Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Permainan adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan manusia. Dimulai dari usia
kanak-kanak bahkan sampai usia dewasa sekalipun, manusia tetap tidak bisa terlepas
dari permainan. Hal ini bisa kita lihat dari banyaknya permainan yang tersedia saat ini
di pasaran. Sebagai contoh adalah permainan Petak Umpet. Sebenarnya permainanpermainan tradisional (permainan rakyat) itu mengandung unsur-unsur pendidikan
yang sangat baik, misalnya mengajarkan orang untuk sprortif, jujur dan kreatif.
Misalnya, dulu kalau ingin main mobil-mobilan, kita buat sendiri. Anak-anak
sekarang sudah tak mau lagi.
Permainan Petak Umpet secara fisik akan menjadikan anak lebih kuat dan tangkas.
Belum lagi manfaat emosional, intelektual, dan sosialnya yang akan berkembang
dalam diri anak tersebut.
Petak Umpet pernah populer di kalangan anak angkatan 70-an hingga 80-an.
Permainan Petak Umpet ini menjadi favorit saat keluar main di sekolah dan setelah
mandi sore di rumah.
Cara bermainnya dilakukan secara berkelompok.. Permainan secara soliter bisa juga
dengan cara skipping, yaitu memegang kedua ujung tali kemudian mengayunkannya
melewati kepala dan kaki sambil melompatinya.
Jika bermain secara berkelompok biasanya melibatkan minimal 3 anak. Diawali
dengan gambreng atau hompipah untuk menentukan satu anak yang kalah sebagai
harus menutup mata dan yang lainnya bersembunyi. Aturan permainannya simpel;
bagi anak yang sedang mendapat giliran melompat, lalu gagal melompati tali, maka
1

anak tersebut akan berganti dari posisi pelompat menjadi pemegang tali. Alat yang
dibutuhkan cukup sederhana. Bisa berupa tali yang terbuat dari untaian karet gelang
atau tali yang banyak dijual di pasaran yang dikenal dengan tali skipping umumnya
digemari anak laki-laki. Meski demikian, segala permainan Petak Umpet sebetulnya
bisa dimainkan anak laki-laki maupun perempuan tanpa memandang jender. selain
menyenangkan, permainan ini tak banyak memakan waktu, murah, dan menyehatkan.
Jadi cocok untuk mengisi waktu senggang anak-anak ketimbang mereka main larilarian tanpa tujuan. Salah satu cara yang diimbau dengan memberi kesempatan anak
untuk main Petak Umpet di waktu istirahat.
Untuk bermain tali secara berkelompok, anak membutuhkan teman yang berarti
memberi kesempatannya untuk bersosialisasi. Ia dapat belajar berempati, bergiliran,
menaati aturan, dan lainnya
Saat melakukan lompatan, terkadang anak perlu berhitung secara matematis agar
lompatannya sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan dalam aturan permainan.
Umpamanya, anak harus melakukan tujuh kali lompatan saat tali diayunkan. Bila
lebih atau kurang, ia harus menjadi pemegang tali.
1.2. Rumusan Masalah
Masalah-masalah yang akan diteliti dari permainan rakyat Petak Umpet di Pucangkro
Gudo Jombang dirumuskan sebagai berikut.
1. Kapan adanya permainan Petak Umpet ?
2. apakah manfaat permainan Petak Umpet di Pucangkro Gudo Jombang ?
3. Bagaimana cara permainan Petak Umpet di Sugiwaras Gudo Jombang ?
2

1.3. Tujuan Masalah


1.3.1. Tujuan umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan deskripsi
tentang permainan Petak Umpet di Pucangkro Gudo Jombang
1.3.2. Tujuan khusus
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan deskripsi
tentang :
1. Untuk mengetahui asal usul permainan Petak Umpet.
2. Untuk mengetahui manfaat permainan Petak Umpet di Pucangkro Gudo
Jombang
3. Untuk memahami tata cara permaiana Petak Umpet.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan manfaat kepada:
1. Untuk mengetahui lebih jauh tentang manfaat dan tujuan Petak Umpet bagi
peneliti.
2. Bagi para pembaca sebagai sumbangan dalam pembahaman permainan Petak
Umpet.

