Anda di halaman 1dari 14

Apa itu Pascasarjana?

Di luar negeri, gelar S2 biasa dikenal dengan Master’s Degree (MA). Biasanya berdurasi antara 1
hingga 2 tahun, tergantung jurusan, dan kemudian bisa dilanjutkan ke program S3
atau Doktorat (PhD).

Isi dari kuliah S2 di jurusan yang sama mempelajari area studi yang sama, tetapi membahas lebih
lanjut mengenai apa yang telah kamu pelajari sewaktu kuliah S1. Kuliah S2 biasanya berfokus
pada topik yang lebih spesifik dan menuntut pembelajaran yang lebih mandiri dari para
mahasiswanya.

Mengapa Pascasarjana?

Di Indonesia gelar pascasarjana lebih dikenal dengan S2. Jika dulu banyak yang puas dengan
hanya lulus S1, sekarang banyak sekali mahasiswa yang memilih untuk melanjutkan ke gelar
pascasarja setelah lulus sarjana mereka. Pada umumnya program S2 juga hanya memerlukan
waktu 1 tahun (purna waktu). Selain karena durasinya yang singkat, alasan lain kenapa banyak
yang memilih untuk lanjut S2 bisa saja karena ingin mendalami jurusan yang diminati, ingin
mengambil jurusan yang bisa menunjang gelar S1 mereka, ataupun ingin lebih bisa bersaing di
pasaran kerja.

Keistimewaannya?

Kelas S2 jumlah mahasiswanya lebih sedikit, jadi lingkungan belajarnya lebih intim. Kamu bakal
lebih dekat dengan dosen dan teman-teman sekelas yang punya minat yang sama dengan kamu.
Kelebihannya adalah kamu punya kesempatan lebih besar untuk terlibat dalam penelitian, atau
kegiatan lainnya, yang bisa kamu manfaatin untuk bangun koneksi yang berguna untuk memulai
karir kamu.

Jadi, perlu lanjut S2?


Tergantung kebutuhan. Punya gelar S2 tentu saja menambah nilai kamu dibandingkan dengan
hanya punya gelar S1. Untuk lulusan S1dari beberapa jurusan populer seperti Manajemen,
Marketing, Akuntansi dan lain-lain, saingan untuk mencari kerja sangatlah banyak. Untuk lebih
kompetitif dalam pasaran kerja, lanjut S2 merupakan pilihan yang bagus.

Kamu juga bisa menjadikan gelar S2 sebagai penunjang gelar S1 kamu. Misalnya kamu udah lulus
S1 jurusan fashion designer, kamu bisa mengambil S2 untuk marketing fashion. Sewaktu mencari
kerja, tentu saja akan terlihat lebih menarik di mata perusahaan. Ataupun jika kamu ingin memulai
usaha sendiri, kamu tahu cara untuk mendesain dan memasarkan desain kamu.
Pendaftaran?

Setelah lulus dari S1, kamu telah memiliki gelar Bachelor, ataupun Bachelor with Honours.
Tergantung prestasi kamu dan persyaratan univerisitas, kamu bisa langsung daftar untuk S2, atau
mengikuti program pra-master terlebih dahulu. Pendaftarannya tidak jauh berbeda dengan sewaktu
mendaftar untuk kuliah S1. Jika kamu ingin meneruskan pascasarjana di universitas dan jurusan
yang sama, maka akan lebih mudah lagi proses pendaftarannya.

Akan tetapi, karena kuota untuk kelas pascasarjana lebih sedikit dibanding dengan S1, sebaiknya
kamu mendaftar secepat mungkin untuk memastikan kamu mendapatkan tempat.

Persiapan?

Jika kamu memang memutuskan atau mempertimbangkan untuk lanjut S2, sebaiknya kamu mulai
siap-siap selambat-lambatnya semester terakhir kuliah S1. Karena untuk daftar ke S2 diperlukan
surat referensi dosen. Jadi sebaiknya kamu mendekatkan diri dengan dosen-dosen yang kamu
kenal, supaya mereka bisa menuliskan surat referensi untuk kamu.

Jika kamu ingin mengambil jurusan-jurusan yang perlu portofolio seperti fashion design, interior
design, musik dan lain-lain, kamu perlu menyiapkan portofolio kamu jauh-jauh hari, supaya bisa
menyusun portofolio yang maksimal, yang meyakinkan universitas untuk menerima kamu.

