Anda di halaman 1dari 4

Nama : Bastian Damanik

NPM : 230510017
Dosen : Dr. Yustinus Slamet Antono
Mata kuliah : Manusia dan Kebudayaan Indonesia

PERMAINAN TRADISIONAL

1. CENDONG (PETAK UMPET)

Permainan ini sangat digemari oleh anak-anak di berbagai kalangan masyarakat baik
di daerah kota maupun di desa-desa, namun meskipun begitu pada umumnya permainan ini
sering dilakukan di daerah pedesaan. Dalam permainan ini dibutuhkan kira-kira 4-10 orang anak
untuk bermain. Pada umumnya permainan ini dilakukan pada sore hari atau menjelang malam
tiba dan biasanya dilakukan di sekitar lingkungan rumah. Permainan ini memberikan rasa ceria
dan gembira bagi para pesertanya. Dalam permainan ini tidak ada pembedaan gender semua
anak-anak boleh bermain, baik laki-laki maupun perempuan.

Pada umumnya untuk melakukan permainan ini, langkah awal yang dilakukan adalah
menentukan si penjaga dari peserta yang bermain. Biasanya unutk menemukan penjaga
dilakukan dengan ompiang. Kemudian setelah penjaga sudah ditentukan, maka si penjaga
menutup mata atau membelakangi peserta sembari menghitung angka 1-10 secara lambat. Pada
umumnya angka 1-10 atau mungkin angka 1-15 terserah pemain. Pada saat penjaga menghitung
maka peserta yang lain mencari tempat persembunyian yang nyaman dan aman di lingungan
sekitar tempat bermain. Setelah selesai menghitung si penjaga mulai mencari peserta yang
bersembunyi. Bila si penjaga menemukan salah seorang peserta yang bersembunyi maka ia harus
menyebutkan kata “cendong” serta menyebutkan nama peserta yang ditemukan itu. Bila ia
menemukan lebih dari dua orang peserta yang bersembunyi, maka peserta yang ditemukan itu
harus mencabut undi untuk menentukan penjaga selanjutnya. Biasanya cabut undi yang
dilakukan dengan ompiang, dan begitulah selanjutnya

Menurut saya permainan in cukup sederhana dan menyenangkan dan saya kira
fungsinya yaitu membantu anak untuk berhitung serta kejelian untuk mencari sesuatu serta
belajar memilih tempat yang aman dan nyaman.
2. PECAH PIRING

Permainan ini juga cukup digemari oleh anak-anak di berbagai kalangan. Permaian
ini membutuhkan peserta sekitar 8-15 orang anak dan biasanya ini dilakukan pada sore hari.
Pada umumnya permainan ini dilakukan di lapangan (bukan lapangan yang berumput) yang
cukup luas dan terbuka, biasanya di halaman rumah-rumah yang cukup luas.

Pada umumnya untuk memainkan permainan ini dibutuhkan beberapa helai kertas
bekas serta plastik bekas dan karet gelang secukupnya juga beberapa pecahan keramik. Bahan-
bahan ini digunakan sebagai alat untuk bermain. Kertas bekas dan plastik bekas digulung
sedemikian rupa sehingga berbentuk bundar menyerupai bola kecil dan diikat menggunakan
karet gelang hinnga kencang. Pada zaman sekarang bola yang seperti ini sudah cukup sulit untuk
ditemukan karena sudah ada bola-bola yang lebih baik. Pecahan keramik digunakan sebagai
obyek yang akan dilempar. Untuk memainkan permainan ini semua peserta harus berjumlah
genap, sehingga mudah untuk dibagi menjadi dua kelompok. Setelah dibagi menjadi dua
kelompok, maka setiap ketua kelompok akan mengundi untuk menentukan kelompok penjaga.
Biasanya untuk menentukan ini, dilakukan dengan suit lima. Bila kelompok penjaga telah
ditentukan, maka mereka mengambil posisi yang nyaman untuk mengejar peserta lain. Peserta
yang bermain mulai bermain dengan mengelindingkan bola plastik tadi ke pecahan keramik yang
disusun secara bertindih. Pada umumnya jarak melempar dan pecehan keramik sekitar 1,5m-2 m.
semua peserta yang bermain mendapat giliran unutuk melempar bola. Bila bola mengenai
susunan pecahan keramik dan jatuh, maka para peserta yang bermain berlari di sekitar lokasi
sedangkan kelompok penjaga berusaha melempar pemain lain hingga mengenai mereka. Bila
terkena lemparan maka otomatis ia tidak boleh bermain sampai sesi satu selesai. Sedangkan
kelompok pemain berusaha menyususn pecahan keramik secara baik. Bila sudah tersusun maka
kelompoknya dinyatakan menang.

Menurut saya fungsi permainan ini bagi anak yaitu membantu anak untuk lebih gesit,
saling bekerjasama dan saling mendukung satu sama lain, hal ini dapat membantu rasa sosial
mereka.

