Anda di halaman 1dari 11

1.

Hompimpa atau Gambreng

Permainan tradisional (kemdikbud.go.id). Foto: Anindyadevi Aurellia/detikcom.


Hompimpa atau gambreng dilakukan untuk mengawali berbagai permainan lainnya. Dalam
budaya Jawa, hompimpa dilakukan sembari mengucapkan kalimat "Hompimpa alaium
gambreng".

Sementara dalam budaya Betawi, hompimpa diucapkan dengan kalimat "Hompimpa alaium
gambreng, Mpok Ipah pakai baju rombeng". Inilah mengapa hompimpa sering disebut juga
dengan permainan gambreng.

Aturan Permainan:
Permainan ini dilakukan oleh lebih dari dua orang dan secara serentak. Hompimpa
diucapkan dengan letak tangan berhimpitan. Ucapkan "Hompimpa alaium" sambil
mengepakkan telapak tangan, dan saat "gambreng" maka masing-masing anak
membalikkan tangan atau tidak membalikkannya. Warn tangan apa yang paling sedikit,
dialah yang menjadi pemenang.

2. Lompat Karet

Permainan tradisional (kemdikbud.go.id). Foto: Anindyadevi Aurellia/detikcom.


Permainan dari karet gelang sangat digemari oleh anak-anak. Sebelum bermain, anak-anak
harus mampu mengepang terlebih dahulu karetnya sehingga menjadi sebuah tali yang
panjang.
Aturan Permainan:
Permainan ini bisa dimainkan oleh satu orang atau lebih. Jika bermain sendiri, kedua ujung
karet bisa dipegang sendiri menggunakan kedua tangan dan mulai memutarkan talinya ke
bawah ke atas.

Jika bermain beramai-ramai, dua orang harus memegang karet dari masing-masing ujung.
Dua orang tersebut akan memutar tali karet sesuka hati, bisa searah jarum jam atau
berlawanan.

Anggota permainan akan melompati tali karet tersebut sesuai giliran masing-masing.
Pemain yang terkena tali karet saat melompat, dianggap kalah sehingga harus berhenti
bermain dan bertukar dengan temannya.

3. Engklek

Sejumlah anak bermain permainan tradisional yang dilukis di Gang Sayuran 2, Jalan
Gempolsari, Bandung, Jawa Barat, Kamis (2/12/2021). Karangtaruna 02 Gempolsari
berinisiatif melukis Gang Sayuran 2 dengan permainan tradisional yang memuat unsur huruf
dan angka braille guna mewujudkan lingkungan yang lebih edukatif. ANTARA FOTO/Raisan
Al Farisi/foc. Foto: ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI
Siapa yang tak mengenal permainan ini? Engklek atau gacok merupakan permainan
tradisional di Indonesia yang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Gacok dapat
berupa batu atau keramik yang besarnya berkisar 5-7 cm atau lebih, yang dibuat pipih dan
tidak tajam.

Aturan Permainan:
Batasi lokasi bermain dengan garis kotak-kotak menggunakan kapur atau batu bata. Buat
enam kotak dari atas ke bawah. Pada kotak kelima, buat lagi kotak kanan dan kiri sehingga
membentuk seperti huruf T.

Pemain boleh dua orang atau lebih. Pemain harus melempar batu dari kotak terdekat atau
kotak pertama. Jika batu tidak meleset, pemain boleh melanjutkan dengan melangkahi kotak
pertama sambil jinjit satu kaki. Siapa yang sampai ke kotak akhir terlebih dahulu, ialah
pemenangnya.
4. Gundu

Permainan tradisional (kemdikbud.go.id). Foto: Anindyadevi Aurellia/detikcom.


Bermain kelereng sering juga disebut dengan permainan gundu atau guli. Di daerah Jawa,
permainan ini disebut bermain nekeran, di Palembang disebut ekar, dan di Banjar disebut
kleker. Permainan ini banyak diminati oleh anak laki-laki, tetapi kadang anak perempuan ikut
bermain juga.

