Anda di halaman 1dari 29

Makalah

“ Kasus Poligon Terbuka dan Poligon Tertutup”

Disusun oleh:

Nama : Veronika Cynthia Wini Wea

Nim : 2106010051

Kelas :C

Semester : 2

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA


Kata Pengantar
Puji syukur saya haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
rahmatnya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Dan juga
tak lupa pula ucapan terima kasih kepada bapak dosen yang telah membantu memberikan
arahan dan bimbingan. Semoga makalah ini dapat digunakan sebagai salah satu
acuan,petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan polygon baik polygon terbuka maupun polygon tertutup.

Namun saya menyadari bahwa makalah ini masih sangat terbatas,baik dari segi
penulisan,isi,dan literatur penulisan makalah ini. Oleh karena itu saya mengharapkan saran
dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan makalah ini dan untuk penulisan
makalah berikutnya.

Demikian penulisan makalah ini saya perbuat dengan sebenarnya semoga dapat
bermanfaat bagi siapapun yang membacanya,saya mohon maaf apabila ada kesalahan dalam
penulisan makalah ini untuk saran yang diberikan saya ucapkan terima kasih.

Penulis

Veronika C.W.Wea
Daftar Isi
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu ukur tanah merupkan ilmu yang mempelajari bagaimana cara mengukur tanah
dengan baik yang menghasilkan hasil pengukuran yang akurat dan cepat. Teknik
pengukuran biasa menggunakan Poligon Tertutup maupun Poligon Terbuka tergantung
dari medan dan situasi lapangan.
Poligon adalah metode untuk menentukan posisi horizontal dari titik-titik di lapangan
yang merupakan segi banyak dengan melakukan pengukuran sudut dan jarak.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan data-data lapangan berupa koordinat
horizontal(x,y). Kenapa harus polygon? Karena digunakan sebagai kerangka dasar
pemetaan suatu wilayah.
Peralatan yang sering digunakan untuk pekerjaan ini adalah Theodolite,statif,formulir
ukur,alat tulis dan payung.
Polygon terttutp adalah kerangka dasar pengukuran yang membentuk polygon segi
banyak yang menutup. Yang dimaksud menutup adalah apabila dimuali dari titik 1
kemudian ke titik 2 dan seterusnya dan kembali ke titik awal adalah digunakan untuk
mengoreksi besaran sudut pada setiap segi banyak tersebut. Penentuan jumlah titik
polygon disesuaikan dengan kondisi lapangan. Misalkan yang diukur lahan sangat luas
maka membutuhkan banyak titik polygon. Usahakan menggunakan sedikit titik polygon
yang terpenting menutup. Semakin banyak titik polygon maka tingkat kesalahn sudut
semakin besar.
Polygon terbuka biasa digunakan untuk mengukur jalan,sungai,maupun irigasi. Tapi
kenyataanya bisa digunakan untuk mengukur luas lahan terbuka. Namun tetap
disarankan untuk menggunakan polygon tertutup apabila mengukur luas lahan. Yang
dimaksud terbuka di sini adalah polygon tersebut tidak mempunyai sudut sudut dalam
seperti polygon tertutup. Jadi pengukuran dimulai dari titik awal tapi tidak kembali ke
titik awal.
Polygon terbuka sendiri terbagi menjai 2 yaitu terikat sempurna dan tidak terikat
sempurna. Dikatakan terikat sempurna apabila mempunyai data-data koordinat pada
titik awal dan tiitik akhir berupa titik koordinat dan elevasi(x,y). Sedangkan terikat tidak
sempurna adalah hanya mempunyai data koordinat dan elevasi pada titik awal saja. Data
koordinat tersebut didapatkan dari benchmark.
Polygon terbuka tidak terikat sempurna ini tidak bisa dikoreksi sehingga hanya
surveyor-surveyor handal dan berpengalaman banyaklah yang bisa menggunakan ini
kkarena yakin ketelitian dan kesalahan pada pengukuran sangat tergantung dari
pengukurannya sendiri seberapa akurat bisa melakukannya.
1.2 Rumusan Masalah
 Apa itu pengukuran polygon terbuka dan polygon tertutup
 Bagaimana cara mengukur polygon menggunakan theodolite
 Bagaiman menghitung menggunakan poligon

1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk membantu mahasiswa semakin memahami
ilmu ukur tanah terlebih kusus untuk theodolite untuk pengukuran menggunakan metode
polygon tertutup dan polygon terbuka
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengukuran Poligon Tertutup dan Terbuka

Poligon (poly=banyak, gonos=sudut) adalah serangkaian garis lurus yang


menghubungkan titik-titik di permukaan bumi. Metode poligon adalah salah
satu cara penentuan posisi horisontal banyak titik. Tujuan pengukuran poligon
untuk menentukan koordinat titik-titik ikat (kontrol) pengukuran.

