BAB IV
PENGUKURAN TOPOGRAFI
4.1 UMUM
Hasil pengukuran topo sebagai dasar dalam melakukan rancang bangun harus
dapat menggambarkan bentuk dan kondisi yang ada di lapangan, sehingga alat
yang digunakan merupakan salah satu factor penentu hasil pengukuran topo ini.
Theodolit sebagai alat dalam pengukuran topografi terbagi menjadi dua jenis
yaitu jenis repetisi (atau pusat rangkap) dan model arah (reiterasi atau
triangulasi). Pada masing-masing jenis alat ini metode dalam pengukurannya
pun berbeda.
|IV - 49
Laporan Akhir
PENYUSUNAN DED KOMPLEK PERKANTORAN KTC 2021
4.3 POLIGON
Secara umum poligon adalah cara untuk menentukan tempat titik-titik baik dengan
koordinat-koordinatnya yang harus dihitung, maupun dengan jalan penggambaran.
Pengukuran dengan jalan poligon ini yang diukur dua unsur yaitu sudut dan jarak.
Dengan kedua unsur tersebut dapat dilukis poligon di atas peta jika tidak terikat
pada koordinat yang ada dan tidak menghiraukan poligon tersebut agar satu
poligon terarah atau tertentu arahnya, maka perlu diketahui arahnya.
Untuk daerah poligon yang tidak begitu luas arah ini berhimpit dengan sumbu Y
pada peta. Agar titik koordinat dapat diketahui koordinatnya (titik-titik tetap), maka
poligon tersebut diikatkan pada titik yang telah diketahui koordinatnya. Jadi
koordinat di sini dihitung dari unsur jarak dan sudut arah sebagai berikut:
XP = XA + dAP sin AP
YP = YA + dAP sin AP
Ada dua macam poligon yang dipakai untuk penggambaran penentuan titik
koordinat, yaitu:
1. Poligon Terbuka
Pada poligon ini, kesalahan pada pengukuran sudut maupun jarak tidak dapat
dikontrol atau dikoreksi. Koreksi hanya dilakukan dengan cara pengukuran
dalam arah yang berlawanan. (dari B ke A)
U
U
P
B
ap S1 S3 bq
S0
d1 d2 S2 d3 Q
A
|IV - 50
Laporan Akhir
PENYUSUNAN DED KOMPLEK PERKANTORAN KTC 2021
2. Poligon tertutup
Pada poligon ini, titik awal dan titik akhir merupakan suatu titik yang sama.
Panjang garis dan sudut-sudut dapat diukur dan pengukuran tersebut dilakukan
searah jarum jam. Kita dapat melakukan kontrol atau koreksi dari pengukuran
karena diketahui jumlah sudut luar dari segi banyak sama dengan (n) 1800,
dimana n adalah jumlah titik. Jadi jumlah sudut pada gambar di bawah ini
adalah (n+2) 1800 =16200.
ap : sudut arah awal poligon
aq : sudut arah akhir poligon
P : titik ikat awal
Q : titik ikat akhir
A : titik awal dan akhir poligon
S0 s/d S5 : panjang sisi poligon
d0 s/d d5 : jarak yang diukur
U
Q ap P
S5 S0
A
d5 aq d1
S4 S1
d4 d2
S3 d3 S2
|IV - 51
Laporan Akhir
PENYUSUNAN DED KOMPLEK PERKANTORAN KTC 2021
P S3
ap S1 3
S0 Sn
d1 1 d2 S2 d3 dn
A 2
Keterangan :
A : titik awal pengukuran
P : titik ikat awal poligon
ap : sudut awal arah poligon
So – Sn : sudut awal terukur
d1 – dn : jarak yang diukur
U
bq
P
S3
ap S1 3
S0 B
d1 1 d2 S2 d3 dn
Q
A 2
Keterangan :
A : titik awal poligon
B : titik akhir poligon
P : titik ikat awal poligon
Q : titik ikat akhir poligon
ap : sudut arah awal poligon
bq : sudut arah akhir poligon
S0-Sn : sudut-sudut terukur
d1-dn : jarak yang diukur
2. Poligon Tertutup
Yaitu poligon di mana titik akhir poligon kembali ke titik awal poligon dan
besarnya koreksi yang terjadi dapat dihitung.
|IV - 52
Laporan Akhir
PENYUSUNAN DED KOMPLEK PERKANTORAN KTC 2021
U
Q ap P
S6 S0
A
d6 aq d1
S5 1 S1
5
d2
d5
S4 4 2 S2
d4 d3
3
S3
Keterangan :
A : titik awal dan titik akhir poligon
P : titik ikat awal poligon
Q : titik ikat akhir poligon
ap : sudut arah awal poligon
aq : sudut arah akhir poligon
S0 – S5 : sudut-sudut terukur
d1 – d6 : jarak yang diukur
Untuk mencari sudut ap haruslah digunakan sudut jurusan yang diketahui
besarnya.
