Anda di halaman 1dari 20

PEMBELAJARAN SENAM LANTAI SIKAP KESEIMBANGAN

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

PEMBELAJARAN SENAM

Yang diampu oleh Bapak. Drs. Tatok Sugiarto,. S. Pd, M. Pd.

Disusun oleh:

Abi Faturrachman : 200611635669

Bagas Dewantara : 200611635679

Maulindah : 200611635629

Melisa Oktavia : 200611635668

Muhammad Damar Jati : 200611635617

Siroj Munir : 200611635775

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

S1 PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


Tahun Ajaran 2020/2021
i
KATA PENGANTAR

Segala puji saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia dan kasih
sayang-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Kami menyadari bahwa
makalah ini tidak sempurna, maka dari itu kami menerima kritik dan saran dari pembaca untuk
menjadikan karya kami lebih baik lagi untuk kedepannya.

Dalam makalah ini kami mengambil judul “PEMBELAJARAN SENAM LANTAI


SIKAP KESEIMBANGAN”. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah
penbelajaran senam yang diampu oleh Bapak. Drs. Tatok Sugiarto,. S. Pd, M. Pd.

Pamekasan, 15 Februari 2021

Penulis

Ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………………1


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………………...1
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………………………………….1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Masuknya Senam ke Indonesia………………………………………………………...2-6

2.2 Pengertian Senam

2.2.1 Pengertian Senam Secara Umum……………………………………………………6-8

2.2.2 Jenis-Jenis Senam…………………………………………………………………….8-9

2.2.3 Pengertian Senam Lantai……………………………………………………………9-10

2.2.4 Pengertian Senam Kependidikan……………………………………………………..10-11

2.3 Pembelajaran Senam Lantai Sikap Keseimbangan

2.3.1 Sikap Huruf “T”………………………………………………………………………11

2.3.2 Sikap Pesawat Terbang……………………………………………………………….11-12

2.3.3 Sikap Lilin…………………………………………………………………………….12

2.3.4 Head Stand……………………………………………………………………………12-14

2.3.5 Hand Stand……………………………………………………………………………14-15

2.3.6 Leg Swing…………………………………………………………………………….15

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………………..16

3.2 Saran……………………………………………………………………………………………16

DAFTAR PUSTAKA ……………….……………………………………………………………17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Senam adalah olahraga yang sangat digemari dan sangat populer dikalangan masyarakat.
Senam sering menjadi olahraga yang hampir semua kalangan dapat melakukannya, dari usia
anak-anak sampai lansia. Di dunia pendidikan senam merupakan kegiatan yang wajib
dilakukan disetiap hari jum’at, di kalangan masyarakat senam biasanya dilakukan pada hari
libur, namun ada juga yang memiliki jadwal untuk melakukan senam di sore hari atau malam
hari pada hari yang ditentukan, misalnya senin sore atau malam. Nah, senam memiliki
berbagai macam jenis senam, untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan senam secara
lebih dalam maka kami membuat makalah ini dengan berbagai macam rumusan masalah
yang telah kami tuang didalamnya.
1.2 Rumusan Masalah
A. Bagaimana sejarah masuknya senam ke Indonesia?
B. Apa yang dimaksud dengan senam?
C. Apa saja jenis-jenis senam?
D. Apa yang dimaksud senam lantai?
E. Apa yang dimaksud senam Kependidikan?
F. Apa saja macam-macam senam lantai sikap keseimbangan?
1.3 Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah pembelajaran senam dan
menambah wawasan tentang senam, utamanya senam lantai sikap keseimbangan.
A. Mengetahui sejarah masuknya senam lantai ke Indonesia.
B. Mengetahui definisi senam secara umum.
C. Mengetahui jenis-jenis senam.
D. Mengetahui definisi senam lantai.
E. Mengetahui definisi senam kependidikan
F. Mengetahui macam-macam senam lantai sikap keseimbangan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Masuknya Senam ke Indonesia