Tak sedikit anak muda yang menjadi mahasiswa S2 hanya karena ingin terlihat keren sehingga
bingung harus melakukan apa saat benar-benar berada di lingkungan yang beban akademiknya
tiga hingga empat kali lipat dari S1.

Idealnya, mahasiswa S2 punya cara pikir dan sikap yang jauh lebih matang, serta sudah
mengetahui apa yang ingin dicapainya dari tiga atau empat semester kuliah. Sayangnya, masih
banyak mahasiswa S2 yang berpikir bahwa satu-satunya cara untuk sukses hingga waktu tesis
adalah dengan membaca banyak buku. Itu saja tak cukup.

Profesor Kajian Afrika dan Amerika dari Brown University (almamater Emma Watson) yang
bernama Matthew Pratt Guterl membagikan sepuluh tips untuk mahasiswa S2 agar bisa
memaksimalkan semua kesempatan yang ada dan merasakan manfaat S2 setelah wisuda.

1. Tak ada interaksi non-profesional.


Selama masa perkuliahan, setiap interaksi itu penting karena mayoitas mahasiswa mulai
berpikir tentang karir setelah lulus yang harus dibangun sejak hari pertama kuliah. Jangan
hanya rajin di dalam kelas. Kamu juga harus berani bergabung sebagai relawan atau menjadi
anggota organisasi yang visi-misinya kamu dukung.

2. Asah kemampuan komunikasi.

Ini adalah salah satu modal penting sebagai mahasiswa S2 untuk membangun hubungan baik
dengan dosen, staf akademik, maupun sesama mahasiswa. Kamu diberi wadah di dalam kelas
untuk memberikan presentasi yang jauh lebih matang dari saat S1. Di luar kelas, seperti saat
seminar atau workshop, kamu juga punya waktu untuk melatih kemampuan komunikasimu.

3. Temukan sikap politikmu.

Menjadi mahasiswa S2 berarti memahami bahwa ilmu yang dimiliki kelak akan digunakan untuk
kepentingan orang banyak -- bukan sekadar untuk mendapat gaji besar. Di saat inilah, apapun
jurusanmu, kamu harus sudah tahu sikap politikmu dengan mengikuti berita terkini maupun ikut
dalam organisasi.

4. Tingkatkan frekuensi menulis.

Mampu menyampaikan pendapat yang terstruktur dengan baik adalah sebuah keniscayaan bagi
mahasiswa S2. Salah satu caranya adalah dengan menulis. Belajarlah menyusun argumen yang
baik melalui tulisan. Tak perlu panjang dan tentang sesuatu yang terlalu serius, kok! Kemudian,
mulai rajinlah ikut kompetisi jurnal ilmiah dan coba kirimkan tulisan-tulisanmu ke koran atau
majalah.

5. Jangan anggap remeh perkuliahan di kelas.


Tak hanya untuk yang ingin jadi dosen, ini juga penting bagi kamu yang ingin
mengimplementasikan ilmumu kelak di dunia karir. Perhatikan bagaimana dosen favoritmu
mengajar dan berinteraksi dengan mahasiswa. Kamu akan temukan beberapa poin penting yang
bisa kamu pelajari, bukan hanya tentang subyek ajarannya, tapi juga tentang bagaimana dosen
tersebut membawa diri.

6. Bacalah tulisan-tulisan dari para profesional di bidang yang kamu pelajari.

Pelajari isu apa yang mereka advokasi dan bagaimana struktur tulisan mereka. Awalnya kamu
mungkin secara tak sadar akan meniru gaya mereka, tapi percayalah lama-lama kamu akan
menemukan gaya tulisanmu sendiri. Ini juga penting untuk menambah referensi informasi dari
orang-orang yang memang sudah diakui ahli di bidangnya.

7. Jangan takut untuk mengajukan proposal penelitan ke fakultas atau universitas.

Fakultas dan universitas punya alokasi uang untuk mendanai proyek penelitian. Siapkan
proposalmu sebaik mungkin di ranah yang memang sangat kamu pedulikan, lalu ajukan untuk
memperoleh dukungan dana. Selain untuk kepentingan fakultas atau universitas, hasil
penelitianmu bisa jadi batu pijakan sebelum akhirnya kamu masuk ke dunia profesional.