Untuk mencari jarak (d) digunakan jarak yang diketahui.
Sudut jurusan dapat ditentukan bila arah antara dua titik A dan B diketahui
koordinatnya, sehingga dengan cara menggambarkan letak titik A dan B dapat
diketahui letaknya garis AB.
Bila titik A ada arah ke titik P, maka arah itu dapat ditentukan dengan sudut
BAP antara arah AB dan AP yang mana besar sudutnya didapat dengan
mengukur langsung di titik A.
Misal mengetahui titik-titik A( Xa,Ya ) dan B(Xb,Yb ), maka untuk mencari
besarnya sudut AB dalam tiga siku-siku dipakai rumus :
Tg AB =
|IV - 53
Laporan Akhir
PENYUSUNAN DED KOMPLEK PERKANTORAN KTC 2021
A. Cara Variabel
Mengikat ke muka
P=?
ap d ap
A
ab d bp
bp
B
Untuk menentukan koordinat P, kita harus mengetahui besarnya sudut AP dan
jarak AP. Untuk kedua unsur dan d dari garis lurus yang ujungnya
diketahui, misal titik A (Xa,Ya ) dan B (Xb,Yb). Pada cara mengikat diukur
sudut-sudut yang ada pada titik-titik pengikat A dan B adalah sudut P AB = dan
sudut PBA = . Maka dari segitiga diketahui alas dap dan dap sudut alasnya .
Jika telah didapatkan harga-harga tersebut di atas, maka kita dapat
menghitung koordinat P dari A atau juga dari B. Sebanyak contoh jika
koordiant P dari A atau juga dari B. Senagai contoh jika koordinat P dihitung
dari koordinat A :
|IV - 54
Laporan Akhir
PENYUSUNAN DED KOMPLEK PERKANTORAN KTC 2021
B. Cara koordinat
Poligon
Cara ini digunakan apabila titik-titik memiliki koordinat yang terletak
memanjang sehingga membentuk segitiga banyak. Dari poligon ini dapat
diketahui koordinat-koordinat titiknya, dengan rumus:
|IV - 55
Laporan Akhir
PENYUSUNAN DED KOMPLEK PERKANTORAN KTC 2021
yang tergambar pada peta. Garis kontur yang menggambarkan ketinggian tanah di
bawah air disebut “Sub Marine Contour”.
Dalam pembuatan peta, permukaan dianggap memiliki kemiringan yang lurus
antara dua kontur yang berurutan. Sekali titik tersebut tertanam dalam akal maka
peta serta ketinggian yang diketahui akan menjadi hal yang mudah.
A. Sifat dan Karakteristik Titik Kontur
Untuk membaca maupun membuat suatu peta terutama peta yang banyak
menunjukkan ketinggian atau elevasi suatu tempat (peta topografi)
diperlukan pengetahuan tentang sifat dan karakteristik garis kontur. Sifat-
sifat garis kontur tersebut adalah:
1. Garis kontur akan rapat pada kemiringan lereng yang terjal, dan lebar
pada lereng-lereng yang landai.
2. Berjajar sama dan sejajar pada daerah daratan.
3. Bersifat tegak lurus dengan garis lereng atau kemiringannya.
4. Bersudut siku-siku pada lembah-lembah dan garis-garis punggung.
5. Bertumpukan satu sama lain hanya pada permukaan tegak.
6. Semakin besar skala peta maka interval garis kontur semakin kecil, dan
begitu pula bila skala peta makin kecil maka interval garis kontur akan
semakin besar.
7. Untuk daerah yang luas, diambil interval kontur 1:2000 dari skala peta.
Sedangkan karakteristik garis kontur adalah:
1. Tiap garis kontur hanya menunjukkan satu elevasi tertentu.
2. Garis kontur dengan elevasi berbeda tidak pernah berpotongan.
3. Garis kontur tertutup akan berupa bukit atau lembah dan yang tidak
tertutup akan berakhir pada tepi peta.
Selain mengetahui karakteristik serta sifat garis kontur, perlu diketahui juga
penetapan interval garis kontur, yaitu yang ditentukan oleh:
1. Urgensi peta
Bila peta yang dibuat nantinya akan digunakan untuk pekerjaan yang
penting dimana memerlukan ketelitian yang cukup tinggi, maka
intervalnya dibuat sekecil mungkin, misalnya 0,5 atau 0,25 meter.
