LAPORAN RESMI
GROUP : P
FAKULTAS TEKNIK
SURABAYA
2018
LEMBAR PENGESAHAN
GRUP P :
Kepala Laboratorium
Operasi Teknik Kimia Dosen Pembimbing
DAFTAR ISI
INTISARI
Dari percobaan ini didapatkan hasil, pada kisaran Qair = 12,868 sampai
25,998 ml/detik, dan Qudara = 5,6701 sampai 8,4563 ml/detik. Dari hasil debit
tersebut didapatkan grafik ∆H vs Q. Pada Qair y = 8.7195x +8.5086 sedangkan
pada Qudara y =7.5724x + 0.8839. Dari hasil percobaan didapatkan harga kG pada
∆H= 0,5 sebesar 5652,64 sampai dengan 61566,28 lbmol/jam ft2 atm, harga hG
sebesar -8916115.79 Btu/jam ft2 °F atm sampai dengan -1825237.8 Btu/jam ft2 °F
atm. Sedangkan, pada ∆H= 1 cm didapatkan harga kG sebesar 5655,46 sampai
3256,07 lbmol/jam ft2 atm dan harga hG sebesar -5821303.55 sampai -3384655.12
Btu/jam ft2 °F atm. Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa Semakin besar
∆H maka debit air dan udara semakin besar begitu juga perpindahan massa dan
perpindahan panasnya semakin besar.
BAB I
PENDAHULUAN
Proses humidifikasi, merupakan suatu proses yang dapat menambah kadar air
dalam gas. Dalam prosesnya ada dua cara yaitu dengan pemanasan dan tanpa
pemanasan. Arah aliran kedua proses tersebut berbeda tergantung bagaimana kita dapat
mengatur buka tutupnya valve. Salah satu alat yang menyediakan luas permukaan yang
besar untuk perpindahan massa dan panas adalah wetted wall column.Wetted wall
column adalah kolom vertikal dimana terjadi perpindahan massa dan panas antara dua
fluida yang mengalir di dalam kolom. Cairan mengalir dari atas kolom kemudian
membasahi dinding kolom vertikal sedangkan gas dialirkan dari bawah ke atas di pusat
kolom. Pada lapisan tipis (film) antar muka di kolom vertikal, perpindahan massa dan
panas akan meningkat karena luas antar muka (interface) yang terbentuk lebih besar.
Proses perpindahan massa dari cairan ke gas terjadi melalui proses penguapan dan
besar penurunan suhu merupakan panas laten penguapan.
Prosedur pada percobaan wetted wall column yang pertama yaitu melakukan
kalibrasi udara, dengan menyambungkan air pada blower udara dengan selang gallon
yang berisi air. Nyalakan blower udara hingga tekanan 30 psi, lalu matikan. Kemudian
buka kran pada blower hingga terdengar bunyi keluar udara. Atur aliran udara dengan
membuka kran aliran udara dan ukur volume air yang keluar dari gallon. Ulangi dengan
variable beda tekanan. Melakukan kalibrasi air, dengan mengisi penampung atas
sampai penuh dan biarkan overflow. Atur aliran air pada suatu tekanan tertentu dengan
membuka kran aliran air yang menuju pipa gelas. Ukur volume air yang keluar dari
pipa gelas. Ulangi dengan variabelbeda tekanan. Selanjutnya buka kran untuk
mengalirkan air ke bak penampung, lalu iarkan berapa saat hingga terjadi overflow
pada constant head tank. Selanjutnya atur aliran air pada suatu harga tertentu dan ukur
laju alirnya, aliran air tersebut harus dapat membentuk film air yang tipis dan merata
pada setiap dinding pipa gelas (perhatikan tangki penampung air yang paling atasharus
sering diisi dengan air). Jalankan blower untuk mengalirkan udara ke dalam pipa gelas,
bila keadaan sudah mantap, atur laju alir pada suatu harga dan catat harga ini. Bila
keadaan sudah mantap, amati data dibawah ini (laju alir air, laju alir udara, suhu air
masuk dan keluar, suhu ruangan, tekanan barometer). Bila keadaan memungkinkan,
ulangi untuk variable laju alir udara dan air.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
transfer massa sangat penting dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan
teknik. Transer massa terjadi ketika suatu komponen dalam campuran berpindah dalam
fase yang sama atau dari fase ke fase karena perbedaan konsentrasi diantara dua titik.
