Anda di halaman 1dari 7

Nama : Bima Fauzul Adhim

NIM : 2008220172
PPG Prajabatan UNJ

JURNAL REFLEKSI MATA KULIAH

Nama
Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif I di Sekolah Menengah
Matakuliah
Pada mata kuliah ini saya mendapatkan beberapa pembelajaran. Pada topik 1 saya
belajar tentang Telaah Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen yang disusun guru.
Berbeda dengan pembelajaran konvensional dimana aktivitas pembelajaran banyak
didominasi oleh guru (teacher-centered teaching and learning), sedangkan
pembelajaran paradigma baru merupakan pembelajaran yang berpusat pada peserta
didik (student-centered teaching and learning). Pada pembelajaran paradigma baru
ini, guru memiliki kemerdekaan dalam merumuskan rencana pembelajaran dan
asesmen yang akan dilakukan untuk mengukur hasil belajar peserta didik. Proses
pembelajaran paradigma baru dilakukan melalui rangkaian siklus yang dimulai dari
pemetaan standar kompetensi, perencanaan proses, dan perencanaan asesmen. Tiga
komponen dalam rangkaian siklus tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan
saling mempengaruhi. Menurut pembelajaran paradigma baru, Profil Pelajar
Pancasila berperan sebagai penuntun arah dan menjadi panduan dalam menentukan
kebijakan dan pembaharuan sistem pendidikan di Indonesia, termasuk di dalamnya
perencanaan pembelajaran dan asesmen. Profil Pelajar Pancasila merupakan
kompetensi dan karakter yang dipelajari dalam lintas disiplin ilmu. Jadi Profil Pelajar
Pancasila merupakan panduan dalam merencanakan pembelajaran dan penilaian
Review untuk semua mata pelajaran. Profil Pelajar Pancasila terdiri dari enam dimensi yang
Pengalaman
selaras dengan tahap perkembangan peserta didik dan menjadi acuan dalam
Belajar
perencanaan pembelajaran dan asesmen. Keenam dimensi tersebut adalah: 1)
Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, 2) Berkebinekaan
global, 3) Bergotong royong, 4) Mandiri, 5) Bernalar kritis, 6) Kreatif.
Ada tiga pendekatan asesmen yang perlu diterapkan oleh guru dalam mengukur
hasil belajar peserta didik. Pertama, assessmen for learning (AfL). AfL adalah
sebuah asesmen yang dilakukan pada saat pembelajaran sedang berlangsung dan
asesmen ini dimaksudkan untuk memperbaiki kualitas proses belajar dan mengajar.
Dengan AfL, guru dapat memberikan umpan balik terhadap proses belajar peserta
didik, memantau kemajuan belajar dan menentukan kemajuan belajar peserta didik.
Contoh AfL adalah kuis, presentasi, tugas, dan sebagainya. Kedua, assessment as
learning (AaL). Sebenarnya AaL memiliki fungsi yang sama dengan AfL karena
keduanya dilaksanakan pada saat proses pembelajaran. Perbedaannya, assessment as
learning melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan penilaian tersebut.
Contoh dari AaL ini adalah penilaian diri (self-assessment) dan penilaian oleh teman
sejawat (peer-assessment). Ketiga, assessmen of learning (AoL). AoL adalah
asesmen yang dilaksanakan di akhir proses pembelajaran dan dimaksudkan untuk
mengukur capaian belajar atau hasil peserta didik setelah mengikuti proses
pembelajaran. Contoh AoL ini adalah ulangan harian, penilaian tengah semester,
penilaian akhir tahun dan sebagainya. Selanjutnya, perencanaan pembelajaran dan
asesmen perlu dilakukan oleh guru melalui tujuh tahapan yaitu, 1) Menganalisis
capaian pembelajaran (CP) untuk menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan
pembelajaran. 2) Merencanakan dan melaksanakan asesmen diagnostik. 3)
Mengembangkan modul ajar. 4) Menyesuaikan proses pembelajaran dengan tahap
capaian dan karakteristik peserta didik. 5) Merencanakan, melaksanakan, dan
mengolah asesmen formatif dan sumatif. 6) Melaporkan hasil belajar. 7)
Mengevaluasi pembelajaran dan asesmen.
Kemudian pada topik 2 mata kuliah ini, saya belajar mengenai Merancang
Prencanaan Pembelajaran dan Asesmen.
