Anda di halaman 1dari 21

PERMAINAN TRADISIONAL

Gobak Sodor

Galah Asin atau di daerah lain disebut Galasin atau Gobak Sodor adalah

sejenis permainan daerah dari Indonesia. Permainan ini juga merupakan salah satu

dari sekian banyak permainan tradisional yang dimainkan oleh anak-anak era

1990an. Hampir di seluruh daerah di Indonesia mengenal permainan yang umumnya

dimainkan oleh anak-anak dengan usia sekitar 6 tahun sampai dengan 13 tahun

Bahkan termasuk oleh anak-anak di masa sebelumnya. Dan hari ini, permainan ini

sepertinya sudah langka dijumpai di perkotaan. Bahkan di desa dan kampong pun

mulai langka.

Cara bermainnya:

1.   Permainan galasin ini dimainkan oleh dua tim.

2.   Satu tim biasanya terdiri dari empat orang. Kelompok pertama sebagai pemeran dan

kelompok kedua sebagai penjaga.

3.   Satu regu buat menjaga garis dan satu regu lagi untuk melewati garis tersebut.

4.   Setiap anggota harus melewati garis-garis yang telah dijaga sampai baris terakhir,

setelah sampai baris akhir , semua anggota harus baik lagi ke baris awal dengan

cara yang sama.

5.   Garis batas dari setiap bagian biasanya diberi tanda dengan kapur.

6.   Bagi anggota yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas horisontal harus

berusaha menghalangi lawan mereka yang berusaha melewati batas garis yang

sudah ditentukan.
7.   Bagi anggota yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal, maka

orang ini mempunyai akses untuk keseluruhan garis vertikal yang terletak di tengah

lapagan.

Nah, kalau itu adalah cara permainannya, ada juga aturan dalam permainan

tradisional ini yang harus diperhatikan.

1.   Mencegat lawan agar tidak bisa lolos ke baris terakhir secara bolak-balik.

2.   Anggota tim yang mendapat giliran jaga harus menjaga lapangan agar tidak bisa

dilewati oleh tim lawan, yaitu menjaganya di garis horisontal dan vertikal yang telah

ditentukan.

Untuk menentukan tim mana yang menjadi pemenang, seluruh anggota tim harus

secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah di

tentukan. Tim yang gagal melewati proses itu harus bergantin menjadi tim jaga.

Gambar :

Nilai yang terkandung didalamnya :

        Meningkatkan kemampuan fisik.

        Melatih kemampuan membaca gerak tubuh/gesture.


        Meningkatkan kemampuan komunikasi dan kemampuan menyusun strategi

lebih  baik.

http://ganangatmaja.blogspot.com/2012/11/contoh-permainan-tradisional.html

Permainan pris-prisan terdiri dari dua regu. Setiap regu anggota-anggotanya menginjak batu,
cangkang kerang, atau tutup botol yang disimpan di atas tanah. Anggota regu berlari ke depan
“memancing” supaya dikejar (ditepak) oleh regu lawan. Kalau tertepak, harus menjadi
anggota regu lawan. Kalau batu regu lawan terinjak, disebutnya “pris”, artinya menang satu
nol.

1 Komentar

Posted in Uncategorized and tagged lepas sandal, permainan, pris, pris prisan, prisan, tradisional.
Bookmark the permalink.

Gatrik
Posted on 15/12/2011 by Gilar Sundara

Gatrik biasanya dimainkan anak laki-laki. Peralatan yang digunakan kayu atau bambu (yang
panjangnya kira-kira sejengkal) dan kayu pemukul. Cara mainnya, kayu yang sejengkal
tersebut dipasangkan pada lubang kecil (yang dibuat di tanah). Sesudah itu, lalu dipukul
supaya loncat dan dipukul lagi sampai jauh. Kalau sudah jatuh di satu tempat, kayu yang
sejengkal dipakai untuk mengukur (jengkal demi jengkal pada tanah) sampai pada lubang
kecil tadi. Jadi ukuran menang dan kalahnya ditentukan oleh jumlah jengkalan.

Tinggalkan Komentar

Posted in Uncategorized and tagged gatrik, lepas sandal, permainan, tradisional. Bookmark the
permalink.