banak kejadian yang sama melibatkan transfer massa. liquid dalam suatu bak
evaporator terbuka bertekanan tetap, dikarenakan perbedaan konsentrasi dari uap air
pada permukaan air dan udara sekitar. terdapat energipenggerak dari permukaan air.
sebutir gula ditambahkan ke sebuah gelas kopi akhirnya akan larut sendiri dan
kemudian berdifusi ke dalam larutan.
kita dapat menyimpulkan transfer massa sama dengan yang digunakan pada
transfer panas dengan hukum fourier konduksi.perbedaan penting dalam transfer massa
molekuller satu atau banyak komponen medium begerak, dalam tranfer panas dengan
konduksi medium selalu bersifat stationer dan diam hanya energi panas yang bergerak
dan di transfer.
(geankoplis.1993)
Perpindahan massa antar fasa gas-cair terjadi karena adanya beda konsentrasi
antara kedua fasa. Perpindahan massa yang terjadi yaitu oksigen dari fase gas ke fase
cair. Kecepatan perpindahan massa ini dapat ditentukan dengan koefisien perpindahan
massa. Koefisien perpindahan masssa volumetric (kLa) adalah kecepatan spesifik dari
perpindahan massa (gas teradsobsi per unit waktu, per unit luas kontak, per beda
konsentrasi). kLa tergantung pada sifat fisik dari system dan dinamika fluida. Terdapat
dua istilah tentang koefisien transfer massa volumetric, yaitu:
1. Koefisien transfer massa kL, dimana tergantung pada sifat fisik dan cairan
Ketergantungan kL pada energy masuk adalah kecil, dimana luas kontak adalah
fungsi dari sifat fisik desain geometrid an hidrodinamika. Luas kontak adalah
parameter gelembung dan tidak bias ditetapkan. Di sisi lain koefisien transfer massa
pada kenyataannya merupakan faktor yang proposional antara fluks massa dan substrat
(atau bahan kimia yang ditransfer), Ns, dan gradient ynag mempengaruhi fenomena
beda konsentrasi. Hal ini dapat dirumuskan dengan persamaan 11:
N = kL (C1-C2)
Dimana :
(sani.2012)
Operasi yang dipertimbangkan dalam bab ini berkaitan dengan transfer massa
dan energi interpha yang dihasilkan ketika gas dibawa ke dalam dengan cairan murni
yang pada dasarnya tidak larut. Meskipun istilah operasi pelunakan lembab digunakan
untuk mengkarakterisasi ini secara umum, tujuan operasi tersebut dapat meliputi tidak
hanya humidifikasi gas tetapi juga dehumidifasi dan pendinginan gas, pengukuran
kandungan uapnya, dan mendinginkan cairan juga. Masalah yang ditransfer antar fase
dalam beberapa kasus adalah substansi yang membentuk fase cair, yang menguap atau
mengembun. Dalam semua masalah perpindahan masal, penting untuk memahami
sepenuhnya operasi untuk mengenal karakteristik kesetimbangan sistem. Karena
transfer massa dalam kasus-kasus ini akan selalu disertai dengan transfer energi panas
secara bersamaan juga, beberapa pertimbangan harus juga diberikan kepada
karakteristik entalpi sistem.
(Treybal,1982 )
Humidity (H) didefinisikan sebagai jumlah massa uap yang dibawa oleh satuan
massa gas bebas uap yang dibawa oleh satuan massa gas bebas uap.
𝑀𝐴 𝑃𝐴
𝐻= … … … … … … … … … … … … … . (1)
𝑀𝐵 (1 − 𝑃𝐴 )
“PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II “ 8
“WETTED WALL COLUMN”
Dimana:
𝐻⁄
𝑀𝐴
𝑌𝐴 = … … … … … … … … … … … … . (2)
1⁄ + 𝐻⁄
𝑀𝐵 𝑀𝐴
Dimana:
Biasanya 𝐻⁄𝑀 lebih kecil bila dibandingkan dengan 1⁄𝑀 sehingga sama dengan H.
𝐴 𝐵
Saturated humidity adalah keadaan gas dimana uap yang dibawa dalam
kesetimbangan dengan liquid pada suatu gas.
𝑀𝐴 𝑃𝐴 ′
𝐻𝑆 = … … … … … … … … … … … … . (3)
𝑀𝐵 (1 − 𝑃𝐴 ′)
Dimana :
Relatif humidity adalah perbandingan dari tekanan parsial uap dengan tekanan
uap pada temperatur gas.
