Perkolasi
Perkolasi
Perkolasi merupakan dari bahasa latin ”per” yang artinya “melalui” dan “colore”
artinya”merembes”, proses untuk bahan yang sudah halus diekstraksi dengan pelarut
yang cocok dengan cara melewatkan perlahan-lahan melalui bahan dalam suatu kolom
(Voigt, 1995) atau dapat juga didefinisikan perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut
yang selalu baru sampai sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan.
Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap
perkolasi sebenarnya, terus menerus sampai diperoleh ekstrak yang jumlahnya 1-5 kali
bahan (Anonim, 1995).
Prinsip perkolasi
Prinsip perkolasi adalah serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu benjana silinder
yang bagian bawahannya diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke
bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel yang
dilalui sampai mencapai keadaan jenuh. Gerak ke bawah disebabkan oleh kekuatan gaya
beratnya sendiri dan cairan di atasnya, dikurangi dengan gaya kapiler yang cenderung
untuk menahan (Anonim, 1995).
Biasanya perkolator ini digunakan untuk pembuatan ekstrak atau tintur dengan kadar
tinggi.
Biasanya digunakan untuk pembuatan ekstrak dan tintur dengan kadar rendah.
Jenis-jenis perkolasi
1. Reperkolasi
Untuk menghindari kehilangan minyak atsiri pada pembuatan sari, maka cara
perkolasi dapat digantikan dengan reperkolasi.
2. Perkolasi bertingkat
Dalam proses perkolasi biasa, perkolat yang dihasilkan tidak dalam kadar yang
maksimal. Selama cairan penyari melakukan penyarian serbuk simplisia, maka terjadi
aliran melalui lapisan serbuk dari atas sampai ke bawah disertai pelarutan zat aktifnya.
Proses penyarian tersebut akan menghasilkan perkolat yang pekat pada tetesan
pertama dan pada tetesan terakhir akan diperoleh perkolat yang encer.
Kerugian perkolasi antara lain simplisia harus dibasahi terlebih dahulu sebelum
dimasukkan ke dalam percolator , massa simplisia dalam percolator tergantung pada
tinggi percolator, perolehan kembali pelarut yang tertahan di dalam ampas sering
memerlukan proses tambahan dan hal yang sama berlaku untuk mengeluarkan ampas
dan menarik bahan aktif dari ampas (Hasrianti, 2016).
Dapus :
Anonim. (1995). Materi Medika Indonesia. Jilid VI. Jakarta: Depkes RI.
Arief TQ, Mochammad. (2004). Pengantaran Metode Penelitian untuk Kesehatan. Klaten
Selatan : CSGF.