PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Melalui kegiatan refleksi pembelajaran, diperoleh informasi positif
dan negatif mengenai kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan di kelas,
serta bagaimana guru bisa meningkatkan kualitas pembelajaran tersebut. Hasil
refleksi pembelajaran juga bisa dijadikan sebagai bahan observasi untuk
mengetahui sampai dimana pencapaian kegiatan pembelajaran dan bisa
memberikan kepuasan bagi siswa.
Refleksi pembelajaran dilakukan oleh guru dan siswa sehingga mereka
bisa merasakan manfaat aktivitas ini. Refleksi pembelajaran sangat berguna
bagi guru untuk menggambarkan situasi atau kondisi dari sebuah kelas, serta
guru bisa mengetahui potensi setiap individu dan siswa-siswi di kelas tersebut.
Dengan begitu, guru dapat meningkatkan kegiatan evaluasi berlanjut dan
berjenjang.
Begitu banyak manfaat dari refleksi pembelajaran sehingga penulis
merasa perlu untuk menuliskan makalah berjudul ” Refleksi Pembelajaran Guru
Pemula Terhadap Konsep Matriks”. Salah satu contoh dari refleksi pembelajaran
yang paling umum adalah untuk mengulas kembali materi pembelajaran yang
telah dipelajari sebelumnya. Kegiatan ini biasanya dilakukan secara mandiri
dengan membaca dari awal semua catatan yang berkaitan setelah itu memahami
sekaligus mencatat poin-poin penting. Setelah selesai mencatat baru bisa
dilanjutkan dengan menjelaskan sendiri tanpa melihat buku di depan kaca atau
orang lain untuk membantu menyimak. Cara ini dinilai mampu membuat siswa
untuk tidak hanya sekedar menghafal, melainkan memahami dan bisa
menjelaskan materi.
Hal yang tidak kalah penting dalam bidang pelajaran selain kepandaian
adalah membentuk karakter siswa. Penting sekali untuk melakukan refleksi
pembelajaran dari segi manfaat usai mempelajari suatu materi yang didapatkan
oleh siswa. hal ini secara tidak langsung mengajari siswa untuk berpikir kritis,
out of the box, dan menciptakan pola pikir yang berkualitas. Banyak anak
1
tumbuh pintar namun hanya mampu mengerjakan soal-soal atau materi yang
mirip dengan apa yang telah dipelajari saja. Ketika diberikan sedikit modifikasi,
maka cenderung mereka akan bingung bahkan tidak bisa menyelesaikan.
Praktik refleksi merupakan hal yang penting untuk dipertimbangkan dalam
pendidikan guru (McMaster & Cavanagh, 2016). Pada dimensi refleksi, ada
beberapa pertanyaan yang dapat digunakan sesuai dengan prinsip matematika
sekolah. Menurut prinsip NCTM dalam Kennedy, dkk (2008) ada enam prinsip
matematika sekolah yaitu equity principle, mathematics curriculum principle,
teaching principle, learning principle, assesment principle, and technology
principle.
Equity principle (prinsip keadilan) yaitu apakah semua siswa memiliki
kesempatan yang sama untuk sukses dalam belajar matematika. Mathematics
curriculum principle (prinsip kurikulum matematika), apakah semua siswa
memperoleh kurikulum yang menyeluruh dan seimbang; teaching principle, apakah
metode yang digunakan mampu meningkatkan pembelajaran dengan melibatkan
siswa dalam pemikiran matematis, mengembangkan konsep dan keterampilan serta
menerapkannya dalam penyelesaian masalah; prinsip keempat yakni learning
principle, guru dapat bertanya kepada dirinya apakah metode yang digunakan
sesuai dengan kondisi siswa. Assesment principle, and technology principle yakni
pertanyaan tentang penggunaan penilaian untuk mengetahui kekuatan siswa dan
kebutuhan siswa selanjutnya, serta prinsip tehnologi: apakah tehnologi yang
digunakan untuk membantu siswa menjelajah dan mempelajari konsep matematika.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana refleksi pembelajaran guru pemula terhadap konsep matriks ?
2. Bagaimana pemahaman siswa terhadap konsep matriks setelah mengikuti
pembelajaran.
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui refleksi guru pemula atas pembelajaran matriks melalui
pengamatan dan wawancara
2
2. Mengetahui pemahaman siswa terhadap konsep matriks melalui
pengamatan dan wawancara.
D. Manfaat Penulisan
➢ Manfaat bagi guru :
• Aktivitas refleksi berguna sebagai peninjauan pada kelas atau sebuah
kelompok.
• Berguna untuk menggambarkan situasi dan kondisi dari sebuah kelas,
apa yang terjadi pada siswa dan masalah yang mereka temui.
• Bisa memaksimalkan dan lebih menonjolkan potensi setiap
siswa/individu dan sebuah grup.
