Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KEBUTUHAN DAN POLA HUBUNGAN ANTAR MANUSIA


SEBAGAI INSAN PENDIDIKAN (HOMO EDUCANDUM)
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan

Oleh:

ANISA NABILLA FIRDAUSI


NIM : 12110186

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM WALI SEMBILAN
SEMARANG
2022
KEBUTUHAN DAN POLA HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
SEBAGAI INSAN PENDIDIKAN (HOMO EDUCANDUM)
Anisa Nabilla Firdausi
Fakultas Tarbiyah/Sekolah Tinggi Agama
Islam Walisembilan Semarang
e-mail: anisanabillafirdausi16@gmail.com
Abstrak

Konsep “insan pendidikan” atau “homo educandum” menggambarkan manusia


sebagai makhluk yang senantiasa belajar dan membutuhkan pendidikan sepanjang
hayatnya. Pendidikan yang efektif harus memenuhi kebutuhan manusia sebagai
insan pendidikan, meliputi kebutuhan fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Pola
hubungan antar manusia sebagai insan pendidikan juga memiliki peran penting
dalam kualitas pendidikan dan pengembangan karakter siswa. Makalah ini
membahas tentang kebutuhan manusia sebagai insan pendidikan, pola hubungan
antar manusia dalam konteks pendidikan, faktor yang memengaruhi pola
hubungan, serta tantangan dan strategi untuk membangun hubungan yang baik.
Implikasi dan relevansi konsep “insan pendidikan” dan pola hubungan antar
manusia sebagai insan pendidikan dalam konteks pendidikan di Indonesia dan
global juga dibahasa.
Kata Kunci: insan pendidikan, homo educandum, kebutuhan manusia, pola
hubungan antar manusia, kualitas pendidikan, karakter siswa, pendidikan di
Indonesia, pendidikan global.
Abstract
The concept of "human education" or "homo educandum" describes humans as
creatures who are always learning and need education throughout their lives.
Effective education must meet human needs as educational beings, including
physical, psychological, social and spiritual needs. The pattern of human relations
as educational beings also has an important role in the quality of education and the
development of student character. This paper discusses human needs as educators,
patterns of human relations in the context of education, factors that influence
patterns of relationships, as well as challenges and strategies for building good
relationships. The implications and relevance of the concept of "educational
people" and patterns of relationships between humans as educational people in the
context of education in Indonesia and globally are also discussed.

2
Keywords: education people, homo educandum, human needs, patterns of
human relations, quality of education, student character, education in
Indonesia, global education.

A. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia.


Pendidikan tidak hanya diperlukan dalam lingkup formal seperti sekolah atau
universitas, tetapi juga dalam lingkup informal seperti pengalaman hidup
sehari-hari. Pendidikan juga berperan dalam membentuk karakter, moral, dan
kepribadian manusia. Oleh karena itu, konsep “insan pendidikan” atau “homo
educandum” sangat relevan untuk dipelajari dan dipahami.
Sebagai insan pendidikan, manusia memiliki kebutuhan yang harus
dipenuhi agar dapat berkembang dan tumbuh secara optimal. Kebutuhan
tersebut meliputi kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan spiritual. Pendidikan
yang efektif harus memperhatikan kebutuhan-kebutuhan tersebut agar dapat
membantu manusia mencapai potensinya.
Selain kebutuhan, pola hubungan antar manusia dalam konteks
pendidikan juga memiliki peran yang penting dalam kualitas pendidikan dan
pengembangan karakter siswa. Pola hubungan antar guru dan antar siswa, antar
staf pendidikan, serta hubungan antara sekolah dengan masyarakat harus
dibangun secara baik dan harmonis untuk menciptakan lingkungan belajar
yang sehat dan produktif.
Dalam makalah ini, akan dibahas tentang konsep “insan pendidikan”
dan kebutuhan manusia sebagai insan pendidikan. Selain itu, makalah ini juga
akan membahas tentang pola hubungan antar manusia dalam konteks
pendidikan, faktor yang memengaruhi pola hubungan, serta tantangan dan
strategi untuk membangun hubungan yang baik. Implikasi dan relevansi
konsep "insan pendidikan" dan pola hubungan antar manusia sebagai insan
pendidikan dalam konteks pendidikan di Indonesia dan global juga akan

