Anda di halaman 1dari 12

NO DOKUMEN FO-UGM-BI-07

BORANG
BERLAKU SEJAK 3 Maret 2008
TEKNIK BIOKIMIA REVISI 00
LABORATORIUM BIOKIMIA HALAMAN dari

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA


ACARA VI
KROMATOGRAFI

Nama : EFINA
NIM : 19/444678/BI/10356
Gol./Kel. : D/3
Asisten : Assyafiya Salwa

LABORATORIUM BIOKIMIA
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
ACARA VI

KROMATOGRAFI

I. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk memisahkan asam amino menggunakan teknik
kromatografi kertas dengan reaksi pemisahan molekul, melaporkannya secara tertulis.
II. Dasar Teori
Kromatografi merupakan teknik pemisahan suatu komponen dari campuran.
Metode ini mengubah campuran atau larutan zat kimia menjadi dua atau lebih produk
berbeda. Prinsip dasarnya terdiri dari dua fase, fase gerak (mobile) dan fase diam
(stationer). Fase gerak berupa aliran fluida yang bergerak, bisa berupa gas atau cairan dan
fase diam tidak bergerak, bisa berbentuk padat atau cair (Mandeep, 2018).
Kromatografi terdapat berbagai macam jenis, misalnya kromatografi kolom,
kromatografi pertukaran ion (ion exchange), kromatografi permeasi gel (saringan
molekuler), kromatografi afinitas, kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis,
kromatografi gas, kromatografi pewarna-ligan, kromatografi interaksi hidrofobik,
kromatografi pseudoafinitas dan kromatografi cair tekanan tinggi (HPLC) (Coskun, 2016).
Praktikum ini menggunakan kromatografi kertas, teknik kromatografi yang paling
sederhana dan lebih cepat dibandingkan dengan teknik kromatografi lainnya. Kromatografi
kertas dapat menggunakan berbagai jenis kertas, tergantung pada pelarutnya. Kromatografi
kertas pengoperasiannya sederhana dan biayanya rendah.
Dalam kromatografi kertas, campuran sampel dioleskan pada selembar kertas
saring Whatman menggunakan tabung kapiler dan tepi kertas direndam dalam pelarut (fase
gerak) dan pelarut bergerak ke atas kertas dengan aksi kapiler. Kertas saring kemudian
dikeringkan dan disemprot dengan reagen ninhidrin. Sekali lagi fase diam dikeringkan
dalam oven udara panas bersuhu 110 ° C (SWARNAKUMARI et al., 2019). Prinsip dasar
kromatografi kertas adalah partisi di mana berbagai komponen didistribusikan di antara
fase cair. Digunakan pelarut berair yang ditahan di pori-pori kertas saring sebagai fase diam
sedangkan fase gerak bergerak di atas kertas. Karena perbedaan afinitasnya terhadap air
(dalam fase diam) dan pelarut fase gerak, senyawa dalam campuran tersebut dipisahkan
melalui aksi kapiler pori-pori di kertas. Komponen tersebut juga dapat dipisahkan
berdasarkan prinsip adsorpsi antara fasa padat dan cair, dimana permukaan padat kertas
berfungsi sebagai fasa diam dan fasa gerak adalah pelarut cair (Gupta et al., 2018)
Posisi titik yang dimigrasi pada kromatografi ditunjukkan dengan istilah seperti RF.
RF dikaitkan dengan migrasi zat terlarut relatif terhadap bagian depan pelarut sebagai:
jarak yang ditempuh zat terlarut dari garis asal
𝑅𝑓 =
jarak yang ditempuh oleh pelarut dari garis asal
Tabel 1. Nilai Rf standar asam amino
(Madhukar, Raha, & Singh, 2018)
Dalam praktikum ini digunakan nilai Rf yang berbeda dengan tabel yang di atas.
Nilai Rf yang berbeda dapat disebabkan oleh berbagai hal, misalnya
a) Sistem pelarut
b) Medium separasi, yaitu kualitas kertas
c) Sifat campuran
d) Suhu
e) Dimensi bejana di mana percobaan akan dilakukan (Gupta et al., 2018).
III. Metode
A. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah solute yang dipisahkan berupa
campuran asam amino, solvent yang dipakai campuran bahan dari butanol, asam asetat
glasial, dan air dengan perbandingan 4:1:1. Dipakai 6 macam asam amino standard,
kertas Whatman nomor 1, dan reagen Ninhydrin.campuran.
B. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan berupa petridish gelas kaca (pembatas sekaligus
media rambatan antara solvent dengan kertas Whatman), jangka (membantu membuat
lingkaran yang rapi), pipa mikrokapiler (memindahkan cairan kimia), hair dryer
(pengering kertas Whatman), botol penyemprot (menyemprotkan reagen Ninhydrin),
benang katun (membuat petridish), pinset (alat pegang kertas sampel), pensil
(menggambar dan menulis pada kertas Whatman sampel), penggaris (mengukur jarak
noda) dan gunting (menggunting kertas Whatman).
C. Cara kerja
Langkah kerja yang pertama dilakukan yaitu digambar 2 lingkaran pada kertas
Whatman menggunakan jangka, di mana lingkaran luar jari-jarinya 4 cm sedangkan
lingkaran dalam 1 cm. Kemudian kertas Whatman dibagi menjadi 8 area. Kertas
tersebut digunting dilubangi pada bagian pusat. Pada bagian berlubang dilewatkan tali
dan disimpul. Sampel dan asam amino standar diambil dengan pipa mikrokapiler.
Sampel dan 6 macam asam amino standar ditotolkan pada persimpangan antara
lingkaran dalam dengan garis pembatas area, sesuai dengan desain penelitian. Garis 1
dan 5 untuk sampel, garis 2-4 dan 6-8 asam amino. Kemudian dikeringkan kertasnya
menggunakan hair dryer. Petridish kemudian diisi solvent secukupnya. Kertas
Whatman dimasukkan petridish, benang akan tenggelam pada solvent. Dibiarkan
hingga solvent merambat sampai lingkaran luar. Setelah selesai kertas Whatman
diangkat dengan pinset dan kertas diinkubasi selama 10 menit di oven. Kertas
kemudian disemprot reagen Ninhydrin di lemari asam. Jarak noda kemudian diukur.
D. Bagan Alir