• Untuk meningkatkan kegiatan evaluasi terhadap kinerja guru yang
berlanjut dan berjenjang.
• Wadah untuk menjalin komunikasi positif yang bersifat membangun
antara siswa dan guru.
• Guru dapat memetakan siswa sesuai karakter dan daya tangkap mereka
yang akan nantinya memudahkan dalam pembagian kelompok,
pemberian materi, dan evaluasi belajar.
➢ Manfaat bagi siswa:
• Berguna menyalurkan aspirasi siswa dari proses pembelajaran yang
sedang berlangsung maupun telah dilakukan.
• Siswa bisa mengungkapkan proses pembelajaran yang telah dilakukan
apakah berlangsung dengan baik atau tidak.
• Siswa akan mendapat kepuasan karena bisa mendapatkan sistem
belajar yang mereka minati.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. GURU PEMULA
Guru pemula didefenisikan sebagai seorang yang mengajarkan sesuatu
untuk pertama kalinya (Farrel, 2012). Menurut Kim dan Roth (2011) menyatakan
bahwa guru pemula adalah guru yang mengajar kurang dari lima tahun. Mereka
menemukan peluang untuk mengekspresikan diri dan mengambil inisiatif dalam
mempromosikan profesi mengajar.
Guru pemula merupakan guru yang sedang dalam masa transisi. Para guru
pemula memiliki berbagai latar belakang, motivasi, pengalaman, dan tingkat
persiapan dalam pengalaman mengajar awal mereka yang mempengaruhi gaya
belajar mereka. Guru pemula menghadapi tantangan dalam profesi mengajar di
sekolah yang mengharuskan mereka untuk memainkan peran yang lebih progresif
untuk mengembangkan profesionalisme.
B. REFLEKSI PEMBELAJARAN
Refleksi merupakan suatu pertimbangan berkelanjutan dan hati-hati
berdasarkan atas kepercayaan atau dugaan dari bentuk pengetahuan dalam arahan
proses belajar yang mendukungnya dan kesimpulan lebih jauh yang menyertainya
(Olteanu, 2017). Pada pembelajaran, menurut Jay (2003) refleksi merupakan
melihat kembali apa yang telah dilakukan dengan cara menginformasikan latihan,
belajar dengan praktik, dan cerdas dalam mengambil keputusan tentang apa yang
harus dilakukan, kapan dan mengapa harus dilakukan . Refleksi pada pembelajaran
adalah apa yang dicoba untuk dipelajari dan disarankan pada pembelajaran yang
benar (Summers, dkk, 2016). Refleksi juga dapat dipandang sebagai metode yang
dapat membantu pelaksana pembelajaran dalam memiliki pemahaman yang lebih
baik tentang apa yang sedang dipelajari, dan penekanan yang harus diberikan dalam
proses pembelajaran (Epler, dkk, 2013).
Ada tiga kategori refleksi, yaitu refleksi pada tindakan, refleksi dalam
tindakan dan refleksi untuk tindakan (reflection-on-action, reflection-in-action, and
reflection-for-action). Dalam mengajar, refleksi pada tindakan dilakukan di akhir
4
hari sekolah; refleksi dalam tindakan dilakukan saat guru merasa siswa tidak fokus
dalam pembelajaran. Sedangkan refleksi untuk tindakan, menurut Killion dan
Todnem (1991 dalam Jay, 2003) merupakan alat untuk memandu perbaikan
pembelajaran di masa yang akan datang, sebagai tindak lanjut dari kedua refleksi
sebelumnya.
Selain keempat hal tersebut, pembelajaran yang efektif juga merupakan
bagian dari refleksi. Menurut Yazgan-Sag, dkk (2016) Pembelajaran yang efektif
adalah tujuan dari penulis, pendidik matematika, dan juga guru. Pembelajaran yang
efektif menjadi tantangan bagi guru pemula, yang pertama kali mengajar. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi pembelajaran yang efektif meliputi: (i)
pemahaman dan pengetahuan matematika, (ii) siswa dan, (iii) strategi pendidikan.