Metode Penelitian
Metode penelitian yang saya gunakan adalah
1. sumber data penelitian
2. Teknik pengumpulan data
3. teknik analisis data
4. Observasi di Pucangkro Gudo Jombang

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Permainan Petak Umpet secara fisik akan menjadikan anak lebih kuat dan
tangkas. Belum lagi manfaat emosional, intelektual, dan sosialnya yang akan
berkembang dalam diri anak tersebut.
Petak Umpet pernah populer di kalangan anak angkatan 70-an hingga 80-an.
Permainan Petak Umpet ini menjadi favorit saat keluar main di sekolah dan setelah
mandi sore di rumah. Sekarang, petak umpet mulai dilirik kembali antara lain karena
ada sekolah dasar menugaskan murid-muridnya membuat roncean tali dari karet
gelang untuk dijadikan sarana bermain dan berolahraga.
Cara bermainnya masih tetap sama, bisa dilakukan secara berkelompok. Jika
hanya bermain seorang diri biasanya anak akan mengikatkan tali pada tiang, batang
pohon atau pada apa pun yang memungkinkan, lalu melompatinya. Permainan secara
soliter bisa juga dengan cara skipping, yaitu memegang kedua ujung tali kemudian
mengayunkannya melewati kepala dan kaki sambil melompatinya.
2.2. Landasan Teori
Permainan adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan manusia. Dimulai dari usia
kanak-kanak bahkan sampai usia dewasa sekalipun, manusia tetap tidak bisa terlepas
dari permainan. Hal ini bisa kita lihat dari banyaknya permainan yang tersedia saat ini
di pasaran. Sebagai contoh adalah permainan Petak Umpet. Sebenarnya permainanpermainan tradisional (permainan rakyat) itu mengandung unsur-unsur pendidikan
5

yang sangat baik, misalnya mengajarkan orang untuk sprortif, jujur dan kreatif.
Misalnya, dulu kalau ingin main mobil-mobilan, kita buat sendiri. Anak-anak
sekarang sudah tak mau lagi.
Permainan Petak Umpet secara fisik akan menjadikan anak lebih kuat dan tangkas.
Belum lagi manfaat emosional, intelektual, dan sosialnya yang akan berkembang
dalam diri anak tersebut.
Cara bermainnya masih tetap sama, bisa dilakukan perorangan ataupun
berkelompok. Jika hanya bermain seorang diri biasanya anak akan mengikatkan tali
pada tiang, batang pohon atau pada apa pun yang memungkinkan, lalu melompatinya.
Permainan secara soliter bisa juga dengan cara skipping, yaitu memegang kedua
ujung tali kemudian mengayunkannya

melewati kepala dan kaki sambil

melompatinya.
Jika bermain secara berkelompok biasanya melibatkan minimal 3 anak.
Diawali dengan gambreng atau hompipah untuk menentukan dua anak yang kalah
sebagai pemegang kedua ujung tali. Dua anak yang kalah akan memegang ujung tali;
satu di bagian kiri, satu anak lagi di bagian kanan untuk meregangkan atau
mengayunkan tali. Lalu anak lainnya akan melompati tali tersebut. Aturan
permainannya simpel; bagi anak yang sedang mendapat giliran melompat, lalu gagal
melompati tali, maka anak tersebut akan berganti dari posisi pelompat menjadi
pemegang tali. Alat yang dibutuhkan cukup sederhana. Bisa berupa tali yang terbuat
dari untaian karet gelang atau tali yang banyak dijual di pasaran yang dikenal dengan
tali skipping umumnya digemari anak laki-laki. Meski demikian, segala permainan
Petak Umpet sebetulnya bisa dimainkan anak laki-laki maupun perempuan tanpa
memandang jender. selain menyenangkan, permainan ini tak banyak memakan waktu,

murah, dan menyehatkan. Jadi cocok untuk mengisi waktu senggang anak-anak
ketimbang mereka main lari-larian tanpa tujuan.
Tali yang digunakan harus sesuai ukuran; tidak terlalu panjang dan tidak
terlalu pendek. Jadi hendaknya ukuran tali dibuat pas dan tak banyak bersisa sehingga
anak akan lebih mudah dan nyaman melompat.