2 lingkaran digambar
Kertas digunting dan
pada kertas Whatman Kertas Whatman dibagi
dilubangi pada pusatnya Sampel dan asam amino
dengan jari-jari lingkaran menjadi 8 area dan di
dan diberi tali lalu standar diambil
luar 4 cm dan lingkaran beri nomor
disimpul
dalam 1 cm

Sampel dan asam amino


standar ditotolkan pada
Kertas dikeringkan Petridish diisi solvent Kertas Whatman
area antara lingkaran
dengan hair dryer secukupnya dimasukkan petridish
dalam dan garis
pembatas luar

Sampel dibiarkan hingga Kertas diinkubasi pada


Kertas Whatman Kertas disemprot reagen
solven merambat sampai suhu ruang selama 10
diangkat Ninhydrin di lemari asam
lingkaran luar menit

Kertas Whatman Jarak noda pada kertas


dikeringkan dengan hair diukur dan dihitung Rf-
dryer nya

IV. Hasil Pembahasan


A. Hasil
Dari percobaan yang sudah dilakukan didapatkan hasil berupa
Tabel 2. Hasil perhitungan nilai Rf sampel kelompok 3 dan 4

Kelompok Asam Amino Nilai Rf


X3 0,9; 1,1; 2,0
3
X3 0,8; 1,2; 1,9
X4 1,8; 1,2; 0,7
4
X4 1,2; 0,6; 0,8
Tabel 3. Hasil perhitungan nilai Rf asam amino standar

Asam
No Nilai Rf
Amino
1 Arginin 0,7
2 Alanin 0,8
3 Metionin 1,5
4 Histidin 0,6
5 Leusin 2,0
6 Tirosin 1,2

