Anda di halaman 1dari 65

METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF KOMPARATIF

DOSEN PEMBIMBING
Dr. ELINDRA YETTI,M,Pd

DISUSUN OLEH :

1. Chasya Aghniarrahmah NIM 9909817005


2. Halimatus 9909817034
3. Yuni Dwisuryani 9909817035

Makalah yang Di Tulis Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi


Penelitian

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2017
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………


A. Latar Belakang Masalah …………………………………...
B. Rumusan Masalah ………………………………………….
C. Tujuan Penulisan ……………………………………...……

BAB II
TINJAUAN TEORI ……………………………………………….
A. Pengertian Metode Penelitian Kuantitatif
Eksperimen
B. Desain Metode Penelitian Kuantitatif
Eksperimen
C. Tujuan Metode Penelitian Kuantitatif
Eksperimen

BAB III D. Langkah-Langkah Metode Penelitian


Kuantitatif Eksperimen
E. Prinsip Dasar Pelaksanaan Metode
Penelitian Kuantitatif Eksperimen
F. Teknik Pengumpulan Data Metode
Penelitian Kuantitatif Eksperimen
G. Analisis Data Metode Penelitian Kuantitatif
Eksperimen
H. Pengertian Metode Penelitian Kuantitatif
Ex-post Facto
I. Desain Metode Penelitian Kuantitatif Ex-
post Facto
J. Tujuan Metode Penelitian Kuantitatif Ex-
post Facto
K. Langkah-Langkah Metode Penelitian
Kuantitatif Ex-post Facto
L. Karakteristik Dasar Pelaksanaan Metode
Penelitian Kuantitatif Ex-post Facto?
M. Teknik Pengumpulan Data Metode
Penelitian Kuantitatif Ex-post Facto
N. Analisis Data Metode Penelitian Kuantitatif
Ex-post Facto

PENUTUP ………………………………………………………...
A. Kesimpulan ………………………………………………….
B. Saran ……………………………………………….…….….
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya metode penelitian merupakan suatu cara ilmiah


yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu. Salah satu bentuk penelitian ekperimen menggunakan
pendekatan kuantitatif atau objektif, dan termasuk kedalam paham
positivistik. Dalam penelitian eksperimen ada perlakuan (Treatment)
serta adanya kontrol.
Berdasarkan tempat penelitian eksperimen dilakukan di
laboratorium dan eksperimen lapangan. Untuk melaksanakan penelitian
eksperimen yang baik perlunya mengetahui komponen komponen seperti
variabel, tujuan penelitian, langkah langkah penelitian eksperimen dan
desain penelitianya. Oleh karna itu, untuk lebih memahami mengenai
penelitian mengenai penelitian eksperimen maka akan dibahas dalam
makalah ini.

B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini antara lain :
1. Apakah Pengertian Metode Penelitian Kuantitatif Eksperimen?
2. Bagaimana Desain Metode Penelitian Kuantitatif Eksperimen?
3. Apakah Tujuan Metode Penelitian Kuantitatif Eksperimen?
4. Bagaimana Langkah-Langkah Metode Penelitian Kuantitatif
Eksperimen?
5. Apa saja Prinsip Dasar Pelaksanaan Metode Penelitian Kuantitatif
Eksperimen?
6. Bagaimana Teknik Pengumpulan Data Metode Penelitian Kuantitatif
Eksperimen?
7. Bagaimana Analisis Data Metode Penelitian Kuantitatif Eksperimen?
8. Apakah Pengertian Metode Penelitian Kuantitatif Ex-post Facto?
9. Bagaimana Desain Metode Penelitian Kuantitatif Ex-post Facto?
10. Apakah Tujuan Metode Penelitian Kuantitatif Ex-post Facto?
11. Bagaimana Langkah-Langkah Metode Penelitian Kuantitatif Ex-post
Facto?
12. Apa saja Prinsip Dasar Pelaksanaan Metode Penelitian Kuantitatif
Ex-post Facto?
13. Bagaimana Teknik Pengumpulan Data Metode Penelitian Kuantitatif
Ex-post Facto?
14. Bagaimana Analisis Data Metode Penelitian Kuantitatif Ex-post
Facto?