3
dibahasa. Artikel yang diminta ini dapat memberikan pemahaman yang lebih
mendalam tentang pentingnya memenuhi kebutuhan manusia sebagai insan
pendidikan dan membangun pola hubungan yang baik dalam konteks
pendidikan.

4
B. PEMBAHASAN

1. Konsep “Insan Pendidikan” atau “Homo Educandum” sebagai


Manusia yang Senantiasa Belajar dan Membutuhkan Pendidikan
Sepanjang Hayatnya.

Konsep “insan pendidikan” atau “homo educandum”


menggambarkan manusia sebagai makhluk yang senantiasa belajar
dan membutuhkan pendidikan sepanjang hayatnya. Konsep ini
menunjukkan bahwa pendidikan bukanlah hanya sebatas memperoleh
pengetahuan dan keterampilan di masa muda, tetapi juga merupakan
proses yang terus berlangsung sepanjang hidup manusia.

Sebagai insan pendidikan, manusia memiliki potensi yang


dapat dikembangkan melalui pendidikan. Pendidikan yang efektif
harus memenuhi kebutuhan manusia sebagai insan pendidikan,
meliputi kebutuhan fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. 1 Kebutuhan
fisik meliputi kebutuhan akan makanan, minuman, dan istirahat yang
cukup, serta lingkungan yang aman dan nyaman. Kebutuhan
psikologis meliputi kebutuhan akan rasa percaya diri, harga diri, dan
pengakuan dari orang lain. Kebutuhan sosial meliputi kebutuhan akan
interaksi sosial yang baik dengan orang lain, serta rasa memiliki dan
bergabung dengan kelompok. Kebutuhan spiritual meliputi kebutuhan
akan makna hidup, nilai-nilai, dan tujuan hidup.2

Dalam konteks pendidikan, konsep “insan pendidikan” atau


“homo educandum” menunjukkan bahwa pendidikan harus fokus pada
pengembangan potensi manusia secara menyeluruh. Pendidikan harus

1 Saihu, Saihu. "Konsep Manusia Dan Implementasinya Dalam Perumusan Tujuan Pendidikan
Islam Menurut Murtadha Muthahhari." Andragogi: Jurnal Pendidikan Islam dan Manajemen
Pendidikan Islam 1.2 (2019): 197-217.
2 Ramli, Muhamad. "Hakikat pendidik dan peserta didik." Tarbiyah Islamiyah: Jurnal Ilmiah
Pendidikan Agama Islam 5.1 (2015).
5
mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan manusia sebagai insan
pendidikan, serta memfasilitasi proses pembelajaran yang sesuai
dengan tahapan perkembangan dan kebutuhan individu.3 Dengan
memahami konsep ini, pendidikan dapat menjadi sarana untuk
membantu manusia mencapai potensinya dan membangun masyarakat
yang lebih baik.

2. Kebutuhan Manusia Sebagai Insan Pendidikan Meliputi


Kebutuhan Fisik, Psikologis, Sosial dan Spiritual.

Kebutuhan manusia sebagai insan pendidikan sangatlah


kompleks dan meliputi beberapa aspek penting. Berikut ini adalah
penjelasan lebih lanjut tentang kebutuhan-kebutuhan tersebut4:

a. Kebutuhan fisik
Manusia sebagai makhluk hidup memerlukan kebutuhan
dasar seperti makanan, minuman, udara bersih, dan istirahat
yang cukup agar dapat mempertahankan kesehatannya.
Kebutuhan fisik ini sangatlah penting karena dapat
mempengaruhi kemampuan seseorang untuk belajar dan
berkembang. Oleh karena itu, lingkungan belajar yang
aman, nyaman, dan sehat sangatlah penting untuk
memenuhi kebutuhan fisik manusia.
b. Kebutuhan psikologis
Manusia juga memerlukan kebutuhan psikologis yang
terkait dengan kesehatan mental dan emosionalnya.
Kebutuhan psikologis ini termasuk rasa percaya diri,
pengakuan, penerimaan, dan harga diri. Jika kebutuhan

