PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Kebersihan lingkungan selalu menjadi permasalahan yang memprihatikan
dimanapun kita berada dari dahulu sampai sekarang. Penyebab utama dari lingkungan
yang kurang bersih adalah sampah,baik sampah kertas,plastik maupun sampah dapur.
Sampah tersebut semakin lama semakin bertambah seiring jumlah penduduk yang
semakin meningkat. Sedangkan,pengolahan sampah yang telah di lakukan oleh
pemerintah daerah sekarang masih kurang cukup untuk mengatasi masalah sampah
dan kebersihan lingkungan.
Dampak negatif yang di timbulkan oleh sampah tidak hanya di rasakan oleh
manusia,tetapi juga dapat di rasakan oleh makhluk hidup lain yang ada di sekitarnya.
Dampak negatif tersebut dapat berupa banjir,diare,binatang yang mati karena
keracunan dan lain-lain.
Oleh karena itu,penyusun melakukan pengamatan di Kebun Binatang
Surabaya untuk lebih memahami tentang kebersihan di Kebun Binatang Surabaya dan
dampak negatif dari masalah kebersihan lingkungan.
2. RUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN
4. LANDASAN TEORI
Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya, debu,
sampah, dan bau. Sedangkan,kebersihan lingkungan merupakan hal yang tak
terpisahkan dari kehidupan manusia dan merupakan unsur yang fundamental dalam
ilmu kesehatan dan pencegahan penyakit. Yang dimaksud dengan kebersihan
1
BAB II
Kebun Binatang Surabaya (KBS) adalah salah satu kebun binatang yang populer di
Indonesia, terletak di jalan Setail No. 1 Surabaya, KBS merupakan kebun binatang yang
pernah terlengkap se-Asia Tenggara, didalamnya terdapat lebih dari 351 spesies satwa yang
berbeda yang terdiri lebih dari 2.806 binatang. Termasuk didalamnya satwa langka Indonesia
maupun dunia terdiri dari Mamalia, Aves, Reptilia, dan Pisces.
SEJARAH
Kebun Binatang Surabaya (KBS) pertama kali didirikan berdasar SK Gubernur
Jenderal Belanda tanggal 31 Agustus 1916 No. 40, dengan nama Soerabaiasche Planten-en
Dierentuin (Kebun Botani dan Binatang Surabaya) atas jasa seorang jurnalis bernama H.F.K.
Kommer yang memiliki hobi mengumpulkan binatang. Dari segi finansial H.F.K Kommer
mendapat bantuan dari beberapa orang yang mempunyai modal cukup.
Lokasi KBS yang pertama di Kaliondo, pada tahun 1916, kemudian pada tanggal 28
September 1917 pindah di jalan Groedo. Dan pada tahun 1920 pindah ke daerah Darmo
untuk areal kebun binatang yang baru atas jasa OOST-JAVA STOOMTRAM MAATSCHAPPIJ
atau Maskapai Kereta Api yang mengusahakan lokasi seluas 30.500 m2.
Untuk pertama kali pada bulan April 1918, KBS dibuka namun dengan membayar
tanda masuk (karcis). Kemudian akibat biaya operasional yang tinggi, maka pada tanggal 21
Juli 1922 kebun botani / KBS mengalami krisis dan akan dibubarkan, tetapi beberapa dari
anggotanya tidak setuju. Pada tahun ini pula. Dalam rapat pengurus diputuskan untuk
membubarkan KBS, tetapi dicegah oleh pihak Kotamadya Surabaya pada waktu itu.