Rancangan pembelajaran dan asesmen merupakan panduan yang dapat mengarahkan
keseluruhan proses pembelajaran menuju suatu titik yang diharapkan. Dalam
merancang sebuah pembelajaran dan asesmen tentu melibatkan banyak faktor yang
menjadi pertimbangan guru sehingga melalui rancangannya seorang guru dapat
memastikan seluruh proses pembelajaran dan asesmen yang dilakukan dapat
berjalan efektif dan efisien. Dalam merancang perencanaan pembelajaran dan
asesmen, kita perlu memperhatikan hal-hal krusial, seperti tahapan-tahapan dalam
merancang perencanaan pembelajaran dan asesmen yang efektif; standar acuan
kompetensi dalam pembelajaran; asesmen diagnostik; dan gambaran perencanaan,
pelaksanaan, dan pengolahan (analisis hasil) asesmen.
Selanjutnya pada topik 3 saya belajar: Telaah Kesesuaian Pembelajaran dengan
Tingkat Capaian dan Karakteristik Peserta Didik.
Setiap peserta didik pada dasarnya adalah unik. Mereka mempunyai karakteristik
masing-masing atau berbeda satu sama lain. Perbedaan karakteristik ini bisa saja
terkait dengan profil belajar, minat, dan kesiapan belajar. Ini berarti bahwa guru tidak
semestinya memperlakukan peserta didik dengan perlakuan yang sama sehingga
potensi belajar peserta didik dapat dioptimalkan. Selama proses pembelajaran, guru
harus menggunakan beragam cara untuk memahamkan informasi atau pengetahuan
baru kepada semua peserta didik dalam komunitas ruang kelasnya yang selalu
beragam.
Selanjutnya pada topik 4 saya belajar tentang Lingkungan Kelas yang aman,
nyaman, dan berpihak pada ekosistem pembelajaran. Gairah dan motivasi belajar
peserta didik dapat muncul ketika lingkungan dimana mereka belajar adalah
lingkungan aman dan nyaman. Di lain pihak, dengan lingkungan belajar yang
demikian, guru juga akan bersemangat dalam melaksanakan tugas pembelajaran.
Hasilnya, proses pembelajaran berjalan efektif dan efisien. Lingkungan
pembelajaran yang menyenangkan dapat dipahami sebagai hubungan positif antar
ekosistem pembelajaran. Hubungan positif ini, misalnya, hubungan antara sesama
peserta didik, antara peserta didik dengan guru, bahkan antara peserta didik dengan
materi pembelajaran yang akan disampaikan, dan antara guru dengan materi
pembelajaran yang akan disampaikannya. Hubungan antara peserta didik
dimanifestasikan dalam bentuk sikap saling menghargai, apapun kondisi latar
belakang mereka. Tidak boleh terjadi perundungan (bullying) antar sesama peserta
didik yang mengakibatkan peserta didik yang di-bully merasa rendah diri dan
akhirnya menjadi tidak termotivasi dalam belajarnya. Selanjutnya, hubungan antara
peserta didik dengan guru diwujudkan salah satunya dengan sikap yang ramah dan
menyambut baik yang harus ditunjukkan oleh guru kepada setiap peserta didiknya.
Guru harus menghargai setiap perbedaan dan karakteristik yang dimiliki oleh
peserta didik. Inilah hakikatnya upaya guru dalam menciptakan lingkungan belajar
yang aman, nyaman dan berpihak pada ekosistem pembelajaran berdiferensiasi.
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam membangun atmosfir lingkungan
kelas yang positif.
Pada topik 5 saya belajar tentang Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen yang
efektif. Pada topik ini kami diberikan kesempatan untuk micro teaching didepan
kelas. Micro teaching adalah suatu metode latihan yang dirancang sedemikian rupa
untuk memperbaiki keterampilan mengajar guru dan mengembangkan pengalaman
profesional guru khususnya keterampilan mengajar dengan cara menyederhanakan
atau memperkecil aspek pembelajaran seperti jumlah murid, waktu, fokus bahan ajar
dan membatasi penerapan keterampilan mengajar tertentu, sehingga guru dapat
diketahui keunggulan dan kelemahan pada diri guru secara akurat. Fungsi micro
teaching mencakup fungsi intruksional, pembinaan, integralistik, eksperimen. Selain
itu, micro teaching juga memiliki fungsi agar guru memiliki kepekaan terhadap
fenomena dalam proses pembelajaran, siap melakukan kegiatan pembelajaran, dapat
mengevaluasi dirinya, serta memiliki kepercayaan diri yang tinggi sebagai seorang
guru.