Dimana :
Pada gambar, 1 suhu diplot sebagai abscissas dan kelembaban sebagai ordinat.
Setiap titik pada grafik mewakili campuran udara dan air yang pasti. Garis lengkung
yang ditandai 100 persen memberi kelembaban udara jenuh sebagai fungsi dari
temperamen udara. Dengan menggunakan tekanan uap air. Setiap titik di atas dan di
sebelah kiri garis saturasi mewakili campuran udara jenuh dan air cair. Wilayah ini
penting hanya dalam memeriksa formasi kabut. Setiap titik di bawah garis saturasi
mewakili udara yang tidak terendam, dan titik pada sumbu suhu mewakili udara kering.
Garis lengkung antara garis saturasi dan sumbu temperatur yang ditandai bahkan dalam
persen, mengirimkan campuran udara dan air dengan persentase pasti kelembaban.
Interpolasi linier antara garis saturasi dan sumbu temperatur dapat digunakan untuk
mencari garis-garis persentase kelembaban konstan.
Garis miring berlari ke bawah dan ke kanan garis kejenuhan disebut garis
pendinginan adiabatik. Masing-masing digambar untuk nilai konstanta suhu adiabatik
yang diberikan. Untuk nilai T yang diberikan, baik H, dan à, ditetapkan, dan garis f
versus Tcan diplot dengan menetapkan nilai untuk ae dan menghitung nilai yang sesuai
dari T. Kemiringan ini tergantung pada kelembaban. Pada koordinat rectangula, garis
pendingin adiabatik tidak lurus atau paralel. Dalam koordinat cukup terdistorsi untuk
meluruskan adiabatik dan Gambar. 1 membuat mereka sejajar, sehingga interpolasi di
antara mereka adalah mudah. Ujung-ujung aditif diidentifikasi dengan Garis adiabatik
terkait ditunjukkan pada Gambar. 1 untuk volume spesifik udara kering dan lume
jenuh. Kedua garis adalah plot volume versus suhu. Jilid dibaca pada bagian kiri.
Koordinat poin pada garis-garis ini dihitung dengan menggunakan Persamaan.
Interpolasi linier antara dua garis, berdasarkan persentase kelembaban, memberikan
volume udara tak jenuh yang lembab. Juga, hubungan antara panas lembab c, dan
kelembapan ditampilkan sebagai lincir pada Gambar. 1. Skala untuk c, berada di bagian
atas grafik.
Properti yang dibahas di atas dan yang ditampilkan pada grafik kelembaban
adalah jumlah statis atau ekuilibrium. Sama pentingnya adalah tingkat di mana massa
dan panas ditransfer antara fase gas dan cairan yang tidak dalam kesetimbangan.
Kekuatan pendorong untuk perpindahan massa dan panas adalah konsentrasi dan
perbedaan suhu, yang dapat diprediksi dengan menggunakan kuantitas yang disebut
suhu bola basah Suhu bohlam basah adalah suhu tunak, suhu tidak sempurna yang
dicapai oleh massa kecil cairan. terpapar di bawah kondisi adiabatik ke aliran gas yang
terus menerus. Karena aliran gas kontinyu, sifat-sifat gas adalah konstan dan biasanya
dievaluasi pada kondisi inlet. Jika gas tidak jenuh, beberapa cairan menguap,
mendinginkan cairan yang tersisa sampai tingkat perpindahan panas ke cairan hanya
menyeimbangkan panas yang dibutuhkan untuk penguapan. Suhu cair ketika kondisi
tunak tercapai adalah suhu bola basah.
Ini disebut suhu bola-basah. Ini adalah fungsi dari T dan R. Untuk mengukur
suhu wet-bulb dengan presisi, diperlukan tiga kewaspadaan: (1) Sumbu harus benar-
benar basah, sehingga tidak ada daerah kering dari sumbu yang bersentuhan dengan
gas: (2) kecepatan gas harus besar cukup (setidaknya 5 m / s) untuk memastikan bahwa
laju aliran panas oleh radiasi dari lingkungan yang lebih hangat ke bola lampu ncgible
dibandingkan dengan laju aliran panas yang masuk akal oleh konduksi dan konveksi
dari gas ke bola lampu; (3) jika cairan rias disuplai ke bohlam, itu harus pada suhu bola
basah.