Aturan Permainan:
Buatlah sebuah lingkaran dan letakkan semua kelereng dalam lingkaran. Secara bergiliran,
pemain harus membidik kelereng dari luar lingkaran. Kelereng hasil bidikan yang keluar dari
lingkaran akan menjadi milik pemain. Syaratnya, kelereng yang digunakan untuk membidik
tidak boleh berhenti dalam lingkaran

5. Layang-Layang

Permainan tradisional (kemdikbud.go.id). Foto: Anindyadevi Aurellia/detikcom.


Bermain layang-layang sangat menyenangkan apalagi jika diterbangkan tinggi di udara.
Bermain layang-layang bisa dilakukan sendiri atau bersama teman. Biasanya, permainan ini
dilakukan saat cuara cerah.

Hembusan angin akan membantu layang-layang segera terbang ke langit. Layang-layang


bisa didapatkan di pasar, bisa juga dibuat sendiri. Cara menerbangkannya menggunakan
benang.

Aturan Permainan:
Menerbangkan layang-layang harus di tempat terbuka dan dalam cuaca berangin.
Permainan ini menuntut keahlian menerbangkan layang-layang. Pemain harus bisa
mengira-ngira hembusan angin apakah kencang atau tidak, untuk dapat mengambil
keputusan menarik atau mengulur benang layangannya.

6. Congklak

Permainan tradisional (kemdikbud.go.id). Foto: Anindyadevi Aurellia/detikcom.


Permainan yang dimainkan dua orang ini cukup populer di tanah Jawa. Orang Jawa
menyebutnya dengan bermain dakon, sedangkan warga Sumatra menamainya congklak.
Permainan ini disebut dentuman di Lampung dan mokaotan di Sulawesi.

Permainan ini menggunakan papan kayu yang diberi lubang sesuai kebutuhan. Biji congklak
bisa berupa biji-bijian atau kerikil kecil. Jumlah biji-bijian congklak beragam, sesuai
kebutuhan permainan.

Dua baris lubang pada papan congklak berjumlah 14 dengan masing-masing pemain punya
7 lubang. Satu lubang berisi 4 biji congklak. Ada dua lubang besar di bagian ujung papan
untuk menyimpang biji yang tersisa.

Aturan Permainan:
Pemain pertama membagikan biji dari satu lubang ke lubang lain, termasuk milik lawan. Jika
biji terakhir berakhir di lubang yang masih ada biji congklak, biji tersebut diambil dan
disebarkan kembali pada lubang lainnya.

Namun jika biji terakhir jatuh pada lubang yang kosong, pemain dianggap "mati" atau
berhenti sejenak. Giliran pemain lawan melakukan hal yang sama sampai ia berhenti pada
lubang yang tak ada bijinya.

7. Ular Naga
Permainan tradisional (OPAC Perpusnas). Foto: Anindyadevi Aurellia/detikcom.
Nyaris semua anak pasti pernah memainkan permainan ular naga yang dilakukan oleh lima
atau delapan anak ini. Permainan dilakukan dengan kompak.

Dua orang anak saling berpegangan bertugas sebagai pintu gerbang. Anak-anak yang lain
berpegangan pada pundak orang di depannya, membentuk ular.

Aturan Permainan:
Sebelum bermain, dilakukan hompimpa. Dua orang yang terakhir kalah menjadi pagar atau
gerbang. Pemain yang pertama menang hompimpa akan menjadi induk naga. Dia berada
paling depan, diikuti pemain lain di belakangnya.

Ular naga berjalan mengelilingi pagar sambil semua bernyanyi "Ular naga panjangnya
bukan kepalang. Menjalar-jalar selalu kian kemari. Umpan yang lezat itulah yang dicari. Kini
dianya yang terbelakang." Ketika lagu selesai, gerbang akan menurunkan tangan dan
menangkap salah satu pemain dengan cepat.

Anak yang ditangkap akan diminta memilih pagar mana yang ingin diikutinya sampai ular
naga habis. Setelah itu, pagar yang memperoleh anak paling sedikit harus kejar-kejaran
merebut anak paling belakang pagar lainnya. Namun tidak boleh ada yang lepas dari
pegangan di pundak satu sama lain.