8. Berani katakan 'tidak' dengan tegas.

Mungkin kamu akan mendapat banyak undangan untuk menghadiri acara ini dan itu di saat kamu
seharusnya menyelesaikan, misalnya, tulisanmu. Atur prioritasmu dengan baik dan berani katakan
'tidak' jika menurutmu undangan itu tak terlalu penting untuk jangka panjang.

9. Pahamilah akan selalu ada orang-orang yang meragukanmu.

Sebenarnya ini tak secara eksklusif terjadi pada mahasiswa S2. Setiap orang bisa mengalaminya.
Namun, terkadang ada vonis sepihak dari beberapa orang bahwa kamu hanya kuliah S2 untuk
gaya-gayaan. Ada juga yang akan mencibir dengan berkata ilmu yang kamu peroleh tak beda jauh
dari yang didapat mahasiswa S1. Never take it personally. Fokuslah membuat dirimu lebih cerdas
dan berguna bagi sekitar.

10. Hargai loyalitas dan bersenang-senanglah.

Tak peduli seberapa besar ambisimu atau seberapa berat ekspektasi orang-orang terhadapmu,
jangan pernah lupa untuk bersenang-senang bersama pacar, sahabat, maupun keluarga. Hargai
loyalitas mereka. Bertukar pikiranlah dengan mereka agar kamu tahu sudut pandang orang lain,
bukan hanya yang ada di lingkungan akademikmu saja.

8 Tantangan Berat Saat Kuliah S2

Persaingan dalam dunia kerja membuat sebagian orang berlomba-lomba untuk saling mengungguli
satu sama lain termasuk upaya saling mengungguli dalam tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan
memang menjadi salah satu hal yang menunjang seseorang dalam meraih karir yang mapan.

Melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi menjadi keharusan untuk tetap bisa bersaing
dengan parah kompetitor. berhubung karena jumlah sarjana yang saat ini masih dalam daftar antri
untuk menjadi pegawai negeri sipil atau untuk mendapat pekerjaan yang layak cukup banyak maka
sebagian orang mengambil inisiatif untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
yakni dengan cara lanjut KULIAH S2 .

Setidaknya dengan Kuliah S2 seseorang bisa meningkatkan kapabilitas dan potensi yang ada di
dalam dirinya, serta peluang untuk mendapat pekerjaan yang layak cukup besar. KULIAH S2 bagi
sebagian orang merupakan suatu kebanggaan dan cukup mempengaruhi strata sosial. Namun
KULIAH S2 tak semudah yang dibayangkan, ada banyak tantangan saat kuliah s2 yang siap
menguji seseorang yang memilih untuk melanjutkan kuliah ke jenjang strata dua atau S2.

Berikut 8 Tantangan Berat Saat KULIAH S2 :

1. Seleksi Penerimaan Mahasiswa S2 yang Cukup Ketat


Sebelum resmi terdaftar menjadi salah satu mahasiswa S2 atau mahasiswa pascasarjana disuatu
kampus maka tantangan pertama yang harus dilewati adalah seleksi penerimaan mahasiswa S2.
Dalam seleksi penerimaan mahasiswa S2 ada 3 jenis tes yang biasanya akan diberikan yakni tes
kesehatan, tes intelegensi dan tes toefl (tes kemampuan berbahasa inggris). untuk tes kesehatan
dan tes intelegensi mungkin tidak terlalu berat namun tes toefl (kemampuan berbahasa inggris)
yang kemingkinan bisa menjadi tantangan berat. pasalnya tes toefl terdiri dari 3 kategori yakni
reading, writing dan litsening. jadi penguasaan kosakata dan tatabahasa yang baik dan benar
menjadi modal penting untuk melewati tes toefl tersebut. apalagi jika kampus yang dipilih untuk
lanjut S2 adalah kampus ternama, maka sudah pasti standar kelulusan yang patok pun cukup tinggi
dan ada banyak kompetitor yang siap mengganjal langkah anda.

