Anda di halaman 1dari 6

IDENTIFIKASI TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN

MASALAH MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS DITINJAU DARI


KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA DAN PERBEDAAN JENIS KELAMIN

Ahmadi1, Asma Johan2, Ika Kurniasari3


Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Surabaya
email : ahmadiqq@yahoo.com, ika.kurniasari@gmail.com

ABSTRAK ingatan siswa membuat mereka hanya menghafal


Matematika merupaka Salah satu bidang rumus yang dianggap bermakna. Oleh karena itu
studi yang mendukung perkembangan ilmu siswa tidak bisa hanya mengandalkan ingatan yang
pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu siswa ada, melainkan mereka harus meningkatkan
harus bisa meningkatkan keterampilan berpikirnya. keterampilan berpikirnya. Salah satunya adalah
Salah satunya adalah berpikir kreatif. Tujuan dari berpikir kreatif. Siswono (2008: 14) mengatakan
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tingkat bahwa berpikir kreatif merupakan perwujudan dari
berpikir kreatif siswa laki-laki dan perempuan berpikir tingkat tinggi karena kemampuan berpikir
dalam memecahkan masalah dilihat dari tersebut merupakan kompetensi kognitif tertinggi
kemampuan matematika siswa. Sedangkan yang perlu dikuasai oleh siswa dikelas.
instrument dalam penelitian ini adalah tes
pemecahan soal matematika, dan pedoman Berpikir kreatif merupakan komponen yang
wawancara. Subjek dari penelitian ini adalah tiga penting untuk kesuksesan seseorang dalam
siswa laki-laki dan tiga siswa perempuan kelas menjalani aktivitas hidup. Berpikir kreatif menjadi
VIII-A SMP Negeri 6 Sampang dengan rincian satu penentu keunggulan suatu bangsa (Mahmudi,
siswa laki-laki dan satu siswa perempuan 2010:1). Kemajuan suatu bangsa tidak lagi
berkemampuan tinggi, satu siswa laki-laki dan satu ditentukan oleh seberapa banyak sumber daya yang
siswa perempuan berkemampuan sedang, satu dimiliki oleh bangsa itu, melainkan ditentukan oleh
siswa laki-laki dan satu siswa perempuan seberapa kreatif masyarakat yang ada dalam bangsa
berkemampuan rendah. tersebut. Siswa-siswa merupakan penerus bangsa
yang sangat menentukan keberadaan bangsa di
Hasil penelitian yang diperoleh masa depan. Oleh karena itu, seorang guru
menunjukkan siswa laki-laki berkemampuan tinggi diharuskan tahu seberapa kreatif siswa dalam
diidentifikasi mempunyai tingkat berpikir kreatif 4 memecahkan suatu masalah.
(sangat kreatif). Siswa laki-laki berkemampuan
sedang diidentifikasi mempunyai tingkat berpikir Dalam pemecahan masalah, setiap siswa
kreatif 3 (kreatif). Siswa laki-laki berkemampuan memiliki proses berpikir yang berbeda-beda.
rendah diidentifikasi mempunyai tingkat berpikir Perbedaan kemampuan matematika dan jenis
kreatif 0 (tidak kreatif). Siswa perempuan kelamin berpengaruh terhadap proses berpikir
berkemampuan tinggi diidentifikasi mempunyai kreatif siswa dalam memecahkan masalah.
tingkat berpikir kreatif 4 (sangat kreatif). Siswa Krutetzki (dalam Hatip :2008) menyatakan bahwa
perempuan berkemampuan sedang diidentifikasi dalam berpikir siswa perempuan lebih unggul
mempunyai tingkat berpikir kreatif 3 (kreatif). dalam ketepatan, kecermatan, ketelitian dan
Siswa perempuan berkemampuan rendah keseksamaan. Berbeda dengan siswa laki-laki yang
diidentifikasi mempunyai tingkat berpikir kreatif 1 cenderung kurang teliti dan cenderung
(kurang kreatif). menyelesaikan sesuatu dengan cara singkat.