Kegunaan poligon:
- Kerangka dasar pengukuran.
- Kontrol jarak dan sudut.
- Basis titik untuk pengukuran selanjutnya.
- Memudahkan perhitungan pada plotting peta.

Data yang diperoleh dari pengukuran:


- Tinggi instrumen (ti) - Benang atas (BA)
- Bacaan lingkaran vertikal (Vtk) - Benang tengah
(BT)
- Bacaan lingkaran horisontal (Hz) - Benang bawah
(BB)

Data yang diperlukan sebagai pengikat (datum):


- Azimut titik ikat
- Koordinat titik ikat
- Tinggi titik ikat

Jenis-jenis poligon
1. Poligon terbuka
- Titik awal dan akhir pengukuran tidak sama.
- Dibedakan menjadi:
a. Tidak terikat
- Azimut dan koordinat titik-titik
poligon bisa dihitung dengan datum
yang ditentukan.
- Kesalahan sudut dan jarak tidak bisa dikoreksi

Gambar 4.7 Poligon terbuka tidak terikat


b. Terikat sebagian
Poligon terbuka terikat koordinat saja:
- Azimut dihitung berdasarkan
azimut yang ditentukan.
- Koordinat dihitung berdasarkan
koordinat yang sudah diketahui.
- Kesalahan sudut tidak bisa dikoreksi.
- Kesalahan absis dan ordinat bisa dikoreksi.
Gambar 4.8 Poligon terbuka terikat koordinat

Poligon terikat azimut saja:


- Azimut dihitung berdasarkan
azimut yang sudah diketahui.
- Koordinat dihitung berdasarkan
koordinat yang ditentukan.
- Kesalahan sudut bisa dikoreksi
- Kesalahan absis dan ordinat tidak bisa dikoreksi.
Gambar 4.9 Poligon terbuka terikat azimut

c. Terikat sempurna (terikat koordinat dan azimut)


- Azimut dihitung berdasarkan azimut yang sudah diketahui.
- Koordinat dihitung berdasarkan koordinat yang sudah diketahui.
- Kesalahan sudut, absis dan ordinat bisa dikoreksi
Gambar 4.10 Poligon terbuka terikat sempurna

2. Poligon tertutup
- Titik awal menjadi titik akhir pengukuran.
- Dibedakan menjadi:
a. Tidak terikat
- Azimut dan koordinat titik-titik poligon bisa
dihitung dengan datum yang ditentukan.
- Kesalahan sudut, absis dan ordinat bisa dikoreksi.
Gambar 4.11 Poligon tertutup tidak terikat

b. Terikat sebagian (koordinat saja


atau azimut saja) Poligon
tertutup terikat koordinat saja:
- Azimut dihitung berdasarkan azimut yang ditentukan.
- Koordinat dihitung berdasarkan koordinat yang sudah diketahui.
- Kesalahan sudut, absis, dan ordinat bisa dikoreksi.
Gambar 4.12 Poligon tertutup terikat koordinat
Poligon tertutup terikat azimut saja:
-Azimut dihitung berdasarkan azimut yang sudah diketahui.
-Koordinat dihitung berdasarkan koordinat yang ditentukan.
-Kesalahan sudut, absis, dan ordinat bisa dikoreksi.

Gambar 4.13 Poligon tertutup terikat azimut

c. Terikat sempurna (terikat koordinat dan azimut)


- Azimut dihitung berdasarkan azimut yang sudah diketahui.
- Koordinat dihitung berdasarkan koordinat yang ditentukan.
- Kesalahan sudut, absis, dan ordinat bisa dikoreksi.

-
Gambar 4.14 Poligon tertutup terikat sempurna
2.2 POLIGON TERBUKA

A. Pengertian
Poligon terbuka adalah Suatu poligon dimana titik awal pengukuran tidak
berimpit dengan titik akhir pengukuran.
Pengukuran poligon terbuka biasanya digunakan untuk mendesign alinyemen
horizontal (tikungan).