Balap Pulpen
Posted on 15/12/2011 by Gilar Sundara

Selain untuk menulis, pulpen bisa juga menjadi alat permainan melalui Balap Pulpen. Untuk
memulainya mudah saja, siapkan kertas kosong lalu buatlah track balap dan tentukan titik
start. Cara ‘membalapkannya’ pegang bagian pulpen paling atas dengan telunjuk dan lesatkan
sejauh mungkin pulpen pemain. Batas goresan tinta adalah pembatas track. Jika memotong
garis pembatas track, di situlah titik untuk kembali melesatkan pulpen. Apabila tidak
memotong garis pembatas track, maka goresan terakhir yang tampak adalah titik untuk
kembali melanjutkan balap. Permainan ini dapat dilakukan banyak pemain asalkan warna
tintanya berbeda-beda agar mudah dikenali goresannya dan dapat dimainkan beberapa lap.
Selamat bermain!

1 Komentar

Posted in Uncategorized and tagged balap, balap pulpen, lepas sandal, permainan, pulpen,
tradisional. Bookmark the permalink.

Dam-Daman
Posted on 14/12/2011 by Gilar Sundara

Permainan tradisional yang menggunakan bidang petak-petak semacam papan catur, yang
disebut dam-daman atau ada juga yang menyebut dengan nama bas-basan. Petaknya dapat di
gambar di atas tanah, tegel atau yang lain. Bentuk petaknya seperti gambar di samping.
Dalam satu petak di bagi untuk dua pemain.yang di butuhkan dalm permainan ini selain
gambar petak juga diperlukan biji, kerikil atau yanglainya tetapi antara dua pemain tersebut
tidak boleh sama agar dapat di bedakan mana milik si A dan mana milik si B (misalnya
pemain A menggunakan batu kerikil dan pemain B menggunakan biji asam). Jumlah yang di
butuhkan oleh setiap pemain adalah 16 biji.

Cara bermain:
Masing-masing prajurit bergerak maju untuk menyerang daerah lawan, dengan arah jalan ke
depan, ke kanan, dan ke kiri, dan mundur pokoknya bebas tapi Cuma boleh satu langkah.
Cara membunuh prajurit lawan dengan melompatinya, dan menempati tempat yang kosong.
Prajurit yang dilompati berarti mati dan dikeluarkan dari daerah permainan.dengan peraturan
hanya boleh melompati satu prajurit tidak boleh lebih. Bila salah satu kubu prajuritnya habis,
berarti kalah. Biasanya permainan ini akan di mulai lagi.

(Sumber: http://permata-nusantara.blogspot.com/2009/03/permainan-dham.html)

Tinggalkan Komentar

Posted in Uncategorized and tagged dam daman, dham-dhaman, lepas sandal, permainan,
tradisional. Bookmark the permalink.

Bancakan
Posted on 14/12/2011 by Gilar Sundara

Bancakan adalah salah satu permainan anak tradisional Jawa Barat berjenis petak umpet atau
dalam bahasa sunda disebut Ucing sumput Bahasa Indonesia: kucing bersembunyi), dengan
memakai sebuah batu dan genteng sebanyak jumlah pemain yang disusun bertumpuk, dan
keduanya ditempatkan dalam dua buah lingkaran berdampingan.
Permainan
Sebelum permainan dimulai, peserta melakukan pengundian dengan cara hompimpa atau suit.
Yang kalah harus menjadi petugas penjaga atau kucing (ucing).

Ucing
Ucing bertugas menyusun genteng secara bertumpuk sebagai benteng selagi para pemain
bersembunyi, kemudian setelah susunan genteng telah berdiri secara sempurna, Ucing mulai
menjaga susunan genteng agar tidak dirobohkan sembari mencari para pemain.

Apabila pemain terlihat atau ditemukan, Ucing harus menyebutkan nama pemain kemudian
menginjak batu sembari berteriak BANCAKAN! sebagai tanda bahwa persembunyian
pemain telah terbongkar dan pemain diharuskan keluar dari tempat persembunyiannya,
sampai semua pemain ditemukan, kemudian permainan dimulai lagi dengan hompimpa untuk
menentukan Ucing yang baru.

Pemain
Pemain selain harus bersembunyi dari Nu Jadi Ucing, pemain juga diharuskan menyerang
benteng Nu Jadi Ucing, untuk ditoker sampai ngalayah sebagai tanda bahwa benteng telah
dirobohkan dan Ucing wajib mempertanggungjawabkan kekalahannya dengan menjadi ucing
lagi dalam ronde berikutnya sampai Nu Jadi Ucing sukses dalam menjalankan tugasnya
sebagai penjaga.

Apabila Pemain ditemukan dan ternyata baik Nu Jadi Ucing maupun peserta yang ditemukan
sama-sama jauh dari benteng, maka mereka berdua harus berlomba untuk mencapai benteng
dan menuntaskan misi masing-masing.

(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Bancakan)

Tinggalkan Komentar

Posted in Uncategorized and tagged bancakan, jawa barat, lepas sandal, permainan, tradisional.
Bookmark the permalink.

Lompat Tali Karet
Posted on 14/12/2011 by Gilar Sundara
Ini mainan yang terbilang sangat popular sekitar tahun 70-an sampai 80-an lalu. Sederhana
tapi bermanfaat. Tali yang digunakan terbuat dari jalinan karet gelang yang banyak terdapat
di sekitar kita. Cara bermainnya paling tidak bertiga atau bahkan berkelompok. Tali
direntangkan dengan ketinggian bergradasi, dari paling rendah hingga paling tinggi. Yang
pandai melompat tinggi, dialah yang keluar sebagai pemenang. Sementara yang kalah
memegang kedua ujung tapi untuk dilompati teman lainnya. Selain melatih fisik mainan ini
juga bisa membuat kita mahir melompat tinggi.

(Sumber: http://mainantempodoeloe.wordpress.com/2007/12/17/lompat-tali-karet/)

Tinggalkan Komentar

Posted in Uncategorized and tagged karet, lepas sandal, lompat, permainan, tinggi, tradisional.
Bookmark the permalink.

Kelereng
Posted on 13/12/2011 by Gilar Sundara

Kelereng (atau dalam bahasa jawa disebut nèkeran dan dalam bahasa betawi disebut gundu)
adalah mainan kecil berbentuk bulat yang terbuat dari kaca, tanah liat, atau agate. Ukuran
kelereng sangat bermacam-macam. Umumnya ½ inci (1.25 cm) dari ujung ke ujung.
Kelereng dapat dimainkan sebagai permainan anak, dan kadang dikoleksi, untuk tujuan
nostalgia dan warnanya yang estetik.

(http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5756191)
Tinggalkan Komentar

Posted in Uncategorized and tagged gundu, kelereng, lepas sandal, nekeran, permainan, tradisional.
Bookmark the permalink.

Egrang
Posted on 13/12/2011 by Gilar Sundara

Egrang atau jangkungan adalah galah atau tongkat yang digunakan seseorang agar bisa
berdiri dalam jarak tertentu di atas tanah. Egrang berjalan adalah egrang yang diperlengkapi
dengan tangga sebagai tempat berdiri, atau tali pengikat untuk diikatkan ke kaki, untuk tujuan
berjalan selama naik di atas ketinggian normal. Di dataran banjir maupun pantai atau tanah
labil, bangunan sering dibuat di atas jangkungan untuk melindungi agar tidak rusak oleh air,
gelombang, atau tanah yang bergeser. Jangkungan telah dibuat selama ratusan tahun.

(http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5756191)

Tinggalkan Komentar
Posted in Uncategorized and tagged egrang, enggrang, jangkungan, lepas sandal, permainan,
tradsional. Bookmark the permalink.

Gasing
Posted on 13/12/2011 by Gilar Sundara

Gasing / Gangsing adalah mainan yang bisa berputar pada poros dan berkesetimbangan pada
suatu titik. Gasing merupakan mainan tertua yang ditemukan di berbagai situs arkeologi dan
masih bisa dikenali. Selain merupakan mainan anak-anak dan orang dewasa, gasing juga
digunakan untuk berjudi dan ramalan nasib.

Sebagian besar gasing dibuat dari kayu, walaupun sering dibuat dari plastik, atau bahan-
bahan lain. Kayu diukir dan dibentuk hingga menjadi bagian badan gasing. Tali gasing
umumnya dibuat dari nilon, sedangkan tali gasing tradisional dibuat dari kulit pohon. Panjang
tali gasing berbeda-beda bergantung pada panjang lengan orang yang memainkan.

Gerakan gasing berdasarkan efek giroskopik. Gasing biasanya berputar terhuyung-huyung


untuk beberapa saat hingga interaksi bagian kaki (paksi) dengan permukaan tanah
membuatnya tegak. Setelah gasing berputar tegak untuk sementara waktu, momentum sudut
dan efek giroskopik berkurang sedikit demi sedikit hingga akhirnya bagian badan terjatuh
secara kasar ke permukaan tanah.

Sejumlah daerah memiliki istilah berbeda untuk menyebut gasing. Masyarakat Jawa Barat
dan DKI Jakarta menyebutnya gangsing atau panggal. Masyarakat Lampung menamaninya
pukang, warga Kalimantan Timur menyebutnya begasing, sedangkan di Maluku disebut
Apiong dan di Nusatenggara Barat dinamai Maggasing. Hanya masyarakat Jambi, Bengkulu,
Sumatera Barat, Tanjungpinang dan Kepulauan Riau yang menyebut gasing. Nama
maggasing atau aggasing juga dikenal masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan. Sedangkan
masyarakat Bolaang Mongondow di daerah Sulawesi Utara mengenal gasing dengan nama
Paki. Orang Jawa Timur menyebut gasing sebagai kekehan. Sedangkan di Yogyakarta, gasing
disebut dengan dua nama berbeda. Jika terbuat dari bambu disebut gangsingan, dan jika
terbuat dari kayu dinamai pathon.

Gasing memiliki beragam bentuk, tergantung daerahnya. Ada yang bulat lonjong, ada yang
berbentuk seperti jantung, kerucut, silinder, juga ada yang berbentuk seperti piring terbang.
Gasing terdiri dari bagian kepala, bagian badan dan bagian kaki (paksi). Namun, bentuk,
ukuran danbgain gasing, berbeda-beda menurut daerah masing-masing.

Gasing di Ambon (apiong) memiliki kepala dan leher. Namun umumnya, gasing di Jakarta
dan Jawa Barat hanya memiliki bagian kepala dan paksi yang tampak jelas, terbuat dari paku
atau logam. Sementara paksi gasing natuna, tidak nampak.

Gasing dapat dibedakan menjadi gasing adu bunyi, adu putar dan adu pukul

Cara memainkan gasing, tidaklah sulit. Yang penting, pemain gasing tidak boleh ragu-ragu
saat melempar gasing ke tanah.

Cara memainkan:
Gasing di pegang di tangan kiri, sedangkan tangan kanan memegang tali.
Lilitkan tali pada gasing, mulai dari bagian paksi sampai bagian badan gasing. lilit kuat
sambil berputar.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Gasing)

Tinggalkan Komentar

Posted in Uncategorized and tagged gasing, lepas sandal, main, permainan, tradisional. Bookmark
the permalink.

Petak Umpet
Posted on 13/12/2011 by Gilar Sundara
Petak umpet adalah sejenis permainan yang bisa dimainkan oleh minimal 2 orang, namun jika
semakin banyak akan semakin seru.

Cara bermain:
Dimulai dengan Hompimpa untuk menentukan siapa yang menjadi “kucing” (berperan
sebagai pencari teman-temannya yang bersembunyi). Si kucing ini nantinya akan
memejamkan mata atau berbalik sambil berhitung sampai 10, biasanya dia menghadap
tembok, pohon atau apasaja supaya dia tidak melihat teman-temannya bergerak untuk
bersembunyi (tempat jaga ini memiliki sebutan yang berbeda di setiap daerah, contohnya di
beberapa daerah di Jakarta ada yang menyebutnya INGLO, di daerah lain menyebutnya BON
dan ada juga yang menamai tempat itu HONG). Setelah hitungan sepuluh (atau hitungan
yang telah disepakati bersama, misalnya jika wilayahnya terbuka, hitungan biasanya
ditambah menjadi 15 atau 20) dan setelah teman-temannya bersembunyi, mulailah si
“kucing” beraksi mencari teman-temannya tersebut.

Jika si “kucing” menemukan temannya, ia akan menyebut nama temannya sambil menyentuh
INGLO atau BON atau HONG, apabila hanya meneriakkan namanya saja, maka si “kucing”
dianggap kalah dan mengulang permainan dari awal. Apabila Yang seru adalah, pada saat si
“kucing” bergerilya menemukan teman-temannya yang bersembunyi, salah satu anak (yang
statusnya masih sebagai “target operasi” atau belum ditemukan) dapat mengendap-endap
menuju INGLO, BON atau HONG, jika berhasil menyentuhnya, maka semua teman-teman
yang sebelumnya telah ditemukan oleh si “kucing” dibebaskan, alias sandera si “kucing”
dianggap tidak pernah ditemukan, sehingga si “kucing” harus kembali menghitung dan
mengulang permainan dari awal.

Permainan selesai setelah semua teman ditemukan. Dan yang pertama ditemukanlah yang
menjadi kucing berikutnya.

Ada satu istilah lagi dalam permainan ini, yaitu ‘kebakaran’ yang dimaksud di sini adalah
bila teman kucing yang bersembunyi ketahuan oleh si kucing disebabkan diberitahu oleh
teman kucing yang telah ditemukan lebih dulu dari persembunyiannya.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Petak_umpet)

Tinggalkan Komentar

Posted in Uncategorized and tagged lepas sandal, main, permainan, petak, tradisional, umpet.
Bookmark the permalink.

Congklak
Posted on 13/12/2011 by Gilar Sundara
Congklak adalah suatu jenis permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam
nama di seluruh indonesia. Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan
sebagai biji congklak dan jika tidak ada, kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuh-
tumbuhan.

Congklak memiliki nama yang berbeda-beda di berbagai daerah,di malaysia permainan ini
lebih dikenal dengan nama congklk dan istilah ini juga dikenal di beberapa daerah di
Sumatera dengan kebudayaan melayu. Di jawa, permainan ini lebih dikenal dengan nama
congklak, dakon, dhakon atau dhakonan. Selain itu di lampung permainan ini lebih dikenal
dengan nama dentuman lamban sedangkan di Sulawesi permainan ini lebih dikenal dengan
nama mokaotan, maggaleceng, aggalacang dan nogarata. Dalam bahasa Inggris, permainan
ini disebut mancala.

(http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5756191)

Tinggalkan Komentar

Posted in Uncategorized and tagged congklak, lepas sandal, permainan, tradisional. Bookmark the
permalink.

Galasin
Posted on 13/12/2011 by Gilar Sundara
Galah asin atau di daerah lain disebut galasin atau gobak sodor adalah sejenis permainan
daerah asli dari Indonesia. Permainan ini adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua
grup, di mana masing-masing tim terdiri dari 3 – 5 orang. Inti permainannya adalah
menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik,
dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses
bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan.

Permainan ini biasanya dimainkan di lapangan bulu tangkis dengan acuan garis-garis yang
ada atau bisa juga dengan menggunakan lapangan segi empat dengan ukuran 9 x 4 m yang
dibagi menjadi 6 bagian. Garis batas dari setiap bagian biasanya diberi tanda dengan kapur.
Anggota grup yang mendapat giliran untuk menjaga lapangan ini terbagi dua, yaitu anggota
grup yang menjaga garis batas horisontal dan garis batas vertikal. Bagi anggota grup yang
mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas horisontal, maka mereka akan berusaha untuk
menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah
ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk
menjaga garis batas vertikal (umumnya hanya satu orang), maka orang ini mempunyai akses
untuk keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan.
Permainan ini sangat mengasyikkan sekaligus sangat sulit karena setiap orang harus selalu
berjaga dan berlari secepat mungkin jika diperlukan untuk meraih kemenangan.

(http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5756191)

Permainan Sunda

~Hompilah\Hompimpah
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Bermain hompilah
Hompilah merupakan lagu permainan sunda yang ditujukan untuk berhitung sebelum anak-anak
melakukan permainan kucing-kucingan atau permainan sentuh berlarian.[1]Caranya anak-anak
berkumpul sambil membolak-balikan telapak tangannya kemudian menyanyikan lagu hompilah
bersama-sama, anak yang tidak sama membolak-balikan tangannya ada yang posisi telapak
tangannya dibawah sedangkan anak yang lain posisi telapak tangannya di atas itulah anak yang kalah
dan harus mengejar anak yang lain yang sedang berlarian dan anak yang berlarian tadi tidak boleh
jauh-jauh dari tempat mereka bermain

~Kalong King
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kalong king merupakan Lagu permainan Sunda yang dinyanyikan oleh anak-anak ketika menjelang
sore, biasanya jika ada kelelawar lewat berterbangan.Ketika kelelawar lewat, anak-anak suka
menyanyikan kalong king, suka cita bersama tenman-temannya menertawakan kelelawar itu, anak-
anak melakukannya hanya sekedar hiburan.Lagu permainannya:
Kalong king, kalong king
Bapa sia utah ngising
Dibura ku madu ucing
 Madu ucing meunang maling
Maling ti imah aing

~Bancakan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Bancakan adalah salah satu permainan anak tradisional Jawa Barat berjenis petak umpet atau dalam
bahasa sunda disebut Ucing sumput Bahasa Indonesia: kucing bersembunyi), dengan memakai
sebuah batu dan genteng sebanyak jumlah pemain yang disusun bertumpuk, dan keduanya
ditempatkan dalam dua buah lingkaran berdampingan.

Permainan
Sebelum permainan dimulai, peserta melakukan pengundian dengan cara hompimpa atau suit. Yang
kalah harus menjadi petugas penjaga atau kucing (ucing).

Ucing
Ucing bertugas menyusun genteng secara bertumpuk sebagai benteng selagi para pemain
bersembunyi, kemudian setelah susunan genteng telah berdiri secara sempurna, Ucing mulai
menjaga susunan genteng agar tidak dirobohkan sembari mencari para pemain.
Apabila pemain terlihat atau ditemukan, Ucing harus menyebutkan nama pemain kemudian
menginjak batu sembari berteriak BANCAKAN! sebagai tanda bahwa persembunyian pemain telah
terbongkar dan pemain diharuskan keluar dari tempat persembunyiannya, sampai semua pemain
ditemukan, kemudian permainan dimulai lagi dengan hompimpa untuk menentukan Ucing yang
baru.

Pemain
Pemain selain harus bersembunyi dari Nu Jadi Ucing, pemain juga diharuskan menyerang benteng
Nu Jadi Ucing, untuk ditoker sampai ngalayah sebagai tanda bahwa benteng telah dirobohkan dan
Ucing wajib mempertanggungjawabkan kekalahannya dengan menjadi ucing lagi dalam ronde
berikutnya sampai Nu Jadi Ucing sukses dalam menjalankan tugasnya sebagai penjaga.
Apabila Pemain ditemukan dan ternyata baik Nu Jadi Ucing maupun peserta yang ditemukan sama-
sama jauh dari benteng, maka mereka berdua harus berlomba untuk mencapai benteng dan
menuntaskan misi masing-masing.

~Sunda manda
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sunda manda atau juga disebut éngklék, téklék, ingkling,

Permainan ini dapat ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia, baik di Sumatra, Jawa, Bali,
Kalimantan, dan Sulawesi. Di setiap daerahnya dikenal dengan nama yang berbeda. Terdapat dugaan
bahwa nama permainan ini berasal dari "zondag-maandag" yang berasal dari Belanda dan menyebar
ke nusantara pada zaman kolonial, walaupun dugaan tersebut adalah pendapat sementara.
Permainan Sunda manda biasanya dimainkan oleh anak-anak, dengan dua sampai lima orang
peserta. Di Jawa, permainan ini disebut engklek dan biasanya dimainkan oleh anak-anak perempuan.
Permainan yang serupa dengan peraturan berbeda di Britania Raya disebut dengan hopscotch.
Permainan hopscotch tersebut diduga sangat tua dan dimulai dari zaman Kekaisaran Romawi.

Cara bermain
Peserta permainan ini melompat menggunakan satu kaki disetiap petak-petak yang telah digambar
sebelumnya di tanah.
Untuk dapat bermain, setiap anak harus berbekal gacuk yang biasanya berupa sebentuk pecahan
genting, yang juga disebut kreweng, yang dalam permainan, kreweng ini ditempatkan di salah satu
petak yang tergambar di tanah dengan cara dilempar, petak yang ada gacuknya tidak boleh diinjak /
ditempati oleh setiap pemain, jadi para pemain harus melompat ke petak berikutnya dengan satu
kaki mengelilingi petak-petak yang ada.
Pemain yang telah menyelesaikan satu putaran terlebih dahulu, berhak memilih sebuah petak untuk
dijadikan "sawah" mereka, yang artinya di petak tersebut pemain yang bersangkutan dapat
menginjak petak itu dengan kedua kaki, sementara pemain lain tidak boleh menginjak petak itu
selama permainan. Peserta yang memiliki kotak paling banyak adalah yang akan memenangkan
permainan ini.

~Pérépét Jéngkol
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

pérépét jéngkol

Pérépét jéngkol merupakan Lagu Permainan Sunda yang dinyanyikan oleh laki-laki atau perempuan
tiga orang, memegang tangan saling memebelakangi temannya masing-masing, kaki kanannya
diangkat ke betis dianyamkan hingga kuat.,masing-masing tangan dilepaskan kemuadian meloncat-
loncat memutar ke arah kiri sambil tepuk tangan menuruti irama lagu Pérépét jéngkol.

Pérépét jéngkol
Jajahéan
Kadempét kohkol
Jéjérétéan

~Paciwit-Ciwit Lutung
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Barudak keur ulin paciwit-ciwit lutung

Paciwit-ciwit lutung merupakan Lagu Permainan Sunda yang dinyanyikan oleh perempuan atawa
laki-laki tiga orang atau empat orang.Caranya saling mencubit punggung tangan, menyusun ke atas
sambil menyanyi paciwit-ciwit lutung menurut irama lagu.Lagunya dibawah ini:
Paciwit-ciwit lutung
Si lutung pindah ka luhur.

~Cing Ciripit
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bermain cing ciripit

Cing ciripit merupakan lagu permainan sunda yang ditujukan untuk berhitung sebelum anak-anak
melakukan permainan kucing-kucingan atau permainan sentuh berlarian.Cara mainnya pertama-
tama anak-anak berkumpul dalam posisi melingkar, kemudian salah seorang anak biasanya yang
lebih tua meletakkan telapak tangannya ke tengah lingkaran sambil berdiri, lalu anak yang lainnya
meletakkan jari telunjuk mereka ke atas telapak tangan anak yang paling tua tadi, setelah itu anak-
anak yang meletakkan jari telunjuknya masing-masing mengangkat dan menurunkan jari telunjuknya
keatas telapak tangan sambil menyanyikan lagu cing ciripit.

Cing ciripit
Tulang bajing kacapit
Kacapit ku bulu paré
Bulu paré seuseukeutna

Lagu lainnya :

Cing ciripit
Kadal buntung
Duit saringgit
Dipaké nyandung
A, i, u, daun cau nangka ngora
Ari tang tang tang tangkeup

~Pim-Pom Pilem
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Barudak keur ulin pim-pom-pilem

Pim-pom pilem merupakan Lagu Permainan Sunda yang dinyanyikan oleh anak-anak yang bertujuan
untuk mengundi.Biasanya ada pamimpin dari salah seorang anak (dipilih yang paling tua umurnya),
cara mainnya pemimpin mengepalkan tangannya yang kiri kemudian diletakan di tengah
kumpulan.Anak yang lain yang berkumpul meniru sang pemimpin, mengepalkan tangan kanannya
lalu diletakan di tengah kumpulan kemudian pemimpin meletakan tangannya ke tangan-tangan yang
lain sambil tetap mengepal kemudian menyanyikan lagu pim-pom-pilem.Ketika bernyanyi
pemimpinnya sampai terjatuh, maka kepalan berhenti.Lagunya di bawah ini:
Pim-pom pilem jabésé
Sédan beureum ti Jogja
Batu ngampur dikempis
Pisang cau karonéng
Néngtét bujal di gunung
Nungtun sapi keur depa
Parahuna tiguling

~Sasalimpetan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Bermain sasalimpetan

Sasalimpetan merupakan Lagu Permainan Sunda yang dinyanyikan oleh anak-anak sambil bermain
saling berpegangan tangan, berbaris ke arah sisi kanan atau sisi kiri.yang terahir arah sebelah kiri
memegang kayu, pohon atau benda apa saja yang ada didepannya.Lagu permainannya di bawah ini:
Sasalimpetan
Jajahan aing nu panjang héy! héy!
Saha nu panjang.
~Ucang-Ucang Anggé
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

ucang-ucang angge

Ucang-ucang anggé merupakan Lagu Permainan Sunda yang dinyanyikan oleh seorang anak sambil
ucang-ucangan mengayunkan kedua kakinya duduk di kursi atau golodog, kakinya diayun-ayunkan
ke depan ke belakang beberapa kali.Biasanya sambil bermain dengan adik atau saudara.Lagunya di
bawah ini:
Ucang-ucang anggé
Mulung muncang ka papanggé
Diudag ku anjing gedé
Anjing gedé nu Ki Lebé
Ari gog, gog cungungung.

Anda mungkin juga menyukai