Disusun oleh:
Nim : 2106010051
Kelas :C
Semester : 2
Namun saya menyadari bahwa makalah ini masih sangat terbatas,baik dari segi
penulisan,isi,dan literatur penulisan makalah ini. Oleh karena itu saya mengharapkan saran
dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan makalah ini dan untuk penulisan
makalah berikutnya.
Demikian penulisan makalah ini saya perbuat dengan sebenarnya semoga dapat
bermanfaat bagi siapapun yang membacanya,saya mohon maaf apabila ada kesalahan dalam
penulisan makalah ini untuk saran yang diberikan saya ucapkan terima kasih.
Penulis
Veronika C.W.Wea
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu ukur tanah merupkan ilmu yang mempelajari bagaimana cara mengukur tanah
dengan baik yang menghasilkan hasil pengukuran yang akurat dan cepat. Teknik
pengukuran biasa menggunakan Poligon Tertutup maupun Poligon Terbuka tergantung
dari medan dan situasi lapangan.
Poligon adalah metode untuk menentukan posisi horizontal dari titik-titik di lapangan
yang merupakan segi banyak dengan melakukan pengukuran sudut dan jarak.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan data-data lapangan berupa koordinat
horizontal(x,y). Kenapa harus polygon? Karena digunakan sebagai kerangka dasar
pemetaan suatu wilayah.
Peralatan yang sering digunakan untuk pekerjaan ini adalah Theodolite,statif,formulir
ukur,alat tulis dan payung.
Polygon terttutp adalah kerangka dasar pengukuran yang membentuk polygon segi
banyak yang menutup. Yang dimaksud menutup adalah apabila dimuali dari titik 1
kemudian ke titik 2 dan seterusnya dan kembali ke titik awal adalah digunakan untuk
mengoreksi besaran sudut pada setiap segi banyak tersebut. Penentuan jumlah titik
polygon disesuaikan dengan kondisi lapangan. Misalkan yang diukur lahan sangat luas
maka membutuhkan banyak titik polygon. Usahakan menggunakan sedikit titik polygon
yang terpenting menutup. Semakin banyak titik polygon maka tingkat kesalahn sudut
semakin besar.
Polygon terbuka biasa digunakan untuk mengukur jalan,sungai,maupun irigasi. Tapi
kenyataanya bisa digunakan untuk mengukur luas lahan terbuka. Namun tetap
disarankan untuk menggunakan polygon tertutup apabila mengukur luas lahan. Yang
dimaksud terbuka di sini adalah polygon tersebut tidak mempunyai sudut sudut dalam
seperti polygon tertutup. Jadi pengukuran dimulai dari titik awal tapi tidak kembali ke
titik awal.
Polygon terbuka sendiri terbagi menjai 2 yaitu terikat sempurna dan tidak terikat
sempurna. Dikatakan terikat sempurna apabila mempunyai data-data koordinat pada
titik awal dan tiitik akhir berupa titik koordinat dan elevasi(x,y). Sedangkan terikat tidak
sempurna adalah hanya mempunyai data koordinat dan elevasi pada titik awal saja. Data
koordinat tersebut didapatkan dari benchmark.
Polygon terbuka tidak terikat sempurna ini tidak bisa dikoreksi sehingga hanya
surveyor-surveyor handal dan berpengalaman banyaklah yang bisa menggunakan ini
kkarena yakin ketelitian dan kesalahan pada pengukuran sangat tergantung dari
pengukurannya sendiri seberapa akurat bisa melakukannya.
1.2 Rumusan Masalah
Apa itu pengukuran polygon terbuka dan polygon tertutup
Bagaimana cara mengukur polygon menggunakan theodolite
Bagaiman menghitung menggunakan poligon
1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk membantu mahasiswa semakin memahami
ilmu ukur tanah terlebih kusus untuk theodolite untuk pengukuran menggunakan metode
polygon tertutup dan polygon terbuka
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengukuran Poligon Tertutup dan Terbuka
Kegunaan poligon:
- Kerangka dasar pengukuran.
- Kontrol jarak dan sudut.
- Basis titik untuk pengukuran selanjutnya.
- Memudahkan perhitungan pada plotting peta.
Jenis-jenis poligon
1. Poligon terbuka
- Titik awal dan akhir pengukuran tidak sama.
- Dibedakan menjadi:
a. Tidak terikat
- Azimut dan koordinat titik-titik
poligon bisa dihitung dengan datum
yang ditentukan.