Menurut INTASC (Kennedy, dkk, 2008), terdapat sepuluh prinsip yang
harus difahami dan dilakukan oleh guru pemula yaitu: (1) Muatan pedagogik
dimana guru memahami konsep pokok dan dapat menciptakan pengalaman belajar
bagi siswa. (2) Pengembangan siswa berarti guru memahami cara belajar yang tepat
bagi anak yang mendukung perkembangan intelektual, sosial, dan pribadi anak. (3)
Karakteristik siswa, yaitu guru memahami bahwa setiap siswa memiliki cara yang
berbeda dalam belajar sehingga guru dapat menciptakan kesempatan pembelajaran
sesuai dengan cara belajar siswa. (4) Strategi pembelajaran, pada prinsip ini guru
menggunakan strategi pembelajaran yang beragam untuk mendorong keterampilan
siswa (berpikir kritis, memecahkan masalah, kinerja). (5) Motivasi dan manajemen
dimana guru dapat memotivasi siswa sehingga tercipta lingkungan belajar yang
menunjukkan adanya interaksi sosial yang positif. (6) Komunikasi dan tehnologi,
prinsip ini mendorong guru untuk menggunakan tehnik komunikasi yang efektif
untuk mendukung terjadinya interaksi di kelas. (7) Perencanaan adalah bahan ajar
direncanakan berdasarkan pengetahuan tentang materi pelajaran, siswa,
masyarakat, dan tujuan kurikulum. (8) Penilaian dimana guru menggunakan
penilaian formal dan informal dalam mengevaluasi peserta didik secara terus
menerus. (9) Praktik reflektif sebagai bagian dari perkembangan profesional yaitu
guru melaksanakan refleksi guna mengevaluasi dampak tindakannya terhadap
orang lain sebagai bagian dari perkembangan profesional. (10) Keterlibatan sekolah
dan komunitas, guru mendorong hubungan dengan rekan kerja, orang tua, dan
5
perwakilan di komunitas yang lebih besar untuk mendukung pembelajaran dan
kesejahteraan siswa.
8
BAB III
PEMBAHASAN
12
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Guru pemula dalam pembelajaran menggunakan metode ceramah, diskusi,
tanya jawab secara klasikal akan tetapi belum melibatkan siswa secara aktif dalam
pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan belum mengaitkan dengan kehidupan
sehati-hari siswa dan lebih menekankan pada aspek hitungan bukan konsep
sehingga ketika siswa diberikan soal yang berbeda dengan yang dipelajari, siswa
tidak tahu. Begitu juga ketika siswa diberikan soal penerapan perkalian matriks,
siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis perlu melibatkan guru pemula yang
lebih banyak dari berbagai sekolah di Jawa Timur. Juga perlu diteliti tentang
pembelajaran oleh guru pemula dikaitkan dengan media yang digunakan dalam
pembelajaran dan komunikasi matematika siswa.
13
DAFTAR PUSTAKA
Dede, Y., & Karakus, F. 2014. The Effect of Teacher Training Programs on Pre-
service Mathematics Teachers' Beliefs towards Mathematics. Edam,
Educational Science: Theory & Parctice, 804-809.
Gordillo, W. F., & Godino, J. D. 2014. Preservice Elementary Teacher's Thinking
about Algebraic Reasoning. Mathematics Education, 9(2), 147-162.
Jay, J. K. 2003, September 27. Quality Teaching: Reflection as the Heart of
Practice. Lanham, Maryland, and Oxford: The Scarecrow Press, Inc.
Karadeniz, M. H. 2017. Reflection from the Application of Different Type of
Activities: Special Training Methods Course. European Journal of
Educational Research, 6(2), 157-174.
Kennedy, L. M., Tipps, S., & Johnson, A. 2008. Guiding Children Learn
Mathematics, Eleventh Edition. USA: Thomson Wadsworth, a part of The
Thomson Coorporation.
Lee, J. E. 2016. Toward a Holistic View: Analysis of Pre-Service Teachers'
Professional Vision in Field Experiences and Its Implications. Mathematics
Teacher Education and Development, 18.1, 4-19.
McMaster, H., & Cavanagh, M. 2016. A Profesional Experince Model for Primary
Pre-Service Teachers Specialing in Mathematics. Mathematics Education
Research Group of Australasia, 463-470.
Sezer, Senor, 2017 Novice teacher’s opinions on students disruptive behaviors a
case study. Eurasian Journal of educational Reseacrh, 2017,
Olteanu, C. 2017. Reflection-for-action and the choice or design of examples in the
teaching of mathematics. Mathematics Education Research Journal, 29,
349-367. DOI 10.1007/s13394-017-0211-9.
Ozgen, Kemal, & Alkan, Huseyin. 2014. An Investigation of Pre-service
Mathematic Teachers' Skill in the Development of Activities. Educational
Science: Theory & Paractice, 1193 - 1201.
Rohani. 2004). Pengelolaan Pengajaran . Jakarta: Rineka Cipta.
Summers, S. E., Chenette, H. C., Ingram, E. L., McComark, J. P., & Cunnigham, P.
J. (2016). Coss-Disciplinary Explloration and Application of Reflection as
a High Impact Pedagogy. InSight: A Journal of Scholarly Teaching, 29-47.
14
Winarto, Joko. 2011. Teori Belajar Sosial Albert Bandura,
(http://www.kompasiana.com/jokowinarto/teori-belajar-albert-bandura),
diakses 15 November 2017.
Yazgan-Sag, G., Emre-Akdogan, E., & Argun, Z. 2016. Prospective Secondary
Mathematics Teachers' Reflection on Teaching After Their First Teaching
Experince . Acta Didactica Napocensia, 9(3),1-10.
15