Anda di halaman 1dari 11

KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU DAN IMPLEMENTASI DI SEKOLAH

Dosen: Dra. Hidayah Baisa, M.Pd.I


Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pengembangan Profesi Keguruan, juga sebagai bahan diskusi kelas.

Disusun oleh :

Lia Susilawati Nurhasanah Syifa Fauzi Abdillah Yunita Yusuf Bachtiar

Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam


UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR
Jln. K.H. Sholeh Iskandar Km. 2 Kedung Badak Bogor www.uika-bogor.ac.id
Tlp./ Fax. 0251 356884
TA. 2010 2011

KATA PENGANTAR
KLM
Sesungguhnya segala puji hanyalah milik Allah. Kita memuji-Nya, kita meminta pertolongan kepada-Nya, dan kita memohon ampunan kepada-Nya. Dan kita berlindung kepada Allah dari kejelekan-kejelekan diri kita dan dari keburukan amal-amal kita. Barang siapa yang Allah beri petunjuk, maka takkan ada yang mampu menyesatkannya. Dan barang siapa yang Allah sesatkan, maka takkan ada yang mampu memberinya petunjuk. Alhamdulillah, atas izin Allah, kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah yang berjudul Kompetensi Kepribadian Guru dan Implementasi Di Sekolah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Profesi Keguruan, untuk kemudian menjadi bahan presentasi kelas pada perkuliahan yang telah ditentukan. Terimakasih tak lupa kami ucapkan kepada Ibu Hidayah Baisa, Dra., M. Pd. I. selaku dosen mata kuliah ini, yang telah membimbing dan membantu kami dalam banyak hal. Kesempurnaan hanya milik Allah Subhanallahu Wa Taala semata. Kita sebagai manusia hanya dapat berusaha sebaik mungkin. Begitu pula dengan penulisan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih amat jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran dari pihak manapun akan kami terima dengan lapang dada demi penyempurnaan makalah di waktu yang akan datang.

Bogor, Oktober 2011

i|Pengembangan Profesi Keguruan

DAFTAR ISI

ii | P e n g e m b a n g a n P r o f e s i K e g u r u a n

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Guru sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar, memiliki karakteristik kepribadian yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangan sumber daya manusia. Kepribadian disebut sebagai sesuatu yang abstrak, sukar dilihat secara nyata, hanya dapat diketahui lewat penampilan, tindakan, atau ucapan ketika menghadapi suatu persoalan. Kepribadian mencakup semua unsur, baik fisik maupun psikis. Sehingga dapat diketahui bahwa setiap tindakan dan tingkah laku seseorang merupakan cerminan dari kepribadian seseorang, selama hal tersebut dilakukan dengan penuh kesadaran. Setiap perkataan, tindakan, dan tingkah laku positif akan meningkatkan citra diri dan kepribadian seseorang. Kepribadian akan turut menentukan apakah para guru dapat disebut sebagai pendidik yang baik atau sebaliknya. Sikap dan citra negatif dan berbagai penyebabnya seharusnya dihindari oleh seorang guru. Para guru harus mencari jalan keluar atau solusi mengenai cara meningkatkan kewibawaan yang dibutuhkan anak didik dan masyarakat luas. Jangan sebaliknya. Guru sebagai teladan bagi siswa-siswanya harus memiliki sikap dan kepribadian utuh yang dapat dijadikan tokoh panutan dalam seluruh segi kehidupan. Oleh karena itu, guru harus selalu berusaha memilih dan melakukan perbuatan yang positif. Di samping itu

1|Pengembangan Profesi Keguruan

guru juga harus mampu mengimplementasikan nilai-nilai tinggi terutama yang diambil dari ajaran agama, misalnya jujur dalam perbuatan dan perkataan. Guru sebagai pendidik dan siswa sebagai anak didik dapat saja dipisahkan kedudukannya, akan tetapi mereka tidak dapat dipisahkan dalam mengembangkan diri siswa dalam mencapai cita-citanya. Disinilah kemanfaatan guru bagi orang lain atau siswa benar-benar dituntut.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. Apa yang dimaksud dengan Kompetensi Kepribadian Guru? Apa fungsi kompetensi kepribadian guru? Sebutkan Ruang lingkup kompetensi kepribadian? Apa yang dimaksud dengan implementasi kompetensi kepribadian guru? Bagaimana cara seorang guru mengimplementasikan Kompetensi

Kepribadiannya di sekolah? 6. Apa saja permasalahan dan solusi guru dalam mengimplementasikan kompetensi kepribadiannya?

Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dari pembahasan ini adalah : 7. 8. 9. 10. 11. Apa yang dimaksud dengan Kompetensi Kepribadian Guru? Apa fungsi kompetensi kepribadian guru? Sebutkan Ruang lingkup kompetensi kepribadian? Apa yang dimaksud dengan implementasi kompetensi kepribadian guru? Bagaimana cara seorang guru mengimplementasikan Kompetensi

Kepribadiannya di sekolah? 2|Pengembangan Profesi Keguruan

12.

Apa saja permasalahan dan solusi guru dalam mengimplementasikan kompetensi kepribadiannya?

BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Kompetensi Kepribadian
Dalam undang-undang no. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 1 ayat 10 menyebutkan kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya. Sagala (2009:23) menyatakan kompetensi merupakan perpaduan dari penguasaan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Kepribadian menurut Zakiah Daradjat disebut sebagai sesuatu yang abstrak, sukar dilihat secara nyata, hanya dapat diketahui lewat penampilan, tindakan dan ucapan ketika menghadapi suatu persoalan. Kepribadian mencakup semua unsur, baik fisik maupun psikis. Kepribadian guru merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan belajar anak didik. Dalam kaitan ini, Zakiah Darajat dalam Syah (2000:225-226) menegaskan bahwa kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi masa depan 3|Pengembangan Profesi Keguruan

anak didiknya terutama bagi anak didik yang masih kecil (tingkat dasar) dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah). Karakteristik kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan guru dalam melaksanakan profesinya adalah meliputi: a. Fleksibilitas kognitif atau keluwesan ranah cipta Merupakan kemampuan berpikir yang diikuti dengan tindakan secara simultan dan memadai dalam situasi tertentu. Kebalikanya adalah frgiditas kognitif atau kekakuan ranah cipta yang ditandai dengan kekurang mampuan berpikir dan bertindak yang sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi. Guru yang fleksibel pada umunya di tandai dengan keterbukaan berpikir dan beradaptasi. b. Keterbukaan Psikologis pribadi guru. Hal lain yang menjadi paktor menentukan keberhasilan tugas guru adalah keterbukaan psikologs guru itu sendiri. Disamping itu ia juga memiliki emphati, yakni respon afektip terhadap pengalaman emosionalnya dan perasaan tertentu orang lain .(Reber,1988).

Surya (2003:138) menyebut kompetensi kepribadian ini sebagai kompetensi personal, yaitu kemampuan pribadi seorang guru yang diperlukan agar dapat menjadi guru yang baik. Kompetensi personal ini mencakup kemampuan pribadi yang berkenaan dengan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri, dan perwujudan diri (www. rasto.wordpress.com).

4|Pengembangan Profesi Keguruan

Pengertian Implementasi
Nurdin Usman dalam bukunya, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum mengemukakan bahwa implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan (Usman, 2002:70). Guntur Setiawan dalam Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan

mengemukakan pendapatnya mengenai implementasi atau pelaksanaan Implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif (Setiawan, 2004:39).

Implementasi Kompetensi Kepribadian Guru di Sekolah


Salah satu peraturan perundangan yang menyiratkan bahwa pentingnya implementasi kompetensi kepribadian guru di Sekolah adalah Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Pasal 10 ayat (1) UUGD dan Pasal 28 ayat 3 PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan bahwa kompetensi guru yang dimaksud meliputi : 1. 2. 3. 4. Kompetensi pedagogik Kompetensi kepribadian Kompetensi profesional Kompetensi sosial Mengacu kepada standar nasional pendidikan, kompetensi kepribadian guru meliputi beberapa hal yaitu :

5|Pengembangan Profesi Keguruan

a.

Memiliki kepribadian yang mantap dan stabil, yaitu bertindak sesuai dengan norma hukum, norma sosial, bangga sebagai pendidik, dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.

b.

Memiliki kepribadian yang dewasa, dengan ciri-ciri menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik yang memiliki etos kerja.

c.

Memiliki kepribadian yang arif, yang ditunjukkan dengan tindakan yang bermanfaat bagi peserta didik, sekolah dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.

d.

Memiliki kepribadian yang berwibawa, yaitu perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.

e.

Memiliki akhlak mulia dan menjadi teladan dengan menampilkan tindakan yang sesuai dengan norma religius (iman dan takwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik. Esensi kompetensi kepribadian guru bermuara ke dalam intern pribadi guru.

Kompetensi pedagogik, profesional dan sosial yang dimiliki seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran

Permasalahan dan Solusi dalam Implementasi Kompetensi Kepribadian Guru di Sekolah


Sebuah istilah yang menjadi slogan guru sebagai cerminan bagi anak didik adalah "Guru Kencing Berdiri Murid Kencing Berlari, memberikan pesan moral kepada guru agar bertindak dengan penuh pertimbangan. Ketika guru menanamkan nilai dan contoh karakter dan sifat yang tidak baik, maka jangan salahkan siswa ketika berperilaku lebih dari apa yang guru lakukan. Salah satu penyebab rendahnya moral 6|Pengembangan Profesi Keguruan

atau akhlak generasi saat ini adalah rendahnya moral para guru dan orangtua. Kecenderungan tugas guru hanya mentransfer ilmu pengetahuan tanpa

memperhatikan nilai-nilai moral yang terkandung dalam ilmu pengetahuan tersebut.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kepribadian guru yang kurang hidup saat ini, antara lain: 1. Proses rekrutmen guru yang mengedepankan kemampuan teknis (hardskills) tanpa memperhatikan kemampuan non teknis (softskills) seperti kemampuan memanajemen diri dan orang lain malahan tidak sedikit lembaga pendidikan merekrut guru dengan tidak memperhatikan kedua keterampilan tersebut. 2. Pendidikan dan Pelatihan guru yang menekankan pada kemampuan guru menguasai kurikulum, 3. Tidak dipahaminya profesi guru sebagai profesi panggilan hidup (call to teach), artinya guru merupakan pekerjaan yang membantu mengembangkan orang lain dan mengembangkan guru tersebut sebagai pribadi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah melalui optimalisasi peranan kepala sekolah. Kepala sekolah sebagai pengelola memiliki tugas mengembangkan kinerja personel, terutama meningkatkan kompetensi profesional guru. Kepala sekolah dan instansi terkait seperti dinas pendidikan atau pengawas diharapkan bisa lebih tegas dalam menindak oknum guru yang melanggar kode etik maupun melakukan tindakan yang kurang baik. Punishment

7|Pengembangan Profesi Keguruan

bukan hanya berlaku pada siswa, namun hal ini bisa pula diberlakukan secara tegas kepada guru yang tidak mampu melaksanakan kompetensi yang diharapkan. Selain hal tersebut di atas, dapat pula dilakukan upaya sebagai berikut : 1. Saat ini diperlukan adanya revitalisasi pelatihan guru yang secara khusus dititikberatkan untuk memperbaiki kinerja guru dalam meningkatkan mutu pendidikan dan bukan untuk meningkatkan sertifikasi mengajar semata-mata. 2. Perlunya mekanisme kontrol penyelenggaraan pelatihan guru untuk

memaksimalkan pelaksanaannya; 3. Perlunya sistem penilaian yang sistemik dan periodik untuk mengetahui efektivitas dan dampak pelatihan guru terhadap mutu pendidikan 4. Perlunya reorganisasi dan rekonseptualisasi kegiatan Pengawasan Pengelolaan Sekolah, sehingga kegiatan ini dapat menjadi sarana alternatif peningkatan mutu guru 5. Pemerintah perlu memperketat persyaratan untuk menjadi calon guru pada Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) Seperti telah dikatakan bahwa pendidikan tidak akan pernah bisa baik jika pendukung sistemnya tidak baik.

BAB III PENUT STAKA

|Pengembangan Profesi Keguruan

Anda mungkin juga menyukai