TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Biopestida
Biopestisida dapat digunakan untuk mengendalikan hama-hama yang sering
mengganggu tanaman. Biopestisida merupakan salah satu pestisida yang bahan
aktifnya berasal dari makhluk hidup berupa mikroorganisme seperti cendawan,
bakteri, nematoda dan virus. Mikroorganisme memiliki kemampuan yang setara
dengan pestisida sintetik. Biopestisida memiliki banyak jenisnya yaitu sesuai
dengan target sasaran oraganisme pengganggu dan penyebab penyakit. Jenis
pestisida yang digunakan keseharian yaitu dari herbisida, insektisida dan fungida.
Pemahaman mengenai biopestisida tidak dapat terlepas dari perkembangan dan
penerapannya pada proses pengendalian hama dan penyakit (Suwahyono, 2009).
Biopestisida memiliki senyawa organik yang mudah terdegradasi oleh
alam. Penggunaan biopestisida kurang disukai oleh petani karena efektivitasnya
relatif tidak secepat pestisida kimia. Efektivitas biopestisida sangat bervariasi
bergantung pada jenis bahan baku dan dosis. Biopestisida cocok dimanfaatkan
untuk pecegahan sebelum terjadi serangan hama pengganggu dan penyakit pada
tenaman. Tanaman yang mengandung senyawa tertentu yang dapat dimanfaatkan
sebagai antimikroba seperti lengkuas, nimba, dan cengkeh (Sumartini, 2016).
Pemahaman istilah pestisida baru muncul setelah berkembangnya industri
agrokimia di Eropa dan Amerika yang memproduksi pupuk dan pestisida kimia
sintetis. Zat racun kerjanya sangat radikal dan dapat membahayakan keselamatan
hayati secara berkelanjutan, tetapi petani tradisional menyebutnya dengan isitlilah
obat. Muncul produk pestisida yang bahan aktifnya berasal dari organisme hidup
yang diistilahkan dengan biopestisida (Suwahyono, 2009). Biopestisida seringkali
bereaksi lambat tetapi aman bagi manusia dan memiliki efek residu yang minim
terhadap lingkungan jika dibandingkan dengan pestisida sintetik (Pohan, 2014).
Biopestisida dapat diistilahkan sebagai pestisida biorasional yang tidak
mengakibatkan pemusnahan total dari populasi hama yang ada dan organisme lain
tidak menjadi target. Lembaga perlindungan lingkungan membaginya menjadi
tiga kelompok besar. Pemilihan ini banyak yang menjadi rujukan lembaga lain di
3
4
dunia seperti Badan Pertanian dan Pangan dunia (FAO) serta badan Kesehatan
Dunia (WHO). Salah satunya adalah pestisida mikrobial yaitu jenis produk
biopestisida yang mengandung mikroorganisme sebagai bahan aktif. Secara
sempit, kelompok ini sering disebut juga sebagai agen pengendali hayati atau agen
hayati. Kelompok pestisida lainnya yaitu Protektan Bagian Integral Tanaman
(PBIT). Bahan materi genetik yang bersifat pestisidal artinya faktor keturunan
(DNA) dapat membentuk senyawa racun (Suwahyono, 2009).