B. Pembahasan
Kromatografi bertujuan untuk memisahkan kandungan yang ada di suatu senyawa
berdasarkan polaritasnya, kemudian dapat diketahui kandungan dari senyawa tersebut
apa saja. Sedangkan tujuan kromatografi kali ini adalah mengetahui jenis-jenis asam
amino yang ada di sampel yang digunakan. Prinsip kerja kromatografi adalah
pemisahan molekul berdasarkan atau perbedaan polaritasnya. Polaritasnya akan
tergantung pada fase diam dan fase gerak.
Percobaan ini digunakan alat hairdryer sebagai pengering kertas Whatman, selain
itu penggunaan hairdryer mempercepat pengeringan. Benang katun digunakan sebagai
penghubung antara solvent dengan kertas Whatman. Pipa kapiler digunakan untuk
memindahkan cairan kimia.. Bahan yang digunakan misalnya ninhydrin berfungsi
visualisasi noda yang berikatan dengan gugus asam amino sehingga membentuk
kompleks berwarna ungu. Solvent yang digunakan dalam percobaan memiliki
kandungan butanol, Asam Asetat Glasial, dan air dengan perbandingan 4:4:1. Butanol
yang berperan sebagai fase gerak yang membawa asam amino dengan sifat non polar.
Sedangkan asam asetat untuk homogenisasi karena sifatnya semi polar. Air digunakan
sebagai fase diam yang sifatnya pola (terikat pada selulosa pada supporting medium).
Kertas Whatman digunakan sebagai supporting medium.
Fungsi perlakuan berupa pemberian lingkaran agar lebih mudah dalam penotolan
dan akurat dalam pemberian jarak. Penjenuhan dilakukan agar menghentikan
penguapan pada eluen dan menyeimbangkan tekanan atmosfer di dalam dan di luar
chamber, menjadikan eluen memenuhi chamber sehingga distribusi fasa diam dapat
berjalan dengan lancar. Pengunaan pensil bermaksud supaya kertas tidak luntur
sehingga hasilnya bisa jelas terbaca. Benang katun digunakan Kertas Whatman tidak
boleh sampai tersentuh langsung oleh tangan, karena bisa jadi merusak asam amino
akibat sentuhan jari sehingga digunakan pinset untuk memindahkan kertas sesuai
keinginan sebagai penghubung antara solvent dan kertas Whatman. Penggunaan hair
dryer tidak boleh terlalu lama karena akan merusak sampel dalam kertas sehingga tidak
terjadi kesulitan dalam pengamatan
Pada percobaan ini didapatkan hasil kelompok 3 dari X3 pertama dan kedua
berturut-turut terdeteksi asam amino jenis alanine (0.9 dan 0.8), tirosin (1.1 dan 1.2)
dan leusin (2.0 dan 1.9). sedangkan kelompok 4 didapatkan X4 asam amino jenis
metionin (1.8), tirosin (1.2), alanine (0.7). sedangkan data X4 pengulangan didapatkan
tirosin (1.2), histidin (0.6) dan alananin (0.8). Pada percobaan ini digunakan interpretasi
tabel asam amino yang berbeda dengan jurnal yang dicantumkan. Perbedaan nilai Rf
ini dapat karena berbagai hal misalnya sistem pelarut, medium separasi, yaitu kualitas
kertas, sifat campuran, suhu dan dimensi bejana di mana percobaan akan dilakukan.
Jadi hasil dari kelompok 3 sudah sesuai(Gupta et al., 2018).
V. Kesimpulan
Dari percobaan yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa asam amino yang
diperoleh dari kelompok 3 dari X3 pertama dan kedua berturut-turut terdeteksi asam amino
jenis alanine (0.9 dan 0.8), tirosin (1.1 dan 1.2) dan leusin (2.0 dan 1.9). sedangkan
kelompok 4 didapatkan X4 asam amino jenis metionin (1.8), tirosin (1.2), alanine (0.7).
sedangkan data X4 pengulangan didapatkan tirosin (1.2), histidin (0.6) dan alananin (0.8).
VI. Daftar pustaka

Coskun, O. 2016. Separation tecniques:chromatography. Northern Clinics of Istanbul, 3(2): 156–


160.

Gupta, M., Kapoor, B., & Gupta, R. 2018. Paper chromatography : a review. Journal of
Emerging Technology and Innovative Research, 5(10): 462–468.

Madhukar, S. M., Raha, P., & Singh, R. K. 2018. Identification of amino acids and sugars in
root exudate of mungbean ( Vigna radiata L .), Journal of Pharmocognosy and
Phytochemistry. 7(2): 1676–1680.

Mandeep. 2018. Paper chromatography analysis : A vital tool for chemistry. International
Journal of Chemical Studies, 6(2): 276–279.

SWARNAKUMARI, S., Mohan, S., VE, I. C., S, A., & S, K. 2019. Isolation and high-
performance thin-layer chromatography analysis of conditional amino acids from the fresh
leaves of alternanthera sessilis. Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research,
12(2): 137–141.
LAMPIRAN
1. Data mentah

Tabel 4. Hasil Perhitungan Nilai Rf Asam Amino Standar

Asam
No Nilai Rf
Amino
1 Arginin 0,7
2 Alanin 0,8
3 Metionin 1,5
4 Histidin 0,6
5 Leusin 2,0
6 Tirosin 1,2

Tabel 5. Hasil Perhitungan Nilai Rf Sampel

Kelompok Asam Amino Nilai Rf

X1 0,9; 1,6; 1,9


1
X1 0,8; 1,5; 2,0
X2 1,1; 1,4; 2,0
2
X2 1,2; 1,5; 1,9
X3 0,9; 1,1; 2,0
3
X3 0,8; 1,2; 1,9
X4 1,8; 1,2; 0,7
4
X4 1,2; 0,6; 0,8
X5 1,1; 0,5; 0,8
5
X5 0,7; 1,3; 0,9
X6 1,6; 0,5; 2,0
6
X6 1,5; 0,6; 1,9
X7 0,9; 1,1; 2,0
7
X7 0,8; 1,2; 1,9
X8 1,4; 1,7; 0,5
8
X8 1,5; 2,0; 0,6
X9 2,0; 1,1; 0,7
9
X9 1,8; 1,2; 0,7
X10 1,2; 0,6; 0,8
10
X10 1,1; 0,5; 0,8
X11 1,4; 1,7; 0,5
11
X11 1,5; 2,0; 0,6
X12 1,6; 0,5; 2,0
12
X12 1,5; 0,6; 1,9

2. Layar tangkap referensi

Wednesday, November 18, 2020


8:30 AM

Anda mungkin juga menyukai