8. Kuda Loncat
Permainan ini cukup populer dalam salah satu seri komedi mancanegara, Mr. Bean.
Permainan ini dapat membuat orang tertawa kegelian. Permainan ini biasanya dimainkan
oleh anak laki-laki, tetapi juga bisa diikuti anak perempuan.

Aturan Permainan:
Satu orang menjadi tiang yang berdiri membelakangi dinding. Ia akan melakukan hompimpa
dengan pemain lainnya. Orang yang kalah hompimpa akan menjadi kuda dengan
berjongkok.

Banyaknya kuda disesuaikan dengan banyaknya pelompat yang akan melompat. Anak-anak
lain yang menang hompimpa berbaris satu per satu. Mereka melompati si kuda secara
bergiliran. Setelah melompati punggung si kuda, dilakukan suit hompimpa lagi antara
pemain yang melompat dengan pemain yang menjadi kuda.

Jika si pelompat yang menang, ia akan kembali berbaris menjadi pelompat. Jika ia kalah,
giliran si kuda yang menjadi si pelompat. Untuk menghindari cedera, lompatan tak harus
dilakukan dengan benar-benar lompat. Bisa saja hanya berjalan melewati kepala si kuda
melalui sela-sela kedua kaki.

9. Tebak Wajah
Permainan ini dilakukan oleh dua orang atau lebih. Sebelum bermain, lakukanlah hompimpa
terlebih dahulu untuk mengetahui wajah siapa yang akan ditebak. Permainan ini melatih
kejujuran dan sportivitas.
Aturan Permainan:
Pemain yang kalah hompimpa akan menutup matanya dan menghitung sampai lima.
Pemain lain akan menjadi patung. Pemain yang menutup mata akan meraba satu per satu
wajah yang menjadi patung. Jika sudah yakin dengan jawabannya, ia akan menebak
dengan lantang siapa yang dirabanya itu.

Perlu dibuat aturan bahwa anggota badan yang boleh diraba hanya bagian wajah dan
tangan. Jika pemain yang menutup matanya menebak dengan benar siapa yang diraba, dia
boleh membuka matanya kembali. Selanjutnya, dilakukan tukar posisi agar pemain
sebelumnya mendapat giliran menutup mata dan menebak temannya.

10. Kereta Api


Ini juga merupakan salah satu permainan yang paling sering dimainkan anak-anak.
Permainan ini hampir sama seperti bermain ular naga, namun ada yang berbeda termasuk
pada nyanyiannya.

Aturan Permainan:
Anak-anak yang terdiri dua orang atau lebih harus membentuk barisan kereta api dengan
berpegangan pundak. Nyanyian yang dibawakan saat kereta api berjalan memutar adalah
"Naik kereta api, tut-tut-tut. Siapa hendak turun, ke Bandung, Surabaya. Bolehlah naik
dengan percuma. Ayo kawanku lekas naik, keretaku tak berhenti lama".

Semakin lama, kereta api akan berjalan semakin cepat. Masinis yang berada di paling
depan akan mempercepat langkah. Siapa yang pegangan pundaknya terlepas, maka ia
yang kalah.

11. Injit-injit Semut


Permainan ini bisa dimainkan dua orang atau lebih. Ini akan membuat anak-anak merasa
sakit, lucu, dan ingin berada paling atas. Permainan ini akan menyatukan kebersamaan dan
kasih sayang antar pemain, serta menjadi hiburan untuk anak-anak tersebut.

Aturan Permainan:
Semua pemain duduk di lantai membentuk lingkaran. Tangan para pemain dikumpulkan
sambil mencubit tangan pemain yang ada di bawahnya. Tangan yang saling mencubit dan
berbaris rapi ke atas digoyang-goyangkan ke atas dan ke bawah sambil menyanyikan lagu
"Injit-injit semut, siapa sakit naik ke atas." Tangan yang paling bawah bisa naik ke atas.
Begitu seterusnya.