2. Kuliah Matrikulasi

Kuliah matrikulasi biasanya berlangsung selama 3 bulan, kuliah ini ditujukan agar mahasiwa baru
bisa mengingat kembali materi perkuliahan saat masih kuliah S1 dan juga sebagai jembatan
penghubung antara pengetahuan yang didapatkan saat masih kuliah S1 dengan pengetahuan yang
akan dipelajari saat kuliah S2. mengingat materi perkuliahan jenjang S2 cukup berat namun
proporsional. Sebagian orang mengatakan bahwa "kuliah matrikulasi lebih berat dari perkuliahan
S2 sesungguhnya" karena pada saat kuliah matrikulasi kemampuan mahasiswa akan digenjot
dengan pemberian tugas yang cukup banyak dan proses pengkajian materi perkuliahan yang cukup
mendalam. maka mental baja harus dipersiapkan untuk melewati tahapan ini.

3. Biaya KULIAH S2 Cukup Tinggi

Hal yang perlu dipahami ketika kuliah S2 adalah biaya untuk kuliah S2 yang cukup tinggi, biaya
tersebut meliputi biaya awal pendaftaran yang berkisar puluhan juta, pembayaran SPP sekitar 5
juta persemester, ditambah beberapa kursus wajib yang mesti diikuti seperti kursus E-learning,
kursus SPSS, kursus Multimedia dan kursus bahasa inggris. belum lagi biaya untuk membeli buku,
karena beberapa dosen mewajibakan mahasiswanya untuk memiliki buku yang menjadi mata
kuliah yang diajarkannya. Dimasa akhir studi S2 mahasiswa akan menempuh 3 kali ujian yakni
ujian proposal, ujian hasil dan ujian tutup masing-masing membutuhkan biaya yang cukup
lumayan. biaya wisuda berkisar 2 sampai 3 jutaan, jadi jika dikalkulasikan maka bajet yang harus
dipersiapkan ketika berniat kuliah S2 adalah sekitar 50 jutaan.

4. Jadwal KULIAH S2 yang kadang tidak menentu


Tenaga pengajar atau dosen yang mengajar di tingkatan S2 biasanya adalah dosen dengan titel
profesor dan memiliki jadwal yang cukup padat. beberapa dosen juga mengajar dibeberapa kampus
berbeda bahkan sebagian mengajar diluar kota. Kadang jadwal kuliah yang berbenturan membuat
beberapa dosen mengubah jadwal kuliah secara mendadak. jadi mahasiswa harus selalu siap atau
stand by jikalau sewaktu-waktu dosen mengubah jadwal kuliah.

5. Tugas KULIAH yang menantang

Berbeda saat kuliah S1, tugas yang diberikan ketika kuliah S2 cukup menantang namun tetap
proporsional. Mengingat level gelar yang akan dicapai cukup tinggi maka tugas yang diberikan
dosen pun cukup menguras otak dan tenaga. Adapun contoh tugas yang diberikan ketika kuliah S2
adalah misalkan tugas untuk membuat buku, menerjemahkan buku bahasa inggris ke dalam bahasa
indonesia dan masih banyak lagi yang lainnya. namun sejatinya tugas-tugas tersebut untuk
semakin memperdalam keilmuan seorang mahasiswa dan meningkatkan kapasitas dan
kapabilitasnya.

6. Harus Mampu Menyesuaikan Diri

Berbeda saat masih kuliah S1 yang rata-rata mahasiswanya masih mudah. Pada tingkatan kuliah
S2 anda akan dipertemukan dengan orang-orang yang cukup berumur atau bisa dibilang sudah tua,
jadi dalam satu kelas biasanya mahasiwanya cukup beravariasi mulai dari yang usia masih mudah,
bapak-bapak dan ibu-ibu, maka seorang mahasiswa dituntut untuk mampu menyesuaikan diri
dengan kondisi tersebut. karena biasanya mahasiswa yang sudah berumur sudah mulai agak lelet
atau lambat loading jadi sebagai mahasiswa yang masih mudah sudah sewajarnya untuk mengerti
dan membuang ego pribadi. Hal ini bisa menjadi masalah bagi sebagian mahasiswa yang kurang
mampu menyesuaikan dengan keadaan tersebut namun seiring waktu semua akan bisa atasi
asalkan ada niat untuk belajar dan saling memahami.