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ialah mendeskripsikan penelitian kuantitatif
komparatif meliputi metode penelitian eksperimen dan metode
penelitian expost-facto.

BAB II
KONSEP METODE PENELITIAN

A. Pengertian Metode Penelitian Kuantitatif Eksperimen


Terdapat banyak sekali jenis-jenis dari penelitian kuantitatif salah
satunya adalah penelitian eksperimen. Adapun pengertian dari eksperimen
yaitu pengamatan yang dibuat untuk membuktikan keadaan dari sesuatu
yang meragukan. Menurut Suwanda penelitian eksperimen merupakan
rangkaian kegiatan berupa pemikiran dan tindakan yang dipersiapkan secara
kritis dan seksama mengenai berbagai aspek yang dipertimbangkan dan
sedapat mungkin diupayakan kelak dalam penyelenggaraan suatu percobaan
dalam rangka menemukan pengetahuan baru.1
Selanjutnya, menurut Arikunto penelitian eksperimen merupakan
penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari
“sesuatu” yang dikenakan pada subjek selidik”. 2. Sedangkan menurut
Emmory dikutip oleh Jaedun penelitian eksperimen adalah penelitian yang
merupakan bentuk khusus investigasi yang digunakan untuk menentukan
variabel-variabel apa saja dan bagaimana bentuk hubungan antara satu
dengan yang lainnya.3 Sementara itu menurut Sugiyono penelitian
eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan.4
Sementara itu menurut Pluthcik dikutip oleh Setyanto sebagai berikut:
Cara mengatur kondisi suatu eksperimen untuk mengidentifikasi variabel-
variabel dan menentukan sebab-akibat suatu kejadian. Jadi yang dimaksud
dengan pengertian penelitian eksperimen adalah penelitian eksperimen
adalah penelitian yang dilakukan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu
serta mnentukan hubungan antara variabel yang satu dan lainnya dan untuk
menentukan sebab-akibat dari suatu kejadian melalui rangkaian pemikiran
dan tindakan yang dipersiapkan secara kritis dalam rangka menemukan
pengetahuan baru.5

1
Suwanda, Desain Eksperimen (Bandung: Alfabeta, 2015), h.2
2
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian ( Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 2013),h. 207
3
Ahmad Jaedun, “Metodologi Penelitian Eksperimen” Artikel Ilmiah, 2011, h. 5.
4
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi ( Bandung: Penerbit Indonesia, 2012), h.109.
5
Eko Setyanto, “ Memperkenalkan kembali Metode Eksperimen dalam Kajian Komunikasi,”
Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol 3 2015, hal. 39.
B. Desain Metode Penelitian Kuantitatif Eksperimen
Terdapat beberapa bentuk desain penelitian eksperimen yang dapat
digunakan dalam penelitian, yaitu:
1. Rancangan Penelitian Pre-Eksperimen (Pre-Experiment Design)
Menurut Sugiyono rancangan penelitian pre-eksperimen (pre-
experiment design) belum termasuk dalam penelitian eksperimen
sesungguhnya karena masih terdapat variabel luar yang ikut
berpengaruh terhadap terbentuknya variabel terikat (dependen). Jadi
hasil eksperimen yang merupakan variabel terikat (dependen) bukan
hanya dipengaruhi oleh variabel bebas (independen). Hal ini tidak
dapat terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak
dipilih secara random.6
Senada dengan pendapat Yusuf rancangan penelitian pre-
eksperimen (pre-experiment design) sangat lemah. Pada prinsipnya
penelitian pre-eksperimen tidak mengontrol validitas internal dan
eksternal secara utuh.7 Ada beberapa macam bentuk Penelitian Pre-
Eksperimen (Pre-Experiment Design) yaitu:
a. The One Shot Case Study
Pada desain penelitian eksperimen model The One Shot
Case Study tidak diberikan pretest. Menurut Sugiyono penelitian
eksperimen model ini melibatkan suatu kelompok diberikan
perlakuan (treatment), kemudian diobservasi hasilnya. Perlakuan
(treatment) berfungsi sebagai variabel bebas (independen), dan
hasil sebagai variabel terikat (dependen).8 Sedangkan menurut
Yusuf penelitian eksperimen model The One Shot Case Study
tidak ada memiliki kelompok kontrol sebagai perbandingan dari

6
Sugiyono, op.cit., h.110
7
Yusuf, op.cit., h.179
8
Sugiyono, op.cit., h.112
kelompok eksperimen. Perlakuan diberikan pada permulaan yang
bertujuan untuk mengetahui hasil pengukuran pada akhir kegiatan.
Rancangan ini dapat digambarkan seperti berikut :
X O
Perlakuan Posttest

Contoh:
Penyuluhan Keluarga Berencana sebagai salah satu cara efektif
meningkatkan sikap masyarakat terhadap keluarga kecil dan
sejahtera.
Dalam contoh diatas yang dijadikan perlakuan dalam
penelitian ialah penyuluhan tentang Keluarga Berencana.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini sebagai
berikut :
1. Pada awal kegiatan ditentukan terlebih dahulu yang akan
mengikuti penyuluhan.
2. Semua subjek tersbut diberikan penyuluhan tentang Keluarga
Berencana, selama periode tertentu. Kegiatan ini terus
dilaksanakan sampai selesai penyeluhan.
3. Pada akhir kegiatan dilakukan pengukuran dengan
melaksanakan posttest.
Adapun kelemahan penelitian ini, yaitu:
1. Tidak ada kontrol sama sekali dan juga tidak ada validitas
internal. Hal ini terjadi karena faktor yang mempengaruhinya
tidak dikendalikan.
2. Hasil pengukuran tidaklah dapat dinyatakan secara tegas
sebagai akibat perlakuan.
3. Kesimpulan diambil mungkin berbeda dari keadaan yang
sebenarnya, atau menyesatkan sebab hasil itu tidak dapat
dibandingkan dengan kelompok yang lain. 9
Sedangkan keuntungan rancangan penelitian yaitu The
One Shot Case Study berguna untuk menjajaki masalah yang
akan diteliti lebih lanjut.
a. The One Group Pretest-Posttest Design
Menurut Yusuf rancangan ini terdiri dari satu kelompok (tidak
ada kelompok kontrol), sedangkan proses penelitiannya
dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu:
1. Melaksanakan pretest untuk mengukur kondisi awal
responden sebelum diberikan perlakuan.
2. Memberikan perlakuan (X)
3. Melakukan posttest untuk mengetahui keadaan variabel
terikat (dependen) sesudah diberikan perlakuan.
Hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
membandingkan dengan keadaan sebelum diberikan
perlakuan. Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut
O1 X O2
Pretest Perlakuan Posttest
Contoh: Penyuluhan tentang program keluarga berencana
merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan
pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap keluarga
sejahtera.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan
penelitian sebagai berikut:

9
Yusuf, op.cit., h. 180
1. pada awal kegiatan sebelum perlakuan diberikan,
dikenakan kepada semua subjek (O) pretest untuk
mengukur pengetahuan dan sikap mereka tentang
keluarga berencana.
2. cari skor dan rata-rata hitungnya.
3. Berikan perlakuan (X) pada subjek penelitian, yaitu
penyuluhan tentang keluarga berencana.
4. setelah selesai perlakuan, laksanakan posttest pada
subjek (responden) penelitian.
5. Bandingkan hasil pretest dan posttest.
6. Perbedaan kedua skor itu merupakan akibat perlakuan.
Dalam contoh diatas ialah Penyuluhan tentang Keluarga
Berencana.10

b. The Static Group Comparison Design


Menurut Sugiyono pada dasarnya rancangan ini
terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian,
tetapi dibagi dua, yaitu setengah kelompok untuk eksperimen
(yang diberikan perlakuan) dan setengah untuk kelompok
kontrol (yang tidak diberi perlakuan).11 Kedua kelompok
diambil dari populasi yang sama.
Berhubungan karena rancangan ini menggunakan
kelompok kontrol, maka beberapa faktor yang memengaruhi
validitas internal seperti history dapat dikontrol. Secara
sederhana rancangan penelitian ini sebagai berikut :
X1 O1

10
Ibid., h.181
11
Sugiyono, op.cit., hal.113
_ O2
Perlakuan Posttest
Menurut Yusuf langkah-langkah yang ditempuh dalam
rancangan penelitian ini sebagai berikut:
1. Ambil dua kelompok subjek dari populasi yang sama.
2. Kenakan perlakuan pada salah satu kelompok.
3. Kenakan pada kedua kelompok posttest, setelah
perlakuan selesai.
4. Bandingkan hasil kelompok pertama (O1) dan kelompok
kedua (O2), dengan mencari mean (rata-rata) masing-
masing kelompok.
5. Gunakan rumus statistic tertentu yang cocok dengan
jenis data yang ada, sehingga dapat diketahui apakah
beda kedua kelompok itu bearti atau tidak.
Beberapa kelemahan dalam rancangan ini ialah
kedua kelompok tidak sama, sebab tidak dipilih secara acak
(random). Disamping itu beberapa faktor yang memengaruhi
validitas internal, seperti kematangan, pengetesan, dan
instrumentasi belum dikendalikan.12
Pengembangan dari rancangan pre-ekperimen tipe
ketiga ini yaitu dengan memperkenalkan pretest dan posttest,
yaitu The Static Group Comparison Design. Kelemahan
utama rancangan ini yaitu kedua kelompok penelitian tidak
diambil secara random.
Seperti yang telah dikemukakan diatas bahwa, ketiga
bentuk desain pre-experiment bila diterapkan untuk
penelitian, akan banyak variabel-variabel luar yang masih

12
Yusuf,op.cit., h.182
berpengaruh dan sulit dikontrol, sehingga validitsinternal
penelitian menjadi rendah.
2. Rancangan Penelitian Eksperimen Semu (Quasi- Experiment Design)
Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari
true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini
mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya
untuk mengontrol variable-variabel luar yang mempengaruhi
pelakanaan eksperimen. Menurut Sugiyono desain ini lebih baik dari
pre-experimental design. Quasi-experimental design digunakan karena
kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan
untuk penelitian.
Pada kegiatan administrasi atau manajemen, sering tidak
mungkin menggunakan sebagian para karyawannya untuk eksperimen
dan sebagiannya tidak. Sebagiannya menggunakan prosedur kerja
yang baru yang lain tidak. Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitsn
dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian sehingga
dikembangkan desain Quasi-experimental design. Beberapa
rancangan penelitian ekperimen semu yaitu:
a. The Time Series Experiment
Pada The Time Series Experiment kelompok yang akan
digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random.
Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sebanyak
empat kali. Tujuannya untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan
keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasi pretest
selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda artinya
kelompok tersebut keadaanya labil, tidak menentu dan tidak
konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapat diketahui
dengan jelas, maka baru diberi treatment. Desain penelitian ini
hanya menggunakan satu kelompok saja.
Selanjutnya, untuk mengetahui kecenderungan subjek
penelitian sesudah perlakukan juga dilaksanakan beberapa kali
observasi. Rancangan penelitian ini sebagai berikut:
Perbedaan antara pengukuran sebelum dan sesudah perlakuan
(X) merupakan efek perlakuan (O5 – O4). Selanjutnya perhatikan
contoh berikut:
O1 O2 O3 O4 X O5 O6 O7 O8

Menurut Yusuf (2014:184) Langkah-langkah yang ditempuh


dalam penggunaan rancangan ini sebagai berikut:
1. Ambil subjek satu kelompok.
2. Kenakan tes pada t1, t2, t3, dan t4. Jarak waktu antara t1, t2, t3,
dan t4 adalah sama.
3. Kenakan perlakuan pada subjek sesudah kegiatan pada
langkah kedua waktu keempat selesai.
4. Berikan posttest pada waktu kegiatan t5, t6, t7, dan t8.
5. Carilah beda angka t5, t6, t7, dan t8 yang akan menggambarkan
kecenderungan subjek sebelum diberikan perlakuan.
6. Carilah beda angka t5, t6, t7, dan t8 yang merupakan
kecenderungan sesudah perlakuan.
7. Carilah beda O5 dan O6 (sedudah dan sebelum perlakuan).
8. Bandingkan rata-rata selisih langkah kelima dan keenam.
9. Gunakan rumus statistik yang cocok dan sesuai dengan jenis
data yang didapat, sehingga dapat diketahui akibat perlakuan
secara tepat dan benar.
Efektivitas perlakuan dalam rancangan ini dapat ditentukan
dengan menganalisis skor hasil tes yang dilakukan beberapa kali,
baik sebelm maupun sesudah perlakuan. Selanjutnya perhatikan
contoh berikut.

Pada D walaupun terjadi perbedaan antara O 5 dan O6,


tetapi perubahan itu perlu diamati secara lebih akurat. Dalam
beberapa kali pengetesan yang dilakukan sebelum perlakuan
memang keadaan D stabil, dan setelah diberi perlakuan terjadi
perubahan skor menjadi lebih baik tetapi sesudah perlakuan skor
kembali menurun. Ini bearti ada kemungkinan disebabkan faktor
lain, seperti testing dan instrumentasi.
Pada C walaupun ada perubahan skor antara O 4 dan O5,
tetapi kalau diamati secara teliti sejak tes pertama diberikan
memang sudah ada kecenderungan menaik. Apabila diperhatikan
skor pertama dan skor terakhir seakan-akan perubahan itu
berlangsung secara alami. Hal ini mungkin disebabkan oleh
kematangan atau kondisi lingkungan yang ikut mengacu
perubahan itu, dan setelah perlakuan ditiadakan, pada individu C
selalu terjadi penambahan skor dibandingkan dengan sebelumnya.
Jadi, perubahan itu bukan semata-mata karna perlakuan.
Pada B juga demikian. Terjadinya perubahan berfluktuasi
sekali. Sebelum perlakuan juga terjadi perubahan dan sesudah
perlakuan terjadi penurunan. Ini bearti perubahan skor pada
kejadian O4 dan O5 bukan semata-mata karena perlakuan. Pada A
perubahan pada O4 dan O5 memang disebakan oleh perlakuan,
sebab pada pengetesan sebelumnya hasil tes menunjukkan
keadaan stabil, sedangkan sesudah perlakuan keadaan juga
stabil.
Faktor lain yang perlu diperhatikan pada keempat contoh
tersebut yaitu individu yang dicontohkan memang memiliki kondisi
awal yang berbeda. Hal itu dapat dilihat pada skor pretest yang
bervariasi sekali.
Ancaman terhadap validitasi internal yang tidak dapat
dikendalikan dalam rancangan ini antara lain kejadian yang
berlangsung di lingkungan (history), kematangan, instrumentasi
dan pengetesan. Di samping itu, interaksi pretest dan perlakuan
menjadi bertambah karena penggunaan tes yang sering kali
dilakukan.13
b. The Non-Equivalent Control Group
Menurut Yusuf rancangan ini hampir sama dengan pretest-posttest
control group, tetapi subjek yang diambil tidak secara random, baik
untuk kelompok eksperimen maupun untuk kelompok kontrol.
Secara diagram rancangan penelitian ini, yaitu:

13
Ibid., h. 185
E O1 X O2

K O3 _ O4

Dengan adanya pretest sebelum perlakuan, baik untuk


kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol (O 1, O3), dapat
digunakan sebagai dasar dalam menentukan perubahan. Di
samping itu, dapat pula meminimalkan atau menguraikan
kecondongan seleksi (selction bias), pemberian posttest pada akhir
kegiatan akan dapat menunjukkan seberapa jauh akibat perlakuan
(X). Hal itu dilakukan dengan cara mencari perbedaan skor O 2 - O1
sedangkan pada kelompok kontrol (O 4 – O3) perbedaan itu bukan
karena perlakuan. Perbedaan O2 dan O4 akan memberikan
gambaran lebih baik akibat perlakuan X, setelah memperhitungkan
selisih O3 dan O1.
Contoh:
Pengaruh penyuluhan tentang kebersihan, ketertiban, dan
keamanan terhadap kesadaran warga masyarakat dalam
pembangunan lingkungan.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaskanaan rancangan
ini:
1. Pilih dua kelompok subjek yang tidak equivalent. Kelompok
satu jadikan kelompok eksperimen dan kelompok yang satu
lagi jadikan kelompok kontrol.
2. Laksanakan pretest pada kelompok eksperimen.
3. Kenakan perlakuan pada kelompok eksperimen. Dalam hal ini
penyuluhan tentang kebersihan, ketertiban, dan keamanan.
4. Setelah selesai langkah ketiga berikan posttest pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
5. Cari beda mean kelompok eksperimen, antara posttest dan
pretest. Demikian juga untuk kelompok kontrol.
6. Gunakan statistic yang tepat untuk mencari perbedaan hasil
langkah kelima, sehingga dapat diketahui hasil penyuluhan
tentang kebersihan, ketertiban, dan keamanan. 14

c. The Equivalent Time Samples Design


Selanjutnya adalah The Equivalent Time Samples Design. Menurut
Yusuf rancangan ini hampir sama dengan the time series design,
namun dalam rancangan ini perlakuan diperkenalkan bukan satu
kali melainkan berulang kali dengan diselingi adanya periode yang
tidak diberikan perlakuan. Secara diagram rancangan eksperimen
ini adalah sebagai berikut:
X1 O1 - X0 O2 - X1 O3 - X0 O4

Keterangan :
X0 = tidak ada perlakuan
X1 = ada perlakuan
O1, O2, O3,dan O4,adalah observasi pada t1, t 2, t 3,dan t 4

Salah satu keuntungan rancangan ini yaitu peneliti dapat


meniadakan kecondongan (bias) history walaupun kelompok
kontrol tidak ada. Hal itu dimungkinkan karena pada periode
tertentu perlakuan tidak diberikan.

14
Ibid., h. 186
Contoh: Rata-rata O2 dan O4 serta rata-rata O1 dan O3. Pada saat
O1 dan O3 perlakuan diberikan, sedangkan O2 dan O4 perlakuan
tidak diberikan. Jadi, perubahan angka yang terjadi antara O 2 dan
O4 bukan karena perlakuan, melainkan mungkin oleh kejadian di
luar perlakuan, kematangan, mortalitas, instrumentasi atau testing.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan rancangan ini
sebagai berikut:
1. Pilih subjek satu kelompok.
2. Kenakan subjek itu perlakuan (X 1), dan setelah selesai
perlakuan berikan tes kepada subjek itu sesuai dengan
perlakuan yang diberikan
3. Tentukan periode waktu yang sama antara pemberian
perlakuan dan tidak memberikan perlakuan.
4. Periode waktu kedua, contoh selang waktu dua minggu
perlakuan tidak diberikan (X0) dan kemudian kenakan tes kedua
kepada subjek itu.
5. Periode waktu ketiga, berikan lagi perlakuan kepada subjek itu
dan setelah selesai perlakuan berikan tes ketiga pada subjek
itu.
6. Periode waktu keempat tidak dikenakan perlakuan (X 0), dan
kemudian berikan tes keempat pada subjek itu.

Kelemahan dari rancangan yaitu validitas eksternal tidak dapat


dikontrol oleh peneliti.15
3. Rancangan Eksperimen Sungguhan (True Experiment Design)
Menurut Sugiyono dikatakan eksperimen sungguhan (true
experiment design), karena dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol
semua variabel luar yang mempengaruhi jalnannya eksperimen.
15
Ibid., h. 186
Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan
penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari penelitian eksperimen
sungguhan (true experiment design) yaitu sampel yang digunakan
untuk ekperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara
radom dari populasi tertentu dan adanya kelompok kontrol. 16
Rancangan eksperimen sungguhan memberikan kemantapan
hasil yang dicapai sebagai efek perlakuan. Menurut Yusuf hal yang
memungkinkan sebagai faktor yang menggangu validitas internal
dapat dikontrol, seperti:
a) Faktor instristik, yaitu perubahan pada diri individu atau unit yang
dipelajari yang berlangsung selama penelitian, antara lain history,
kematangan, pengetesan, instrumentasi, mortalitas eksperimental,
regresi statistika
b) Faktor ekstrinsik, yaitu kemungkinan kecondongan hasil penelitian
sebagai akibat perbedaan rekrutmen (pemilihan) peserta dalam
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Meminimalkan pengaruh faktor ekstrinsik dapat dilakukan dengan
cara randomisasi dan matching, yaitu mengontrol variable yang
telah terdahulu sudah diketahui, antara lain dengan jalan memilih
kelompok eksperimen berdasarkan karakteristik yang sama. Di
samping itu, dapat pula dilakukan dengan membuat kelompok
kontrol. Rancangan eksperimen sungguhan yang seirng digunakan
dalam penelitian sebagai berikut :
1. The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design
Rancangan ini berbeda dari one group pretest-posttest design,
karena dalam pola eksperimen sungguhan selalu ada kelompok
kintrol dan penentuan subjek secara random. Di samping itu,

16
Sugiyono, op.cit., h.113
keadaan lingkungan baik untuk kelompok kontrol maupun untuk
kelompok eksperimen selalu sama.

E O1 X O2
Perlakuan
R
K O3 _ O4
Pretest Tidak ada Posttest
perlakuan (X)

Keterangan:
E = Kelompok eksperimen
K = Kelompok kontrol
R = Randomisasi
X = Perlakuan
- = Melakukan kegiatan seperti biasa/ konvesioanl

Contoh:
Efek latihan terstruktur terhadap prestasi belajar siswa

Langkah-langkah eksperimen:
Nomor Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
1. Pilih subjek secara Pilih subjek secara
random. random.
2. Pilih lingkungan Pilih lingkungan
eksperimen. eksperimen.
3. Lakukan pretest Lakukan pretest.
4. Kenakan perlakuan Tidak ada perlakuan
(dalam contoh ini latihan latihan terstruktur.
terstruktur) Melakukan kegiatan
seperti biasa
5. 6. Lakukan posttest Lakukan posttest
7. 8. Kenakan rumus Kenakan rumus yang
yang sesuai sesuai
Posttest-pretest = beda skor Posttest-pretest =
kelompok eksperimen beda skor kelompok
kontrol
Efek perlakuan = beda skor kelompok eksperimen dikurangi
(-) Beda skor kelompok kontrol

Dengan adanya kelompok kontrol dan pemilihan subjek


secara random, maka semua aspek yang mengancam
validitas internal dapat ditiadakan. Modifikasi dari rancangan
pretest-posttest design ini dikembangkan oleh para ahli,
karena ingin mengetahui efek perlakuan dalam beberapa taraf
atau mengetahui efek dua atau lebih variabel bebas secara
bersamaan dan efek interaksi pada variabel terikat.
Rancangan yang digunakan yakni factorial design. Model
umum rancangan ini sebagai berikut:
R O1 X1 Y1 O2
R O2 X2 Y2 O4
R O3 X3 Y3 O6
R O4 X4 Y4 O8
Keterangan:
X1 dan X2 adalah variable bebas
Y1 dan Y2 adalah variable moderator
R = randomisasi