Dari uraian diatas kita sebagai calon guru


Kata kunci : Identifikasi, tingkat berpikir kreatif, perlu mengetahui tingkat berpikir siswa kita dalam
memecahkan masalah, persamaan memecahkan masalah matematika. Oleh karena itu
garis lurus. penulis tertarik untuk meneliti mengenai tingkat
berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah
1. PENDAHULUAN materi persamaan garis lurus ditinjau dari
kemampuan matematika siswa dan perbedaan jenis
Matematika merupakan bidang studi yang kelamin yang terdiri dari tiga siswa laki-laki dan
menduduki peranan penting dalam bidang tiga siswa perempuan dengan kemampuan yang
pendidikan. Namun siswa berpendapat bahwa berbeda, mulai dari tinggi, sedang, dan rendah.
matematika merupakan mata pelajaran yang sering Tujuan penelitian ini adalah untuk (1)
menjadi hal yang menakutkan. Keterbatasan

1) Mahasiswa jurusan matematika program studi pendidikan matematika FMIPA Unesa


2) Dosen jurusan matematika FMIPA Unesa
3) Dosen jurusan matematika FMIPA Unesa
Mendeskripsikan tingkat berpikir kreatif siswa laki- Tabel Penjenjangan Berpikir Kreatif Siswa
laki dengan kemampuan matematika tinggi dalam Tingkat Karakteristik
memecahkan masalah materi Persamaan Garis lurus.
(2) Mendeskripsikan tingkat berpikir kreatif siswa Tingkat 4 Siswa mampu menunjukkan
laki-laki dengan kemampuan matematika sedang (Sangat kefasihan, fleksibilitas, dan
dalam memecahkan masalah materi Persamaan Kreatif) kebaruan atau kebaruan dan
Garis lurus. (3) Mendeskripsikan tingkat berpikir fleksibilitas dalam memecahkan
kreatif siswa laki-laki dengan kemampuan masalah.
matematika rendah dalam memecahkan masalah
materi Persamaan Garis lurus. (4) Mendeskripsikan Tingkat 3 Siswa mampu menunjukkan
tingkat berpikir kreatif siswa perempuan dengan (Kreatif) kefasihan dan kebaruan atau
kemampuan matematika tinggi dalam memecahkan kefasihan dan fleksibilitas dalam
masalah materi Persamaan Garis lurus. (5) memecahkan masalah.
Mendeskripsikan tingkat berpikir kreatif siswa
perempuan dengan kemampuan matematika sedang Tingkat 2 Siswa mampu menunjukkan
dalam memecahkan masalah materi Persamaan (Cukup kebaruan atau fleksibilitas dalam
Garis lurus. (6) Mendeskripsikan tingkat berpikir Kreatif) memecahkan masalah.
kreatif siswa perempuan dengan kemampuan
matematika rendah dalam memecahkan masalah Tingkat 1 Siswa mampu menunjukkan
materi Persamaan Garis lurus. (Kurang kefasihan, dalam memecahkan
Kreatif) masalah.
Penelitian ini diharapkan bisa membantu
guru dalam mengetahui tingkat berpikir kreatif Tingkat 0 Siswa tidak mampu menunjukkan
siswa dalam memecahkan suatu masalah dan dapat (Tidak ketigaaspek berpikir kreatif.
dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan Kreatif)
langkah-langkah perbaikan berkaitan dengan proses Sumber : Siswono (2008: 31)
pembelajaran. Selain itu penelitian ini diharapkan Krutetzki (dalam Hatip, 2008 :13)
menjadi masukan bagi peneliti agar dapat dijadikan mengatakan bahwa siswa laki-laki lebih unggul
acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya. dalam penalaran logis, siswa perempuan lebih
unggul dalam ketepatan, ketelitian, kecermatan, dan
Sehubungan permasalahan dan tujuan di atas, keseksamaan berpikir. Siswa laki-laki mempunyai
maka untuk mengetahui tingkat berpikir kreatif kemampuan matematika dan mekanika yang lebih
siswa laki-laki dan siswa perempuan dalam baik dari pada siswa perempuan.
memecahkan masalah ditinjau dari kemampuan
siswa dapat dilihat dari uraian dibawah ini: 2. METODE PENELITIAN
Berpikir kreatif adalah suatu rangkaian 2.1 Desain Penelitian
tindakan yang dilakukan seseorang untuk Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif
menciptakan buah pikiran baru dari kumpulan ide, dengan menggunakan data kualitatif karena
keterangan, konsep, pengalaman, dan pengetahuan penelitian ini bermaksud mendeskripsikan tingkat
yang mereka miliki. Dengan menghubungkan ide- berpikir kreatif siswa dalan memecahkan masalah
ide yang sudah dimiliki dapat menghasilkan ide ditinjau dari kemampuan matematika siswa dan
baru untuk menyelesaikan suatu masalah. (The perbedaan jenis kelamin. Penelitian ini
dalam Siswono, 2008: 14). dilaksanakan pada bulan maret 2013.
Silver (dalam Siswono, 2008: 23) Subjek penelitian ini adalah enam orang