Senam pertama kali masuk ke Indonesia pada zaman penjajahan Belanda tahun
1912. Masuknya senam ke Indonesia bersamaan dengan ditetapkannya penjas
(pendidikan jasmani) sebagai pelajaran yang wajib di sekolah-sekolah. Pada waktu itu,
senam yang pertama kali diperkenalkan di Indonesia adalah senam sistem Jerman.
Sistem Jerman menekankan pada kemungkinan-kemungkinan gerak yang kaya sebagai
alat pendidikan. Namun, pada tahun 1916 sistem Jerman digantikan oleh sistem
Swedia yang lebih menekankan pada manfaat gerak. Sistem Swedia adalah sistem senam
yang dibawa oleh Dr. H. F. Minkema yang merupakan seorang perwira kesehatan dari
angkatan laut kerajaan Belanda. Melalui Minkema ini senam di Indonesia mulai tersebar
luas, dengan ia membuka kursus senam Swedia di kota Malang pada tahun 1918 untuk
tentara dan guru.Walaupun demikian, tetap saja cikal-bakal penyebaran olahraga senam
dianggap bermula dari kota Bandung. Alasannya, sekolah pertama yang berhubungan
dengan senam didirikan di Bandung. Sekolah ini didirikan pada tahun 1922 di buka
MGSS (Militaire Gymnastiek en Sporschool). Lulusan dari sekolah ini akan menjadi
instruktur senam Swedia di sekolah-sekolah. Dengan melihat perkembangannya yang
baik, MGSS kemudian mendirikan cabang-cabang senam Swedia antara lain di kota
Bogor, Malang, Surakarta, Medan dan Probolinggo.

Mulai masuknya jepang ke Indonesia pada tahun 1942 merupakan pertanda


berakhirnya kegiatan senam berbau barat di Indonesia. Jepang kemudian melarang semua
bentuk senam di sekolah dan lingkungan masyarakat, lalu digantikan oleh “Taiso”. Taiso
adalah semacam senam pagi (berupa kalestenik) yang wajib dilakukan sebelum pelajaran
dimulai di berbagai sekolah-sekolah di Indonesia, dengan iringan radio yang disiarkan
secara serentak. Sebelum dan sesudahnya para murid diwajibkan untuk memberikan
hormat kepada kaisar Jepang. Dengan aba-aba yang berbunyi “sei kei rei”, semua murid
harus membungkuk dalam-dalam mengarah ke utara (Tokyo) tempat di mana kaisar

2
Tenno Heika tinggal. Zaman “Taiso” tidak berlangsung lama, disebabkan senam ini
ditentang oleh masyarakat Indonesia di mana-mana. Dengan berbagai penolakan ini,
akhirnya warisan pemerintah Belanda dipakai kembali di sekolah-sekolah.

Banyak peristiwa penting yang terjadi dalam olahraga senam di zaman


kemerdekaan pada tahun 60-an. Peristiwa penting yang pertama adalah dengan
didirikannya induk organisasi senam di Indonesia pada 14 Juli 1963. Induk organisasi
tersebut bernama PERSANI, Ketua PB Persani yang pertama adalah R. Suhadi.

Peristiwa penting yang kedua terjadi pada tahun berikutnya 1964, di mana cabang
senam menjadi salah satu cabang olahraga yang akan dipertandingkan dalam GANEFO
(Games of the New Emerging Forces) yang bisa kita artikan sebagai pekan olahraga
negara-negara yang baru muncul. Ganefo adalah produk pemikiran dari presiden pertama
Indonesia, Ir. Soekarno. Tujuannya untuk menggalang kekuatan negara-negara baru di
percaturan internasional, sekaligus sebagai balasan atas tindakan IOC yang memecat
Indonesia dari keanggotaannya. Negara yang turut andil dalam pelaksanaan Ganefo pada
cabang senam adalah Cina, Rusia, Korea, Mesir, dan juga tentunya Indonesia. Adapun
senam yang dipertandingkan pertama kali adalah senam artistik.

Pelaksanaan Ganefo tersebut yang menjadi tonggak awal perkembangan senam di


Indonesia sampai sekarang. Pada tahun 1969, senam resmi dipertandingkan untuk
pertama kalinya di PON VII di Surabaya. Namun demikian, perkembangan senam di
Indonesia terbilang berjalan lamban, karena kekhususan alat serta minimnya sumber daya
manusia yang ikut terlibat. Bisa kita lihat dari prestasi pesenam Indonesia pada zaman itu
yang tidak bisa berbicara banyak pada tingkat dunia, paling-paling hanya sampai tingkat
SEA Games. Di tingkat nasional penyebarannya pun hingga tahun 1999, di tingkat
Pengurus Daerah (Pengda) hanya memiliki 18 daerah tingkat I yang sudah memilliki
Pengda, dan yang aktif hanya 10 Pengda.