2. Topografi dari peta daerah yang dipetakan
Kalau daerah yang dipetakan kecil maka memakai interval yang kecil,
sebaliknya apabila digunakan untuk daerah yang besar maka memakai
interval yang diperlukan.
3. Skala peta
Bila skala besar, interval kontur semakin kecil dan semakin kecil skala
peta maka interval kontur akan semakin besar sekaligus semakin kecil
biaya yang diperlukan.
|IV - 56
Laporan Akhir
PENYUSUNAN DED KOMPLEK PERKANTORAN KTC 2021
|IV - 57
Laporan Akhir
PENYUSUNAN DED KOMPLEK PERKANTORAN KTC 2021
|IV - 58
Laporan Akhir
PENYUSUNAN DED KOMPLEK PERKANTORAN KTC 2021
|IV - 59
Laporan Akhir
PENYUSUNAN DED KOMPLEK PERKANTORAN KTC 2021
dibuat mendatar dengan teliti. Bila garis jurusan nivo mendatar, sumbu S1
akan tegak lurus pada sumbu S2.
Mengatur sumbu S2 supaua mendatar dan mengatur garis bidik supaya
letaknya tegak lurus sumbu S2.
Menghilangkan kesalahan indeks pada waktu garis bidik dalam keadaan
mendatar, sehingga sudut miring garis bidik adalah garis 0 0 dan 900. Bila
pada waktu pembacaan tidak sama dengan angka diatas, maka ada
kesalahan indeks.
Sedangkan pembacaan theodolith adalah dengan melakukan pembacaan alat
pada lingkaran tegak, selalu gelembung nivo yang didapatkan pada nonius
tegak di tengah-tengah. Untuk pembacaan sudut diperoleh dengan memutar
tombol mikrometer agar garis-garis pembagian (yang bergerak pada arah
yang berlawanan) berhimpit. Karena diperoleh pembacaan putaran dari dua
pihak lingkaran, masing-masing pembacaan skala dihitung sebagai 10 menit
agar nanti tidak perlu membagi dua. Jangkauan mikrometer terbatas sampai
10 menit.
b. Sipat Datar
Sipat datar adalah suatu operasi untuk menentukan beda tinggi antara dua
titik di atas permukaan tanah. Sebuah bidang datar acuan (datum) ditetapkan
dan elevasi diukur terhadap bidang tersebut. Beda elevasi yang ditentukan
dikurangkan atau ditambah dengan nilai yang ditetapkan tersebut, dan
hasilnya adalah elevasi titik-titik tadi.
1. Sipat datar langsung (direct leveling)
Disebut juga sebagai sipat datar beda tinggi atau waterpass. Dalam
metode ini, beda elevasi antar titik yang elevasinya diketahui dan tinggi
alat, lalu beda elevasi dari tinggi alat hingga titik yang tidak diketahui,
ditentukan dengan mengukur jarak vertikal dengan menggunakan
waterpass presisi atau semi presisi dan mistar ukur (leveling rod)
2. Sipat datar tidak langsung
Dibagi lagi menjadi dua metode :
a. Trigonometrik dan barometrik
Metode ini mengaplikasikan prinsip-prinsip trigonometri untuk
menetukan beda elevasi, sebuah sudut vertikal (diatas atau di
bawah bidang horisontal) digunakan untuk menghitung jarak vertikal
dua titik. Metode ini umumnya dipakai untuk sipat datar dengan
derajat ketelitian yang lebih rendah dimana keadaan lapangan tidak
memungkinkan digunkannya sipat datar langsung.
b. Sipat datar barometri
Metode ini mengguanakan selisih tekanan (atmosfer) yang diamati
dengan sebuah barometer atau altimeter untuk menentukan beda
elevasi. Metode ini yang paling jarang digunakan dan paling rendah
ketelitian dalam menentukan beda elevasi, dan hanya digunakan
dalam survei dimana metode ini tidak dapat dilaksanakan atau
harus memerlukan waktu yang lama atau biaya yang besar.
|IV - 60
Laporan Akhir
PENYUSUNAN DED KOMPLEK PERKANTORAN KTC 2021
|IV - 61
Laporan Akhir
PENYUSUNAN DED KOMPLEK PERKANTORAN KTC 2021
|IV - 62
Laporan Akhir
PENYUSUNAN DED KOMPLEK PERKANTORAN KTC 2021
|IV - 63
Laporan Akhir
PENYUSUNAN DED KOMPLEK PERKANTORAN KTC 2021
|IV - 64
Laporan Akhir
PENYUSUNAN DED KOMPLEK PERKANTORAN KTC 2021
|IV - 65
Laporan Akhir
PENYUSUNAN DED KOMPLEK PERKANTORAN KTC 2021
|IV - 15