil usaha, akan memberikan
keuntungan bagi pemilik modal yang menempatkan dananya dalam kerja sama usaha.
Bunga juga memberikan keuntungan kepada pemilik dana atau investor. Namun
keuntungan yang diperoleh pemilik dana atas bunga tentunya berbeda dengan
keuntungan yang diperoleh dari bagi hasil. Keuntungan yang berasal dari bunga
sifatnya tetap tanpa memerhatikan hasil usaha pihak yang di biayai, sebaliknya
keuntungan yang berasal dari bagi hasil akan berubah mengikuti hasil usaha pihak
yang mendapatkan dana. Dengan siste bagi hasil, kedua pihak antara pihak investor
dan pihak penerima dana akan menikmati keuntungan dengan pembagian yang adil.
Secara garis besar perbedaan bunga dan bagi hasil ialah :
a. Besarnya bunga di tetapkan pada saat perjanjian dan mengikat kedua pihak yang
melaksanakan perjanjian dengan asumsi bahwa pihak penerima pinjaman akan
selalu mendapatkan keuntungan. Sedangkan besarnya bagi hasil di tetapkan
dengan rasio nisbah yang di sepakati antara pihak yang melaksanakan akad pada
saat akad dengan berpedoman adanya kemungkinan keuntungan atau kerugian.
b. Besarnya bunga yang diteima berdasarkan perhitungan persentase bunga dikalikan
dengan jumlah dana yang dipinjamkan. Sedangkan besarnya bagi hasil di hitung

2
https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/ekonomi-syariah/dasar-hukum-bank-syariah (diakses pada 11
November 2019, pukul 18.21).
berdasarkan nisbah yang di perjanjikan dikalikan dengan jumlah pendapatan
dan/atau keuntungan yang diperoleh
c. Jumlah bunga yang di terima tetap, meskipun usaha peminjam meningkat atau
menurun. Sedangkan jumalah bagi hasil akan dipengaruhi oleh besarnya
pendapatan dan atau keuntungan. Bagi hasil akan berfluktuasi.
d. Sistem bunga tidak adil, karena tidak terkait dengan hasil usaha peminjam.
Sedangakan sistem bagi hasil adil, karena perhitungannya berdasarkan hasil usaha.
e. Eksistensi bunga di ragukan oleh semua agama. Sedangkan hasil tidak ada agama
satupun yang meragukan sistem bagi hasil.3

3
Ibid hlm 23-24

Anda mungkin juga menyukai