B. Syarat-syarat
Perhitungan
1. Menghitung koreksi
sudut:
• Jumlahkan semua sudut pengukuran =(ΣѲ)
• Kemudian hitung nilai (n x 1800) - ΣѲ =A
• (Sudut azimuth akhir – azimuth awal) – 180 = B
0

Maka koreksi sudut (∆Ѳ) =B–A

2. Untuk menghitung Azimuth P1


• Jika Azimuth awal + sudut sesudah dikoreksi P1 > 3600, maka Azimuth P1 dikurangi
3600
• Jika Azimuth awal + sudut sudah dikoreksi P1 < 3600, maka langsung dituliskan
sebagai azimuth P1.

3. Untuk menghitung Azimuth P2, P3, dst.


• Jika Azimuth P1 + sudut sesudah dikoreksi > 1800, maka Azimuth - 1800
• Jika Azimuth P1 + sudut sesudah dikoreksi < 1800, maka Azimuth + 1800
• Jika Azimuth P1 + sudut sesudah dikoreksi > 5400, maka Azimuth - 5400
4. Hitung nilai ∆x dan ∆y
 ∆x = d. sin α
 ∆y = d. cos α
5. Hitung nilai koreksi jarak (kx dan ky)
 Koreksi jarak x
 Jumlah yang positif dikurang =C
yang negatif
 Selisih Koordinat akhir – =D
koordinat awal
Maka selisih untuk jarak x (kx) =D–C
 Koreksi y
 Jumlah yang positif dikurangi =E
negatif
 Selisih koordinat akhir – =F
koordinat awal
Maka selisih jarak y (ky) =F–E
 Bagikan harga koreksi kesemua titik dengan rumus :
KX1=d1.kx
Σd
Ky1=d1.ky
Σd

6. Hitung koordinat masing-masing titik.


C. CARA PENGUKURAN POLIGON TERBUKA TERIKAT SEMPURNA
Andaikan lapangan/lokasi yang kita ukur adalah seperti dibawah ini :

Langkah kerja :

 Berdiri dan stel alat ukur di P1 dan nolkan ke P0


 Bidik ke P2 didapat sudut P1 muka
 Ukur jarak P1 ke P2 didapat d1
 Berdirikan alat di P2 dan nolkan ke P1
 Bidik ke P3 didapat sudut P2 muka
 Demikian seterusnya sampai titik akhir (P7)
 Berdirikan alat di P7 dan nolkan ke P6
 Bidik ke P8 didapat sudut P7 muka
Contoh :
Dari hasil pengukuran poligon terbuka terikat sempurna, didapat data-data sebagai berikut :
Bacaan Sudut Jarak (d)
Titik
Belakang Muka (meter)
P0 0 0

P1 0 2330 48’ 10”


34,95
0
P2 0 261 21’ 20”
71,90
P3 0 2680 24’ 34”
76,90
0
P4 0 88 44’ 41”
59,30
0
P5 0 272 15’ 10”
102,25
P6 0 690 50’ 10”
43,50
0
P7 0 108 01’ 38”

P8 0 0
Koordinat :
P0 → x0 = 3638,46 m P1 → x1 = 3588,96 m

y0 = 9760,37 m y1 = 9716,39 m

P7 → x7 = 3728,93 m P8 → x8 = 3627,63 m

y7 = 9886,07 m y8 = 9888,96 m

Pertanyaan :

a. hitung koordinat P2 s.d P6


b. hitung luas area
c. gambarkan dengan skala 1 : 1000
Penyelesaian :
 Azimuth awal →tgα=x₀-x₁₌ 3638,46-3588,96 = +49,50
y₀-y₁ 9760,37-9716,39 +43,98