Sistem senam yang berpengaruh pada perkembangan sistem senam di Indonesia,


kita juga harus melihat sistem-sistem senam yang berpengaruh di Belanda. Karena
hakikatnya senam Indonesia adalah kepanjangan dari sejarah senam Belanda.

3
A. Pengaruh sistem Jerman di Negeri Belanda.

1. Carl Euler (1809-1885)


Datamg ke Belanda memperkenalkan ajaran secara metodis di
perkumpulan dan sekolah-sekolah. Sebenarnya di negara Belanda
perkembangan metodik senam dimulai dari sekolah-sekolah marinier, dan
tersebar ke sekolah umum melalui para perwira yang telah bebas tugas
(pensiun).

2. Spiesz

Kemudian di kenal pula metode Spiesz (1862) yang ditekankan pada alat-
alat seperti palang tunggal, palang sejajar, dan tiang untuk memanjat. Menurut
Spiesz senam bukan hanya untuk ketangkasan tetapi juga untuk kesehatan dan
penguasaan diri. Di Belanda sejak tahun 1863 gymnastiek menjadi pelajaran
wajib.
B. Pengaruh Sistem Swedia di negeri Belanda
Pada tahun 1910, Sistem Swedia telah menggeser Sistem Jerman yang telah
populer. Kelebihan dari sistem ini adalah kepraktisannya yang dilakukan di sekolah-
sekolah. Sistem Swedia juga dianggap memiliki kelebihan karena gerakan-
gerakannya memiliki manfaat. H.V Blijenburg adalah pendukung sistem di Belanda.
Ia menjelaskan bahwa pentingnya sistem Swedia untuk peningkatan kesehatan bagi
pemakainya. Di Indonesia, senam masih menganut sistem Jerman ketika sistem
Swedia masuk ke negeri Belanda. Yaitu turnen dari Jahn dan metode Spiesz masuk
pada tahun 1912. Setelah 4 tahun bertahan, sistem Swedia menggeser sistem Jerman
yang dibawa oleh Dr. H. F. Minkema

C. Pengaruh Sistem Denmark di negeri Belanda


1. Niels Bukh

Setelah Perang Dunia I, Niels Bukh membawa sistem Denmark dan


menggeser sistem Swedia. Menurut Niels Bukh, sistem Swedia kurang dapat
membentuk sikap dan gerak. Niels Bukh kemudian menciptakan latihan
4
peregangan dan digabungkan dengan latihan ketangkasan dan kekuatan
menjadi “Latihan Pendahuluan” dan hal ini yang menjadi cikal bakal menuju
ke inti latihan.

2. J. Thulin

Dianggap sebagai pembaharu senam sistem Swedia. Ia menciptakan


latihan sesuai dunia anak-anak melalui bukunya, Si Buyung.

D. Pengaruh Sistem Austria

Gaulhofer dan Streicher (lebih dikenal dengan singkatan G.S.), menjadi pelopor
gerakan pembaruan dari Austria dengan berusaha meletakkan dasar yang lain setelah
selesainya perang dunia (PD) I. Sistem ini menyesuaikan latihannya dengan
menekankan kontraksi otot secara dinamis kepada usia anak didik. Lalu sistem ini
masuk ke Indonesia dan bertahan lama sebagai sistem yang dianut oleh para ahli.

E. Metode STO Bandung


Setelah perang dunia 2, Burger dan Groll menerapkan sistem Austria lebih lanjut
tetapi sistem ini tidak bertahan lama di Indonesia, karena kurangnya tenaga ahli dan
kecenderungan masyarakat yang inertia terhadap sesuatu yang baru. Kondisi ini
bertahan hingga tahun 1963.

