Anda di halaman 1dari 23

STRUKTUR PROTEIN DAN FUNGSI

AGUNG PRATAMA, S.Si., M.Si.


DEFINISI
 Protein terbentuk dari polimerisasi peptida-peptida.
 Peptida merupakan polimerisasi dari asam amino-asam
amino yang berbeda-beda.
 Jadi, protein dapat dikatakan sebagai suatu kopolimer.
 Suatu protein dapat berupa rantai polipeptida yang sangat
panjang yang terdiri dari ratusan bahkan ribuan residu asam
amino.
DEFINISI

 Polimer dari asam amino ≤50 unit disebut


“polipeptida, peptida, oligopeptida.”
 Polimer dari asam amino >50 unit disebut
“protein.”
Insulin merupakan protein yang terkecil, dengan 51 asam amino yang di
dalamnya ada dua rantai yang dihubungkan oleh ikat silang sistine
(disulfida)
PROTEIN vs POLIPEPTIDA

 Istilah protein dan polipeptida sering tertukar.


 Polipeptida → berat molekulnya < 10,000
 Protein → berat molekulnya > 10,000
IKATAN KIMIA PADA PROTEIN
Ikatan yang terjadi antar protein selain ikatan peptida antara asam
amino penyusunnya, juga terjadi ikatan-ikatan yang lain, seperti :
 Ikatan hidrogen yang terjadi pada gugus –NH dan gugus –OH
 Ikatan disulfida -S-S- yang menyokong terjadinya ikatan yang
kompleks pada protein.
 Ikatan ion pada protein juga terjadi jika di dalamnya terdapat
gugus ion logam.
 Ikatan koordinasi, misalnya antara ion Fe3+ dengan hemoglobin
pada darah.

Ikatan peptida
IKATAN KIMIA PADA PROTEIN
IKATAN PEPTIDA

Ikatan peptida memiliki karakter ikatan rangkap


(double bond) parsial disebabkan karena resonansi
ikatan yang membatasi rotasi di sekitar ikatan ini.
IKATAN PEPTIDA
IKATAN DISULFIDA (-S-S-)

Ikat silang (cross links) antara rantai peptida pada


protein dihubungkan oleh ikatan disulfida antar sistein
yang disebut sistin.
IKATAN DISULFIDA (-S-S-)

Struktur insulin
KONVENSI PENULISAN STRUKTUR
Penulisan urutan asam amino pada peptida, polipeptida, atau
protein adalah sebagai berikut:
 Gugus amino berada pada ujung sisi kiri (N-terminal)
 Gugus karboksil berada pada ujung sisi kanan (C-terminal)
 Urutan asam amino dibaca dari kiri ke kanan, dimulai dari
N-terminal dan berakhir pada C-terminal
KONVENSI PENULISAN STRUKTUR
KLASIFIKASI PROTEIN
Berdasarkan kandungan senyawa yang ada pada protein,
1. Protein sederhana  hanya mengandung residu asam
amino
Contoh : ribonuklease A, chimotripsin.
2. Protein konjugat  mengandung senyawa kimia lain
(gugus prostetik) yang bergabung
dengan asam amino.
KLASIFIKASI PROTEIN
Berdasarkan fungsi biologisnya,
No. Nama Protein Fungsi Contoh
1. Enzim Biokatalis Amilase, lipase, papain
2. Transport Mengikat dan memindahkan Hemoglobin, lipoprotein
molekul atau ion spesifik
3. Nutrien dan Cadangan makanan Ovalbumin, kasein
Penyimpanan
4. Kontraktil Pergerakan Aktin, miosin
5. Struktur Memberikan struktur kekuatan Kolagen, keratin, fibroin
atau perlindungan
6. Antibodi Melindungi dari serangan Imunoglobin, fibrinogen,
patogen trombin, racun (bisa) ular,
toksin bakteri.
7. Pengatur Mengatur aktivitas seluler dan Hormon
fisiologi tubuh
STRUKTUR PROTEIN
Protein memiliki struktur yang kompleks. Struktur protein terdiri
atas beberapa macam struktur, yaitu:
1. Struktur primer. Struktur primer protein merupakan ikatan-
ikatan peptida dari asam amino-asam amino pembentuk
protein tersebut.
2. Struktur sekunder. Struktur sekunder protein terbentuk dari
ikatan hidrogen yang terjadi antara gugus-gugus amina
dengan atom hidrogen pada rantai samping asam amino
sehingga membentuk lipatan-lipatan, misalnya membentuk α-
heliks.
3. Struktur tersier. Interaksi struktur sekunder yang satu
dengan struktur sekunder yang lain melalui ikatan hidrogen,
ikatan ion, atau ikatan disulfida (-S-S-),misalnya terbentuk
rantai double-heliks.
4. Struktur kuartener. Struktur yang melibatkan beberapa
peptida sehingga membentuk suatu protein. Pada peristiwa ini,
kadang-kadang terselip molekul atau ion lain yang bukan
merupakan asam amino, misalnya pada hemoglobin, yang
pada proteinnya terselip ion Fe3+.
STRUKTUR PRIMER
Urutan Asam Amino Ribonuklease
STRUKTUR SEKUNDER
Pauling Dand Corey mengusulkan dua struktur sekunder pada
protein, yaitu :
Alpha – helix Beta – sheet
Kedua struktur sekunder protein ini distabilkan oleh ikatan
hidrogen antara atom oksigen gugus karbonil dan atom nitrogen
dari asam amino pada rantai protein.
Alpha – helix
STRUKTUR SEKUNDER
Beta – sheet (anti-paralel)
STRUKTUR SEKUNDER
Beta – sheet (anti-paralel)
STRUKTUR PROTEIN
SIFAT PROTEIN