3. GULI (KELERENG)
Pada umumnya permainan ini dimainkan ini dimainkan oleh kaum pria namun
tidak menutup kemungkinan bagi kaum wanita. Biasanya permainan ini dimainkan sekitar 2-4
orang. Permainan ini tidak mencari sebagai penjaga melainkan semua adalah lawan tidak ada
teman. Permainan ini biasanya dilakukan di halaman-halaman rumah atau lapangan terbuka.
Proses permainan ini yaitu setiap peserta menyiapakan gulinya masing-masing secukupnya,
namun dari guli yang tersedia harus dipilih satu guli untuk dijadikan sebagai guli utama untuk
bermain atau sering disebut gacok. Setelah itu permainan dimulai dengan melempar guli di
tempat yang sudah ditentukan, dan guli yang terjauh itulah yang berhak menjadi pemain
pertama. Bila pemain pertama mengenai guli pemain kedua maka pemain kedua wajib
membayar satu guli kepada pemain pertama. Jadi tujuannya adalah untuk mengenai guli peserta
lain dengan guli kita.

Menurut saya fungsi permainan ini bagi anak yaitu melatih tanggung jawab, cara
membidik, dan keseriusan. Hal ini dapat tercapai bila semua peserta bermain dengan baik dan
benar

4. CAS

Pada umumnya permainan ini dimainkan oleh semua kalangan anak-anak baik
laki-laki maupun perempuan. Permainan ini sangat digemari oleh anak-anak karena sangat
menyenangkan. Pada permainan ini yang dibutuhkan adalah kartu yng bergambar, namun hanya
satu sisi. Pada umumnya gambar-gambar yang ada di kartu adalah gambar-gambar tokoh yang
ada dalam film kartun. Biasanya permainan ini diakukan di dalam ruangan seperti dalam rumah,
hal ini bertujuan untuk menambah keseruan saat bermain. Untuk memainkan permainan ini,
dibutuhkan kartu secukupnya. Setelah kartu tersedia maka setiap peserta mengambil satu kartu
dan meletakkannya pada telapak tangan dengan posisi kartu yang bergambar bagian depan.
Kemudian telapak tangan yang sudah ada kartu mulai saling bertepuk, setelah bertepuk maka
kartu itu akan jatuh sendirinya. Bila kartu dari salah satu peserta jatuh dengan posisi bagian yang
tidak bergambar terlihat dan kartu peserta yang lain jatuh dengan posisi gambar yang tampak
makai a dinyatakan menang dan kartu lawan yang kalah tadi akan menjadi miliknya. Demikian
seterusnya, pada saat telapak tangan saling bertepuk peserta mengucapkan kata cas.

Menurut perkiraan saya, permainan ini membantu anak dalam hal keseriusan dan
keceriaan satu sama lain. Seturut pengalaman saya merasakan hal yang demikian.

5. MAIN SAMBAR

Permainan sangat eksis dikalangan anak-anak di desa-desa mungkin juga di


daerah kota. Permaian digemari karena cukup seru dan menegangkan. Pada umumnya permainan
ini dimainkan pada sore hari dan di tempat yang terbuka contohnya lapangan atau tempat terbuka
lainya. Permainan ini dapat dilakukan oleh semua anak-anak baik laki-laki maupun perempuan.
Permaian ini dimainkan dengan cara setiap peserta menentukan kelompoknya masing-masing
dari semua peserta dan diusahakan berjumlah genap. Kemudian setelah kelompok terbentuk, hal
selanjutnya yang dilakukan adalah membuat lingakaran secukupnya di tanah di tempat mereka
bermain. Setealh itu setiap ketua kelompok akan suit untuk menentukan kelompok yang akan
penjaga. Kelompok yang bertugas sebagai penjaga mengambil tempat yang nyaman untuk
mengejar kelompok yang bermain.

Permainan dimulai ketika semuanya sudah siap pada posisi yang nyaman. Peserta
yang bermain mulai berlari di sekitar lokasi bermain dan mengusahakan diri agar jangan
tertangkap oleh kelompok penjaga. Kelopok penjaga berusaha menangkap kelompok yang
berlari. Bila salah satu peserta kelompok yang bermain tertangkap maka ia dibawa ke dalam
lingkaran yang sudah ditetukan tadi dan dijaga oleh kelompok penjaga. Kelompok yang bermain
berusaha menyelamatkan temannya dengan menyambar atau menyetuh teman yang
bersangkutan, namun harus berusaha agar jangan tertangkap oleh penjaga lingkaran.
Demikianlah permainan berlangsung hingga selesai. Menurut saya permainan ini berfungsi untuk
membantu kerja sama dala diri setiap anak serta membantu membangun tanggung jawab.

Anda mungkin juga menyukai