3 Sulaiman, Sulaiman, and S. Neviyarni. "Teori Belajar Menurut Aliran Psikologi Humanistik
Serta Implikasinya Dalam Proses Belajar dan Pembelajaran." Jurnal Sikola: Jurnal Kajian
Pendidikan dan Pembelajaran 2.3 (2021): 220-234.
4 Hadijaya, Yusuf. "Menyusun Strategi Berbuah Kinerja Pendidik Efektif." (2013): 1-245.
6
psikologis ini tidak terpenuhi, maka dapat mempengaruhi
kemampuan seseorang untuk belajar dan berkembang
secara optimal.
c. Kebutuhan sosial
Kebutuhan sosial adalah kebutuhan yang terkait dengan
interaksi sosial dan hubungan interpersonal. Manusia
adalah makhluk sosial yang memerlukan kebutuhan akan
kebersamaan, kerjasama, dan dukungan dari orang lain.
Oleh karena itu, lingkungan belajar yang menyenangkan
dan mendukung kerjasama dan interaksi sosial yang positif
sangatlah penting.
d. Kebutuhan spiritual
Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan yang terkait dengan
nilai-nilai, keyakinan, dan tujuan hidup seseorang.
Kebutuhan ini sangatlah penting karena dapat memberikan
makna dan tujuan hidup bagi seseorang. Oleh karena itu,
pendidikan harus mampu memenuhi kebutuhan spiritual
manusia dengan memberikan pemahaman tentang nilai-
nilai etis, keyakinan agama, dan tujuan hidup yang
bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Dapat disimpukan bahwa pendidikan harus dirancang
sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan manusia
sebagai insan pendidikan. Dalam pendidikan itu sendiri sebaiknya
pendidikan dapat penciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman
dan sehat. Selain itu, pendidikan juga dapat memberikan pengakuan
dan penghargaan terhadap prestasi dan potensi yang dimiliki setiap
individu, sehingga dapat memenuhi kebutuhan psikologis. Pendidikan
yang baik akan menciptakan interaksi sosial yang positif dengan orang
lain, sehingga dapat memenuhi kebutuhan sosial. Dalam dunia

7
pendidikan juga harus memberikan pemahaman tentang nilai-nilai dan
tujuan hidup, sehingga dapat memenuhi kebutuhan spiritual.

Dengan terpenuhinya kebutuhan manusia sebagai insan


pendidikan, pendidikan dapat menjadi sarana untuk membantu
manusia mencapai potensinya secara menyeluruh dan membangun
masyarakat yang lebih baik.

3. Pola Hubungan Antar Manusia Sebagai Insan Pendidikan

Pola hubungan antar manusia sebagai insan pendidikan


sangatlah penting dalam menentukan efektivitas pendidikan yang
diberikan. Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut tentang pola
hubungan antar manusia sebagai insan pendidikan5:

a. Hubungan antara guru dan siswa


Hubungan antara guru dan siswa sangatlah penting dalam
memberikan pengajaran dan pembelajaran yang efektif.
Guru siswa harus mampu memahami kebutuhan dan
karakteristik, serta mampu membentuk hubungan yang
positif dan saling menghormati dengan siswa. Dalam
hubungan ini, guru bertanggung jawab untuk memberikan
pengajaran yang bermutu, sementara siswa bertanggung
jawab untuk belajar dengan sungguh-sungguh.
b. Hubungan antar siswa
Hubungan antar siswa juga sangatlah penting dalam
menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan
mendukung. Siswa harus mampu saling menghormati dan
bekerja sama dalam kelompok, serta mampu membantu
satu sama lain dalam belajar. Dalam hubungan ini,
5 Warsah, Idi. "Pendidikan Keimanan Sebagai Basis Kecerdasan Sosial Peserta Didik: Telaah
Psikologi Islami." Psikis: Jurnal Psikologi Islami 4.1 (2018): 1-16.
8
bertanggung jawab untuk membangun hubungan yang
positif dan saling mendukung dengan sesama siswa.
c. Hubungan antara staf pendidikan
Hubungan antara staf pendidikan seperti kepala sekolah,
wakil kepala sekolah, dan guru-guru lainnya juga sangatlah
penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif
dan menyenangkan. Staf pendidikan harus mampu bekerja
sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan
pendidikan yang diinginkan. Dalam hubungan ini, staf
pendidikan bertanggung jawab untuk membangun
hubungan yang positif dan saling menghormati dengan
sesama staf pendidikan.
d. Hubungan antara sekolah dengan masyarakat
Hubungan antara sekolah dengan masyarakat juga
sangatlah penting dalam menentukan kualitas pendidikan
yang diberikan. Sekolah harus mampu membangun
hubungan yang positif dengan masyarakat, termasuk
dengan orang tua siswa, pemerintah, dan masyarakat
sekitar. Dalam hubungan ini, sekolah bertanggung jawab
untuk membangun hubungan yang positif dan saling
menguntungkan dengan masyarakat.
Dalam rangka menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan
menyenangkan, pola hubungan antar manusia sebagai insan
pendidikan harus dibangun dengan baik dan saling menghormati.
Setiap individu harus bertanggung jawab untuk membangun hubungan
yang positif dengan orang lain, serta mampu bekerja sama dan saling
mendukung untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.

4. Faktor yang Mempengaruhi Pola Hubungan antar manusia

9
Dalam pola hubungan antar manusia adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi hubungan tersebut yang meliputi faktor budaya, nilai,
norma, dan kepercayaan memainkan peran penting dalam membentuk
pola hubungan antar manusia sebagai insan pendidikan. Berikut
adalah penjelasan lebih lanjut tentang faktor-faktor tersebut lebih
lanjut6:

a. Budaya
Budaya merupakan cara hidup dan pandangan hidup suatu
kelompok masyarakat. Budaya dapat mempengaruhi pola
hubungan antar manusia sebagai insan pendidikan dalam
hal cara berkomunikasi, cara menunjukkan rasa hormat, dan
cara memperdulikan orang lain. Misalnya, di beberapa
budaya, memberikan salam atau menundukkan kepala
menunjukkan rasa takut yang besar, sementara di budaya
lain hal tersebut mungkin tidak terlalu penting.
b. Nilai
Nilai merupakan keyakinan atau prinsip yang dipegang oleh
individu atau masyarakat. Nilai dapat mempengaruhi pola
hubungan antar manusia sebagai insan pendidikan dalam
hal sikap terhadap nilai-nilai seperti kejujuran, kerja keras,
dan rasa hormat. Misalnya, jika sekolah memiliki nilai-nilai
yang tinggi terhadap kejujuran dan kerja keras, maka
hubungan antara guru dan siswa akan didasarkan pada rasa
saling menghormati dan kepercayaan.
c. Norma
Norma merupakan aturan-aturan yang diikuti oleh individu
atau masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Norma dapat

