Jalur rel Kedungjati-Tuntang diresmikan pada tahun satu jalur yang berpotensi untuk diaktifkan kembali adalah
1873 dan ditutup pada tahun 1970. Pada awal peresmiannya, jalur rel Kedungjati-Tuntang.
jalur tersebut merupakan bagian dari Jalur rel Jogjakarta- Pengaktifan jalur rel Kedungjati-Tuntang diharapkan
Kedungjati. dapat mengurangi beban jalan dengan mengalihkan
Pengaktifan jalur rel Kedungjati-Tuntang diharapkan pengangkutan barang dari menggunakan truk menjadi
dapat mengalihkan pengangkutan barang dari menggunakan menggunakan kereta api. Sebelumnya perlu diketahui bahwa
truk menjadi menggunakan kereta api. Disamping untuk volume lalu lintas angkutan barang pada jalur jalan
mengurangi beban jalan, pengaktifan ini juga bermanfaat Kedungjati-Tuntang cukup padat karena jalur tersebut
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan merupakan salah satu jalur utama yang menghubungkan
mengembangkan potensi pariwisata Provinsi Jawa Tengah. Provinsi Jawa Tengah bagian selatan dan utara. Banyaknya
Desain eksisting dari jalur rel Kedungjati-tuntang angkutan bermuatan berat yang melalui jalur tersebut
adalah jalur single track dengan lebar sepur 1067 mm. menyebabkan kondisi perkerasan jalan di banyak titik
Dimensi rel tersebut tidak sesuai dengan Rencana Induk menjadi rusak berat. Kondisi jalan yang demikian sangat
Perkeretaapian Nasional 2030 (RIPNAS 2030). Pada menghambat pergerakan lalu-lintas di jalur tersebut.
RIPNAS 2030 dijelaskan bahwa lebar sepur di Pulau Jawa
adalah 1435 mm..
Jalur yang direncanakan disini sejauh 31 km. I. METODOLOGI
Metode perencanaan rute jalur ini antara lain dengan Metodologi Tugas Akhir ini dapat dilihat pada
melakukan studi literatur, pengumpulan data, perencanaan Gambar1
geometrik, perencanaan alinemen horisontal dan vertikal,
perencanaan detail potongan, perhitungan galian dan
timbunan, serta perencanaan struktur tipikal jalan rel.
Tugas akhir ini akan menghasilkan suatu rute jalur
rel yang sesuai dengan Peraturan Menteri Nomor 60 Tahun
2012 Tentang Persyaratan Teknis Jalur Kereta Api.
I. PENDAHULUAN
Lc
68,015 2 *12,5369 200 149,8186m
α2 180
Δ 1
Lh 2
α1 p R 1 cos s ................ (5.5)
1 6R
87,482
p 200 1 cos 12,536943 1,608542
6 200
m
Gambar 4.1. Trase awal pada Start-P1, P1-P2
Lh 3
k Lh R sin s .............. (5.6)
40 R 2
Contoh perhitungan
α PI:
3
α1 (garis start-PI di kuadran II) 87,48 3
o lx = 8,1691, ly = -2,4159 k 87,48 200 sin 12,536943 43,64777
40 * 200 2
o α1 = 360 +
1
= 360 + Ts R p tg k .................... (5.7)
2
= 286,475
1
Ts 200 1,60854 tg 68,01553 43,6477 187,35789m
2
α2 (garis P1-P2 di kuadran III)
o lx = 5,6896, ly =7,9732 hV
Xs ......... (5.8)
o α2= 180 + 144
145,8. 60
= 180 + Xs 87,061586 m
144
= 215,5111 ( R p)
E R .......... (5.9)
Δ = (α2 –α1) 1
cos
= 70,9639 2
Setelah didapatkan sudut P-I , kemudian 200 1,608542
dilanjutkan perencanaan lengkung horizontal. E 200 47,585544m
Vrencana = 60 km/jam 1
Rtaksir = 200 m............(Permen No.10 2012)
cos 68,01553
2
Sehingga dapat dihitung :
v2 Lh 2
h= 8,1.
R
....... (5.1)
Ys .................... (5.10)
6R
3
87,48 2
Ys 6,377292 meter
6 200
Ym =
= )²
= 0.037 m
Untuk hasil perhitungan dapat dilihat dalam tugas akhir
penulis. [3]
Perencanaan Struktur
Pada perencanaan jalan rel ini didesain dengan
kriteria jalan rel kelas V lebar sepur 1435mm, dengan data-
data sebagaimana berikut : (PD10)
Digunakan R54 dengan spesifikasi:
Berat rel teoritis (W) : 54,43 kg/m
Momen inersia searah sumbu X ( Ix ) : 2,346 cm4
Luas penampang melintang (A) : 69,34cm2
Tegangan ijin rel (σ) : 1325 kg/cm2
Gambar 4.2. Skema lengkung horizontal spiral-circle-spiral Modulus elastisitas : 2,1x106
2
kg/cm
Untuk hasil perhitungan lengkap dapat dilihat dalam
Passing ton tahunan : < 5 Juta Ton
Alinemen Vertikal Beban gandar : 22,5 ton
Analisa diawali dengan membagi trase eksisting
setiap 250 meter. Dari setiap potongan tersebut dicari
elevasi tanah dengan perhitungan metode interpolasi. Untuk
lebih jelas mengenai perhitungan dapat dilihat pada contoh
perhitungan di bawah ini:
Contoh perhitungan elevasi trase :
Potongan pada titik STA 0+500.