tg α = 1,1255
α = 480 22’ 43”
 Azimuth akhir → tgα = x8 - x7 = 3627,63-3728,93 =-101,30 → Kuadran IV
y8 - y7 9888,96-9886,07 + 2,89
tg α = 35,0519
α = 880 21’ 57”
Karena terletak di kuadran ke IV, maka α = 3600 – 880 21’ 57”
= 2710 38’ 03”
 Koreksi sudut
 (n x 1800) = 7 x 1800 = 12600, maka ∆Ѳ = 12600 – 13020 25’ 43”
= - 420 25’ 43” (A)
 (azimuth akhir – azimuth awal) – 1800 = (2710 38’ 03” – 480 22’ 43”) –1800
= 2230 15’ 20” – 1800
= 430 15’ 2” (B)
 Koreksi sudut = B – A = 430 15’ 20” – 420 25’ 43” = + 00 49’ 37”
 Azimuth P1 – P2 = (480 22’ 43” + 2330 55’ 15”) = 2820 17’ 58” <
3600
Maka azimuth P1-P2 = 2820 17’ 58”
 Azimuth P2 – P3 = (2820 17’ 58” + 2610 28’ 25”) = 5430 46’ 23” >
5400
Maka azimuth P2-P3 = 5430 46’ 23” -
5400
= 030 46’ 23”
 Azimuth P3 – P4 = (03 46’ 23” + 268 31’ 39”)
0 0
= (2720 18’ 2”) >
1800
Maka azimuth P3-P4 = 2720 18’ 2”) -
1800
= 920 18’ 02”
 Azimuth P4 – P5 = (92 18’ 02” + 88 51’ 46”)
0 0
= 1810 09’ 48” >
1800
Maka azimuth P4-P5 = 1810 09’ 48” >
1800
= 010 09’ 48”
 Azimuth P5 – P6 = (010 09’ 48” + 2720 22’ 15”) = (2730 32’ 03”) >
1800
Maka azimuth P5-P6 = (2730 32’ 03”) -
1800
= 930 32’ 03”
 Azimuth P6 – P7 = (930 32’ 03” + 690 57’ 16”) = 1630 29’ 19” <
1800
Maka azimuth P6-P7 = 1630 29’ 19” +
1800
= 3430 29’ 19”
 Azimuth P7 – P8 = (3430 29’ 19” + 1080 8’ 44”) = 4510 38’ 03” <
1800
Maka azimuth P7-P8 = 4510 38’ 03” -
1800
= 2710 38’ 03”
→ cocok dengan azimuth Akhir
 Koreksi jarak
 Koordinat x
Koordinat akhir – koordinat awal = 3728,93 – 3588,96 = 139,37 m
Jumlah Σ∆x = 138,32 m

Koreksi jarak x (kx) = 139,37 - 138,32 = +1,650 m

Maka : K∆x1 = d
xΣ∆x = 34,95 x1,65 = 0,15 m
Σd 388,80

K∆x2 = x1,65 = 0,31 m

K∆x3 = x1,65 = 0,33m

K∆x4 = x1,65 = 0,25m

K∆x5 = x1,65 = 0,43m

K∆x6 = x1,65 = 0,18m



Koordinat y

Koordinat akhir – koordinat awal = 9886,07 – 9716,39 = 169,68 m


Jumlah Σ∆y = 170,80 m
Koreksi jarak y (ky) = 169,68 – 170,80
= -1,12 m
Maka : K∆y1 = x1,120,10 m

K∆y2  x(-1,12)=-0,21m

K∆y3 = x(-1,12)=-0,22m

K∆y4 = x(-1,12)=-0,17m

K∆y5 = x(-1,12)=-0,29m

K∆y6 = x(-1,12)=-0,13m
Sudut Bacaan Sudut pengambilan
No Azimuth () Jarak d sin  Koreksi Koordinat d cos  Koreksi Koordinat
titik Bela Sebelum Sesudah  1800 (d) (x) (kx) (x) (y) (ky) (y)
Muka koreksi
kang dikoreksi dikoreksi
P0 00 00 +3638,46 +9760.37
48 22’ 43”
0

P1 00 2330 48’ 10” 233 48’ 10”


0
233 55’ 15”
0 +3588,96 +9716,39
+7’ 5”
2820 17’ 58” 34,95 - 34,15 + 0,15 + 7,45 - 0,01
P2 00 +3554,96 +9723,74
261 21’ 20”
0
261 21’ 20”
0
+7’ 5” 261 28’ 25”
0