Ketika tindakan pencegahan ini dilakukan, suhu bola basah tidak bergantung
pada kecepatan gas pada berbagai tingkat aliran. Suhu wet-bulb secara dangkal
menyerupai suhu saturasi adiabatik T, Memang, untuk campuran air-udara, dua suhu
hampir sama. adalah kebetulan, bagaimanapun, dan tidak benar campuran selain udara
dan air. Suhu wet-bulb berbeda secara fundamental dari suhu saturasi adiabatic. Suhu
dan kelembaban gas bervariasi selama saturasi adiabatik, dan titik akhir adalah
kesetimbangan sejati daripada kondisi mantap dinamis. Umumnya, termometer yang
tidak tertutup digunakan bersama dengan bola basah untuk mengukur T suhu gas yang
sebenarnya, dan suhu gas biasanya disebut.
Jika cakram yang didinginkan dan dipoles dimasukkan ke dalam gas dengan
kelembaban yang tidak diketahui dan suhu disk secara bertahap diturunkan, piringan
mencapai suhu saat kabut mengembun pada permukaan yang dipoles. Suhu di mana
kabut ini terbentuk adalah suhu kesetimbangan antara uap dalam gas dan fase cair. Oleh
karena itu titik embun. Pemeriksaan pembacaan diperoleh dengan perlahan-lahan
meningkatkan suhu disk dan mencatat suhu saat kabut menghilang begitu saja. Dari
rata-rata suhu pembentukan kabut dan menghilang, kelembaban dapat dibaca dari
grafik kelembaban.
(McCabe, 1993)
𝑉(𝑦2 − 𝑦1 )
𝐾𝐺 = … … … … … … … … … … . (5)
𝑃𝐴(𝑦1 ′ − 𝑦) 𝑙𝑚
Dimana:
𝐾𝐺 = Koefesien perpindahan massa antara udara dan liquid (lbmol/jam ft2 atm)
1. Ketingian Tempat
Apabila semakin tinggi tempat maka tingkat kelembabannya juga tinggi karena
suhunya rendah dan sebaliknya semakin rendah tempat suhunya semakin tinggi
dan kelembabannya pun menjadi rendah.
2. Kerapatan Udara
Ini juga berkaitan dengan suhu dimana apabila kerapatan udara pada
daerah tertentu rapat maka kelembabanya tinggi. Sedangkan apabila kerapatan udara
di suatu daerah renggang maka tinggkat kelembabannya juga rendah. Diketahui pula
antara kerapatan,suhu,dan ketinggian tempat juga saling berkaitan..
“PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II “ 15
“WETTED WALL COLUMN”
3. Tekanan Udara.
5. Angin
Adanya angin ini memudahkan proses penguapan yang terjadi pada air
laut menguap ke udara. Besarnya tingkat kelembaban ini dapat berubah menjadi
air dan terjadi pembentukan awal.
6. Suhu
(Suharno, 2015)
2. Koefisien sekat cairan didih di dalam cairan pada alat pengubah panas.
Perubahan energi panas dari bahan dapat diketahui dari perubahan suhunya.
Skala suhu yang umum digunakan adalah derajat Celsius dan Fahrenheit serta skala-
skala absolut derajat Kelvin dan RanSkine. Jumlah panas dapat diukur dengan satuan
kalori, BTU atau Joule. Satu kalori adalah jumlah panas yang dibutuhkan oleh 1 gram
air untuk menaikkan suhunya 1000C.
(hendris.2010)
Faktor yang mempengaruhi koefisien transfer panas antara lain yaitu luas
permukaan transfer panas steam pada tube, konduktivitas termal bahan tube, dan luas
permukaan transfer panas tube terhadap air pendingin
\Q= U.A.Δt
Ket:
Dimana Δt adalah perbedaan suhu rata-ratast eam dan air pendingin dengan
menentukan transfer panas yang terjadi dalam kolom diintegrasikan dengan panjan
kolom , maka persamaan perbedaan suhu rata-rata dapat dinyatakan dengan:
Δt0− Δt 1
ΔtLMTD = Δt 0
ln( )
Δt 1
(susanti.2017)
1. Air
Sifat Fisika:
a. Wujud : Cair
b. Warna : Tak berwarna
c. Titik lebur : 0OC
d. Titik didih : 100OC
Sifat Kimia:
II.3 Hipotesa
Pada percobaan wetted wall column, diperkirakan laju alir fluida (air dan udara)
mempengaruhi perpindahan panas dan massanya. Laju alir sangat mempengaruhi
koefisien perpindahan panas dan massa, dimana akan berbanding lurus jika laju alirnya
di percepat maka perpindahan panas dan perpindahan massa juga cepat.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Air
Stopwatch Penggaris
III.4 RangkaianAlat
B
TW2
Td2
V1 V3
A V2
A
G
F V5
V4
TW1
Td1
V6 E
H D
E C
= Aliran air
---------- =Aliran gas
Keterangan gambar :
A = kolom WWC
B = Tangki overflow
C = Tangki feed
D = Pompa
E = Tangki ekspansi udara
F = Manometer
G = Manometer
H = Kompresor
V = Valve
4. Ulangi pengontakan udara dan air dengan beda tekanan yang lain
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
0.4 6 80 85 90 85 14.16
25 y = 5.5972x + 12.128
R² = 0.9834
20
Q (cm3/det)
15
Q air vs deltaH
10
Linear (Q air vs deltaH)
5
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
∆H
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa semakin besar beda
tinggi air raksa dalam manometer maka debit dari udara yang didapat juga semakin besar. Hal
ini dapat dilihat dari grafik 1 yang menyatakan hubungan dari kedua variabel tersebut.
