Anda di halaman 1dari 6

1.

Permainan Tradisional Petak Umpet

Pertama ada permainan yang bernama petak umpet, permainan ini dilakukan oleh lebih dari dua orang.
Caranya sangat mudah sekali. Ada satu orang yang menjadi penjaga dan mencari temannya yang
menghilang, sedangkan orang yang lain mengumpet disuatu tempat. Misalnya bermain dengan tujuh
orang, lalu dimulai dengan hompimpa untuk menentukan siapa yang menjadi penjaga. Jika hompimpa
sisa satu orang maka langsung dinyatakan dia kalah, tetapi jika hompimpa berbanding 3:4, maka yang
tiga orang melakukan hompimpa hingga sisa satu orang yang kalah.

Orang yang kalah tersebut dinamakan kucing. Permainan dimulai dengan hingga kucing yang menjaga
dan harus menutup matanya lalu menghitung dari satu sampai sepuluh. Orang~orang yang lainnya harus
mengumpet di belakang pohon atau dibawah pohon, jangan sampai si kucing menemukan. Jika si kucing
melengah maka orang~orang yang lain harus segera lari menuju tempat penjaga si kucing tadi dan
berteriak inglo. Jika sudah ada yang teriak inglo, maka orang tersebut menjadi pemenang dan kucing
tetap mencari orang~orang lain yang masih belum ditemukan.

Si kucing terus mencari dan jika menemukan orang yang mengumpet, maka orang tersebut menjadi
kalah dan kucing digantikan dengan orang yang kalah tadi. Begitulah permainan tersebut dilakukan
hingga permainan berakhir. Waktu permainan bisa dilakukan pada pagi hingga siang hari. Jika sore hari
biasanya anak~anak tidak boleh keluar rumah apalagi jika menjelang magrib Permainan ini sangat
digemari dari jaman dahulu sampai saat ini, tapi sekarang hanya beberapa anak saja yang bermain
permainan petak umpet, karena sekarang anak~anak hanya sibuk dengan gadgetya dan lupa dengan
teman~temannya.

2. Permainan Tradisional Bola Bekel

Permainan kedua adalah bola bekel. Ini permainan yang sangat digemari dan paling ramai di tahun 2003
hingga saat ini. Sebenarnya permainan ini sudah ada di zaman dahulu, tetapi di era milenium baru ramai
dimainkan oleh anak~anak. Cara memainkannya butuh keahlian dan harus dicoba beberapa kali agar
bisa, karena permainan ini tidak semudah yang dibayangkan.

Ada beberapa benda yang perlu disiapkan untuk memainkannya, yang pertama bola bekel yang
bentuknya bola kecil, biasanya di dalam bola diisi air. Dan ada enam biji yang disebut bekel. Permainan
ini ada beberapa step, mulai dari step mengambil satu biji bekel sampai enam bekel.

Lalu membalik biji bekel yang lain dan biji membentur lambang laguk dan dimulai dari mengambil satu
biji sampai enam biji. Lanjut lagi dengan membalik kearah sebaliknya dan sama prosesnya, mengambil
dari satu biji sampai enam biji. Jika step sudah selesai, dilanjut dengan membalik lagi biji bekel yang ada
tanda titiknya.

Sama seperti yang tadi dilakukan secara berurutan mulai dari mengambil satu biji hingga enam biji.
Setelah selesai semua step, maka jika ada yang berhasil memenangkan step terlebih dahulu maka
dijadikan pemenang. Dan yang menang mendapatkan hadiah berupa menyuruh anak~anak menjadi
patung atau memberi bedak di bagian wajah yang kalah.

3. Permainan Tradisional Gundu atau Kelereng

Permainan ketiga yakni bernama gundu. Hanya anak~anak yang lahir pada zaman dahulu yang pernah
dan mengenal permainan ini. Gundu meupakan kelereng yang bentuknya seperti kaca bening dan
biasanya yang memainkan ini adalah anak laki~laki. Untuk memainkan permainan ini cukup mudah
karena hanya menyentil kelereng yang kita punya dan harus mengenai kelereng lawan.

Jika ada beberapa gundu yang kena dengan gundu kita, maka gundu lawan akan menjadi milik kita.
Permainan ini bisa dilakukan oleh dua orang sampai tujuh orang. Saat ini sudah jarang yang memainkan
permainan gundu karena sudah jarang juga yang membuat gundu, sehingga jarang sekali kita bisa
menemukan penjual gundu.

4. Permainan Tradisional Lompat Tali

Permainan yang keempat adalah lompat tali. Lompat tali ini bisa menggunakan karet atau tali tambang.
Kita bisa membuat tali sendiri dengan karet, caranya menyambungkan satu persatu karet hingga
panjang dan setelah itu diikat ujungnya dan karet tersebut bisa kita gunakan untuk memainkan lompat
tali. Permainan ini bisa dilakukan dua orang hingga lebih dari sepuluh. Ada dua orang yang memegang
tali agar tidak putus.