6 Suwaryo, Putra Agina Widyaswara, and Podo Yuwono. "Faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat pengetahuan masyarakat dalam mitigasi bencana alam tanah longsor." URECOL (2017):
305-314.
10
mempengaruhi pola hubungan antar manusia sebagai insan
pendidikan dalam hal perilaku yang diterima atau tidak
diterima di lingkungan pendidikan. Misalnya, norma yang
melanggar kekerasan dapat membentuk lingkungan belajar
yang aman dan mendukung.
d. Kepercayaan
Kepercayaan merupakan keyakinan individu atau
masyarakat terhadap sesuatu, baik itu keyakinan agama,
moral, atau etika. Kepercayaan dapat mempengaruhi pola
hubungan antar manusia sebagai insan pendidikan dalam
hal pandangan terhadap tugas dan tanggung jawab dalam
lingkungan pendidikan. Misalnya, jika individu atau
masyarakat memiliki keyakinan bahwa pendidikan adalah
hal yang penting, maka mereka akan cenderung menghargai
guru dan pendidikan dengan cara yang lebih baik.
Dalam rangka membangun hubungan yang baik dalam
lingkungan pendidikan, perlu memperhatikan faktor budaya, nilai,
norma, dan kepercayaan. Hal ini akan membantu memastikan bahwa
pola hubungan antar manusia sebagai insan pendidikan didasarkan
pada rasa saling menghormati, kerja sama dan kepercayaan.

5. Pentingnya Membangun Pola Hubungan yang Baik dan Harmonis


Antar Manusia Sebagai Insan Pendidikan

Membangun pola hubungan yang baik dan harmonis antar


manusia sebagai insan pendidikan sangatlah penting karena hal
tersebut berdampak pada kualitas pendidikan, keberhasilan belajar,
serta pengembangan karakter dan moral siswa. Berikut adalah
beberapa alasan mengapa hal ini penting dalam konteks pendidikan7:

7 Furkan, Nuril. Pendidikan karakter melalui budaya sekolah. Magnum Pustaka, 2013.


11
a. Meningkatkan kualitas pendidikan
Hubungan yang baik antara guru dan siswa, antar siswa,
antar staf pendidikan, dan antara sekolah dengan
masyarakat dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Guru
yang memiliki hubungan yang baik dengan siswa dan orang
tua siswa cenderung lebih efektif dalam mengajar dan
memberikan bimbingan serta pengawasan. Siswa yang
merasa nyaman dan aman di lingkungan belajar juga
cenderung lebih produktif dan berhasil dalam belajar.
b. Meningkatkan keberhasilan belajar
Hubungan yang baik antara guru dan siswa dapat
membantu siswa merasa termotivasi dan termotivasi untuk
belajar dengan baik. Siswa yang merasa dihargai dan
mundur cenderung lebih terdorong untuk mencapai tujuan
belajar mereka. Selain itu, hubungan yang baik antara siswa
dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang
kolaboratif dan mendukung di mana siswa saling belajar
dari satu sama lain.
c. mengembangkan karakter dan moral siswa
Hubungan yang baik antara manusia sebagai insan
pendidikan juga dapat membantu mengembangkan karakter
dan moral siswa. Guru yang berperilaku baik dan
menunjukkan nilai-nilai moral yang baik kepada siswa
dapat mempengaruhi perilaku dan nilai-nilai siswa.
Hubungan yang baik antara juga dapat membantu
mengembangkan empati, kerjasama dan rasa tanggung
jawab siswa.
Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas,
membangun hubungan yang baik dan harmonis antara manusia
12
sebagai insan pendidikan sangatlah penting. Hal ini akan membantu
menciptakan lingkungan belajar yang positif, mendukung dan
membantu siswa mencapai potensi penuh mereka.

6. Tantangan dan Hambatan yang Dihadapi dalam Membangun


Pola Hubungan yang Baik antar Manusia Sebagai Insan
Pendidikan

Dalam membangun pola hubungan yang baik dan harmonis


antara manusia sebagai insan pendidikan, terdapat beberapa tantangan
dan hambatan yang dapat dihadapi. Beberapa tantangan tersebut
meliputi8:

a. Perbedaan budaya, nilai, dan norma


Manusia sebagai insan pendidikan berasal dari berbagai latar
belakang budaya, etnis, agama, dan nilai. Hal ini dapat
menyebabkan perbedaan pandangan dan perilaku, yang dapat
mempengaruhi hubungan antar manusia sebagai insan pendidikan.
b. Konflik antara guru dan siswa
Konflik antara guru dan siswa dapat muncul karena perbedaan
pendapat, persepsi, atau perlakuan yang tidak adil. Konflik
semacam ini dapat mengganggu pola hubungan yang baik dan
harmonis antar manusia sebagai insan pendidikan.
c. Ketidakadilan dan kekhawatiran
Ketidakadilan dan permasalahan dalam pendidikan dapat
menimbulkan ketegangan antara siswa, guru, dan staf pendidikan,
serta mempengaruhi kualitas pola hubungan antar manusia sebagai
insan pendidikan.
d. Kurangnya komunikasi dan kerjasama: Kurangnya komunikasi dan
kerjasama dapat mempengaruhi kualitas pola hubungan antar

8 Wardan, Khusnul. Guru sebagai profesi. Deepublish, 2019.


13
manusia sebagai insan pendidikan. Hal ini dapat terjadi antara guru
dan siswa, antara siswa, dan antara sekolah dengan masyarakat.
Untuk mengatasi tantangan dan hambatan tersebut, dapat
dilakukan beberapa strategi, antara lain9:

a. Meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap perbedaan


budaya, nilai, dan norma: Siswa dan staf pendidikan dapat
diberikan pelatihan untuk memahami dan menghargai perbedaan
budaya, nilai, dan norma yang ada. Hal ini dapat membantu
menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan ramah budaya.

b. Mengatasi konflik dengan dialog dan mediasi: Konflik antara guru


dan siswa atau antar siswa dapat diatasi dengan menggunakan
teknik dialog dan mediasi. Hal ini dapat membantu mencari solusi
yang saling menguntungkan dan memperbaiki hubungan antar
manusia sebagai insan pendidikan.

c. Model prinsip keadilan dan antidiskriminasi: Keadilan dan


antidiskriminasi harus diintegrasikan dalam kebijakan dan praktek
pendidikan. Hal ini dapat membantu mengurangi penderitaan dan
ketidakadilan dalam pendidikan, serta menciptakan lingkungan
belajar yang inklusif dan adil bagi semua.

d. Meningkatkan komunikasi dan kerjasama: Komunikasi dan


kerjasama antara guru dan siswa, antar siswa, dan antara sekolah
dengan masyarakat dapat ditingkatkan dengan membangun
mekanisme komunikasi yang efektif dan sistem kerjasama yang
jelas. Hal ini dapat membantu meningkatkan kualitas pola
hubungan antar manusia sebagai insan pendidikan.

9 Rosyada, Dede. "Pendidikan multikultural di Indonesia sebuah pandangan konsepsional." Sosio-


Didaktika: Social Science Education Journal 1.1 (2014): 1-12.
14
Dengan mengatasi tantangan dan hambatan tersebut serta
menerapkan strategi yang tepat, diharapkan dapat terciptanya
lingkungan belajar yang harmonis, inklusif, dan mendukung bagi
semua manusia sebagai insan pendidikan.

7. Implikasi dan Relevansi Konsep “Insan Pendidikan” dan Pola


Hubungan Antar Manusia Sebagai Insan Pendidikan Dalam
Konteks Pendidikan Di Indonesia Dan Global

Konsep “insan pendidikan” dan pola hubungan antar manusia


sebagai insan pendidikan memiliki implikasi dan relevansi yang
signifikan dalam konteks pendidikan di Indonesia dan global. 10 Di
Indonesia, pemerintah dan lembaga pendidikan perlu memperhatikan
kebutuhan dan pola hubungan antar manusia sebagai insan pendidikan
dalam merancang kebijakan pendidikan yang efektif dan
berkelanjutan.