7. Tugas Akhir (tesis)Yang Butuh Tenaga Ekstra Dalam Menyelesaikannya

Jika pada waktu S1 tugas akhirnya disebut skripsi maka tingkatan S2 tugas akhirnya disebut Tesis.
jadi apa hal yang membedakan antara tesis dan skripsi? sebenarnya perbedaanya tidak terlalu
signifikan tapi lebih kepada teknik analisis dan kedalaman penelitian. Mahasiswa S2 yang telah
sampai ditingkat akhir dituntut untuk melakukan penelitian dengan kedalaman dan keakuratan
penelitian yang tinggi. Dalam proses penyusunan tesis seorang mahasiswa membutuhkan banyak
waktu serta konsentrasi tinggi dan biaya analisis penelitian yang cukup menguras keuangan.
8. Sulit untuk Selesai Kuliah S2 Tepat Waktu

Waktu normal dalam menyelesaikan kuliah S2 adalah 2 tahun namun jika seorang mahasiswa
bersungguh-sungguh dalam perkuliahan bisa jadi hanya memerlukan 1,5 tahun untuk
menyelesaikan kuliah S2 nya. Tapi sebagian mahasiswa kesulitan dalam menyelesaikan kuliah
tepat waktu. biasanya ada mahasiswa yang membutuhkan waktu sampai 4 tahun untuk
menyelesaikan kuliahnya. hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal misalkan, Mahasiswa
tersebut punya pekerjaan lain selain kuliah jadi sulit untuk memanageman waktunya. ataukah
terhambat oleh penelitian akhir kuliah yang butuh waktu pengumpulan data yang memakan waktu
berbulan-bulan.

Demikianlah 8 Tantangan Berat Saat Kuliah S2, namun hal itu tidak akan menjadi penghambat
bagi seseorang yang benar-benar memiliki tekad yang kuat untuk melanjutkan kuliah S2 karena
akan selalu ada jalan keluar dari setiap masalah-masalah yang menghampiri jika telah memiliki
tekad dan niat yang kuat.

Apa Sih Gelar Master Itu?

Di tengah kian mahalnya biaya pendidikan, kesempatan menempuh pendidikan tinggi adalah
sebuah anugerah. Proses pendidikan selama sekira empat tahun akan membuat kognisi kita lebih
kaya. Di sisi lain, gelar akademik yang kita kantongi pun akan memudahkan proses pencarian
kerja.

Meski demikian, banyak juga lulusan sarjana yang mengejar pendidikan lanjutan, magister.
Sebenarnya, apa sih fungsi kuliah lanjutan ini dan mengapa kita membutuhkan gelar master?

Gradschools.com, Rabu (6/2/2013) melansir, program magister adalah studi spesifik yang
dimaksudkan meningkatkan profesionalisme seseorang dalam area yang dipilihnya. Program ini
dapat berlangsung antara satu hingga tiga tahun, tergantung pada bidang studi yang kita ambil.
Pada program magister, kita mengambil kuliah dan ujian seperti ketika menempuh studi sarjana.
Namun kita juga akan dihadapkan pada kemungkinan melakukan penelitian dan menuliskan
hasilnya menjadi sebuah tesis. Biaya pendidikan pada program pascasarjana ini juga bervariasi,
tergantung kebijakan kampus.

Gelar Master vs Gelar Sarjana

Dewasa ini ada istilah "inflasi gelar", pemegang gelar sarjana masih berharga, tetapi tidak lagi
dilihat sebagai kapabilitas akademik yang luar biasa. Banyak orang yang percaya, dalam pasar
tenaga kerja yang kompetitif ini, gelar master adalah kualifikasi minimal yang dibutuhkan untuk
terlihat menonjol dari kelompok pencari kerja, sekaligus dapat meningkatkan karier.

Umumnya, kuliah master lebih menantang dan spesifik ketimbang level S-1. Kuliah magister akan
banyak diisi seminar dengan diskusi ketimbang ceramah dari dosen. Metode seminar-diskusi ini
mendorong mahasiswa lebih aktif di kelas.

Beberapa program magister ada yang mensyaratkan praktikum atau praktik kerja (magang). Pada
program pendukung ini, kita akan ditempatkan di institusi yang dapat memberi kita kesempatan
mempelajari keterampilan tertentu, sesuai bidang studi yang kita ambil.

Keuntungan dalam kompetisi karier

Pemegang gelar master sering kali, meskipun tidak selalu, mendapatkan posisi khusus dalam
kariernya. Jika berencana mengganti haluan karier, kembali ke kampus dan kuliah lagi bisa jadi
sebuah jalan untuk mendapatkan pengalaman dan memfasilitasi perubahan tersebut.