 Sukar larut dalam air karena ukuran molekulnya


yang sangat besar.
 Dapat mengalami koagulasi oleh pemanasan dan
penambahan asam atau basa.
 Bersifat amfoter karena dapat membentuk ion
zwitter.
Pada titik isoelektriknya, protein mengalami
koagulasi sehingga dapat dipisahkan dari
pelarutnya.
 Dapat mengalami kerusakan (terdenaturasi)
akibat pemanasan. Pada denaturasi, protein
mengalami kerusakan mulai dari struktur tersier
sampai struktur primernya.
UJI PROTEIN

1. Uji Biuret
 Pereaksi yang digunakan adalah larutan NaOH 40% dan larutan
CuSO4 1%.
 Sebanyak 3 mL larutan sampel ditambah dengan 0,1 mL larutan
NaOH dan 2 tetes CuSO4.
 Suatu bahan akan menunjukan warna ungu atau merah muda jika
mengandung ikatan peptida (protein).

2. Uji Timbal (II) asetat


 Pereaksi yang digunakan adalah larutan NaOH 40% dan kertas
saring yang dibasahi larutan Pb(CH3COO)2.
 Sebanyak 2 mL sampel yang mengandung protein ditambah
dengan NaOH kemudian dipanaskan pada penangas air. Uap yang
terjadi diuji dengan kertas timbal (II) asetat.
 Jika terbentuk warna hitam pada kertas tersebut, berarti proteinnya
mengandung belerang.
 Warna hitam menunjukan bahwa S organik dirubah menjadi Na2S,
yang kemudian bereaksi dengan Pb(CH3COO)2 membentuk PbS
yang berwarna hitam.
UJI PROTEIN

3. Uji Xantoproteat
 Pereaksi yang digunakan adalah asam nitrat pekat atau
asam asetat pekat, dan dapat juga asam sulfat pekat.
 Sebanyak 3 mL larutan sampel yang mengandung protein
ditambah dengan 2 mL HNO3 pekat dan dipanaskan pada
penangas air. Jika sudah dingin, ditambahkan NH3 atau
NaOH.
 Jika ditambahkan NH3 akan berwarna kuning dan jika
ditambahkan NaOH akan berwarna jingga.
 Uji Xantoproteat digunakan untuk menunjukan adanya
cincin benzen pada protein.

4. Uji Ninhidrin
 Dilakukan dengan menambahkan beberapa tetes larutan
ninhidrin ke dalam sampel, kemudian dipanaskan beberapa
menit.
 Adanya protein atau asam amino ditunjukkan oleh
terbentuknya warna ungu.

Anda mungkin juga menyukai