Selain itu, penting untuk memperkuat hubungan antar guru dan


siswa, antar siswa, antar staf pendidikan, serta hubungan antara
sekolah dengan masyarakat. Hal ini dapat meningkatkan kualitas
pendidikan, memperkuat nilai-nilai sosial dan moral, serta
menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan inklusif.11

Di tingkat global, konsep “insan pendidikan” dan pola


hubungan antar manusia sebagai insan pendidikan dapat diadopsi
sebagai landasan dalam menyusun program dan kurikulum pendidikan
yang holistik, yang memperhatikan kebutuhan dan potensi individu
secara menyeluruh.

10 Herlambang, Yusuf Tri. Pedagogik: Telaah Kritis Ilmu Pendidikan Dalam Multiperspektif.


Bumi Aksara, 2021.
11 Walewangko, Stief Aristo, et al. Kurikulum Pendidikan: Konsep Dasar, Landasan, Komponen,
Pengembangan, Implementasi, Evaluasi dan Dinamika Perkembangannya di Indonesia. Nas
Media Pustaka, 2022.
15
Selain itu, konsep ini juga relevan dalam konteks pendidikan
global yang semakin terbuka dan kompleks, di mana manusia sebagai
insan pendidikan perlu mempersiapkan diri menghadapi tantangan dan
peluang dalam dunia yang semakin berubah dan berkembang pesat.12

C. ANALISIS

Makalah dengan pokok isi "Kebutuhan dan pola hubungan antar


manusia sebagai insan pendidikan (homo educandum)" membahas tentang
konsep “insan pendidikan” dan kebutuhan manusia sebagai insan
pendidikan, serta pola hubungan antar manusia sebagai insan pendidikan.

Makalah ini memberikan gambaran tentang kebutuhan manusia


sebagai insan pendidikan, meliputi kebutuhan fisik, psikologis, sosial, dan
spiritual. Pendidikan yang efektif harus memenuhi kebutuhan tersebut,
sehingga manusia sebagai insan pendidikan dapat tumbuh dan berkembang
secara optimal. Selain itu, makalah juga membahas tentang pola hubungan
antar manusia sebagai insan pendidikan, yang meliputi hubungan antar
guru dan siswa, antar siswa, antar staf pendidikan, serta hubungan antara
sekolah dengan masyarakat.

Makalah ini juga membahas tentang faktor-faktor yang


mempengaruhi pola hubungan antar manusia sebagai insan pendidikan,
seperti budaya, nilai, norma, dan kepercayaan. Selain itu, makalah ini juga
membahas tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam membangun pola
hubungan yang baik antar manusia sebagai insan pendidikan, serta strategi
yang dapat dilakukan untuk mengatasi tantangan tersebut.

Dalam makalah ini juga disampaikan pentingnya membangun pola


hubungan yang baik dan harmonis antar manusia sebagai insan

12 Indriani, Wiwik, and Firdian Firdian. "Tantangan Pendidikan Islam Di Era


Milenial." ANWARUL 1.1 (2021): 89-101.
16
pendidikan, karena hal tersebut berdampak pada kualitas pendidikan,
keberhasilan belajar, serta pengembangan karakter dan moral siswa.
Terakhir, makalah ini juga membahas implisit dan relevansi konsep "insan
pendidikan" dan pola hubungan antar manusia sebagai insan pendidikan
dalam konteks pendidikan di Indonesia dan global.

Secara keseluruhan, makalah ini memberikan pemahaman yang


jelas dan komprehensif tentang konsep “insan pendidikan” dan pola
hubungan antar manusia sebagai insan pendidikan. Makalah ini
memberikan gambaran yang cukup lengkap tentang pentingnya
memperhatikan kebutuhan manusia sebagai insan pendidikan dan
membangun pola hubungan yang baik antar manusia sebagai insan
pendidikan, memberikan beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk
mengatasi tantangan yang dihadapi dalam membangun pola hubungan
yang baik antar manusia sebagai insan pendidikan.

17
D. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, dapat diambil


kesimpulan bahwa manusia sebagai insan pendidikan memiliki kebutuhan
yang kompleks, meliputi kebutuhan fisik, psikologis, sosial, dan spiritual.
Pendidikan yang efektif harus mampu memenuhi kebutuhan tersebut agar
dapat menghasilkan manusia yang berkualitas.