menunjukkan ciri kemampuan berpikir kreatif SMP Negeri 6 Sampang kelas VIII-A dengan
yaitu : rincian satu siswa dan satu siswi berkemampuan
1. Kefasihan tinggi, satu siswa dan satu siswi berkemampuan
2. Fleksibilitas sedang, satu siswa dan satu siswi berkemampuan
3. Kebaruan rendah. Kemampuan siswa dikelompokkan menurut
Berpikir kreatif juga memiliki nilai matematika rapot semester ganjil 2012/2013.
penjenjangan kemampuan seperti berikut,
Penentuan batas-batas kelompok dapat
dilihat dari tabel berikut,
Tabel Penentuan Batas-batas Kelompok tingkat berpikir kreatif siswa sesuai dengan
kriteria berikut,
Nilai Kelompok
Tabel Tingkat Berpikir Kreatif
s (+ SD) Tinggi Komponen Berpikir Kreatif
TBK
(-SD)<s<(+ SD) Sedang Kefasihan Fleksibilitas Kebaruan
s (-SD) Rendah TBK 0 - - -
Sumber : Arikunto (2003) TBK 1 - -
SD = standartdeviasi - -
TBK 2
= rata-rata nilaisiswa - -
2.2 Prosedur Penelitian -
TBK 3
Terdapat empat tahap dalam penelitian ini, -
yaitu: -
TBK 4
1. Tahap Persiapan
Pada tahap pertama ini, terlebih dahulu Sumber : Siswono (2008: 31)
disusun proposal penelitian dengan arahan Keterangan :
dari dosen pembimbing. Kemudian, TBK : Tingkat Berpikir Kreatif
ditentukan sekolah yang dijadikan lokasi
: Memenuhi
penelitian. Selanjutnya, dipersiapkan segala
sesuatu yang digunakan dalam penelitian, : Tidak memenuhi
yaitu sebagai berikut,
a. Menentukan waktu dan tempat penelitian. 2. Analisis data hasil wawancara.
b. Menyusun instrumen penelitian seperti, Hasil wawancara digunakan untuk
tes berpikir kreatif dalam pemecahan mengetahui langkah pemecahan masalah dan
masalah danPedoman wawancara. untuk mendukung jawaban dalam tes tertulis.
2. Tahap Pelaksanaan Data yang dihasilkan pada penelitian ini
Tahap kedua dari penelitian ini adalah adalah data kualitatif. Hasil wawancara akan
pengelompokan subjek berdasarkan nilai rapot dicocokkan dengan jawaban hasil tes. Hasil
yang akan diambil 6 orang siswa yag terdiri wawancara yang telah diperiksa kemudian
dari satu siswa dan satu siswi berkemampuan dianalisis. Analisis data hasil wawancara yang
tinggi, satu siswa dan satu siswi berupa data kualitatif dilakukan dengan cara
berkemampuan sedang, satu siswa dan satu berikut,
siswi berkemampuan rendah. Kemudian a. Mereduksi Data
pemberian soal tes berpikir kreatif dalam Reduksi data adalah suatu kegiatan yang
memecahkan masalah materi persamaan garis mengacu pada proses pemilihan,
lurus. pemusatan perhatian, pembuangan hal
3. Tahap Analisis Data yang tidak perlu dan pengorganisasian data
Analisis ini menggunakan kriteria mentah yang diperoleh dilapangan
yang telah dirumuskan oleh Siswono (2008: b. Pemaparan Data
31) yaitu tentang tingkat berpikir kreatif yang Pemaparan data yang diperoleh dari hasil
menilai tentang kefasihan, fleksibelitas, dan wawancara meliputi pengklasifikasian dan
kebaruan. identifikasi data dengan menuliskan
4. Tahap Penulisan Laporan kumpulan data yang terorganisir dan
Pembuatan laporan dilakukan setelah terkategori sehingga memungkinkan untuk
data-data terkumpul dan telah dianalisis. menarik kesimpulan data.
c. Menarik Kesimpulan
2.3 Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini dilakukan
Teknik analisis data yang digunakan dalam pemeriksaan hasil wawancara dengan hasil
penelitian ini sebagai berikut: tes pemecahan masalah materi persamaan
garis lurus. Jika diperoleh hasil analisis
1. Analisis tes berpikir kreatif siswa dalam berdasarkan tes pemecahan masalah yang
memecahkan masalah materi persamaan garis berbeda dengan hasil analisis tes
lurus. wawancara maka akan dilakukan
Data hasil tes tersebut digunakan untuk wawancara ulang. Jika hasil wawancara
mengetahui banyaknya siswa yang memenuhi ulang ini sama dengan hasil wawancara
komponen-komponen berpikir kreatif, awal maka dapat disimpulkan tingkat
kemudian hasil tersebut bisa diidentifikasi berpikir kreatif siswa sesuai dengan hasil
tes wawancara. Tetapi jika hasil
wawancara ulang sesuai dengan hasil tes 3. Pada siswa laki-laki berkemampuan rendah,
pemecahan masalah materi persamaan tidak memenuhi satupun dari aspek berpikir
garis lurus maka dapat disimpulkan tingkat kreatif atau mempunyai tingkat berpikir
berpikir kreatif siswa sesuai dengan hasil kreatif 0 (tidak kreatif) dalam memecahkan
tes pemecahan masalah materi persamaan masalah materi persamaan garis lurus. Siswa