Menyadari kondisi yang tidak menguntungkan, para pembina STO Bandung


memikirkan pembaruan baru. Diupayakan pembaruan tersebut menekankan pada
aspek prestasi dalam wilayah yang dirasa kurang. Pemikiran dan upaya yang
dilakukan oleh dua dosen senam STO Bandung yaitu Drs. H. M. Irsan, MA. Dan Drs.
Imam Hidayat. Lahirlah metode baru pada tahun 1964 yang disebut Metode STO
Bandung. Secara otomatis metode ini menggeser pemakaian metode Gaulhofer dan
Streicher yang berlaku. Akhirnya, metode ini dijadikan rujukan di beberapa STO lain
serta pengajaran senam di sekolah-sekolah serta perkumpulan senam di seluruh
Indonesia. Agar sejarah metode STO tidak hilang maka di bawah ini adalah
perbedaan antara metode Gaulhofer dan Streicher dan metode STO Bandung.

5
1. Metode GS. (Austria)
a. Latihan Pendahuluan
a1. Latihan pemanasan
a2. Latihan kelentukan
b. Latihan Pembentukan
b1. Latihan normalisasi (latihan tubuh)
b2. Latihan keseimbangan (latihan koordinasi)
b3. Latihan kekuatan dan Ketangkasan (latihan prestasi)
b4. Latihan jalan dan Lari
b5. Latihan lompat
c. Latihan Pretasi
d. Latihan Penenangan

2. Metode STO Bandung

a. Pendahuluan

a1. Latihan Pemanasan


a2. Latihan Kelentukan

b. Pembentukan
c. Prestasi
d. Pembekalan: Kekuatan, daya ledak/power, daya tahan.
e. Penenangan.

2.2 Pengertian Senam

2.2.1 Pengertian Senam Secara Umum

Senam berasal dari kata yunani yaitu gymnastic, gymnos berarti telanjang
dengan maksud agar keleluasaan gerak dan pertumbuhan badan yang terlatih
dapat terpantau. Hal ini bisa terjadi dikarenakan teknologi pembuatan bahan
pakaian belum secanggih sekarang, sehingga belum menjadikan pembuatan
pakaian senam yang bersifat lentur mengikuti gerak yang menggunakannya.

