Anda di halaman 1dari 3

Metode analisa kuantitatif

Analisa kuantitatif guna memperoleh nilai kadar dari masing-masing

kandungan senyawa tersebut. Metode analisa kualitatif yang umum digunakan

menurut Hanani, 2017 adalah:

1. Alkaloid

Secara umum penetapan kadar alkaloid dapat ditentukan secara gravimetric,

titrimetric, spektrofotometri dan kromatografi cair kinerja tinggi. Alkaloid yang

bersifat basa cukup kuat dapat ditentukan dengan titrasi asam basa, sedangkan

yang bersifat basa lemah lebih baik ditentukan secara titrasi bebas air.

Contoh penetapan kadar alkaloid dari tanaman kulit kayu dan kulit buah delima

menggunakan titrimetric adalah: kulit delima ditimbang seksama 7.0 g,

dimasukkan kedalam Erlenmeyer kering bertutup, lalu tambahkan 70 mL eter dan

7 mL natrium hidroksida (160 g/l), kemudian dikocok berulang-ulang selama 30

menit. Selanjutnya larutan disaring melalui kapas dan filtrate yang diperoleh

dikocok dalam corong pisah 5 ml air suling, kemudian diamkan hingga lapisan

terpisah. Larutan eter dipipet 50,0 mL setara dengan 5 g serbuk kulit pohon delima,

ditambah indikator metil jingga, kemudian titrasi dengan asam klorida 0,025 N.

kadar alkaloid total dihitung berdasarkan kesetaraan 1 mL, asam klorida 0,025 N

setara dengan 3,675 mg.


2. Flavonoid

Menggunakan spektrofotometer dengan pereaksi alumunium klorida.

Penetapan kadar dapat dilakukan dengan cara ekstrak serbuk simplisia 200 mg

dimasukkan kedalam labu alas bulat. Sebanyak 1 mL larutan heksametilenteramin

0,5 % b/v, 29 mL aseton dan 2 mL asam klorida P ditambah, kemudian direfluks

selama 30 menit lalu disaring filtrate dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL.

ampas direfluks kembali dengan 20 mL aseton selama 30 menit, lalu disaring dan

filtrate dicampur dalam labu terukur. Volume dicukupkan dengan aseton hingga

tand abates. Sebanyak 20 mL larutan dipipet dan dimasukkan kedalam corong

pisah, ditambah 20 mL air dan diesktraksi 3 kali masing-masing menggunakan 15

mL etil asetat. Larutan etil asetat dimasukkan kedalam labu ukur 50 mL, lalu

dicukupkan hingga tanda batas dengan etil asetat P, larutan disebut sebagai larutan

uji. Lakukan pengenceran larutan uji dan larutan uji dengan alumunium klorida

serta larutan pembanding tanpa larutan alumunium klorida. Pengukuran dengan

spektrofotometer.

3. Saponin

Penetapan kadar saponin dilakukan dengan penambahan suspensi darah,

dengan suspensi dapar pospat pH 7. Untuk esktrak yang mengandung tanin, perlu

dilakukan pengenceran terlebih dahulu. Kadar saponin dalam ekstrak dapat di

tetapkan dengan melakukan berbagai pengenceran filtrate dan diamati kadar yang
masih menghasilkan hemolisis total. Lalu dibandingkan dengan saponin

pembanding.

Anda mungkin juga menyukai