Anda di halaman 1dari 3

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut berdasarkan isi video!

1. Apakah pengertian model pembelajaran berbasis masalah? metode apa sajakah yang dipandang
bisa digunakan dalam pelaksanaan model pembelajaran berbasis masalah? media apa sajakah yang
dipandang bisa digunakan dalam pelaksanaan model pembelajaran berbasis masalah?
2. Relevankah model pembelajaran berbasis masalah dengan pembelajaran PAI? Jika relevan,
dimanakah sisi relevansinya?
3. Apa saja kelebihan dan kelemahan dari model pembelajaran berbasis masalah?
4. Buatlah skenario pelaksanaan model pembelajaran berbasis masalah untuk materi kerukunan
antar umat beragama

JAwaban

1. Pengertian Pembelajaran Berbasis masalah yang lain adalah metode mengajar dengan fokus
pemecahan masalah yang nyata, proses dimana Peserta didik melaksanakan kerja kelompok,
umpan balik, diskusi yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan
penyelidikan dan laporan akhir. Dengan demikian Peserta didik di dorong untuk lebih aktif
terlibat dalam materi pembelajaran dan mengembangkan ketrampilan berfikir kritis

2. Relevan bahkan sangat relevan. Tetapi tidak semua materi bisa dibuat Pembelajaran
Berbasis Masalah. tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran, ada bagian guru
berperan aktif dalam menyajikan materi. PBM lebih cocok untuk pembelajaran yang
menuntut kemampuan tertentu yang kaitannya dengan pemecahan masalah. Dalam suatu
kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa yang tinggi akan terjadi kesulitan dalam
pembagian tugas

3. Kelebihan

kelebihan model Problem Based Learning diantaranya:


1. Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam situasi nyata.
2. Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas
belajar.
3. Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada hubungannya tidak
perlu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi beban siswa dengan menghafal atau
menyimpan informasi.
4. Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok.
5. Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan, baik dari perpustakaan,
internet, wawancara, dan observasi.
6. Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri.
7. Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam kegiatan diskusi
atau presentasi hasil pekerjaan mereka.
8. Kesulitan belajar siswa secara individual dapat diatasi melalui kerja kelompok dalam
bentuk peer teaching.

kelemahan dalam penerapan model Problem Based Learning diantaranya adalah:


1. Manakala siswa tidak memilki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah
yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
2. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui Problem Based learning membutuhkan cukup
waktu untuk persiapan.
3. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang
dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

4. Skenario

Tahapan Pembelajaran Problem Based Learning


Tahapan pembelajaran PAI dengan metode pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) materi kerukunan umat beragama
1. Penentuan pertayaaan mendasar, guru PAI menyampaikan topik/sub materi tentang
Materi kerukunan umat beragama kepada peserta didik melalui kelas google
classroom dan mengajukan beberapa pertanyaan dan cara mengatasi permasalahan
yang berhubungan dengan problem Materi kerukunan umat beragama. Peserta didik
mengajukan pertanyaan mendasar apa yang harus dilakukan peserta didik terhadap
topik/ pemecahan masalah yang berhubungan dengan Materi kerukunan umat
beragama. Dalam hal ini, guru memberikan pertanyaan terkait dengan berbagai
macam Materi kerukunan umat beragamamenurut islam yang mungkin belum
diketahui oleh peserta didik. Ternyata dalam hal Sejarah dan prosesnya masih
banyak yang berbeda pendapatnya
2. Membuat perencanaan desain produk, peserta didik diberikan kesempatan sepenuhnya
oleh guru untuk menyusun rencana terkait dengan produk apa yang akan mereka
Buat, produk bisa disesuaikan dengan kompetensi keahlian yang mereka miliki,
dalam hal ini guru tidak menentukan produk, akan tetapi peserta didik sendiri yang
menentukan produk. Disini peserta didik akan dibagi dalam kelompok kecil yang
nantinya mereka akan mendiskusikan sebuah projek.
3. Penyusunan jadwal pembuatan produk, kesepakatan dibuat oleh guru dan peserta
didik tentang jadwal pembuatan problem Materi kerukunan umat
beragamadilakukan agar peserta didik dapat menyelesaikan problem tepat waktu.
Peserta didik membuat produk dengan mempertimbangkan batas waktu penyelesaian
dimana guru dan peserta didik berkonsentrasi saat menyusun timeline dari
perencanaan hingga penyelesaian problem berdasarkan kesepakatan antara guru dan
peserta didik. Dalam hal ini guru menyampaikan rowndown kegiatan kepada siswa.
4. Memantau peserta didik dan kemajuan problem yang dilakukan, guru memantau
perkembangan dan keaktifan peserta didik selama melaksanakan problem,
memantau realisasi perkembangan dan memberikan bimbingan jika mengalami
kesulitan. Sedangkan peserta didik melakukan pembuatan problem sesuai jadwal,
mencatat setiap tahapan, mendiskusikan atau menanyakan permasalah yang muncul
dalam penyelesaian problem dengan guru. Pada proses ini, siswa juga diberikan
kesempatan untuk menilai teman dalam satu kelompok tersebut. 
5. Menilai hasil, guru memberikan penilaian terhadap hasil problem yang telah
diselesaikan oleh peserta didik, dengan kesesuai antara perencanaan dan hasil
sampai pada tahap akhir pelaksanaan kegiatan, karena guru tidak bisa melihat dan
menilain secara langsung produk yang mereka hasilkan sehingga peserta didik
diminta untuk melihat hasil produk. 
6. Evaluasi Pengalaman belajar, guru PAI memantau proses proses pelaksanaan Materi
kerukunan umat beragamayang dilakukan, selanjutnya guru PAI dan peserta didik
merefleksi/ kesimpulan. Setiap peserta didik memaparkan laporan.
Seperti yang telah dikemukanan bahwa dalam penerapan Problem Based Leaning,
masing-masing peserta didik diminta untuk membuat perencanaan terlebih dahulu agar
produk yang akan mereka buat betul-betul sudah direncanakan dengan matang, terutama
tentang produk apa yang akan dibuat ketersediaan bahan akan mereka buat, guru PAI
tidak menentukan produk khusus akan mereka buat, akan tetapi peserta didik sendiri
yang akan menentukan produk yang akan mereka buat.
Selama proses pembelajaran, guru hanya berperan sebagai fasilitator, motivator,
monitor dan evaluator. Sebagai fasilitator guru harus menjamin tersedianya sarana dan
prasarana pembelajaran yang diperlukan siswa, sebagai motivator guru senantiasa
memberikan dorongan dan bimbingan kepada siswa agar problem dapat terlaksana sesuai
dengan jadwal yang disepakati. Pada awal pembelajaran motivasi diberikan guru melalui
visualisasi tema problem. Monitoring dilakukan selama siswa mengerjakan problem baik
di dalam maupun di luar kelas. Kegiatan guru antara lain memberikan bimbingan pada
siswa yang mengalami kesulitan dan membuat catatan perkembangan problem, proses
aktual dari pemecahan masalah, kemajuan kinerja tim dan individual, buku catatan dan
catatan penelitian, kontrak belajar, penggunaan komputer, dan refleksi.
Pembelajaran Berbasis Problem (Problem Based Learning) yang diterapkan
secara baik dan efektif dapat memberikan siswa pembelajaran dan praktik dalam
mengorganisasi problem dengan baik dan membuat timeline serta sumber-sumber lain
untuk menyelesaikan tugas

Anda mungkin juga menyukai