6
Dalam bahasa Yunani sendiri, gymnastics diterbitkan dari kata kerja
gymnazein, yang artinya berlatih atau melatih diri. Latihan-latihan ini dibutuhkan
bagi para pemuda Yunani Kuno ( sekitar tahun 1000 SM hingga kira-kira tahun
476) untuk menjadi warga negara yang baik sesuai cita-cita negara serta untuk
menjadikan penduduknya sebagai manusia keselarasan. Para filosof seperti
Socrates, Plato, dan Aristoteles telah menunjang program-program latihan fisik
ini, yang dimaksudkan untuk meningkatkan keindahan dan kecantikan,
keteguhan, serta efisiensi gerak.
Pada zaman kekaisaran Romawi, kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan
pula. Pada waktu itu, masyarakat sangat mendukung kegiatan-kegiatan fisik
untuk memudah latihan militer bagi kaum prianya. Sebagai hasilnya, para
pemuda romawi dikenal sebagai pemuda yang kuat, berani, serta pejuang yang
tangguh. Pada saat itu kata gymnos atau gymnastics, mengandung arti yang
demikian luas, tidak terbatas pada pengertian seperti yang dikenal dewasa ini.
Kata tersebut menunjukan pada kegiatan-kegiatan seperti gulat, atletik serta
bertinju. Selain berkembangnya zaman, kemudian arti yang dikandung, kata
senam semakin menyempit dan tak terkalahkan dengan kebutuhannya.
Lalu apakah definisi senam? Tidak mudah memang mendefinisikan kata
yang satu ini, karena dalam kekhususan yang dikandungnya terdapat keluasan
makna yang ingin dicakup, sesuai dengan perkembangan berbagai aliran dan jenis
senam yang terjadi dewasa ini. Berdasarkan dari pendapat para ahli dapat
disimpulkan bahwa senam secara umum merupakan telanjang yang artinya salah
satu kegiatan fisik yang dilakukan telanjang atau setengah telanjang karena
memerlukan keluwesan gerak untuk peningkatan kualitas fisik serta penguasaan
pengontrolannya. Mengingat begitu luasnya cakupan arti senam serta berbagai
karakteristik geraknya, Imam Hidayat (1196) memberikan pedoman untuk
memperjelas pengertian senam: Tumbling Akrobatik = Senam Kalestenik.
Maksudnya adalah, jika suatu kegiatan fisik mengandung salah satu atau
gabungan dari ketiga unsur di atas, kegiatan itu bisa dikelompokkan sebagai
senam. Apakah arti dari setiap unsur di atas?
7
A. Kalestenik
Calesthenic berasal dari kata Yunani (Greka), yaitu Kalos yang
artinya indah dan Stenos yang artinya kekuatan. Dengan begitu calesthenic
bisa diartikan sebagai kegiatan memperindah tubuh melalui latihan
kekuatan. Dalam bahasa Inggris, calesthenic diartikan sebagai free
exercises dan dalam bahasa Jerman disebut frei ubungen. Dalam bahasa
Indonesia kalestenik bisa kita artikan sebagai kegiatan atau latihan fisik
untuk memelihara atau menjaga kesegaran jasmani (senam pagi, senam
kesegaran jasmani), meningkatkan kelentukan dan keluwesan (senam
wanita, misalnya), serta memelihara teknik dasar dan keterampilan
(misalnya untuk petinju atau pemain sepakbola).
B. Tumbling
Tumbling adalah gerakan yang cepat dan eksplosif dan merupakan
gerak yang pada umumnya dirangkaikan pada satu garis lurus. Adapun
cirinya adalah: adanya unsur melompat, melayang bebas di udara dan
dilakukan dengan cepat. Contoh dari tumbling adalah kip, handspring,
atau salto. Tumbling berasal dari kata tombolon (bahasa italia), tommelen
(Belanda), tomber (Perancis) yang artinya melompat disertai melenting
dan berjungkir balik secara berirama.
Untuk mengetahui pengertian senam, kita harus mengetahui ciri-ciri senam
antara lain:
1. Gerakan-gerakannya selalu dibuat atau diciptakan dengan sengaja.
2. Gerakan-gerakannya harus selalu berguna untuk mencapai tujuan tertentu
(meningkatkan kelentukan, memperbaiki sikap dan gerak atau keindahan
tubuh, menambah ketrampilan, meningkatkan keindahan gerak, meningkatkan
kesehatan tubuh)
3. Gerakannya harus selalu tesusun dan sistematis
Berdasarkan ciri-ciri di atas, batasan senam adalah latihan tubuh yang dipilih
dan diciptakan dengan berencana, disusun secara sistematis dengan tujuan
membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis.
8
2.2.2 Jenis-Jenis Senam
Untuk lebih memudahkan penjenisan senam, alangkah lebih baik kita
mengikuti pengelompokkan senam yang dibuat oleh FIG (Federation
Internationale de Gymnastique) yang di Indonesiakan menjadi Federasi Senam
Internasional. Menurut FIG (dalam Mahendra, 2001, Hlm. 5-6), “senam dibagi
menjadi enam kelompok, yaitu senam artistik senam ritmik sportif, senam
akrobatik, senam aerobik sport, senam trampolin, senam umum”.
Senam artistik adalah salah satu jenis senam yang sering dipertandingkan
yang disusun dari masing-masing alat dan telah ditetapkan sesuai pertandingan
yang berlaku. Contoh senam lantai, kuda pelana, palang sejajar, palang tunggal,
palang bertingkat, dan lain-lain. Senam ritmik sportif yaitu senam yang
dikembangkan dari senam irama yang diantarkan oleh irama musik yang
menghasilkan gerak-gerak tubuh dan alat-alat yang indah.
Senam yang mengendalikan gerakan akrobatik sehingga latihannya
banyak yang mengandung salto sementara pesenamnya harus mendarat diatas
tangan dan diatas bahu pasangannya. Senam aerobik sport merupakan
pengembangan dari senam aerobik berupa tarian atau kalestenik tertent, kemudian
digabungkan dengan akrobatik yang sulit. Senam trampolin merupakan
pengembangan senam yang dilakukan diatas trampolin.
Senam umum adalah semua jenis senam kelima hal diatas. Maka senam
aerobik, senam pagi, dan senam SKJ. Adapun Restianti (2010, hlm. 10-24)
mengemukakan ada beberapa jenis jenis olahraga senam di antaranya:
a. Senamlantai, contoh gerakan berguling, gerakan kayang, sikap lilin, gerakan
guling lenting, gerakan berguling ke depan, gerakan berdiri tangan.
b. Kuda-kuda lompat seperti kuda-kuda pelana, gelang-gelang, palang sejajar,
palang bertingkat, palang tunggal, dan balok keseimbangan.
2.2.3 Pengertian Senam Lantai

Senam lantai adalah latihan senam yang dilakukan pada matras, unsur-
unsur gerakannya terdiri dari mengguling, melompat, meloncat, berputar di udara,

9
menumpu dengan tangan, atau kaki untuk mempertahankan sikap seimbang atau
pada saat meloncat ke depan atau belakang. Senam ini juga disebut latihan bebas
karena pada waktu melakukan gerakan pesenam tidak mempergunakan suatu
peralatan khusus.

