Anda di halaman 1dari 7

5 PERMAINAN TRADISIONAL

1. Petak Umpet

Petak umpet adalah sejenis permainan yang bisa dimainkan oleh minimal 2 orang,
namun jika semakin banyak akan semakin seru.
Cara Bermain:
Dimulai dengan Hompimpa untuk menentukan siapa yang menjadi "kucing"
(berperan sebagai pencari teman-temannya yang bersembunyi). Si kucing ini
nantinya akan memejamkan mata atau berbalik sambil berhitung sampai 10,
biasanya dia menghadap tembok, pohon atau apasaja supaya dia tidak melihat
teman-temannya bergerak untuk bersembunyi (tempat jaga ini memiliki sebutan

yang berbeda di setiap daerah, contohnya di beberapa daerah di Jakarta ada yang
menyebutnya INGLO, di daerah lain menyebutnya BON dan ada juga yang
menamai tempat ituHONG). Setelah hitungan sepuluh (atau hitungan yang telah
disepakati bersama, misalnya jika wilayahnya terbuka, hitungan biasanya
ditambah menjadi 15 atau 20) dan setelah teman-temannya bersembunyi, mulailah
si "kucing" beraksi mencari teman-temannya tersebut.
Jika si "kucing" menemukan temannya, ia akan menyebut nama temannya sambil
menyentuh INGLO atau BON atau HONG, apabila hanya meneriakkan namanya
saja, maka si "kucing" dianggap kalah dan mengulang permainan dari awal.
Apabila Yang seru adalah, pada saat si "kucing" bergerilya menemukan temantemannya yang bersembunyi, salah satu anak (yang statusnya masih sebagai
"target operasi" atau belum ditemukan) dapat mengendap-endap menuju INGLO,
BON atau HONG, jika berhasil menyentuhnya, maka semua teman-teman yang
sebelumnya telah ditemukan oleh si "kucing" dibebaskan, alias sandera si
"kucing" dianggap tidak pernah ditemukan, sehingga si "kucing" harus kembali
menghitung dan mengulang permainan dari awal.
Permainan selesai setelah semua teman ditemukan. Dan yang pertama
ditemukanlah yang menjadi kucing berikutnya.

2. Benteng

Benteng adalah permainan yang dimainkan oleh dua grup, masing-masing terdiri
dari 4 sampai dengan 8 orang. Masing-masing grup memilih suatu tempat sebagai
markas, biasanya sebuah tiang, batu atau pilar sebagai 'benteng'.
Cara Bermain:
Tujuan utama permainan ini adalah untuk menyerang dan mengambil alih
'benteng' lawan dengan menyentuh tiang atau pilaryang telah dipilih oleh lawan
dan meneriakkan kata benteng. Kemenangan juga bisa diraih dengan 'menawan'
seluruh anggotalawan dengan menyentuh tubuh mereka. Untuk menentukan siapa
yang berhak menjadi 'penawan' dan yang 'tertawan' ditentukan dariwaktu terakhir
saat si 'penawan' atau 'tertawan' menyentuh 'benteng' mereka masing-masing.
Orang yang paling dekat waktunya ketika menyentuh bentengberhak menjadi
'penawan' dan bisa mengejar dan menyentuhanggota lawan untuk menjadikannya
tawanan. Tawanan biasanya ditempatkan di sekitar benteng musuh. Tawanan juga
bisa dibebaskan bila rekannya dapat menyentuh dirinya.
Dalam permainan ini, biasanya masing - masing anggota mempunyai tugas seperti
'penyerang', 'mata - mata, 'pengganggu', dan penjaga'benteng'. Permainan ini
sangat membutuhkan kecepatan berlari dan juga kemampuan strategi yang handal.
3. Gatrik

Gatrik atau Tak Kadal pada masanya pernah menjadi permainan yang populer di
Indonesia. Merupakan permainan kelompok, terdiri dari dua kelompok.
Cara Bermain:
Permainan ini menggunakan alat dari dua potongan bambu yang satu menyerupai
tongkat berukuran kira kira 30 cm dan lainnya berukuran lebih kecil. Pertama
potongan bambu yang kecil ditaruh di antara dua batu lalu dipukul oleh tongkat
bambu, diteruskan dengan memukul bambu kecil tersebut sejauh mungkin,
pemukul akan terus memukul hingga beberapa kali sampai suatu kali pukulannya
tidak mengena/luput/meleset dari bambu kecil tersebut. Setelah gagal maka orang
berikutnya dari kelompok tersebut akan meneruskan. Sampai giliran orang
terakhir. Setelah selesai maka kelompok lawan akan memberi hadiah berupa
gendongan dengan patokan jarak dari bambu kecil yang terakhir hingga ke batu
awal permainan dimulai tadi. Makin jauh, maka makin enak digendong dan
kelompok lawan akan makin lelah menggendong.
4. Lompat Tali

Permainan ini sudah tidak asing lagi tentunya, karena permainan lompat tali ini
bisa di temukan hampir di seluh indonesia meskipun dengn nama yang berbedabeda. permainan lompat tali ini biasanya identik dengan kaum perempuan. tetapi
juga tidak sedikit anak laki-laki yang ikut bermain.
Cara Bermain:
Permainan lompat tali tergolong sederhana karena hanya melompati anyaman
karet dengan ketinggian tertentu. Jika pemain dapat melompati tali-karet tersebut,
maka ia akan tetap menjadi pelompat hingga merasa lelah dan berhenti bermain.
Namun, apabila gagal sewaktu melompat, pemain tersebut harus menggantikan
posisi pemegang tali hingga ada pemain lain yang juga gagal dan menggantikan
posisinya.
Ada beberapa ukuran ketinggian tali karet yang harus dilompati, yaitu: (1) tali
berada pada batas lutut pemegang tali; (2) tali berada sebatas (di) pinggang
(sewaktu melompat pemain tidak boleh mengenai tali karet sebab jika
mengenainya, maka ia akan menggantikan posisi pemegang tali; (3) posisi tali

berada di dada pemegang tali (pada posisi yang dianggap cukup tinggi ini pemain
boleh mengenai tali sewaktu melompat, asalkan lompatannya berada di atas tali
dan tidak terjerat); (4) posisi tali sebatas telinga; (5) posisi tali sebatas kepala; (6)
posisi tali satu jengkal dari kepala; (7) posisi tali dua jengkal dari kepala; dan (8)
posisi tali seacungan atau hasta pemegang tali.
5. Engklek

Permainan engklek merupakan permainan tradisional lompatlompatan pada


bidangbidang datar yang digambar diatas tanah, dengan membuat gambar kotakkotak kemudian melompat dengan satu kaki dari kotak satu kekotak berikutnya.

Cara Bermain:
Permainan engklek biasa dimainkan oleh 2 sampai 5 anak perempuan dan
dilakukan di halaman. Namun, sebelum kita memulai permainan ini kita harus
mengambar kotak-kotak di pelataran semen, aspal atau tanah, menggambar 5 segi
empat dempet vertikal kemudian di sebelah kanan dan kiri diberi lagi sebuah segi
empat.

Anda mungkin juga menyukai