Begitu juga, jika karier yang kita pilih tidak ada hubungannya dengan latar belakang
gelar sarjana yang kita miliki, maka bisa jadi kita membutuhkan gelar master untuk mendapatkan
pendidikan yang kita butuhkan. Apabila ini yang sedang kita alami, mengejar gelar master juga
lebih masuk akal ketimbang menghabiskan empat tahun untuk kuliah S-1 lagi di bidang yang
sesuai karier. Terlebih, banyak program magister yang menawarkan kuliah online, paruh waktu,
atau kelas akhir pekan untuk mengakomodasi jadwal kerja kita.

Gelar master juga memberi kesempatan kita untuk "mendongkrak" gelar sarjana. Jika kita
mendapat gelar sarjana dari kampus yang tidak terlalu terkenal, gelar master dari kampus
bereputasi baik akan dengan cepat meningkatkan nilai jual kita.

Sekelumit Suka Duka Mahasiswa S2 yang Harus Kuliah Sambil Kerja

Menuntut ilmu emang gak pernah ada batasnya. Tak puas dengan gelar sarjana saja, banyak anak
muda yang kini juga mengambil kuliah S2. Sebenarnya, banyak alasan sih yang bisa jadi
melatarbelakangi keputusan ini. Mungkin kamu emang ingin mengembangkan diri, meng-upgrade
ilmu dan wawasanmu, atau sekadar biar naik gaji aja.

Khusus buat kamu yang sudah bekerja, melanjutkan kuliah S2 emang bukan perkara sederhana.
Selain harus pintar-pintar membagi waktu agar bisa menjalankan keduanya, kamu pun dituntut
untuk konsisten supaya kuliah dan pekerjaan bisa sama-sama berjalan lancar.

Nah, mau tahu tentang suka duka yang dialami mahasiswa S2 yang kuliah sambil kerja? Ini nih
sekelumit cerita yang mereka alami!

1. Awalnya, kamu memulai kuliahmu dengan semangat yang menggebu.

Bahagia adalah satu-satunya perasaan yang kamu rasakan ketika akhirnya bisa kuliah lagi. Setelah
selesai dengan strata sarjana dan khatam dengan dunia kerja, kamu akhirnya memulai fase baru
dalam hidupmu.
2. Kamu excited luar biasa, karena di kampus nanti kamu bakal bernostalgia dengan duniamu yang
dulu.

Pernah mengenyam bangku S1 dan akhirnya kembali lagi ke kampus tentu jadi pengalaman yang
seru. Setelah terbiasa dengan lingkungan kantor, kini kamu bisa kembali ke kampus. Ketemu
teman-teman baru, dosen baru, dan sekaligus bernostalgia dengan lingkungan yang dulu.

3. Tak bisa dipungkiri, kamu pasti juga merasa bangga karena bisa melanjutkan pendidikan ke
strata yang lebih tinggi.

Bukan berarti ingin menyombongkan diri, tapi penghargaan justru datang dari orang-orang di
sekitarmu. Menurut mereka, kamu sudah melakukan langkah besar dalam hidupmu dengan
memilih lanjut kuliah S2. Tentu saja, kamu sendiri juga lumayan bangga jika akhirnya bisa
mewujudkan keinginanmu itu.

4. S2 emang bikin kamu bahagia, karena di tingkat ini kamu bisa memilih bidang ilmu yang kamu
banget.

Melanjutkan kuliah S2 berarti memilih bidang ilmu yang kamu banget. Gak hanya suka, mungkin
bidang yang dipilih itu adalah passion-mu selama ini. Selain itu, kamu juga punya kesempatan
memilih mata kuliah yang kamu banget dari sekian mata kuliah yang tersedia. Pokoknya saat-saat
di kelas bakal terasa menyenangkan deh!

5. Di tingkat ini, kamu bakal ketemu orang-orang hebat. Mulai dari doktor dan profesor yang jadi
pengajarmu, sampai dosen-dosen tamu yang mungkin adalah orang yang kamu idolai.

15 Beasiswa S2/S3 di Universitas Luar Negeri dan Deadlinenya. Anak Muda Aktif Harus
Daftar!
Kamu sedang berburu beasiswa untuk kuliah S2 atau S3 di luar negeri?Saat ini sudah banyak sekali
instansi atau negara yang membuka kesempatan beasiswa bagi anak muda Indonesia. Namun, gak
jarang kesempatan itu terbuang percuma hanya karena kita tak tahu informasinya. Nah, agar kamu
tak ketinggalan lagi. Catat yuk rangkuman beasiswa tahunan dan tanggal deadline-ya di bawah
ini!