Senam lantai dilakukan di atas area seluas 12×12 m dan dikelilingi matras
selebar 1 m untuk keamanan pesenam. Rangkaian gerakan senam harus dimulai
dari komposisi gerakan ringan, sedang, berat, dan akrobatik, serta mengandung
gerakan ketangkasan, keseimbangan, keluwesan, dll. Pesenam pria tanpil dalam
waktu 70 detik dan wanita tampil diiringi musik dalam waktu 90 detik.

Macam-macam bentuk gerakan senam lantai antara lain:Guling ke depan,


Guling ke belakang, Lompat Harimau, Handstand, Headstand, Handspring, Back
handspring, Meroda, Stood, Round off, Kip, Neck kip, Head kip, Kayang, Sikap
lilin, Salto, dan lain-lain.

2.2.4 Pengertian Senam Kependidikan

Senam kependidikan adalah istilah yang diterapkan pada kegiatan


pembelajaran senam yang sasaran utamanya diarahkan untuk mencapai tujuan-
tujuan kependidikan. Hal ini mengisyaratkan bahwa yang paling dipentingkan
dari kegiatan tersebut adalah anaknya sendiri, bukan kegiatan atau keterampilan
geraknya.

Senam hanyalah alat, sedangkan yang menjadi tujuan adalah


perkembangan anak melalui kegiatan-kegiatan yang bertema senam. Dalam
senam kependidikan, anak belajar pada tingkatannya masing-masing, untuk
mengembangkan pengertian dan keterampilan dalam menerapkan konsep-konsep
gerak. Berbeda dengan senam kompetitif, senam kependidikan tidak terlalu
terpaku pada penguasaan keterampilan secara sempurna. Anak dituntut mau
bergerak dan beraktivitas jasmani, dengan tujuan agar perkembangan/
pertumbuhan jasmani dan kebugaran jasmani anak akan semakin meningkat.

10
Agus Mahendra (2001: 10) menyatakan bahwa senam kependidikan
adalahistilah yang diterapkan pada kegiatan pembelajaran senam yang sasaran
utamanyadiarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Kegiatan senam
kependidikanmengutamakan anaknya sendiri, bukan keterampilan geraknya.
Senam hanyalah alat,sedangkan tujuan utamanya adalah aspek pertumbuhan dan
perkembangan anak yang dirangsang melalui kegiatan-kegiatan yang bertema
senam.

2.3 Pembelajaran Senam Lantai Sikap Keseimbangan

2.3.1 Sikap Huruf “T”

Pembelajaran Sikap Huruf T

• Berdiri tegak kedua tangan lurus keatas.


• Tangan kanan luruskan ke atas, tangan sebelahnya menempel lurus di sisi
badan.
• Kaki kiri diangkat hingga lurus dan membentuk huruf “T”.
• Kembali ke posisi awal.

2.3.2 Sikap Pesawat Terbang

Pembelajaran Sikap Pesawat Terbang


11
Posisikan badan tegap dan kaki lurus dan rapat, tangan di samping badan
dan di rentangkan ke samping selurus bahu, bunggkukkan badan ke depan sejajar
matras dan salah satu dahi di angkat lurus ke belakang hingga menyerupai
pesawat terbang

2.3.3 Sikap Lilin

Pembelajaran Sikap Lilin

Posisi terlentang dan kaki lurus, angkat kaki ke atas dengan kaki rapat dan
tumpuan tangan sebagai penopang pinggang dan kaki

Cara melakukan sikap lilin dengan bantuan teman, yaitu dengan cara:
Bantuan berada di samping. Membantu
a. mengangkat kaki dan menahannya. Pegang atau tempatkan tangan di sisi panggul.
b. Peganglah pergelangan kaki saat meluruskan kedua kaki ke atas.

