PERMAINAN ANAK-ANAK
TRADISIONAL JAWA BARAT
DISUSUN OLEH :
1. KEISHA MOZZA KACITA
2. NADARA SHABIRAH
3. NAZWA NABILA HUSNI
4. RAFLI JUNIAR
5. REYHANDI SYAHPUTRA
6. RIZKI RAMADHAN
Di daerah Jawa Barat banyak sekali kumpulan permainan tradisional sunda yang
sering dimainkan anak-anak di pekarangan rumah, lapangan atau lahan-lahan
kosong yang dulu masih banyak dijumpai sekalipun di daerah perkotaan, sebelum
era gadget datang, anak-anak lebih sering keluar rumah, berkumpul bersama teman-
temannya memainkan permainan yang berbeda dari satu hari ke hari lainnya.
Permainan tradisional ini juga mungkin ada juga di suku lain, namun dengan cara
dan nama permainan yang berbeda, begitupun di daerah satu dan daerah lainnya di
Jawa Barat, nama dan cara bermainnya kadang berbeda pula.
Berikut daftar Permainan Tradisional yang biasa dimainkan oleh anak-anak Sunda.
Sumber : www.sebandung.com
Cingciripit ini biasanya dilakukan oleh-anak-anak sebelum memulai
permainan untuk menentukan urutan dalam bermain atau menentukan siapa
yang menjadi eméng (kucing).
atau ..
Sumber : www.sebandung.com
Permainan Oray-orayan (ular-ularan) adalah permainan yang riang dan
memadukan unsur gerakan dan suara, permainan tradisional sunda ini biasa
dimainkan oleh banyak anak.
Orang-orayan
Luar-léor mapay kebon
Entong ka kebon, di kebon loba nu ngangon.
Oray-orayan
Oray naon? Oray Bungka
Bungka naon? bungka laut
Laut naon? Laut dipa
Dipa naon? Dipandeuri riririri … Jleepp (bulan dan bintang menangkap
mangsanya)
Ketika berada di ujung lagi, pada syair “riririririri …. “ kedua pemain yang
menjadi gerbang tadi akan menurunkan tangannya dan menangkap seorang
pemain, setelah tertangkap pemain harus memilih bulan atau bintang, bila si
pemain misalnya memilih bulan, dia akan berdiri di belakang bulan, pun
sebaliknya.
Permainan dilanjutkan sampai semua pemain tertangkap, nantinya akan
membentuk tim bulan dan tim bintang yang akan beradu kekuatan dengan
saling tarik menarik tangan (seperti tarik tambang)
Versi lain dari cara memainkan permainan oray-orayan adalah pemain paling
depan harus menangkap pemain paling belakang, dan pemain lain akan
menghalang-halangi kepala ular agar tidak menyentuh anak paling belakang
tersebut.
Sumber : indonesiacerdasmandiri.net
Satu persatu pemain dari tim A mengarahkan bola dari jarak yang telah
disepakati untuk merumpuhkan tumpukan genteng.
Bila pemain tim A berhasil meruntuhkan genteng tadi, maka tim penjaga harus
mengejar dan mengarahkan bola ke badan salah seorang pemain dari tim A.
Sedangkan tugas dari semua pemain tim pelempar adalah berlari menghindari
kejaran bola dan mengatur strategi untuk kembali menumpukan genteng yang
runtuh tadi.
Sumber : cikguujang.blogspot.com
Bila salah satu pemain terkena sentuhan dari pemain penjaga, maka
permainan berakhir dan kedua tim berganti giliran.
www.kidnesia.com
Permainan ini menggunakan alat dari dua potongan kayu atau bambu
berukuran sekitar 30 cm dan yang satunya berukuran lebih kecil. potongan
bambu yang kecil ditaruh di antara dua batu lalu dipukul oleh tongkat bambu
sampai bambu itu melayang sejauh mungkin dan tidak dapat ditangkap oleh
tim lain yang berjaga.
6. Permainan Sunda Bébéntengan
Kedua tim menentukan media yang akan menjadi benteng bisa berupa pohon,
tiang ataupun batu bata sesuai dengan kesepakatan dua tim. pemenang
ditentukan oleh tim yang paling banyak menyentuh benteng lawan,
7. Permainan Hong-hongan
www.kompas.com
Hong-hongan, demikian nama permainan anak-anak atau kaulinan barudak
pada masa lalu yang kini telah punah. Permainan ini sama dengan ucing
sumput (petak umpet). Bedanya, Hong-hongan biasanya memakai tiang
sebagai patokan bagi anak yang dianggap jadi “kucing”, yakni anak yang akan
mencari teman-temannya yang bersembunyi.
Si Pulan yang menjadi “kucing” itu biasanya berusaha untuk mencari teman-
temannya yang bersembunyi ke sana ke mari sambil tetap waspada agar tiang
tak disentuh oleh yang bersembunyi. Jika salah seorang di antara mereka
terlihat, maka Si Pulan akan berteriak: “Hong si Pulani . . .”. “Hong si Anu . . .
Demikian seterusnya sampai semua teman yang terlihat itu di-hong-kan oleh
Si Pulan.
Jika teman yang bersembunyi itu ketahuan, maka ia tidak boleh bersembunyi
lagi sebelum tiang yang dijaga Si Pulan itu disentuh teman lainnya. Akan tetapi
jika tiang yang tengah ditinggalkan Si Pulan itu dapat disentuh oleh temannya
yang bersembunyi, maka ia akan berteriak: “Butuuul . . . atau “Cambaaaaal.
Jika demikian, maka Si Pulan akan tetap menjadi “kucing” dan mereka yang
sudah ditemukan dapat bersembunyi kembali.
Si Pulan akan diganti oleh “kucing” yang lain jika teman-temannya yang
bersembunyi itu telah dapat di-hong-kan semuanya. Biasanya, orang yang
pertama kali di-hong-kan itulah yang akan menjadi “kucing” berikutnya.
Demikian seterusnya.
8. Permainan Hahayaman
Sumber : budaya-indonesia.org
Permainan selesai kalau ayam tertangkap atau musang menyerah tidak dapat
menangkap ayam. dan dilanjutkan dengan mengundi permain baru.
Sumber : kebudayaanindonesia.net
Biasanya dimainkan oleh perempuan, permainan ini tidak membutuhkan
pemain yang banyak, hanya dua orang saja, dengan menggunakan alat yang
biasanya terbuat dari plastik, tanah atau papan kayu yang dibentuk dengan
7X2 lobang sejajar dengan dua lobang yang lebih besar di kedua sisinya.
www.wikipedia.com
Permainan ini menggunakan media keramik kecil dan gambar berupa petak-
petak yang berbeda-beda bentuknya, pemain akan meloncat-loncat sesuai
dengan peraturan yang berlaku.