Pada topik 6 saya belajar mengenai Laporan Praktik Pembelajaran dan Asesmen
yang Efektif. Dalam menyusun laporan praktik pembelajaran dan asesmen, ada
paling tidak tiga bagian utama dalam format laporan ini, yaitu pendahuluan,
pelaksanaan, dan penutup. Bagian pendahuluan mendeskripsikan dua hal, yaitu
analisis situasi ketika melaksanakan praktik pembelajaran dan asesmen; dan uraian
rencana kegiatan sebelum melaksanakan praktik pembelajaran dan asesmen.
Selanjutnya, bagian pelaksanaan mencakup tiga hal pokok, yaitu deskripsi data
pelaksanaan praktik pembelajaran dan asesmen yang telah dilakukan; pembahasan
hasil pelaksanaan praktik pembelajaran dan asesmen yang telah dilakukan; dan
implikasi kegiatan praktik pembelajaran dan asesmen yang telah dilakukan bagi
pengembangan profesi guru. Bagian pelaksanaan, adanya deskripsi data
pelaksanaan yang menjelaskan secara lengkap tentang bagaimana pembelajaran
paradigma baru yang telah dilakukan di sekolah, bagaimana merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran dan asesmen paradigma baru, serta bagaimana prinsip-
prinsip pembelajaran paradigma baru telah diimplementasikan di sekolah. Terakhir,
bagian penutup mencakup dua hal, yaitu kesimpulan dan saran.
Terakhir, pada topik 7 saya mempelajari materi tentang Refleksi terhadap Praktik
Pembelajaran dan Asesmen. Refleksi adalah sebuah proses yang perlu dilakukan
dalam memperbaiki kualitas kinerja yang pernah dilakukan. Refleksi pembelajaran
dilakukan oleh guru dan juga peserta didik sehingga guru dan peserta didik juga bisa
merasakan manfaat aktivitas ini. Bagi guru refleksi pembelajaran berguna untuk
meninjau sebuah kelompok atau kelas untuk menggambarkan situasi atau kondisi
dari sebuah kelas, dan juga guru bisa mengetahui potensi setiap individu dan siswa-
siswi di kelas tersebut. Sedangkan manfaat refleksi pembelajaran bagi peserta didik
yaitu untuk menyalurkan ungkapan proses pembelajaran yang sudah dilakukan,
apakah sudah baik atau masih kurang. Hal ini dapat melatih kepercayaan diri siswa
untuk mengungkapkan pendapat, serta memperbaiki kegiatan belajar sesuai dengan
minat dan metode yang mereka inginkan. Model refleksi sangat beragam seperti
model 4F (fact, feeling, finding, and future), model DEAL, papan cerita reflektif,
4C (Connection, Challenge, Concept, Change).
Adapun pengalaman belajar yang saya pilih adalah pada topik 1 tentang telaah
pembelajaran dan asesmen. Seperti yang sudah diketahui, pembelajaran pada saat
ini adalah pembelajaran paradigma baru atau pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik. Guru tidak lagi menjadi pusat pembelajaran, tetapi guru bertindak
sebagai fasilitator pembelajaran. Pembelajaran berlangsung berdasarkan kebutuhan
serta karakteristik masing-masing peserta didik, sehingga pembelajaran menjadi
lebih bermakna bagi peserta didik. Pada pembelajaran paradigma baru yang menjadi
pembeda dari pembelajaran sebelumnya adalah adanya Profil Pelajar Pancasila yang
harus ditanamkan guru kepada peserta didik di berbagai mata pelajaran di berbagai
jenjang sekolah. Profil Pelajar Pancasila merupakan penuntun arah peserta didik atau
karakter yang harus dimiliki peserta didik dalam pembelajaran paradigma baru.
Selain itu ciri lain pada pembelajaran paradigma baru terletak pada penilaiannya
yang di sebut dengan asesmen. Pada pembelajaran paradigma baru ada tiga jenis
Refleksi asesmen yang digunakan dalam proses pembelajaran, yaitu assessment for learning,
Pengalaman assessment as learning, serta assesmen of learning. Pada pembelajaran paradigma
Belajar yang baru yang mendapatkan porsi lebih banyak dalam proses pembelajaran adalah
Dipilih asesmen formatifnya yaitu assessment for learning dan assessment as learning.
Assesmen of learning selanjutnya disebut dengan asesmen sumatif dilakukan pada
saat berakhirnya proses pembelajaran.