12. Gasing
Anak-anak bermain gasing di Kampoeng Baca Taman Rimba (Batara) Papring, Kalipuro,
Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (7/9/2021). Permainan tradisional gasing yang terbuat dari
bambu itu masih dilestarikan oleh Kampoeng Batara sebagai sarana edukasi agar tidak
kecanduan gawai. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/rwa. Foto: ANTARA FOTO/BUDI
CANDRA SETYA
Permainan gasing sangat digemari anak laki-laki. Permainan ini membutuhkan tanah yang
keras karena gasing hanya berputar dengan maksimal pada tanah yang keras. Gasing
zaman dahulu bisa dibuat dari kayu. Di kampung-kampung, gasing dibuat dari cabang
pohon nangka atau pohon gading.

Aturan Permainan:
Permainan ini membutuhkan seutas tali untuk dililitkan pada bagian pucuk atas gasing. Lalu
tali ditarik sekuat mungkin agar gasing yang jatuh ke tanah dan mampu berputar kencang.
Gasing bisa dimainkan sendiri atau bersama teman-teman dengan bertanding siapa yang
paling lama putaran gasingnya.

13. Egrang

Permainan tradisional (Indonesia.go.id). Foto: Anindyadevi Aurellia/detikcom.


Bermain egrang cukup menantang dan seru. Kamu bisa merasakan berjalan dengan
ketinggian. Peralatan yang digunakan adalah dua buah bambu yang berukuran sama besar,
kira-kira dua sampai tiga meter dengan pijakan yang sama tinggi pada masing-masing
bambu.

Aturan Permainan:
Naikkan kedua kaki pada bagian tempat kaki sembari kedua tangan berpegangan pada
gagang egrang. Tidak mudah menjalankan permainan ini sebab dibutuhkan keahlian dalam
keseimbangan badan.

Permainan ini bisa dilakukan bersama teman seperti siapa yang paling lama bertahan di
atas egrang, atau siapa yang lebih dulu mencapai garis finis dengan egrang yang menjadi
pemenang.
1. Puzzle

Puzzle adalah salah satu jenis permainan modern yang begitu cocok digunakan untuk
semua usia. Hal ini karena puzzle memiliki berbagai macam pilihan bentuk serta tingkat
kesulitan yang berbeda.

Tentunya, para orang tua bisa memilih puzzle untuk dijadikan sebagai permainan
edukatif untuk menjadikan anak semakin bisa mengolah sisi kreatif, berpikir serta
kesabaran dan cara memecahkan suatu masalah.

Banyaknya pilihan puzzle saat ini juga menjadi salah satu keuntungan bagi orang. Hal
ini karena para orang tua bisa memilih puzzle sesuai dengan apa yang disukai oleh
sang buah hati.

Sedangkan dari segi tingkat kesulitan bisa disesuaikan dengan usia anak. Dengan
begitu, seiring bertambahnya umur, puzzle tetap bisa menjadi teman bermain anak
untuk meningkatkan kinerja otak hingga konsentrasinya.

2. Slime

Berikutnya, ada slime yang juga termasuk ke dalam jenis permainan anak modern.
Slime sendiri merupakan jenis permainan anak dengan tekstur kenyal, lembut dan
memiliki berbagai macam warna.

Bagi anak zaman sekarang, keberadaan dari permainan slime memang sudah tidak
asing. Hal ini karena biasanya slime mudah ditemukan di toko-toko permainan terdekat.
Selain itu, untuk saat ini slime juga termasuk ke dalam jenis permainan favorit anak.

Meski begitu, Anda sebagai orang tua juga tidak bisa membiarkan anak secara bebas
bermain slime. Pasalnya, Anda sebagai orang tua juga harus memberikan pengawasan
kepada anak ketika sedang memainkan slime.
Hal tersebut perlu dilakukan agar kejadian yang tak diinginkan tidak terjadi, misalnya
anak memakan slime. Sebab, slime biasanya memiliki warna yang menarik serta
bentuknya yang kenyal. Jika tidak diawasi oleh orang tua, bisa jadi anak akan memakan
slime.

Selain itu, ketika anak bermain dengan orang tua menggunakan slime, maka aktivitas
tersebut akan menjadi salah satu metode yang bisa digunakan oleh orang tua agar bisa
memperkuat jalinan hubungan dengan keduanya.