030 46’ 23” 71,90 + 4,73 + 0,31 + 71,74 - 0,21


P3 +3560,00 +9795,27
00 268 24’ 34”
0
268 24’ 34”
0
+7’ 5” 268 31’ 39”
0

920 18’ 02” 76,90 + 76,84 + 0,33 - 3,09 - 0,22


P4 +3637,17 +9791,96
00 88 44’ 41”
0
880 44’ 41” +7’ 5” 88 51’ 46”
0

P5 010 09’ 48” 59,30 + 1,20 + 0,25 +3638,62 + 59,29 - 0,17 +9851,08
00 272 15’ 10”
0
272 15’ 10”
0 +7’ 5” 272 22’ 15”
0

P6 930 32’ 03” 102,25 +102,06 + 0,43 +3741,11 - 6,30 - 0,29 +9844,49
00 69 50’ 10”
0
69 50’ 10”
0 +7’ 6” 69 57’ 16”
0

P7 3430 29’ 19” 43,50 - 12,36 + 0,18 +3728,93 + 41,71 - 0,13 +9886,07
108 01’ 38”
0 +7’ 6”
00 108 01’ 38”
0
108 8’ 44”
0

P8 2710 38’ 03” +3627,63 +9888,96


00
= = d = x = y =
+ 1,65 -1,12
1302 25’ 43”
0 49’ 37” 388,80 +138,32 +170,80
2.1.2 POLIGON TERTUTUP

Syarat geometris poligon tertutup adalah:


1. Syarat geometris sudut :
 Sbu = (n – 2 ) . 1800 (jikabuadalahsudut dalam)
 Sb = (n + 2 ) . 1800 (jikabuadalahsudut luar)
2. Syarat absis: Sd sin a = 0
3. Syarat ordinat: Sd cos a = 0
Kesalahan-kesalahan data pengukuran poligon tertutup adalah:
2. Kesalahan penutup sudut (fb)
a. Jika buadalah sudut dalam: fb = ((n – 2 ) 1800)- Sbu
b. Jika buadalah sudut luar: fb = ((n + 2 ) 1800)- Sbu
Kesalahan penutup sudut dikoreksikan sama rata pada sudut-sudut hasil ukuran: kb= fb/n.
Apabila fb tidak habis dibagi, sisa pembagian itu diberikan koreksi tambahan pada sudut yang
mempunya kaki pendek atau panjang sisi poligon yang pendek.
2. Kesalahan penutup absis: fx = 0 - Sd sin a
3. Kesalahan penutup ordinat: fy = 0 - Sd cos a
Kesalahan fx dan fy dibagi habis pada absis dan ordinat titik-titik poligon dengan perbandingan
lurus dengan jarak-jarak sisi poligon, atau dapat ditulis:
Kx₁=di fx dan ky₁=di fy
Σd Σd

4. Kesalahan penutup jarak linier poligon (fl)


 fx2  
fy2

Keterangan notasi :
u = sudut horisontal ukuran fx = kesalahan penutup absis f =
kesalahan sudut fy = kesalahan penutup ordinat
k = koreksi sudut fl = kesalahan jarak linier
d = jarak sisi poligon kxi = koreksi absis di titik i
 = azimut sisi poligon kyi = koreksi ordinat di titik i n
= banyaknya titik poligon i = 1, 2, 3, . . .

CONTOH KASUS POLIGON TERTUTUP


Untuk menentukan kerangka suatu proyek bangunan dilakukan dengan cara polygon tertutup pada 5 titik
P, Q , R , S dan T ,

Diketahui : P (1500,000 m , 1200,000 m) sebagai titik awal dan titik akhir


α pq = azimuth PQ = azimuth awal dan azimuth akhir = 248° 23′ 42″
Diukur : Sudut-sudut hasil ukuran :
βp = 266° 09′ 21″
βq = 218° 16′ 50″ βr = 262° 51′ 20″
βs = 256° 44′ 21″ βt = 255° 58′ 16″
Jarak-jarak hasil ukuran :
dpq = 728,142 m
dqr = 696,992 m
drs = 756,509 m dst = 984,109 m
dtp = 778,819 m

Ditanya : Hitung koordinat (posisi) titik-titik Q , R , S dan T jika ketelitian sudut = 10″ √ n
Jawab :
1. Menghitung kesalahan sudut
∑ β = βp + βq + βr + βs + βt
= 266° 09′ 21″ + 218° 16′ 50″ + 262° 51′ 20″ + 256° 44′ 21″ + 255° 58′ 16″ = 1260° 00′ 08″
∑ β = (n + 2 ) x 180° = (5 + 2) x 180° = 7 x 180° = 1260°
Kesalahan sudut ( f β ) = 08″

f β = 8″
10″√ n = 10″ √ 5 = 10″x 2,24 = 22,4″
fβ < 10″ √ n → hasil pengukuran sudut dapat diterima / memenuhi syarat geometris / sesuai spesifikasi
teknis