40
y = 11.121x + 11.487
35
R² = 0.9735
30
Q (cm3/det)
25
20
Kalibrasi Air
15
Linear (Kalibrasi Air)
10
5
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
∆H
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa semakin besar beda
tinggi air raksa dalam manometer maka debit dari udara yang didapat juga semakin besar.
Dalam hal ini grafik 2 menunjukkan kenaikkan sehingga debit dan kenaikkan tinggi air raksa
berbanding lurus seperti yang terlihat pada grafik 2.
3. Tabel Suhu Air dan Suhu Udara yang Masuk dan Keluar
H Td1 (oC) Td2 (oC)
H air Td rata-
Udara Td rata-rata (oC)
(cm) 1 2 3 rata (oC) 1 2 3
(cm)
H Tw1 Tw2
H air Td rata-rata Td rata-rata
Udara 1 2 3 1 2 3
0.5 30 29.5 29.5 29.67 27 28.5 28.5 28
1 29 29.5 29 29.16 27 27 27 27
Q Udara kG(Lbmol/jam
Q Air (ml/s) hG (Btu/jam ft2 °F atm)
(ml/s) ft2 atm)
y = 0.0018x - 0.0343
Chart Title R² = 0.3574
0.015
0.01
kG(Lbmol/jam ft2 atm)
0.005
0
0 10 20 30 Series1
-0.005
Linear (Series1)
-0.01
-0.015
-0.02
Q air (ml/s)
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa semakin besar debit aliran air pada
kecepatan udara tetap, maka nilai koefisien perpindahan massanya terlihat fluktuatif.
Hal tersebut dapat dilihat dari grafik di atas, garis mengalami kenaikan kemudian
penurunan untuk hubungan kG dan Q. Hal ini tidak sesuai dengan literatur
dikarenakan, semakin banyak air yang dikontakkan, maka nilai kG akan semakin
besar. Karena, Hubungan antara laju aliran air dengan koefisien perpindahan massa
adalah berbanding terbalik
1 y = 0.2454x - 5.6562
R² = 0.3152
-3 Linear (Series1)
-4
-5
Q air (ml/s)
Grafik.4 Hubungan antara koefisien perpindahan massa hG (Btu/jam ft2 °F atm) dan debit
aliran air Q (ml/detik)
Dari grafik diatas menunjukkan bahwa semakin besar kecepatan laju alir air
pada kecepatan udara tetap, koefisien perpindahan panasnya semakin berkurang.
Karena semakin lama waktu pengontakan air dan udara maka perbedaan suhunya akan
semakin kecil. Dikarenakan suhu air dan suhu udara lama-kelamaan akan mendekati
sama dan kemudian tidak terjadi perpindahan panas lagi karena tidak ada perbedaan
suhu.
Untuk ∆h = 1.2 cm
0 y = 0.0025x - 0.0645
-0.005 0 10 20 30 R² = 0.6825
Grafik.5 Hubungan antara koefisien perpindahan massa kG (lbmol/jam ft2atm) dan debit
aliran air Q (ml/detik)
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa semakin besar debit aliran air pada
kecepatan udara tetap, maka nilai koefisien perpindahan massanya terlihat fluktuatif.