Diketahui :
Elevasi kontur atas = +37,5 m
Elevasi kontur bawah = 25
Jarak antar kontur = 631,04719 m
Jarak titik ke kontur bawah = 209.94878 m Gambar 4.6. Penampang rel R.54
Dari data diatas maka dapat dihitung dengan
menggunakan metode interpolasi sebagaimana berikut : Rel dianggap sebagai suatu balok tidak terhingga
panjangnya, dengan beban terpusat dan ditumpu oleh
(ea eb)
Titik STA eb xjarak titik bawahstruktur dengan modulus elastisitas jalan rel (k).
jarakkontur
Pd
(37.5 25)
Titik STA 0 + 500 25 * (209.94878) 29.15874 m
631.04719 X2
e = 0,011
e = 0,0004
Gambar 4.5 Skema lengkung vertikal PV1( STA
6+000) Gambar 4.7. Pemodelan pembebanan jalan rel.
= Pd = P + 0,01 P (V-5)
Pd = ( 11,5 + 0,01. 11,5. ((60/1,609) – 5) ) ton
= 21,04 m = 15,21337787 ton
4
Dimana:
A1 = Luas tanah yang dipindahkan pada STA
III. KESIMPULAN/RINGKASAN
awal
A2 = Luas tanah yang dipindahkan pada STA Dari hasil perencanaan Tugas Akhir yang
dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
akhir
L = Jarak antar STA
1. Alinemen Horisontal dan Vertikal
a. Pada perhitungan alinemen horisontal terdapat
A STA 1+000 = -118,2078 m2 (galian) beberapa titik PI yang desain trase awalnya
A STA 1+500 = - 125,5478 m2 (galian) tidak sesuai dengan standart perhitungan
L = 500 m alinemen horizontal. Titik-titik tersebut
antara lain P 10, P 15, dan P 26. Untuk
mengatasi hal tersebut dilakukan
Perhitungan volume tidak seragam digunakan saat penyesuaian parameter lengkung dan
menghitung volume tanah diantara dua STA dimana penggeseran trase.
salah satunya merupakan timbunan dan yang lain adalah b. Pada perhitungan alinemen vertikal eksisting
galian. Contoh perhitungan volume memakai cara ini diketahui bahwa kemiringan trase dari STA
dapat dilihat pada STA 2+000 sampai STA 2+500 14+250 sampai STA 27+250 tidak sesuai
dengan landai penentu maksimum yang
terdapat pada PM No.60 Th 2012. Oleh
L1 karena itu penulis merencanakan ulang
alinemen vertikal pada bagian tersebut agar
X lebih sesuai dengan standart landai penentu.
c. Diperlukan beberapa pembangunan jembatan
L2 pada jalur rel Kedungjati – Tuntang ini
antara lain pada STA 7+500, 13+500,
17+000, dan pada STA 21+000
2. Hasil perhitungan geometri dan konstruksi jalan KA:
Lebar Sepur yang digunakan adalah 1435 mm
Gambar 4.16 Skema STA 2+000 – 2+500 sesuai anjuran RIPNAS 2030 dengan beban
gandar 22,5 ton
6
DAFTAR PUSTAKA
Anshory, I. 2009. Perencanaan Struktur Jalan Rel
Rantau Prapat – Duri II. Tugas Akhir Di Jurasan
Teknik Sipil FTSP ITS.
Bina Marga. 1997. Tata Cara Perencanaan Geometrik
Jalan Antar Kota. Jakarta : Bina Marga.
DEPHUB, 2011. Rencana Induk Perkeretaapian
Nasional 2030, <URL:
http://perkeretaapian.dephub.go.id/>
Menteri Perhubungan, 2012. Peraturan Menteri No . 60
Tahun 2012 (Persyaratan Teknis Jalur Kereta
Api).
PJKA, 1986. Perencanaan Konstruksi Jalan Rel
(PeraturanDinas no. 10).
PJKA, 1986. Penjelasan Perencanaan Konstruksi Jalan
Rel (Penjelasan Peraturan Dinas no.10).
Profillidis, V.A. 2006. Railway Management and
Engineering. Greece: Democritus Thrace
University
UU, 2007. Perkeretaapian (UU. No. 23 Tahun 2007).
Wahyudi, H. 1985. Jalan Kereta Api (Struktur dan
Geometrik Jalan Rel). Surabaya: Jurusan Teknik
Sipil-FTSP ITS
Wahyudi, H. 1993. Jalan Kereta Api (Struktur dan
Geometrik Jalan Rel). Surabaya: Jurusan Teknik
Sipil-FTSP ITS
Zulmi Z. E., Z. 2013. Perencanaan Geometri Jalan Rel
Samarinda-Bontang Provinsi Kalimantan
Timur. Tugas Akhir Di Jurasan Teknik Sipil FTSP
ITS.
[1]