Pada tanggal 11 Mei 1923, rapat anggota di Simpang Restaurant memutuskan untuk
mendirikan Perkumpulan Kebun Binatang yang baru, dan ditunjuk W.A. Hompes untuk
menggantikan J.P. Mooyman, salah seorang pendiri KBS dan mengurus segala aktivitas
3
kebun sebagai pimpinan. Bantuan yang besar untuk kelangsungan hidup pada waktu tahun
1927 adalah dari Walikota Dijkerman dan anggota dewan A. van Gennep dapat membujuk
DPR Kota Surabaya untuk meraih perhatian terhadap KBS, dengan SK DPR tanggal 3 Juli
1927 dibelilah tanah yang seluas 32.000 m3 sumbangan dari Maskapai Kereta Api (OJS).
Tahun 1939 sampai sekarang luas KBS meningkat menjadi 15 hektar dan pada tahun 1940
selesailah pembuatan taman yang luasnya 85.000 m2.
Dalam perkembangannya KBS telah berubah fungsinya dari tahun ke tahun. Kebun
Binatang Surabaya yang dahulu hanya sekedar untuk tempat penampungan satwa eksotis
koleksi pribadi telah dikembangkan fungsinya menjadi sarana perlindungan dan pelestarian,
pendidikan, penelitian, dan rekreasi. Binatang-binatang yang menjadi koleksi KBS dari tahun
ke tahun jumlah dan jenisnya terus bertambah, baik berasal dari luar negeri maupun yang
berasal dari dalam negeri.
BAB III
HASIL OBSERVASI
1. HASIL OBSERVASI
Sesuai dengan observasi yang telah saya lakukan ditempat yakni di Kebun
Binatang Surabaya,yang terjadi adalah pencemaran di lingkungan tersebut
dimana banyak sampah yang berserakan sehingga menimbulkan bau yang busuk
dan mengganggu aktifitas pengunjung yang berdatangan.Hal ini diakibatkan
oleh para pedagang-pedagang dan pembeli yang tidak sadar dengan kebersihan
lingkungan sekitar sehingga mereka membuang sampah dan kotoran-kotoran
dari dagangan mereka tidak pada tempatnya yakni dibuang di saluran air,
sampai di sisi jalan sehingga mengganggu aktivitas pengunjung tanpa peduli
akibat yang akan di timbulkan dari sikap yang mereka lakukan.
Selain itu,kurangnya jumlah tempat sampah serta buruknya kondisi tempat
sampah itu sendiri menambah permasalahan kebersihan lingkungan. Sampah
yang beterbangan,karena tidak adanya penutup tempat sampah,dapat sampai di
kandang binatang sehingga binatang yang mengira bahwa sampah tersebut
adalah makanannya tanpa berpikir panjang memakan sampah tersebut. Lama
kelamaan hewan tersebut akan sakit dan mati karena keracunan makanan.
Bahkan beberapa kali terbukti,dokter yang mengoperasi binatang-binatang yang
sakit menemukan sampah plastik di dalam perut binatang tersebut.Dengan
demikian masalah kebersihan lingkungan ini tidak bisa di anggap mudah.
2.
HASIL WAWANCARA
Berdasarkan hasil wawancara di tempat dengan 10 responden,maka saya
menemukan beberapa data deskriptif tentang masalah kebersihan lingkungan
yang terjadi di Kebun Binatang Surabaya, yakni sebagai berikut :
a. Pengunjung
Nama : Ibu Ifa
Umur : 31 tahun
Responden yang pertama ini mengeluh kurangnya petugas kebersihan
yang dikerahkan untuk membersihkan sampah-sampah yang berserakan.
Belum lagi bau kotoran binatang yang tidak tertangani dengan baik.
b. Penjual Asongan
Nama : Ibu Mina Umar
Umur : 47 tahun
Responden yang kedua ini mengeluh dengan keadaan kebun
binatang,dimana beliau mengeluh dengan bau pesing atau kencing yang
berasal dari selokan sekitar kebun binatang.