BAB III
KESIMPULAN
Permainan Petak Umpet secara fisik akan menjadikan anak lebih kuat dan
tangkas. Belum lagi manfaat emosional, intelektual, dan sosialnya yang akan
berkembang dalam diri anak tersebut.
Petak Umpet atau "main karet" pernah populer di kalangan anak angkatan 70an hingga 80-an. Permainan Petak Umpet ini menjadi favorit saat "keluar main" di
sekolah dan setelah mandi sore di rumah. Sekarang, "main karet" mulai dilirik
kembali antara lain karena ada sekolah dasar menugaskan murid-muridnya membuat
roncean tali dari karet gelang untuk dijadikan sarana bermain dan berolahraga
bermain secara berkelompok biasanya melibatkan minimal 3 anak. Diawali
dengan gambreng atau hompipah untuk menentukan dua anak yang kalah sebagai
pemegang kedua ujung tali. Dua anak yang kalah akan memegang ujung tali; satu di
bagian kiri, satu anak lagi di bagian kanan untuk meregangkan atau mengayunkan tali.
Lalu anak lainnya akan melompati tali tersebut. Aturan permainannya simpel; bagi
anak yang sedang mendapat giliran melompat, lalu gagal melompati tali, maka anak
tersebut akan berganti dari posisi pelompat menjadi pemegang tali. Alat yang
dibutuhkan cukup sederhana. Bisa berupa tali yang terbuat dari untaian karet gelang
atau tali yang banyak dijual di pasaran yang dikenal dengan tali skipping.

TUGAS FOLKLOR
PERMAINAN PETAK UMPET
DI PUCANGKRO GUDO JOMBANG
Dosen Pembimbing:
Drs.Asep Abbas Abdullah, M. Pd

Disusun Oleh:
KUKUH PRISTYAN
NIM: 076086
2007 C

PRODI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
JOMBANG
2010

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT karena dengan rahmatnya penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir semester mata kuliah Folklor yang berjudul permainan
rakyat Petak Umpet di Pucangkro.
Dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih serta rasa hormat
kepada
1. Bapak Asep Abbas A. M. Pd selaku dosen mata kuliah Folklor
2. Teman-teman yang selalu memberikan semangat serta doa sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas ini dengan lancer
Penulis lalu mengharap kritik dan saran yang bersifat menyempurnakan. Akhirnya
penulis mengharapkan semoga hasi analisis yang sederhana ini dapat bermanfaat
bagi pembaca khususnya bagi penikmat dan pecinta Sastra Indonesia.

Jombang, 18 Januari 2010

Penulis

10

DAFTAR ISI
Halaman Judul...........................................................................................

Kata Pengantar..........................................................................................

ii

Daftar Isi....................................................................................................

iii

Bab I: Pendahuluan...................................................................................

1.1. Latar Belakang Masalah.....................................................................

1.2. Rumusan Masalah..............................................................................

1.3. Tujuan Penelitian................................................................................

1.4. Manfaat Penelitian.............................................................................

1.5. Metode Penelitian...............................................................................

Bab II: Kajian Pustaka .............................................................................

Penelitian Terdahulu......................................................................
ii
Landasan Teori..............................................................................

Bab III: Kesimpulan..................................................................................

Daftar Pustaka...........................................................................................

10

Lampiran...................................................................................................

11

11iii

Anda mungkin juga menyukai