2.3.4 Head Stand


Berdiri kepala atau headstand adalah bentuk sikap berdiri kepala
dengan tumpuan kepala dan kedua tangan (Sumanto dan Sukiyo,
1992:105). Sedangkan menurut Mahendra mengatakan bahwa handstand
adalah kecakapan mempertahankan tubuh dengan bertumpu

12
pada kedua lengan. Gerakan ini di awali dengan melangkahkan satu kaki
dan kaki yang satunya ke belakang sambil menjulurkan kedua tangan lurus ke
lantai untuk bertumpu. Di dalam gerakan ini perlu diperhatikan mekanika gerakan
sebagai berikut:

(1) Pertahankan titik berat di atas titik tumpuan,

(2) Titik berat badan setiap segmen badan berada satu garis tepat di atas segmen
dibawahnya,

(3) Teknik mempertahankan keseimbangan jika jatuh ke arah perut, gerakan yang
agak dinamis dan fleksi panggul, ekstensi bahu dan fleksi siku akan menolong
mengembalikan badan ke posisi seimbang,

(4) Gerakan kaki dan lengan akan menyebabkan gerakan badan ke arah
sebaliknya,

(5) Jika jatuh ke arah punggung, gunakan ekstensi kurva linear yang digabungkan
dengan dorongan pergelangan tangan untuk mengembalikan ke posisi yang benar
(Mahendra, 2001).

Pembelajaran headstand

• Dimulai dari posisi bersimpu, selanjutnya membungkuk bertumpu pada dahi


dan tangan. Dan tangan membentuk segitiga sama sisi.
• Lutut diluruskan dengan posisi masih bertumpu pada dahi dan tangan.
• Angkat tungkai ke atas bersamaan. Untuk menjaga agar badan tidak
mengguling ke depan, panggul ke depan, dan punggung membusur.
• Sikap badan tegak, dan tungkai rapat lurus ke atas. Tahan beberapa detik.

13
Cara melakukan head stand dengan bantuan teman, yaitu dengan cara:
1. Peserta didik yang akan akan melakukan head stand berdiri di belakang
matras
2. Teman yang akan melakukan bantuan berada di samping matras.
3. Peserta didik yang akan melakukan gerakan head stand melakukan
gerakan jongkok di belakang matras, kemudian meletakkan kedua tangan
sejajar selebar bahu di matras dan meletakan dahi di antara kedua lengan
agak ke depan.
4. Pesertadidik yang memberikan bantuan memegang bagian punggung dan
bagian tungkai.
5. Di saat peserta didik yang melakukan latihan mengangkat kedua tungkai
ke atas, penolong menahan bagian punggung agar tidak jatuh ke belakang
dan membantu mengangkat kedua tungkai lurus ke atas.
Posisi meluruskan badan ke atas agar di pertahankan beberapa detik, kemudian
penolong melepas pegangan.

2.3.5 Hand Stand

Menurut Agus Mahendra (2001) handstandadalah kecakapan memper-


tahankan tubuh dengan bertumpu pada kedua lengan. Gerakan ini di awali
dengan melangkahkan satu kaki dan kaki yang satunya ke belakang sambil
menjulurkan kedua tangan lurus ke lantai untuk bertumpu (Agus Mahendra,
2001).

14
Pembelajaran Handstand

• Bungkukan badan, telapak tangan menumpu selebar bahu, kaki berada di


lengan atas untuk menahan badan agar seimbang dan pandangan ke matras.
• Angkat perlahan kaki kanan ke atas dengan posisi tangan masih menekuk
• Ayunkan kaki kiri dan luruskan tangan.
• sejajarkan kedua kaki diatas dengan posisi masih menekuk dan kangkang.
• Rapatkan kedua kaki.
• Lalu luruskan kedua kaki ke atas dengan masih memandang matras.
• Badan agak di tegapkan dan pandangan ke arah depan.