Topik ini sangat penting untuk saya pelajari, karena pemahaman saya ketika awal
perkuliahan masih kosong tentang pembelajaran paradigma baru. Sebelumnya saya
mengajar dengan gaya-gaya lama seperti berpaku hanya ceramah di depan kelas.
Setelah mempelajari topik ini, saya menyadari bahwa harus ada yang dirubah pada
cara saya menerapkan pembelajaran di dalam kelas. Saya mepelajari topik ini dengan
cara memahami setiap konsep yang ada pada LMS, mengerjakan berbagai Lembar
Kerja yang disediakan pada LMS, mendengarkan dengan seksama apa yang
disampaikan oleh dosen pengampu mata kuliah, serta mempraktikannya secara
langsung pada sekolah tempat saya melakukan tugas PPL I. Tidak lupa saya selalu
berkolaborasi dengan teman sejawat, sehingga ada kritik serta saran yang saya terima
demi semakin pahamnya saya pada materi topik ini. Selain itu saya juga memenuhi
tugas-tugas yang ada pada LMS, dari materi serta teori yang saya dapat kemudian
saya tuangkan ke dalam berbagai tugas-tugas kuliah yang ada pada LMS. Strategi
yang diimplementasikan dalam mempelajari topik ini sangat penting bagi saya,
karena dengan mengikuti setiap alur yang ada pada LMS, berkolaborasi dengan
dosen pengampu mata kuliah serta dengan teman sejawat akan membangun
pengetahuan saya dalam mempelajari topik ini. Dengan mengikuti alur yang ada
pada LMS juga membuat pengetahuan dan pengalaman belajar yang saya dapat
semakin bermakna.
Link Artefak Pembelajaran:
bit.ly/ArtefakPPAEBimaFauzulAdhim
Analisis Berikut adalah artefak pembelajaran yang saya cantumkan dalam bentuk link google
Artefak
drive, Terkait tugas-tugas LMS yang saya kerjakan pada topik 1 yang membangun
Pembelajaran
pengetahuan saya, sehingga saya bisa mengaplikasikannya ke dalam pembelajaran
pada PPL I.
Garis besar makna yang diperoleh dari aktivitas refleksi diri terhadap pengalaman
belajar mata kuliah ini adalah pembelajaran era sekarang sudah bergeser dari
berpusat pada guru menjadi berpusat pada peserta didik. Selain itu, adanya Profil
Pelajar Pancasila yang harus ditanamkan kepada peserta didik pada berbagai mata
pelajaran di berbagai jenjang Pendidikan, serta asesmen yang harus mendapatkan
porsi lebih banyak pada pembelajaran paradigma baru adalah asesmen formatif,
sedangkan asesmen sumatif diaplikasikan pada akhir pembelajaran berupa ulangan
harian, penilaian tengah semester serta penilaian akhir semester.
Sebagai seorang individu, apa yang sudah saya pelajari pada topik ini harus saya
Pembelajaran tanamkan pada diri saya terlebih dahulu sebelum menerapkannya kepada peserta
Bermakna didik yang saya ajar nantinya. Sedangkan sebagai guru, saya akan menerapkannya
(Good
Practices) kepada peserta didik pada saat saya melaksanakan PPL II maupun sebagai guru
ketika selesai mengikuti Pendidikan Profesi Guru. Saya harus merubah pola saya
mengajar, dulu saya mengajar dengan metode ceramah yang cenderung
menyamaratakan peserta didik, tanpa memandang keunikan serta karakteristik
peserta didik yang tidak sama. Kini saya harus menerapkan pembelajaran paradigma
baru, dengan memberikan asesmen diagnostik terlebih dahulu sebelum merancang
pembelajaran, agar saya tahu bagaimana karakteristik peserta didik serta kesiapan
belajar dari masing-masing peserta didik. Dengan begitu peserta didik akan merasa
nyaman untuk belajar, menjadikan belajar menjadi proses yang menyenangkan dan
bermakna bagi mereka.
Membuat dan merancang perangkat dan desain pembelajaran sesuai dengan
Desain pembelajaran paradigma baru, membuat desain asesmen formatif, sumatif serta
Inovasi
diagnostik, membuat media pembelajaran berbasis permainan.
Membuat dan merancang perangkat dan desain pembelajaran dan asesmen dengan
pendekatan TaRL (Teaching at Right Level),pendekatan Culturally Responsive
Teaching, menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, nyaman dan bermakna.

Rencana
Tindak
Lanjut

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai