• Permainan tradisional yang satu ini masih populer hingga kini. Gobak sodor oleh
beberapa orang disebut juga sebagai Galah Asin atau Galasin. Jumlah pemainnya
harus genap kemudian dibagi menjadi dua tim, satu berjaga dan satunya lagi
berpindah dari kotak ke kotak.
• Lintasan permainan gobak sodor dibuat berupa kotak-kotak lebar bergaris. Tim
yang berjaga hanya boleh berada tepat di garis. Mereka bertugas menghadang tim
lawan yang akan berpindah dari kotak ke kotak menuju garis finish.
• Kisah-kisah nenek moyang yang diwariskan dari mulut ke mulut mengisahkan
permainan gobak sodor sebagai ajang latihan para prajurit di masa lampau. Kata
'gobak' sendiri bermakna bergerak bebas, sementara 'sodor' adalah tombak.
3. Engklek
• Permainan legenda satu ini merupakan salah satu permainan tradisional yang sampai saat
ini masih sering dimainkan hampir di seluruh wilayah Indonesia, walaupun setiap daerah
memiliki sebutan yang berbeda-beda namun cara memainkannya tetap sama.
• Engklek bisa dimainkan oleh perempuan maupun laki-laki, bisa dimainkan hanya dua
orang saja atau maksimal lima orang. Karena harus menunggu giliran untuk memainkan
ini, jadi jika terlalu banyak yang memainkannya, pemain akan bosan karena menunggu
terlalu lama.
• Cara memainkannya yaitu dengan menggambar kotak-kotak di lantai seperti pada gambar
dengan menggunakan kapur. Akan lebih asik jika dimainkan di lapangan dengan
permukaan lantai yang rata, jadi mudah untuk menggambarnya.
• Jumlah kotak yang digambar ada sembilan yaitu tiga kotak horizontal, disambung dengan
tiga kotak vertkal, lalu tambah satu kotak diatasnya dan dua di horizontal.
• Setiap pemain akan melompati kotak-kotak tersebut secara bergiliran. Melompatnya
harus dengan satu kaki, jika terjatuh maka pemain harus menandai kotak terakhir dengan
menaruh batu.
4. Egrang
Permainan dagongan ini sudah ada sejak dahulu, tetapi kapan munculnya tidak dapat ditentukan dengan
pasti. Permainan ini muncul disebabkan pula oleh daerah Minahasa yang banyak ditumbuhi oleh
berbagai jenis bambu. Hal ini turut menentukan pola pikir masyarakat Minahasa sehingga muncullah
permainan dagongan ini sebagai pemanfaatan alam sekitar. Dagongan adalah jenis permainan
tradisional rakyat Minahasa. Dagongan memiliki arti tolak menolak. Peralatan yang diperlukan dalam
permainan ini yaitu berupa bambu gading yang lurus dan ruas-ruasnya harus dibersihkan supaya tidak
terdapat cabang yang membahayakan pada waktu tolak menolak. Jumlah peserta sebanyak 5 orang laki-
laki. Panjang bambu yang digunakan adalah 6 meter. Jalannya permainan adalah: kalau dalam tarik
tambang kedua regu tarik menarik, sedangkan dalam permainan dagongan tolak menolak. Kedua regu
berbaris saling berhadapan, dan yang paling depan memegang bambu dengan jarak 1 meter. Wasit
memberikan aba-aba dengan hitungan 1 sampai 3. regu yang cepat terdorong dinyatakan kalah.
6. Sepak Tekong