garis lurus. laki-laki berkemampuan rendah tidak
memenuhi kefasihan karena tidak bisa
3. HASIL DAN PEMBAHASAN menjawab soal A dan soal B dengan benar.
Berdasarkan analisis data tes berpikir kreatif Siswa laki-laki berkemampuan rendah tidak
siswa dalam pemecahan masalah dan wawancara memenuhi komponen fleksibilitas karena tidak
maka dapat dibahas hasil penelitian sebagai bisa menjawab soal A dan soal B dengan cara
berikut : yang berbeda dan benar. Siswa laki-laki
berkemampuan rendah tidak memenuhi
Tabel Data Hasil Tingkat Berpikir Kreatif komponen kebaruan karena tidak bisa
Siswa dalam Memecahkan Masalah menjawab soal A dan soal B dengan cara yang
berbeda dan jarang digunakan oleh siswa yang
Kemampuan lain.
No Jenis Kelamin TBK
Matematika 4. Pada siswi perempuan berkemampuan tinggi,
1 Laki-laki Tinggi TBK 4 sudah memenuhi tiga aspek berpikir kreatif
2 Perempuan Tinggi TBK 4 yaitu kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan
3 Laki-laki Sedang TBK 3 atau mempunyai tingkat berpikir kreatif 4
4 Perempuan Sedang TBK 3 (sangat kreatif) dalam memecahkan masalah
5 Laki-laki Rendah TBK 0 materi persamaan garis lurus. Siswa
6 Perempuan Rendah TBK 1 perempuan berkemampuan tinggi memenuhi
kefasihan karena bisa menjawab soal A dan
soal B dengan benar. Siswa perempuan
1. Pada siswa laki-laki berkemampuan tinggi, berkemampuan tinggi memenuhi komponen
sudah memenuhi tiga aspek berpikir kreatif fleksibilitas karena bisa menjawab soal A dan
yaitu kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan soal B dengan cara yang berbeda dan benar.
atau mempunyai tingkat berpikir kreatif 4 Siswa perempuan berkemampuan tinggi
(sangat kreatif) dalam memecahkan masalah memenuhi komponen kebaruan karena bisa
materi persamaan garis lurus. Siswa laki-laki menjawab soal A dan soal B dengan cara yang
berkemampuan tinggi memenuhi kefasihan berbeda dan jarang digunakan oleh siswa yang
karena bisa menjawab soal A dan soal B lain.
dengan benar. Siswa laki-laki berkemampuan 5. Pada siswi perempuan berkemampuan sedang,
tinggi memenuhi komponen fleksibilitas sudah memenuhi dua aspek berpikir kreatif
karena bisa menjawab soal A dan soal B yaitu kefasihan dan fleksibilitas atau
dengan cara yang berbeda dan benar. Siswa mempunyai tingkat berpikir kreatif 3 (kreatif)
laki-laki berkemampuan tinggi memenuhi dalam memecahkan masalah materi
komponen kebaruan karena bisa menjawab persamaan garis lurus. Siswa perempuan
soal A dan soal B dengan cara yang berbeda berkemampuan sedang memenuhi kefasihan
dan jarang digunakan oleh siswa yang lain. karena bisa menjawab soal A dan soal B
2. Pada siswa laki-laki berkemampuan sedang, dengan benar. Siswa perempuan
sudah memenuhi dua aspek berpikir kreatif berkemampuan sedang memenuhi komponen
yaitu kefasihan dan fleksibilitas atau fleksibilitas karena bisa menjawab soal A dan
mempunyai tingkat berpikir kreatif 3 (kreatif) soal B dengan cara yang berbeda dan benar.
dalam memecahkan masalah materi Siswa perempuan berkemampuan sedang tidak
persamaan garis lurus. Siswa laki-laki memenuhi komponen kebaruan karena bisa
berkemampuan sedang memenuhi kefasihan menjawab soal A dan soal B dengan cara yang
karena bisa menjawab soal A dan soal B berbeda tapi cara yang digunakan masih sering
dengan benar. Siswa laki-laki berkemampuan digunakan oleh siswa yang lain.
sedang memenuhi komponen fleksibilitas 6. Pada siswi perempuan berkemampuan rendah,
karena bisa menjawab soal A dan soal B hanya memenuhi satu aspek berpikir kreatif
dengan cara yang berbeda dan benar. Siswa yaitu kefasihan atau mempunyai tingkat
laki-laki berkemampuan sedang tidak berpikir kreatif 1 (kurang kreatif) dalam
memenuhi komponen kebaruan karena bisa memecahkan masalah materi persamaan garis
menjawab soal A dan soal B dengan cara yang lurus. Siswa perempuan berkemampuan
berbeda tapi cara yang digunakan masih sering rendah memenuhi kefasihan karena bisa
digunakan oleh siswa yang lain. menjawab soal A dan soal B dengan benar.
Siswa perempuan berkemampuan rendah tidak
memenuhi komponen fleksibilitas karena tidak
bisa menjawab soal A dan soal B dengan cara
yang berbeda dan benar. Siswa perempuan
berkemampuan rendah tidak memenuhi
komponen kebaruan karena tidak bisa
menjawab soal A dan soal B dengan cara yang
berbeda dan jarang digunakan oleh siswa yang
lain.

4. SIMPULAN
1. Siswa laki-laki berkemampuan tinggi
mempunyai tingkat berpikir kreatif 4 karena
sudah memenuhi tiga aspek berpikir kreatif
yaitu kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan.
2. Siswa perempuan berkemampuan tinggi
mempunyai tingkat berpikir kreatif 4 karena
sudah memenuhi tiga aspek berpikir kreatif
yaitu kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan.
3. siswa laki-laki berkemampuan sedang
mempunyai tingkat berpikir kreatif 3 karena
sudah memenuhi dua aspek berpikir kreatif
yaitu kefasihan dan fleksibilitas.
4. siswa perempuan berkemampuan sedang
mempunyai tingkat berpikir kreatif 3 karena
sudah memenuhi dua aspek berpikir kreatif
yaitu kefasihan dan fleksibilitas.
5. siswa laki-laki berkemampuan rendah
mempunyai tingkat berpikir kreatif 0 karena
tidak memenuhi ketiga aspek berpikir kreatif
yaitu kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan.
6. siswa perempuan berkemampuan rendah
mempunyai tingkat berpikir kreatif 1 karena
memenuhi aspek berpikir kreatif kefasihan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

[2] Hatip, Ahmad. 2008. Proses Berpikir Siswa


SMP dalam Menyelesaikan Soal-Soal
Faktorisasi Suku Aljabar Ditinjau dari
Perbedaan Kemampuan Matematika dan
Perbedaan Gender.Tesis tidak dipublikasikan.
Surabaya :Pasca Sarjana Universitas Negeri
Surabaya.

[3] Mahmudi, Ali. 2010. The effect of Problem


Based MHM Instructional Strategy on
Mathematical Creative Thinking Ability,
Mathematical Problem Solving Ability, and
Perception of Creativity, (online).
(http://abstrak.digilib.upi.id/Direktori/disertasi
/pendidikan_matematika/0707370_ali_mahmu
di/d_mtk_0707370.pdf, diakses 11 maret
2012).

[4] Siswono, Tatag Yuli Eko. 2008. Model


Pembelajaran Berbasis Pengajuan dan
Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kreatif. Surabaya :
Unesa University Press.

Anda mungkin juga menyukai