- Kesalahan sudut dan jarak tidak bisa dikoreksi
2. Poligon tertutup
- Titik awal menjadi titik akhir pengukuran.
- Dibedakan menjadi:
a. Tidak terikat
- Azimut dan koordinat titik-titik poligon bisa
dihitung dengan datum yang ditentukan.
- Kesalahan sudut, absis dan ordinat bisa dikoreksi.
Gambar 4.11 Poligon tertutup tidak terikat
-
Gambar 4.14 Poligon tertutup terikat sempurna
2.2 POLIGON TERBUKA
A. Pengertian
Poligon terbuka adalah Suatu poligon dimana titik awal pengukuran tidak
berimpit dengan titik akhir pengukuran.
Pengukuran poligon terbuka biasanya digunakan untuk mendesign alinyemen
horizontal (tikungan).
B. Syarat-syarat
Perhitungan
1. Menghitung koreksi
sudut:
• Jumlahkan semua sudut pengukuran =(ΣѲ)
• Kemudian hitung nilai (n x 1800) - ΣѲ =A
• (Sudut azimuth akhir – azimuth awal) – 180 = B
0
Langkah kerja :
P8 0 0
Koordinat :
P0 → x0 = 3638,46 m P1 → x1 = 3588,96 m
y0 = 9760,37 m y1 = 9716,39 m
P7 → x7 = 3728,93 m P8 → x8 = 3627,63 m
y7 = 9886,07 m y8 = 9888,96 m
Pertanyaan :
tg α = 1,1255
α = 480 22’ 43”
Azimuth akhir → tgα = x8 - x7 = 3627,63-3728,93 =-101,30 → Kuadran IV
y8 - y7 9888,96-9886,07 + 2,89
tg α = 35,0519
α = 880 21’ 57”
Karena terletak di kuadran ke IV, maka α = 3600 – 880 21’ 57”
= 2710 38’ 03”
Koreksi sudut
(n x 1800) = 7 x 1800 = 12600, maka ∆Ѳ = 12600 – 13020 25’ 43”
= - 420 25’ 43” (A)
(azimuth akhir – azimuth awal) – 1800 = (2710 38’ 03” – 480 22’ 43”) –1800
= 2230 15’ 20” – 1800
= 430 15’ 2” (B)
Koreksi sudut = B – A = 430 15’ 20” – 420 25’ 43” = + 00 49’ 37”
Azimuth P1 – P2 = (480 22’ 43” + 2330 55’ 15”) = 2820 17’ 58” <
3600
Maka azimuth P1-P2 = 2820 17’ 58”
Azimuth P2 – P3 = (2820 17’ 58” + 2610 28’ 25”) = 5430 46’ 23” >
5400
Maka azimuth P2-P3 = 5430 46’ 23” -
5400
= 030 46’ 23”
Azimuth P3 – P4 = (03 46’ 23” + 268 31’ 39”)
0 0
= (2720 18’ 2”) >
1800
Maka azimuth P3-P4 = 2720 18’ 2”) -
1800
= 920 18’ 02”
Azimuth P4 – P5 = (92 18’ 02” + 88 51’ 46”)
0 0
= 1810 09’ 48” >
1800
Maka azimuth P4-P5 = 1810 09’ 48” >
1800
= 010 09’ 48”
Azimuth P5 – P6 = (010 09’ 48” + 2720 22’ 15”) = (2730 32’ 03”) >
1800
Maka azimuth P5-P6 = (2730 32’ 03”) -
1800
= 930 32’ 03”
Azimuth P6 – P7 = (930 32’ 03” + 690 57’ 16”) = 1630 29’ 19” <
1800
Maka azimuth P6-P7 = 1630 29’ 19” +
1800
= 3430 29’ 19”
Azimuth P7 – P8 = (3430 29’ 19” + 1080 8’ 44”) = 4510 38’ 03” <
1800
Maka azimuth P7-P8 = 4510 38’ 03” -
1800
= 2710 38’ 03”
→ cocok dengan azimuth Akhir
Koreksi jarak
Koordinat x
Koordinat akhir – koordinat awal = 3728,93 – 3588,96 = 139,37 m
Jumlah Σ∆x = 138,32 m
Maka : K∆x1 = d
xΣ∆x = 34,95 x1,65 = 0,15 m
Σd 388,80
K∆y2 x(-1,12)=-0,21m
K∆y3 = x(-1,12)=-0,22m
K∆y4 = x(-1,12)=-0,17m