Hal tersebut dapat dilihat dari grafik di atas, garis mengalami kenaikan kemudian
penurunan untuk hubungan kG dan Q. Hal ini tidak sesuai dengan literatur
dikarenakan, semakin banyak air yang dikontakkan, maka nilai kG akan semakin
besar. Karena, Hubungan antara laju aliran air dengan koefisien perpindahan massa
adalah berbanding terbalik.
-1.5E+14
-2E+14
Q air (ml/s)
Dari grafik diatas menunjukkan bahwa semakin besar kecepatan laju alir air
pada kecepatan udara tetap, koefisien perpindahan panasnya sebanding debit liran air.
Hal ini sesuai dengan literatur, karena semakin lama waktu pengontakan air dan udara
maka perbedaan suhunya akan semakin kecil. Dikarenakan suhu air dan suhu udara
lama-kelamaan akan mendekati sama dan kemudian tidak terjadi perpindahan panas
lagi karena tidak ada perbedaan suhu.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
1. Pada kalibrasi udara dan air semakin besar beda ketinggian manometer maka semakin
besar pula debit nya namun terdapat penurunan debit pada salah satu beda ketinggian
manometer .
2. Semakin besar debit maka semakin kecil koefisien perpindahan massanya karena
semakin lama waktu pengontakan air dan udara maka akan mendekati titik jenuh.
3. Semakin besar nilai Q maka semakin kecil koefisien peprindahan panas (hG) karena
semakin lama waktu pengontakan air dan udara maka perbedaan suhunya semakin
kecil.
V.2 Saran
1. Lakukan pengamatan dan perhitungan dengan teliti agar diperoleh hasil yang akurat.
2. Sebaiknya praktikan melakukan kalibrasi agar bisa menjadi tolak ukur nantinya
dengan data praktikum.
3. Pastikan air dalam galon terisi agar galon tidak pecah dikarenakan tekanan dari
kompresor.
DAFTAR PUSTAKA
McCabe W.L.. 1993. “Unit Operation of Chemical Engineering 7th ed”. Singapura: Mc. Grow
Hill Book Co.
MSDS.2013.“Water”.(http://www.sciencelab.com/msds.php?msds.php?msdsId=99 27321).
Diakses pada Rabu, 12 September 2018 pukul 20.25 WIB.
Nugraha.2015.“Humidifikasi”.(https://partsofmymemory.wordpress.com/2015/05/15/wetted-
wall-column/) diakses pada Rabu, 12 September 2018 pukul 20.28 WIB.
Tim Dosen OTK II. 2018. “Modul Praktikum Operasi Teknik Kimia II Wetted Wall Column”.
Surabaya : Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.
Treybal, Robert.E., 1982, “Mass-Transfer Operation”. Inggris : Mc. Graw Hill Co.
APPENDIX
1. Laju Alir
a. Untuk air
ΔH = x = 0,5 cm
y = 11.121x + 10.766
Q = 16.3265 ml/sec
b. Untuk udara
Δh = x = 1.2 cm
Q = y = 5.5972 x + 0.8839
Q = 7.60054 ml/sec
2. Mengkonversi satuan
M air = 18 lbm/lbmol
M udara = 29 lbm/lbmol
3. Menghitung Humidity
M udara = 29 lbm/lbmol
M air = 18 lbm/lbmol
𝐻 0,023
𝑀𝑎 18
𝑌1 = 1 𝐻 = 1 0,021 =0,03272
+ +
𝑀𝑢 𝑀𝑎 29 18
𝐻 0,020
𝑀𝑢 29
𝑌2 = 1 𝐻 = 1 0,20 =0.01226
+ +
𝑀𝑎 𝑀𝑢 18 29
5. Menghitung fraksi mol interface (Tabel F.3 J.M Smith Edisi 5 hal 706)
6. Menghitung kG
𝑄 ∗ 𝜌𝑎𝑖𝑟 ∗ 3600
𝑉=
454 ∗ 𝐵𝑀𝑎𝑖𝑟
16.3265 ∗ 0,998 ∗ 3600
𝑉=
454 ∗ 18
V = 6,0841163
𝑘𝐺. 𝑃. 𝐴 −0.0682616𝑙𝑏𝑚𝑜𝑙
[ ]𝑣 7.048444934 𝑥 𝑗𝑎𝑚 −0.017687966 𝑙𝑏𝑚𝑜𝑙
𝑘𝐺 = 𝑣 = =
𝑃 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 𝑥 𝐴 50.0179𝑥 1.8388 𝑗𝑎𝑚 𝑓𝑡 2 𝑎𝑡𝑚