1. Chevening Scholarship, United


Kingdom.
Buat kamu, para sarjana yang ingin ambil Master ataupun Doktor, bisa ikut beasiswa ini. Bidang
pendidikan juga beragam kok seperti politik, sains, keuangan, teknologi, energi dan ilmu
pemerintahan. Gak berlaku buat kamu yang sudah pernah kuliah di Inggris ya. Informasinya bisa
dicek di sini.

2. Beasiswa SINGA (Singapore


International Graduate Awards),
Singapura.
Beasiswa ini terbuka buat kamu yang ingin melanjutkan PhD di bidang sains dan
teknik. Beasiswa ini dibuka setiap tahun. Institusi yang tergabung dalam program
ini adalah Agency for Science, Technology and Research (A*STAR), National
University of Singapore (NUS), Nanyang Technological University (NTU) or the
Singapore University of Technology and Design (SUTD). Selangkapnya kamu bisa
buka di sini.

3. Beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola


Dana Pendidikan), terbuka untuk
kampus dimana saja di seluruh dunia.

Dimanapun kamu daftar kuliah, kamu bisa dibiayai oleh pemerintah lewat program LPDP.
Beasiswa LPDP terbuka buat kamu yang ingin ambil spesialis, kuliah S2 atau S3. Keistimewaan
beasiswa ini adalah (konon) gak punya kuota. Beasiswa ini dibuka 4 kali dalam setahun.

4. Government of Sri Lanka Presidential


Scholarships, Sri Lanka.

Pemerintah Sri Lanka memberikan kesempatan anak Indonesia belajar di sana. Kampus dan bidang
studi juga beragam. Kamu bebas memilihnya sendiri.
5. New Zealand ASEAN Scholar Awards,
Selandia Baru.

Kamu bisa daftar beasiswa ini kalau pengen belajar S2 atau S3 sekaligus menikmati negara damai
nan indah Selandia Baru. Untuk program belajar tahun 2017 memang sudah tutup, tapi kamu masih
bisa daftar untuk periode selanjutnya.

6. Japanese Government
(Monbukagakusho) Scholarships,
Jepang.

Beasiswa yang diberikan oleh pemerintah Jepang in diberikan dengan beragam major. Tersedia
buat kamu yang ikut program research students, teacher training students, S1, S2 ataupun S3.
Informasi lengkapnya bisa lihat di sini.

7. Eiffel Scholarships, Perancis.

Kamu ingin belajar di negeri romantis Perancis? Coba deh daftar beasiswa Eiffel Scholarship.
Beasiswa ini dibuka setiap tahun. Terbuka buat kamu yang ingin lanjut S2 atau S3 di bidang teknik,
sains, ekonomi, politik dan hukum. Untuk selengkapnya kamu bisa buka di sini.

8. The German Academic Exchange


Service (DAAD), Jerman.
Kamu ingin belajar di Jerman? Pakai beasiswa ini saja. Ada beragam penawaran dan banyak
bidang studi. Biasanya pendaftaran periode Winter Semester, dibuka pada awal Mei dan ditutup
bulan Juli. Untuk periode Summer Semester, dibuka pada awal Desember dan ditutup Januari.
Bisa dibilang, waktu pendaftaran beasiswa ini tergantung kampus yang kamu daftar. Selengkapnya
bisa kamu buka di sini.

9. Gates Cambridge Sholarship, United


Kingdom.

Buat kamu yang punya akademik bagus dan punya jiwa kepempimpinan tinggi, bisa daftar
beasiswa ini nih. Gates Cambridge adalah salah satu program beasiswa prestisus. Berlaku buat
kamu yang mau lanjut S2 ataupun S2 di University of Cambridge. Selengkapnya, bisa kamu cek
di sini.

10. INPEX Scholarship, Jepang.

Beasiswa ini berlaku buat kamu yang berusia tidak lebih dari 30 tahun. Beasiswa ini dikhususkan
buat kamu yang pengen terjun lebih dalam ke natural science. Kampusnya dimana saja? Kamu
bisa memilih kok. Selengkapnya bisa kamu lihat di sini.

Anda mungkin juga menyukai