Anda di halaman 1dari 2

Kepribadian

Menjadi seorang guru, berarti kita harus mampu dan memiliki sikap serta kepribadian
yang baik agar dapat dicontoh oleh peserta didiknya, dan sifat ini terlihat pada sikap dan
perilaku seorang guru dalam tindakannya baik didalam kelas maupun luar kelas. Di dalam
peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada pasal
28 ayat 3 (b) , menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah
kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan
bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

Dilihat dari kompetensi kepribadian seorang guru, menunjukkan kemampuan kepribadian


sebagai berikut :

1) Mantap dan Stabil, yaitu seorang guru harus mempunyai keteguhan dalam bertindak
dan berbuat yang sesuai dengan norma hukum dan norma sosial yang telah
ditetapkan, serta ia bangga menjadi seorang guru.
2) Dewasa, yaitu dalam mendidik, seorang guru atau pendidik harus menunjukkan
kemandirian dirinya dalam bertindak dan ia juga memiliki etos kerja yang baik
sebagai guru.
3) Arif dan Bijaksana, yaitu memperlihatkan perbuatan dan tindakan yang dapat
bermanfaat bagi peserta didik, sekolah maupun masyarakat dengan cara menunjukkan
keterbukaannya dalam berpikir dan bertindak.
4) Berwibawa, yaitu memiliki tindakan dan perilaku yang disegani dan dihormati,
sehingga tindakan tersebut dapat berpengaruh positif bagi peserta didik yang
melihatnya.
5) Berakhlak Mulia, yaitu memiliki akhlak yang mulia dan kepribadian atau tingkah laku
yang dapat menjadi contoh baik bagi peserta didik, yakni dia bertindak yang sesuai
dengan nilai-nilai agama, bersikap jujur, ikhlas, dan suka menolong sesama.

Seorang guru harus memiliki beberapa kepribadian seperti yang dijelaskan sebelumnya,
karena kepribadian tersebut akan sangat mempengaruhi kinerja sang guru ketika mengajar
dikelas dan berinteraksi dengan peserta didiknya. Selain itu, seorang guru harus menjauhi
sikap, tindakan dan hal-hal negatif yang dapat menjadi pemicu rusaknya wibawa, citra
ataupun yang dapat mencemarkan nama baik seorang guru tersebut.

Pada zaman sekarang, nama baik seorang guru sedang dalam keadaan yang kritis. Karena
guru sudah kehilangan kewibawaan didepan peserta didiknya, sehingga banyak peserta didik
yang lebih muda darinya berani mengolok-olok dirinya. Padahal, seharusnya peserta didik itu
harus menghormati gurunya, namun mereka dengan mudahnya memperolok-olok gurunya
dan menjadikan hal tersebut sebagai bahan lawakan dan lucu bagi mereka. Oleh karena itu,
seorang guru harus memiliki cara dan solusi untuk mengangkat kembali wibawanya yang
telah direndahkan oleh peserta didiknya sendiri, dan menjadi seorang guru yang sangat
dibutuhkan oleh peserta didik dan dihormati oleh mereka.
Daftar pustaka

Suyanto dan Asep Jihad. 2013. Menjadi Guru Profesional : Strategi Meningkatkan
Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global. Penerbit Erlangga.

Ramayulis. 2013. Profesi dan Etika Keguruan. Jakarta : Kalam Mulia.

Husein, Latifah. 2017. Profesi Keguruan Menjadi Guru Profesional. Yogyakarta :


Pustaka Baru Press.

Sagala, Syaiful. 2013. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.


Bandung : Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai