Anda di halaman 1dari 5

STUDI DI AMERIKA:

KESEMPATAN YANG HADIR DARI KEMAUAN


Sudah satu tahun ini saya bersekolah melanjutkan studi S3 di Amerika Serikat. Selama proses aplikasi
dan persiapan saya menyadari ada beberapa hal yang cenderung tidak disadari oleh teman-teman kita
yang berniat untuk meneruskan studi ke negara tersebut. Tulisan berikut ini akan menjabarkan tentang
hal-hal yang saya temui dan pelajari selama masa persiapan dan selama satu tahun saya berada di
negara paman Sam. Tentunya penjabaran ini tidaklah lengkap maupun menyeluruh namun mudah-
mudahan membantu teman-teman yang memang akan melanjutkan studi ke Amerika Serikat.

S1 bisa langsung mengambil Graduate Study

Satu hal yang jarang disadari oleh teman-teman di Indonesia adalah Graduate Study di Amerika Serikat
mencakup S2 dan S3 secara bersamaan. Kebanyakan sekolah di AS tidak memiliki jalur khusus untuk
mendapatkan master degree saja. Walaupun perlu saya sebutkan bahwa untuk jurusan hukum,
ekonomi, maupun bisnis, jalur khusus untuk master degree memang cukup sering ditawarkan. Ini berarti
saat mahasiswa memulai pendidikan Graduate Study, mahasiswa tersebut memang berniat langsung
menyelesaikan sampai tingkat S3. Gelar master dapat diperoleh secara otomatis saat tahun kedua
Graduate Study diselesaikan. Tentunya otomatis di sini maksudnya dengan melengkapi pula semua
persyaratan yang dibutuhkan, mis. lulus ujian tahun kedua, dll.

Karenanya, pendidikan Graduate Study dapat diikuti langsung oleh mereka-mereka yang baru saja lulus
S1. Namun, karena hal yang sama, ini berarti pendidikan Graduate Study di AS cenderung berlangsung
selama paling sedikit 5 tahun. Bahkan untuk beberapa jurusan sosial, mis. antropologi, masa studi
bahkan bisa lebih lama yaitu 6 atau bahkan 7 tahun. Hal ini dikarenakan masa studi juga mencakup
paling tidak 1 tahun melakukan penelitian lapangan di luar AS. Jarangnya kesadaran akan lamanya masa
studi ini oleh teman-teman yang berniat mengambil PhD di AS menghasilkan keterkejutan saat
mengetahui bahwa masa studi S3 tidak sesingkat masa studi di Indonesia. Bahkan seringkali
keterkejutan ini dialami saat sudah akan memulai studinya itu sendiri.

Perlu juga diketahui bahwa walaupun teman-teman sudah memiliki gelar master dari Indonesia maupun
dari negara lain, bukan berarti bahwa teman-teman dapat mempersingkat masa studi S3. Ini bukan
berarti bahwa AS tidak mengakui gelar master dari Indonesia, karena bahkan mereka-mereka yang
sudah memiliki gelar master dari Australia, Kanada, bahkan AS itu sendiri sekali pun, tetap disyaratkan
mengikuti masa studi secara penuh. Namun, ini bukan berarti teman-teman tidak bisa bernegosiasi
dengan universitas yang bersangkutan untuk mempersingkat masa studi. Satu hal, jika pun memang
memungkinkan untuk mempersingkat, maka hal ini benar-benar hanya berdasarkan case by case dan
cenderung unik dan pengecualian saja.

Jangan terlena akan prestige universitas


Seringkali teman-teman Indonesia memilih universitas karena prestige universitas. Ini satu hal yang
sangat disayangkan karena prestige universitas bukan berarti bahwa jurusan yang kita tuju itu
kualitasnya baik. Jangan lupa pula bahwa prestige universitas umumnya dikarenakan program S1-nya,
karenanya akan misleading kalau digunakan untuk memilih program Graduate Study.

Cara terbaik memilih program Graduate Study yang tepat adalah dengan mengkontak langsung program
yang bersangkutan. Website departemen tersebut tentunya sangat sangat membantu kita untuk
mencari tahu secara lebih mendetil tentang departemen yang bersangkutan. Dari website tersebut kita
bisa mendapatkan kontak orang yang bisa kita hubungi untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut. Ini
bukan berarti kita hanya menghubungi orang yang ditunjuk khusus untuk memberikan informasi saja.
Yang lebih penting adalah menghubungi profesor yang sekiranya fokus penelitian atau pengajarannya
sejalan dengan ketertarikan kita. Menghubungi profesor ini sangatlah berguna karena ini berarti kita
sudah bisa mulai menjajaki topik apa yang nantinya akan kita dalami untuk disertasi. Tentunya, tanpa
perlu saya jelaskan, saya yakin teman-teman tahu bahwa untuk mengambil Graduate Study kita harus
tahu persis topik apa yang menjadi ketertarikan kita. Selain itu, menghubungi profesor ini juga sangat
membantu kita saat fakultas melakukan meeting untuk menentukan penerimaan mahasiswa baru.
Karena semua profesor biasanya diundang saat meeting, ini berarti profesor tersebut akan dapat
memberikan informasi yang lebih mendalam mengenai kita. Ini akan meningkatkan kemungkinan kita
diterima di universitas tersebut.

Selain itu hubungi pulalah salah seorang atau beberapa graduate student di jurusan yang diinginkan.
Karena graduate student dianggap sebagai employee dari fakultas, email graduate student dapat
didapatkan dari website fakultas tersebut. Teman-teman Indonesia cenderung sungkan menghubungi
professor maupun graduate student saat melakukan aplikasi. Ini fakta yang sangat saya sayangkan
karena sebenarnya baik profesor maupun graduate student sangatlah terbuka dalam memberikan
informasi kepada siapa pun yang menghubungi mereka. Banyak sekali keuntungan yang bisa kita
dapatkan dengan menghubungi mereka.

Satu keuntungan lain yang juga bisa didapatkan dengan menghubungi mereka, terutama dengan
menghubungi graduate student, adalah kita bisa mengetahui budaya jurusan yang kita inginkan
tersebut. Termasuk pula mengetahui kecenderungan dosen dan cara pengajaran di universitas yang
bersangkutan. Sebaiknya kita sejak awal mengetahui, lingkungan seperti apa yang terbaik bagi kita
untuk membantu kita belajar dengan baik di AS. Beberapa universitas memiliki dosen dengan prestige
yang tinggi, namun mungkin ini berarti kita tidak mendapatkan dukungan penuh karena beliau sangat
sibuk. Universitas yang lain mungkin sangat kekeluargaan budaya kampusnya, sementara ada pula
universitas yang kompetisi antar mahasiswanya sangat tinggi sehingga kondisinya bisa sangat menekan
secara psikologis. Karenanya cari tahulah baik-baik lingkungan kampus seperti apa yang kita sukai atau
setidaknya bisa kita toleransi.

Selain itu, perlu saya tekankan untuk teman-teman teknik atau ilmu pasti, bahwa sangat penting adanya
untuk memastikan bahwa kekhususan kita memang bisa diakomodir oleh universitas yang
bersangkutan. Karena walaupun sebaik apa pun kualitas kita, jika kekhususan kita tidak sejalan dengan
kekhususan universitas, kita sudah pasti tidak akan diterima.
Beasiswa itu banyak tersedia

Cenderung kita mengira bahwa beasiswa ke Amerika Serikat itu hanya bisa didapatkan lewat Fullbright
atau AMINEF atau beasiswa-beasiswa lain yang tersedia di Indonesia atau khusus diperuntukkan untuk
orang Indonesia saja. Ini sama sekali tidak benar. Suatu hal yang jarang diketahui adalah bahwa sekolah-
sekolah Amerika biasanya menawarkan beasiswa melalui skema-skema yang ditawarkan di universitas
masing-masing. Beasiswa-beasiswa ini biasanya memiliki kekhususan, misalnya beasiswa khusus
perempuan, beasiswa untuk minoritas, atau beasiswa kerjasama penelitian dengan universitas tertentu.

Alangkah baiknya saat aplikasi teman-teman benar-benar mengeksplorasi website universitas untuk
mengetahui skema beasiswa apa yang bisa dicoba. Ada ketakutan bahwa beasiswa-beasiswa ini lebih
sulit untuk didapat karena kita harus bersaing dengan mahasiswa dari negara lain bahkan dari AS
sendiri. Namun sebenarnya beasiswa-beasiswa ini sangat memungkinkan untuk didapatkan. Asalkan kita
melengkapi semua persyaratan yang diminta, kita akan benar-benar dipertimbangkan untuk
mendapatkan beasiswa ini.

Satu lagi hal yang sangat baik terkait bersekolah di AS adalah bahwa saat kita masih bersekolah di sana,
kita masih berkesempatan untuk bersekolah ke tempat bahkan negara lain. Skema-skema short stay
fellowship maupun exchange dapat juga dicoba oleh murid internasional. Kesempatan-kesempatan ini
tidak hanya dikhususkan untuk orang Amerika saja, siapa pun dapat mencoba. Ini berarti ada
kemungkinan bahwa selama satu semester atau lebih, kita justru bersekolah di tempat lain dan bukan
hanya di universitas kita di Amerika tersebut, misalnya di salah satu universitas di Eropa atau Amerika
Selatan dan tempat-tempat lainnya juga.

Selain itu yang juga jarang diketahui adalah kenyataan bahwa graduate study itu dianggap suatu karir di
AS. Karenanya jikapun teman-teman tidak mendapatkan beasiswa namun sudah diterima di universitas
yang bersangkutan, teman-teman tidak perlu khawatir lagi. Karena dengan diterima menjadi graduate
student, teman-teman juga akan diberikan penawaran financial package. Ini seolah-olah salary teman-
teman yang diterima sebagai graduate student. Seperti yang saya sudah sebutkan sebelumnya,
graduate student itu dianggap sebagai employee di universitas. Financial package ini biasanya mencakup
tuition fee dan juga stipend per bulannya.

Sekolah itu bukan hanya untuk kita

Kala mengerjakan aplikasi, keluhan yang banyak saya dengar adalah mengenai sulitnya menjajaki
sekolah Graduate Study di AS karena beragam tes dengan passing grade yang lumayan menuntut,
semisal TOEFL atau yang lebih sulit lagi GRE atau GMAT. Namun sebenarnya yang kurang diketahui
adalah bahwa nilai-nilai ujian ini bukan hal penentu apakah kita dapat diterima atau tidak. Yang lebih
berperan banyak adalah 2 hal: reference letter dan motivation letter. Nilai hasil ujian yang tidak terlalu
mencukupi dapat dibantu dengan reference letter yang kuat dan motivation letter yang meyakinkan.

Sayangnya sering kali kita salah kaprah dalam menafsirkan apa itu motivation letter yang baik. Saat
menuliskan motivasi kita, kita cenderung terlalu berfokus kepada mengapa kita ingin bersekolah di
tempat tersebut, mis. karena kita ingin lebih mengerti hal tertentu, karena sekolah tersebut berkualitas
tinggi, karena kita ingin mengembangkan ilmu. Semua hal tersebut tentunya memang perlu dimasukkan
ke dalam motivation letter, tetapi yang sering terlupa adalah implikasi lebih luas dari motivasi kita.
Sekolah-sekolah di AS lebih menghargai motivation letter yang memperlihatkan bagaimana penelitian
dan ketertarikan seseorang itu bisa bermanfaat pula bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya, bahkan
lebih baik lagi, bermanfaat bagi negara asal si aplikan. Selain itu mereka juga menghargai pengalaman
yang terkait dengan ketertarikan kita, jadi jangan lupa menyebutkan pekerjaan apa yang pernah kita
lakukan yang relevan dengan fokus disertasi yang ingin kita pilih.

Satu hal lagi yang tidak boleh terlupa, pastikan bahwa kita juga memasukkan visi kita ke depannya. Apa
rencana kita saat sudah lulus. Juga tentunya, bagaimana si universitas juga akan memperoleh manfaat
dengan menerima kita sebagai mahasiswa. Ingat, ini adalah proses dua arah. Universitas menerima
mahasiswa bukan karena mereka “baik hati” tapi karena mereka punya kepentingan untuk memperoleh
“the best scholars”.

Gunakan kesempatan ini sebaik-baiknya

Terdengar klise, namun saat sudah diterima dan sekolah sudah mulai, mudah sekali bagi kita untuk
menggunakan kesempatan-kesempatan yang hadir di sekitar kita. Kesempatan exchange, misalnya,
seperti yang saya sebutkan tadi, tentunya tidak akan dapat kita manfaatkan jika kita tidak berusaha
mencari tahu dan memenuhi persyaratan-persyaratan yang ada.

Namun tidak hanya itu saja, satu hal yang saya sayangkan adalah bahwa orang Indonesia cenderung
hanya berteman dengan orang Indonesia saja saat bersekolah di luar negeri. Betapa sayangnya bahwa
saat pulang kembali ke Indonesia, kemampuan bahasa Inggris pun tidak bertambah karena tidak pernah
digunakan di luar keperluan kelas. Alangkah baiknya jika kita juga berusaha berteman dengan orang-
orang Amerika dan teman-teman internasional lain dan tidak selalu berkumpul dengan orang Indonesia
saja. Begitu banyak hal yang bisa kita pelajari dengan memiliki pergaulan yang beragam dan yang luas.

Sebut saja salah satunya, dengan terbiasa berteman dengan kawan dari beragam latar belakang negara,
kita menjadi lebih nyaman berada dalam setting internasional. Ini akan sangat membantu kita saat harus
melakukan presentasi, melaksanakan penelitian, atau bahkan jika diberikan kesempatan, bekerja
profesional bersama dengan kolega yang bukan dari Indonesia. Masih banyak lagi keuntungan lainnya,
misalnya, bayangkan betapa menyenangkannya dapat bepergian keliling dunia tanpa perlu
mengeluarkan biaya akomodasi karena selalu ada teman yang dengan senang hati ditumpangi.

Juga ingatlah bahwa masa studi cukup panjang. Kehidupan sosial perlu diseimbangkan dengan
kehidupan akademik. Jika kita hanya berfokus pada studi saja, alangkah sepinya 6 tahun yang akan kita
jalani tersebut.

Mudah-mudahan berbagi singkat ini membantu teman-teman. Tentunya semua ini berdasarkan
pengalaman saya pribadi dan banyak yang saya rasa memang lebih berkesan preferensi. Namun saya
harapkan tulisan ini membantu memperkaya informasi yang teman-teman bisa pakai untuk
pertimbangan lebih lengkap dan menyeluruh saat studi dan tinggal di Amerika Serikat. Studi di AS itu
memang menantang, namun banyak sekali kesempatan baik yang bisa kita dapatkan. Tentunya dengan
satu syarat, kita tidak hanya diam dan menunggu, tetapi aktif mencari tahu dan mengambil tindakan. Ini
benar-benar contoh sebuah kesempatan yang hanya akan hadir jika ada kemauan.

Anda mungkin juga menyukai