Tapi jika tidak ingin memegang tali maka kita bisa mengikatkan tali dengan pohon atau apapun yang bisa
untuk memegang tali ataupun karet. Cara bermainnya dimulai dari tali di letakkan paling bawah lalu kita
melompat. Jika tidak bisa melompat maka kita harus menunggu giliran terakhir dan mengulang
lompatan dari awal. Setelah itu tali diarahkan sampai atas kepala dan kita harus melompat diatas tali.
Yang menang boleh menyuruh yang kalah untuk melakukan apa saja tetapi tidak boleh yang berat dan
aneh~aneh.

5. Permainan Tradisional Egrang

Permainan kelima ada egrang. Permainan ini dipopulerkan oleh masyarakat daerah Jakarta. Tidak
mudah untuk menggunakan egrang, hanya orang~orang yang sudah terbiasa dan bisa menaklukkan
keseimbangan. Egrang merupakan dua tongkat yang panjang dan di bagian tengah diberikan pembatas.
Setelah itu kita naik diatas pijakan yang sudah diberikan. Jika jatuh maka akan diberi hukuman. Tetapi
untuk awal~awal kita tidak perlu membuat hukuman karena masih belajar, tapi jika sudah bisa
menggunakan maka harus diberi hukuman.
6. Permainan Tradisional Benteng Sodor atau Gobak Sodor

Permainan ini disebut benteng sodor atau gobak sodor, karena ada beberapa kelompok yang menjaga
benteng mereka. Satu kelompok terdiri dari minimal 2 orang. Dimulai dari hompimpa dan dilihat mana
yang menjadi pemenang. Setelah hompimpa selesai, maka yang menjadi pemenang boleh memulai
duluan, lari dan mengejar ke arah benteng lawan. Tapi permainan ini harus cepat larinya, jika tidak cepat
akan kena lawan.

7. Permainan Tradisional Boi~Boian

Permainan yang ketujuh bernama boi~boian. Ini merupakan permainan tradisional yang dimainkan di
suatu daerah di Indonesia. Kita sangat jarang menemukan permainan ini karena mungkin hanya kita
lihat di daerah asalnya saja. Permainan ini dilakukan oleh lima hingga sepuluh orang.

Cara memainkan permainan ini yaitu dengan menyusun satu lempengan batu. Lalu siapkan bola kecil
yang dibuat dari kertas untuk melepar tumpukan batu. Kita gunakan kertas agar tidak sakit waktu
melempar kertas tersebut. Setelah itu salah satu pemain melempar bola, jika tumpukan batu rubuh
maka penjaga wajib mengambil bola dan dilempar ke pemain yang lainnya.

8. Permainan Tradisional Bentik atau Gatrik

Permainan tradisional yang ke delapan bernama bentik atau gatrik. Permainan ini biasanya disebut
dengan tak kadal. Dilakukan oleh dua kelompok dan satu kelompok terdiri dari minimal dua orang.
Alat~alat yang dibutuhkan untuk memainkan permainan ini ada dua potongan bambu, yang pertama
bambu dengan ukuran kecil dan satunya lagi berukuran 30 cm.

Setelah itu bambu yang besar diletakkan diantara dua batu lalu dipukul dengan bambu yang kecil. Jika
ada pemain yang tidak bisa memukul bambu dengan benar maka akan mendapatkan hukuman.
Biasanya hukumannya menggendong yang kalah.

9. Permaianan Tradisional Ular Naga Panjang

Permainan selanjutnya ada ular naga. Pada zaman dahulu permainan ini sangat digemari oleh
anak~anak umur lima sampai dua belas tahun. Permainan ini lebih baik dilakukan di lapangan, karena
semakin banyak pemain akan semakin seru. Biasanya permainan ini dilakukan lebih dari tujuh orang.
Cara bermainnya dengan menentukan siapa yang menjadi penjaga dua orang dan sisanya berjalan
melewati penjaga. Untuk memilih penjaga, harus melakukan hompimpa agar lebih adil.

Setelah ditentukan yang menjadi penjaga, maka sisa orangnya berbaris dengan tangan ditaruh dipundak
teman depannya, lalu berjalan melingkar melewati penjaga. Sambil berjalan menyanyikan lagu ular naga
panjangnya, hingga selesai. Jika nyanyian sudah selesai maka penjaga menangkap satu orang dan orang
yang tertangkap harus keluar dari barisan

10. Permainan Tradisional Engklek

Permainan yang kesepuluh bernama engklek. Permainan ini sampai sekarang masih dilakukan dan
seluruh wilayah Indonesia mengenal permainan ini, meskipun disetiap daerah memiliki sebutan lain-lain.
Engklek dimainkan oleh anak laki-laki dan juga perempuan. Bisa dilakukan oleh dua orang saja dan
maksimal lima orang, sebab untuk memainkannya harus menunggu giliran dan jika banyak yang bermain
maka akan lama menunggunya.

Cara bermainnya dengan menggambar kotak-kotak di latar. Bermainnya dilapangan yang terang agar
mudah menggambar kotak-kotaknya. Ada sembilan kotak yang terdiri dari tiga buah kotak horizontal,
lalu disambung tiga kotak vertikal, setelah itu tambah satu kotak diatasnya dan terakhir dua kotak
dihorizontal. Satu persatu pemain melompati kotak tersebut dari awal hingga terakhir. Melompatnya
harus menggunakan satu kaki, jika kaki terjatuh maka harus menaruh batu disalah satu kotak terakhir
sebagai tanda untuk mengawali giliran

11. Permainan Tradisional Congklak

Permainan berikutnya bernama congklak. Permainan ini juga telah dikenal oleh seluruh wilayah dI
Indonesia. Menggunakan biji congklak yang terbuat dari cangkang karang tapi ada juga yang
menggunakan batu, lalu menggunakan papan congklak yang berisi 16 lubang. Permainan ini hanya bisa
dilakukan oleh dua orang saja. Biji congklak berisi 98 buah dan papan congklak ada yang terbuat dari
plastik namun juga ada yang dari kayu.

Awal memainkan permainan ini dengan suit menentukan siapa yang jalan dulan, lalu jika ada yang
menang maka pemain harus mengambil semua biji dari salah satu lubang dan biji tersebut diisi satu
persatu ke lubang yang sudah ditentukan, dari kiri atau kanan. Hingga biji habis dan setelah itu ambil lagi
semua biji dari tempat terakhir biji diletakkan. Begitu seterusnya hingga siapa yang mendapat biji paling
banyak maka ia yang menjadi pemenang.

12. Perminan Tradisional Pletekon

Permainan ke dua belas bernama pletokkan. Ini hanya bisa ditemukan didaerah karena saat ini sudah
jarang yang memainkan pletokkan. Permainan ini terbuat dari bambu yang kuat agar tidak gampang
pecah. Setelah itu bambu dibagi menjadi dua kemudian buat peluru menggunakan kertas yang dilitikan
dan dibuat seperti bola. Kemudian tambahkan daun pandan agar suaranya menjadi nyaring. Seteah
semua bahan tersedia, lakukan penembakan ke arah lahan kosong.
13. Permainan Tradisional Gasing atau Panggalan

Permainan nomer urut empat belas ada gasing. Ini adalah permainan zaman kuno yang masih ada
hingga saat ini. Bentuknya seperti bola yang ditengahnya terdapat tali yang dililitkan dan diikat
pusatnya. Jika tali dilempar dengan benar maka gasing akan memutar seimbang. Permainan ini tidak
sulit namun butuh kekuatan untuk melemparnya, karena jika ragu untuk melempar maka gasing bisa
cepat jatuh.

14. Permainan Tradisional Layangan

Berikutnya permainan layangan yang merupakan salah satu dari permainan tradisional dan masih ada
sampai saat ini. Layangan dibuat dari kertas yang dibentuk apa saja dan tengah ujungnya diikatkan tali
lalu diterbangkan keudara. Kita bisa memainkannya ramai-ramai bersama teman dan melihat siapa yang
paling jauh terbangnya.

15. Permainan Tradisional Sepak Bola Kampung

Bermain sepak bola. Permainan ini pada zaman dahulu dimainkan secara bersama-sama dan sangat
ramai penontonnya. Tapi sekarang sudah jarang yang memainkannya karena di game handphone sudah
banyak yang membuatnya. Permainan ini dilakukan oleh sebelas orang, dan yang selalu memainkannya
adalah laki-laki. Tetapi jumlah pemain tidak ditentukan harus berapa, tergantung ada berapa orang yang
ikut main. Dibagi dua kelompok dan satu orang sebagai penjaga gawang. Cara memainkannya dengan
melemparkan bola menggunakan kaki dan bola harus masuk ke gawang lawan.

16. Permainan Tradisional Mobil-mobilan

Permainan mobil-mobilan. Dahulu anak laki-laki sangat senang bermain mobil-mobilan. Ada banyak jenis
mobil-mobilan, merekapun biasanya membuatnya dari berbagai macam bahan seperti, kayu atau bekas
kulit buah jeruk bali. Karena pada zaman dahulu belum ada teknologi canggih untuk mobil-mobilan.

17. Permainan Masak~Masakan

Permainan masak-masakan. Ini adalah permainan perempuan, dan bisa dilakukan oleh dua orang lebih.
Cara bermainnya hanya menggunakan alat-ala sebagai alat masak.
18. Permainan Tradisional Bambu Betung

Permainan ini biasanya hanya dilakukan oleh anak-anak di bulan menjelang puasa. Permainan ini juga
biasa disebut meriam karena suaranya cukup keras. Permainan ini kini sudah jarang dimainkan oleh
anak-anak apalagi di zaman yang sudah modern seperti sekarang

Anda mungkin juga menyukai