Cara melakukan hand stand dengan bantuan teman, yaitu dengan cara:
1. Posisi awal dilakukan dengan berdiri berhadapan diatas matras.
2. Posisi pelaku handstand berdiri dengan kedua kaki rapat dan kedua tangan
diangkat ke atas.
3. Bungkukkan badan ke depan hingga kedua telapak tangan menyentuh
matras.
4. Kemduan langkahkan salah satu kaki ke depan hingga pinggul dan lengan
lurus.
5. Angkat kaki belakang ke atas diikuti dengan mengangkat kaki satunya.
6. Ketika kedua kaki berada di atas, teman yang membantu memegangi bahu
atau pergelangan kedua kaki agar tubuh tidak jatuh.
7. Untuk melakukan pendaratan, pelaku handstan menjatuhkan salah satu
kaki secara bergantian dan perlahan. Posisi teman yang membantu
memegang bagian paha pelakuk.
2.3.6 Leg Swing

Leg Swing adalah Berdiri dengan menggunakan kaki kanan, sedangkan


kaki kiri dengan posisi sedikit dinaikkan (3-6 inci dari lantai). Posisi lengan
berada tepat di sisi tubuh. Dengan posisi ini ayunkan kaki kiri ke depan dan ke
belakang. Dengan posisi badan tegak tetaplah bergerak dengan mempertahankan
posisi tegak tubuh.
15
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Senam adalah olahraga yang sangat digemari dan sangat populer dikalangan masyarakat.
Senam sering menjadi olahraga yang hampir semua kalangan dapat melakukannya, dari usia
anak-anak sampai lansia. Senam pertama kali masuk ke Indonesia pada zaman penjajahan
Belanda tahun 1912. Masuknya senam ke Indonesia bersamaan dengan ditetapkannya penjas
(pendidikan jasmani) sebagai pelajaran yang wajib di sekolah-sekolah.

Senam berasal dari kata yunani yaitu gymnastic, gymnos berarti telanjang dimana pada
zaman tersebut orang yang melakukan senam harus bertelanjang, dengan maksud agar
keleluasaan gerak dan pertumbuhan badan yang terlatih dapat terpantau. Adapun Restianti (2010,
hlm. 10-24) mengemukakan ada beberapa jenis jenis olahraga senam di antaranya:

a. Senamlantai, contoh gerakan berguling, gerakan kayang, sikap lilin, gerakan guling
lenting, gerakan berguling ke depan, gerakan berdiri tangan.
b. Kuda-kuda lompat seperti kuda-kuda pelana, gelang-gelang, palang sejajar, palang
bertingkat palang tunggal, dan balok keseimbangan.
Senam lantai adalah latihan senam yang dilakukan pada matras, Senam ini juga disebut
latihan bebas karena pada waktu melakukan gerakan pesenam tidak mempergunakan suatu
peralatan khusus.
Senam kependidikan adalah istilah yang diterapkan pada kegiatan pembelajaran senam yang
sasaran utamanya diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan kependidikan:

3.2 Saran

Sebagai penulis kami menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan
bahkan jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami butuh kritik dan saran dari
pembaca tentang pembahasan dari makalah diatas agar kami bisa memperbaiki segala
kekurangan kami. TERIMAKASIH

16
DAFTAR PUSTAKA

Alfarisi, I. A. (2015). UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR HEADSTAND

MELALUI METODE KARTU TUGAS PADA KELAS XI IPA SMA N 1 SUKOREJO

KABUPATEN KENDAL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 (Doctoral dissertation,

Universitas Negeri Semarang).

Arwih, M. Z. (2018). Hubungan Kekuatan Otot Lengan Dengan Kemampuan Handstand

Pada Olahraga Senam Lantai Mahasiswa Penjaskesrek Angkatan 2016 Kelas B Fkip

Uho. Jurnal Ilmu Keolahragaan, 17(2), 54-61.

Kurniawan, Ari Wibowo. 2019. Pembelajaran senam lantai. Malang: wineka media.

Penjaskores (2020). Cara melakukan sikap keseimbangan pesawat terbang melalui metode dari
penjaskores pada Minggu 27 Desember 2020.

Garudasporta (2020). Cara melakukan sikap keseimbangan lilin metode dari Garudasporta pada
12 November 2020.

Suroto, S. 2004 pengertian senam, manfaat senam, dan urutan gerakan an senam, UNDIP
Mahendra,2001,Hlm.56 ,Wardani(2012), Restianti (2010 hal.10-24) repository.upi.edu

17

Anda mungkin juga menyukai