K∆y5 = x(-1,12)=-0,29m
K∆y6 = x(-1,12)=-0,13m
Sudut Bacaan Sudut pengambilan
No Azimuth () Jarak d sin Koreksi Koordinat d cos Koreksi Koordinat
titik Bela Sebelum Sesudah 1800 (d) (x) (kx) (x) (y) (ky) (y)
Muka koreksi
kang dikoreksi dikoreksi
P0 00 00 +3638,46 +9760.37
48 22’ 43”
0
P5 010 09’ 48” 59,30 + 1,20 + 0,25 +3638,62 + 59,29 - 0,17 +9851,08
00 272 15’ 10”
0
272 15’ 10”
0 +7’ 5” 272 22’ 15”
0
P6 930 32’ 03” 102,25 +102,06 + 0,43 +3741,11 - 6,30 - 0,29 +9844,49
00 69 50’ 10”
0
69 50’ 10”
0 +7’ 6” 69 57’ 16”
0
P7 3430 29’ 19” 43,50 - 12,36 + 0,18 +3728,93 + 41,71 - 0,13 +9886,07
108 01’ 38”
0 +7’ 6”
00 108 01’ 38”
0
108 8’ 44”
0
Keterangan notasi :
u = sudut horisontal ukuran fx = kesalahan penutup absis f =
kesalahan sudut fy = kesalahan penutup ordinat
k = koreksi sudut fl = kesalahan jarak linier
d = jarak sisi poligon kxi = koreksi absis di titik i
= azimut sisi poligon kyi = koreksi ordinat di titik i n
= banyaknya titik poligon i = 1, 2, 3, . . .
Ditanya : Hitung koordinat (posisi) titik-titik Q , R , S dan T jika ketelitian sudut = 10″ √ n
Jawab :
1. Menghitung kesalahan sudut
∑ β = βp + βq + βr + βs + βt
= 266° 09′ 21″ + 218° 16′ 50″ + 262° 51′ 20″ + 256° 44′ 21″ + 255° 58′ 16″ = 1260° 00′ 08″
∑ β = (n + 2 ) x 180° = (5 + 2) x 180° = 7 x 180° = 1260°
Kesalahan sudut ( f β ) = 08″
f β = 8″
10″√ n = 10″ √ 5 = 10″x 2,24 = 22,4″
fβ < 10″ √ n → hasil pengukuran sudut dapat diterima / memenuhi syarat geometris / sesuai spesifikasi
teknis
6. Menghitung (d sin α ) :
d pq sin α pq = 728,142 m x sin 248° 23′ 42″ = - 676,986 m
d qr sin α qr = 696,992 m x sin 286° 40′ 30,4″ = - 667,681557 m
d rs sin α rs = 756,509 m x sin 9° 31′ 48,8″ = 125,253551 m
d st sin α st = 984,109 m x sin 86° 16′ 8,2″ = 982,023175 m
d tp sin α tp = 778,819 m x sin 162° 14′ 22,6″ = 237,568598 m +
∑ d sin α = fx = 0,177 m
=0,177m
8. Menghitung absis :
Karena fx > 0 , maka koreksi absis negatip
dpq sin α pq = dpq sin α pq - fx1 = - 676,986 – 0,033 = - 677,019 m
dqr sin α qr = dqr sin α qr - fx2 = - 667,682 - 0,031 = - 667,713 m
drs sin α rs = drs sin α rs - fx3 = 125,254 - 0,034 = 125,220 m
dst sin α st = dst sin α st - fx4 = 982,023 - 0,044 = 981,979 m
dtp sin α tp = dtp sin α tp - fx5 = 237,568 - 0,035 = 237,533 m
9. Perhitungan x
Xp =1500,000 m
Xq =Xp + dpq sin αpq= 1500,000+(-677,019)= 822,981 m
Xr = Xq +dqr sin α qr =822,921=(-667,713)= 155,268 m
Xs = Xr +drs sinα rs = 155,268+125,220 = 280,488 m
Xt = Xs + dst sin α st= 280,488+981,979= 1262,467 m
Xp = Xt +dtp sin α tp=1262,467+237,533= 1500,000 m
2.3 GAMBAR DAN HASIL
A. Gambar lokasi
Polygon Tertutup
B. Poligon Terbuka
C. Tabel Perhitungan
A
DAFTAR ISI