Anda di halaman 1dari 2

Jangan Bangga Menyandang Status Mahasiswa, Apalagi Dengan Gelar Sarjana!

Banyak di antara kita yang berpikir idealis. Setelah lulus dari Sekolah Lanjutan Tingkat
Atas lalu melanjutkan ke sekolah Perguruan Tinggi atau Akademi, dan setelah lulus
terus bekerja dengan enak dan "nyaman",

Tapi ada juga yang berpikiran setelah lulus Sekolah Lanjutan Tingkat Atas bisa mudah
mendapat pekerjaan lalu bisa sambil kuliah dan hidup nyaman. Ya, tidak ada yang
salah memang dengan konsep idealis tersebut, dan banyak beberapa orang di luar
sana yang berpikiran serupa.

Kuliah atau Kerja, sama-sama untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak.
Idealnya memang seperti itu, tapi kenyataan menjawab lain. Butuh usaha lebih keras
untuk bisa berjuang di tempat kerja sehingga kita tidak menjadi orang-orang yang
termarginalkan, dan juga butuh usaha yang keras untuk bertahan di lingkungan
akademis untuk juga tidak hanya sekedar menyandang status mahasiswa.

Kuliah. Tapi kenyataannya, berapa banyak di antara kita yang kuliah tapi tidak
mendapatkan apa-apa. Jika teman-teman kuliah hanya "sekedar" ingin tetap
mempertahankan status sebagai "anak sekolahan" sebaiknya lupakan saja keinginan
untuk kuliah, dan jika niatnya hanya ingin kuliah dengan harapan mendapat pekerjaan
yang layak dan pantas setelah lulus nanti, sebaiknya juga buang jauh-jauh niatan untuk
kuliah. Karena sekarang berapa banyak sarjana yang akhirnya jadi pengangguran
setelah lulusan kuliah karena tidak memiliki kompetensi apa-apa ?

Tanpa kuliah pun asalkan gigih dan ulet, kita juga bisa menghasilkan banyak uang !
Jadi untuk apa kuliah ??? hanya buang-buang uang jika hasilnya tidak ada bekas dari
ilmu yang sudah ditularkan para praktisi pendidikan.

Banyak sekali mahasiswa yang tidak banyak tahu apa-apa, bukan hanya ilmu di dalam
kelas, di atas kertas, tapi juga ilmu pendidikan. Begitu banyak lulusan universitas,
menyandang gelar sarjana, tapi sama sekali tidak arif dalam menjalankan kehidupan
dengan mengaplikasikan ilmu yang ia miliki. Mengapa ? Sebab dari awal ada yang
salah mungkin dari niatannya.

Niat kuliah yang hanya dilandasi "sekedar" sekedar mengikuti kemauan orang tua yang
membiayai, sekedar ikut-ikutan trend dan sekedar untuk bisa cari uang kelak setelah
lulus. Alhasil, banyak sekali sarjana yang tidak siap ketika dilepas di "dunia" yang
sesungguhnya. Bagaimana mau memiliki niat kuliah, jika dalam memilih kuliah saja
tidak tahu apa yang menjadi kompetensinya. Jadi, akhirnya asal milih jurusan, ada yang
dipilihkan oleh orang tua, yang katanya akan banyak dibutuhkan di dunia kerja nanti.
Miris, ketika bertemu dengan mereka yang menyandang status mahasiswa, tapi pola
pikirnya sama persis dengan mereka yang masih duduk di bangku sekolah lanjutan
tingkat atas. Yang malas membaca, baik membaca buku, ataupun membaca keadaan,
alhasil mereka seolah tak ada isinya-konsep berpikir minimalis-padahal mengaku
sebagai mahasiswa, dan nantinya kelak menjadi sarjana yang jangan-jangan tak ada
isinya pula. Hanya bangga dengan gelar Sarjana di belakang namanya, yang
menginginkan gaji besar dengan alasan "saya kan sarjana" padahal wawasannya pas-
pas-an, keterampilan pas-pas-an, pengalaman kerja masih belum ada, tapi masih
mengadigungkan embel-embel gelar di belakang namanya.

Lupakan kuliah, jika masih malas membaca. Sabahat, jika masih ada yang ingin
meneruskan sekolah/kuliah hanya untuk maksud yang sudah saya ceritakan tadi, lebih
baik lupakan saja. Itu hanya buang-buang uang, waktu, pikiran, dan tenaga.

Lain halnya jika di antara kita berniat melanjutkan sekolah karena dilandasi kesadaran
bahwa menuntut ilmu adalah sebagian dari ibadah dan berharap ilmu yang kita miliki
bisa bermanfaat untuk orang lain, kalau niatan seperti itu mari kita lanjutkan. Satu hal
yang perlu kita garis bawahi, status mahasiswa, sarjana, master, doktor atau pun gelar
yang lain, sama sekali tidak ada efeknya untuk dibanggakan, jika si penyandang gelar
memiliki kompetensi minus, mental yang rendah dalam memandang sebuah kehidupan
yang rumit, maka percuma Gelar / status tersebut sama sekali tidak ada artinya.

Tapi jika kita serius di bidang yang kita geluti, memaksimalkan potensi dan bakat,
memanfaatkan untuk kemaslahatan orang banyak dan lingkungan, Insya Allah ilmu
yang kita miliki akan menjadi berkah. Jadi tak usah bingung mau lanjut ke mana, tanya
pada diri sendiri, kompetensi diri kita ada di mana ?

Jika memilih kuliah, maka jadilah mahasiswa yang expert di bidangnya, dan jika
memutuskan untuk kerja, juga jadilah karyawan yang selalu mengembangkan potensi
diri. Artinya, jadi apa kita nanti sama sekali tidak ditentukan oleh sederet gelar di
belakang nama kita, tapi ditentukan bagaimana sikap terbaik kita dalam menghadapi
dan menjalani proses kehidupan yang sebenarnya. Bukankah guru terbaik adalah
pengalaman hidup, dan menuntut ilmu itu hukumnya wajib ! di mana saja, tidak tersekat
pada ruang yang bernama universitas, institut, atau akademi. Tapi jika telah
mendapatkan kesempatan berada dalam ruang akademis tersebut, maka gunakan dan
manfaatkan dengan sebaik mungkin. Itulah amanah sebagai seorang mahasiswa.
Sebab kelak apapun yang kita lakukan, akan dipertanggungjawabkan di hadapanNya.

dikutipan dari Coretan blog : Puput Sekar


http://puputsekar.blogspot.com/2013/01/jangan-bangga-menyandang-status.html

Anda mungkin juga menyukai