Slime tidak hanya bisa dibeli dalam bentuk jadi saja, tetapi Anda bisa membuatkan
slime untuk anak secara mandiri di rumah. Di sisi lain ternyata slime juga memberikan
beberapa manfaat kepada anak.

Mulai dari mengurangi adanya kecanduan smartphone, meningkatkan sisi kreativitas


anak serta bisa menjadi media penenang ketika akan sedang merasa cemas maupun
stress.
3. Sepatu Roda
Sepatu roda menjadi salah satu jenis permainan anak zaman now. Bisa dibilang
keberadaan sepatu roda akan menjadikan anak bermain sambil berolahraga.
Sebenarnya,sepatu roda juga sudah ada sejak dahulu dan masih terus bertahan hingga
saat ini.

Tentunya seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman yang ada, keberadaan
sepatu roda juga sudah memiliki bentuk yang lebih mudah untuk dimainkan anak zaman
sekarang.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya jika sepatu roda adalah permainan yang bisa
dilakukan bersamaan dengan olahraga. Hal ini karena ketika bermain dengan sepatu
roda, anak akan bisa membakar kalori serta meningkatkan metabolisme yang ada di
dalam tubuh.

Selain itu bermain sepatu roda juga bisa melatih anak menjadi lebih sabar dan
menghargai akan adanya proses belajar hingga menjadi handal dalam memainkan
sepatu roda tersebut. Anda sebagai orang tua juga bisa menemani anak ketika belajar
sepatu roda.

Berikan contoh pada anak dan dampingi mereka ketika berlatih. Selain itu, berikan
motivasi agar tidak mudah menyerah ketika gagal melakukan percobaan menggunakan
sepatu roda. Tindakan ini juga akan semakin bisa menguatkan ikatan hubungan antara
orang tua dan anak.

4. Lego
Berikutnya, ada lego yang juga masuk ke dalam daftar permainan anak zaman now.
Anda sebagai orang tua juga bisa menjadikan logo sebagai jenis permainan pilihan
untuk sang buah hati.

Bahkan, saat ini lego tak hanya dalam bentuk balok saja, tetapi juga ada bentuk lain
yang bisa dirangkai orang anak menjadi sesuatu benda tertentu. Adanya warna yang
bermacam-macam menjadikan anak lebih mudah tertarik dengan jenis permainan lego.

Di sisi lain, keberadaan permainan lego juga bisa memberikan banyak manfaat bagi
anak. Dimana nantinya, anak bisa mulai melatih kreativitas dan imajinasi dalam dirinya
dengan bantuan permainan lego. Mereka akan mulai memikirkan suatu bentuk yang
akan direalisasikannya dengan bantuan permainan lego.

Selain itu, ketika proses penyusunan lego ke dalam suatu bentuk tertentu, maka bisa
melatih konsentrasi serta kesabaran dalam dirinya. Adanya banyak warna juga akan
menjadikan anak lebih mudah untuk mulai berlatih mengenal warna.

Karena lego memiliki berbagai macam bentuk, anak bisa mulai belajar mengenal bentuk
hingga berhitung. Selain itu, Anda sebagai orang tua juga bisa menemani anak ketika
bermain lego.

Tak ada salahnya jika Anda memberikan contoh suatu bentuk tertentu dengan
menyusun lego agar bisa membangkitkan kreativitas dan imajinasi milik anak. Ketika
anak selesai menyusun suatu benda tertentu, kemudian ajak mereka untuk
menceritakan apa yang mereka buat.

Dengan begitu, mereka juga mulai bisa bercerita apa yang ingin mereka dapatkan dari
proses menyusun lego tersebut.

Menemani, membantu serta memberikan apresiasi atas hasil jadi yang dib
MACAM MACAM PERMAINAN TRADISIONAL
DAN MODREN

D
I
S
U
S
U
N

Oleh :

Nama : PASKA BR SILABAN


Kelas : VI (Enam)
Guru : Mariani Br Purba.S.Pd.K

UPT SD NEGERI 024 KOTA GARO


KECAMATAN TAPUNG HILIR
KABUPATEN KAMPAR
PROVINSI RIAU

Anda mungkin juga menyukai