Pola hubungan antar manusia sebagai insan pendidikan juga


memiliki peran penting dalam keberhasilan pendidikan. Hubungan yang
baik dan harmonis antara guru dan siswa, antar siswa, antar staf
pendidikan, serta hubungan antara sekolah dengan masyarakat dapat
membantu menciptakan lingkungan belajar yang positif dan kondusif bagi
pengembangan karakter dan moral siswa.

Namun, dalam membangun pola hubungan yang baik antar


manusia sebagai insan pendidikan, terdapat tantangan dan hambatan yang
perlu diatasi, seperti perbedaan budaya, nilai, norma, dan kepercayaan.
Oleh karena itu, diperlukan strategi yang tepat untuk mengatasi tantangan
tersebut dan membangun pola hubungan yang harmonis antar manusia
sebagai insan pendidikan.

Secara keseluruhan, konsep “insan pendidikan” dan pola hubungan


antar manusia sebagai insan pendidikan memiliki implikasi dan relevansi
yang besar dalam konteks pendidikan di Indonesia dan global. Oleh karena
itu, upaya untuk memenuhi kebutuhan manusia sebagai insan pendidikan
dan membangun pola hubungan yang baik antar manusia sebagai insan
pendidikan perlu terus ditingkatkan untuk menghasilkan pendidikan yang
berkualitas dan bermakna bagi kehidupan manusia.

18
DAFTAR PUSTAKA

Furkan, Nuril. Pendidikan karakter melalui budaya sekolah. Magnum Pustaka,


2013.

Hadijaya, Yusuf. "Menyusun Strategi Berbuah Kinerja Pendidik Efektif." (2013).

Herlambang, Yusuf Tri. Pedagogik: Telaah Kritis Ilmu Pendidikan Dalam


Multiperspektif. Bumi Aksara, 2021.

Indriani, Wiwik, and Firdian Firdian. "Tantangan Pendidikan Islam Di Era


Milenial." ANWARUL 1.1 (2021).

Ramli, Muhamad. "Hakikat pendidik dan peserta didik." Tarbiyah Islamiyah:


Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam 5.1 (2015).

Rosyada, Dede. "Pendidikan multikultural di Indonesia sebuah pandangan


konsepsional." Sosio-Didaktika: Social Science Education Journal 1.1
(2014).

Saihu, Saihu. "Konsep Manusia Dan Implementasinya Dalam Perumusan Tujuan


Pendidikan Islam Menurut Murtadha Muthahhari." Andragogi: Jurnal
Pendidikan Islam dan Manajemen Pendidikan Islam 1.2 (2019).

Sulaiman, Sulaiman, and S. Neviyarni. "Teori Belajar Menurut Aliran Psikologi


Humanistik Serta Implikasinya Dalam Proses Belajar dan
Pembelajaran." Jurnal Sikola: Jurnal Kajian Pendidikan dan
Pembelajaran 2.3 (2021).

Suwaryo, Putra Agina Widyaswara, and Podo Yuwono. "Faktor-faktor yang


mempengaruhi tingkat pengetahuan masyarakat dalam mitigasi bencana
alam tanah longsor." URECOL (2017).

19
Walewangko, Stief Aristo, et al. Kurikulum Pendidikan: Konsep Dasar,
Landasan, Komponen, Pengembangan, Implementasi, Evaluasi dan
Dinamika Perkembangannya di Indonesia. Nas Media Pustaka, 2022.

Wardan, Khusnul. Guru sebagai profesi. Deepublish, 2019.

Warsah, Idi. "Pendidikan Keimanan Sebagai Basis Kecerdasan Sosial Peserta


Didik: Telaah Psikologi Islami." Psikis: Jurnal Psikologi Islami 4.1
(2018).

20

Anda mungkin juga menyukai