2. Menghitung koreksi sudut


Kesalahan f β = 8″ hrs dikoreksikan secara merata ke semua sudut hasil ukuran , jadi koreksi tiap
sudut = f β/n = 8″/ 5 = 1,6″ :
βp = βp ± 1,6″
βq = βq ± 1,6″
βr = βr ± 1,6″ krn (βp + βq + βr + βs + βt) > {(n + 2) x 180° } , maka koreksinya ( - )
βs = βs ± 1,6″
βt = βt ± 1,6

3. Menghitung sudut terkoreksi


βp = 266° 09′ 21″ - 1,6″ = 266° 09′ 19,4″
βq = 218° 16′ 50″ - 1,6″ = 218° 16′ 48,4″
βr = 262° 51′ 20″ - 1,6″ = 262° 51′ 18,4″
βs = 256° 44′ 21″ - 1,6″ = 256° 44′ 19,4″
βt = 255° 58′ 16″ - 1,6″ = 255° 58′ 14,4″

4. Menghitung Azimuth tiap sisi poligon (α)


α pq = 248° 23′ 42″ α
qr = α pq + βq - 180° = 248° 23′ 42″ + 218° 16′ 48,4″ - 180° = 286° 40′ 30,4″
α rs = α qr + βr - 180° = 286° 40′ 30,4″ + 262° 51′ 18,4″ - 180° = 369° 31′ 48,8″ - 360°
α st = α rs + βs - 180° = 9° 31′ 48,8″ + 256° 44′ 19,4″ - 180° = 86° 16′ 8,2″
α tp = α st + βt - 180° = 86° 16′ 8,2″ + 255° 58′ 14,4″ - 180° = 162° 14′ 22,6″
α pq = α tp + βp - 180° = 162° 14′ 22,6″ + 266° 09′ 19,4″ - 180° = 248° 23′ 42″

5. Menghitung jumlah jarak ( ∑ d )


∑ d = d pq + d qr + d rs + d st + d tp
= 728,142 m + 696,992 m + 756,509 m + 984,109 m + 778,819
m = 3944,571 m

6. Menghitung (d sin α ) :
d pq sin α pq = 728,142 m x sin 248° 23′ 42″ = - 676,986 m
d qr sin α qr = 696,992 m x sin 286° 40′ 30,4″ = - 667,681557 m
d rs sin α rs = 756,509 m x sin 9° 31′ 48,8″ = 125,253551 m
d st sin α st = 984,109 m x sin 86° 16′ 8,2″ = 982,023175 m
d tp sin α tp = 778,819 m x sin 162° 14′ 22,6″ = 237,568598 m +
∑ d sin α = fx = 0,177 m

7. Menghitung koreksi absis:


Fx1=(dpq/Σd)x fx= (728,142/3944,571) x 0,178 m=0,33m
Fx2=(dqr/Σd)x fx=(696,992/3994,571)x 0,178 m=0,031m
Fx3=(drs/Σd)x fx=(756,509/3994,571)x 0.178 m=0,034 m
Fx4=(dst/Σd)x fx=(984,109/3994,571)x0,178 m=0,044 m
Fx5=(dtp/Σd)x fx=(778,819/3994,571)x 0,178 m= 0,035 m +

=0,177m

8. Menghitung absis :
Karena fx > 0 , maka koreksi absis negatip
dpq sin α pq = dpq sin α pq - fx1 = - 676,986 – 0,033 = - 677,019 m
dqr sin α qr = dqr sin α qr - fx2 = - 667,682 - 0,031 = - 667,713 m
drs sin α rs = drs sin α rs - fx3 = 125,254 - 0,034 = 125,220 m
dst sin α st = dst sin α st - fx4 = 982,023 - 0,044 = 981,979 m
dtp sin α tp = dtp sin α tp - fx5 = 237,568 - 0,035 = 237,533 m

9. Perhitungan x
Xp =1500,000 m
Xq =Xp + dpq sin αpq= 1500,000+(-677,019)= 822,981 m
Xr = Xq +dqr sin α qr =822,921=(-667,713)= 155,268 m
Xs = Xr +drs sinα rs = 155,268+125,220 = 280,488 m
Xt = Xs + dst sin α st= 280,488+981,979= 1262,467 m
Xp = Xt +dtp sin α tp=1262,467+237,533= 1500,000 m
2.3 GAMBAR DAN HASIL
A. Gambar lokasi
Polygon Tertutup
B. Poligon Terbuka
C. Tabel Perhitungan

A
DAFTAR ISI

Anda mungkin juga menyukai