c. Pengunjung
Nama : Bapak Anthan
Umur : 42 tahun
Responden yang ketiga ini mengeluh dengan kondisi tempat sampah
yang buruk dan jumlahnya kurang sesuai dengan luas kebun binatang
keseluruhan. Kondisi tempat sampah yang buruk tersebut misalnya
dengan tidak adanya tutup sehingga walaupun sampah sudah di
Penjual Asongan
Nama : Bapak Pramono
Umur : 48 tahun
Responden yang keenam ini mengeluh tentang kurangnya perhatian dari
pihak pengelola Kebun Binatang terhadap kebersihan lingkungan karena
menumpuknya sampah di jalanan yang tidak hanya mengganggu
perjalanan pengunjung,tetapi juga kesehatan pengunjung itu sendiri.
g. Penjual Mainan
Pengunjung
Nama : Ibu Cici
6
Umur : 29 tahun
Responden yang kesembilan ini mengeluh tentang keadaan binatang di
Kebun Binatang Surabaya. Binatang tersebut terlihat kurang terawat dan
tidak mendapatkan makanan,sehingga binatang tersebut terlihat lemas
dan kelaparan.
j.
3.
Pengunjung
Nama : Ibu Rara
Umur : 21 tahun
Pengunjung yang kesepuluh ini mengeluh dengan berkurangnya jumlah
binatang di Kebun Binatang Surabaya karena banyak yang mati akibat
dari memakan plastik-plastik sisa penampung jajanan yang berada di
sekitar kandang.
PEMBAHASAN
Berdasarkan uraian di atas,maka saya menyimpulkan dari 10 responden yang
berasal dari masyarakat yang berkunjung dan berdagang di Kebun Binatang
Surabaya yaitu :
a. Responden Ibu Ifa,menurut pengamatan saya pada saat wawancara
beliau menilai kebersihan di Kebun Binatang Surabaya sangat buruk.
Hal ini menunjukkan kurang baiknya kepengurusan di Kebun Binatang
Surabaya sehingga jumlah petugas kebersihan sangat tidak seimbang
dengan luas wilayah serta kandang yang mengakibatkan sampah-sampah
berserakan dan bau kotoran binatang yang tidak tertangani dengan baik.
b. Responden Ibu Mina Umar,menurut pengamatan saya pada saat
wawancara beliau menilai kebersihan di Kebun Binatang Surabaya
sangat buruk karena adanya pengunjung yang buang air kecil
sembarangan sehingga menyebabkan bau yang tidak sedap dimanamana. Untuk mengatasi hal ini harus ada kesadaran yang tinggi dari
pengunjung untuk menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan dan
harus ada pengawasan yang ketat dari petugas. Jumlah toilet harus
ditambah dan di letakkan di beberapa penjuru.
c. Responden Bapak Anthan, menurut pengamatan saya pada saat
wawancara beliau menilai kebersihan di Kebun Binatang Surabaya
sangat buruk karena kondisi tempat sampah yang buruk dan jumlahnya
kurang sesuai dengan luas kebun binatang keseluruhan. Kondisi tempat
sampah yang buruk tersebut misalnya dengan tidak adanya tutup
sehingga walaupun sampah sudah di masukkan ke tempat yang benar
tetapi bisa beterbangan terbawa dengan angin.
d. Responden Bapak Zainal, menurut pengamatan saya pada saat
wawancara beliau menilai kebersihan di Kebun Binatang Surabaya
sangat buruk karena binatang yang tinggal disana di beri makanan yang
7
4.
BAB IV
PENUTUP
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
penyusun panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahNya kepada penyusun,sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan observasi
lingkungan ini.
Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung dan membantu penyusun dalam menyelesaikan tugas ini.
Tanpa bantuan dari Ibu Dra.Hj.Ninis Ratna Diningtyas selaku guru pembimbing tentu
mustahil bagi penyusun untuk
Penyusun
10
DAFTAR PUSTAKA
2010.
Kebun Binatang
Surabaya.http://id.wikipedia.org/wiki/Kebun_Binatang_Surabaya#ci
te_ref-zoo_main_1-0.24 April 2013.
11
LAMPIRAN FOTO
12
13