Dalam contoh yang di atas terdapat dua faktor dengan dua


tingkat variabel bebas dan dua tingkat variable moderator.
Rancangan ini sering disebut dengan Desain Faktorial 2x2. Di
samping menggunakan bentuk di atas, peneliti dapat pula
dengan menggunakan kelompok kontrol dan mengembangkan
model/desain menjadi kompleks.
R O1 X1 Y1 O2
R O3 X2 Y1 O4
R O5 X3 Y1 O6
R O7 X0 Y1 O8

R O9 X1 Y2 O10
R O11 X2 Y2 O12
R O13 X3 Y2 O14
R O15 X0 Y2 O16

R O17 X1 Y3 O18
R O19 X2 Y3 O20
R O21 X3 Y3 O22
R O23 X0 Y3 O24

Keterangan:
Rancangan dua faktor 4x3
X1, X2, X3 = tiga tingkatan perlakuan
X0 tidak ada perlakuan (kontrol)
Y1, Y2, dan Y3 = tiga tingkatan variabel moderator
Contoh:
Seorang peneliti ingin mengetahui efek dua faktor, yaitu
kelembaban udara dan frekuensi pemberian makanan
terhadap pertumbuhan anak ayam.
Tiap faktor terdiri dari beberapa taraf, yaitu sangat lembab,
lembab, dan kurang lembab; sedangkan untuk frekuensi
pemberian makan dipisahkan lagi: satu kali, dua kali, dan tiga
kali. Dengan demikian, terdapat kombinasi tiga angkatan pada
kelembaban dan tiga tingkatan pada frekuensi pemberian
makanan, sehingga didapati Sembilan kombinasi yang
berbeda-beda, yaitu:
1. Sangat lembab dengan satu kali pemberian makanan
2. Sangat lembab dengan dua kali pemberian makanan
3. Sangat lembab dengan tiga kali pemberian makanan
4. Lembab dengan satu kali pemberian makanan.
5. Lembab dengan dua kali pemberian makanan.
6. Lembab dengan tiga kali pemberian makanan.
7. Lembab dengan tiga kali pemberian makanan.
8. Kurang lembab dengan satu kali pemberian makanan.
9. Kurang lembab dengan dua kali pemberian makanan.
10. Kurang lembab dengan tiga kali pemberian makanan.
Secara skematis kesembilan kombinasi itu dapat ditata dalam
bentuk sebagai berikut :
A1 A2 A3
B1 A1B1 A2B1 A3B1
B2 A1B2 A2B2 A3B2
B3 A1B3 A2B3 A3B3

Rancangan factorial dua faktor ini dapat berbeda untuk


2x3; 3x3; 4x3 dan sebagainya, diperluas menjadi rancangan
tiga faktor, empat faktor, dan seterusnya. Semakin banyak
faktor yang diteliti, makin rumit pula rancangannya dan makin
rumit teknik analisis yang digunakan.
Model rancangan tiga faktor dengan masing-masing tiga taraf
sebagai berikut:

A1 A1 A1 A2 A2 A2 A3 A3 A3
B1 B2 B3 B1 B2 B3 B1 B2 B3
C A1B1C A1B2C A1B3C A2B1C A2B2C A2B3C A3B1C A3B2C A3B3
1 1 1 1 1 1 1 1 1 C1
C A1B1C A1B2C A1B3C A2B1C A2B2C A2B3C A3B1C A3B2C A3B3
2 2 2 2 2 2 2 2 2 C2
C A1B1C A1B2C A1B3C A2B1C A2B2C A2B3C A3B1C A3B2C A3B3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 C3

2. The Randomized Posttest Only Control Group


Rancangan ini lebih sederhana dibandingkan The
Randomized Pretest-posttest Control Group, karena tidak
dilakukan pretest. Pada langkah awal peneliti memilih kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol secara random. Selanjutnya,
kelompok eksperimen dikenakan perlakuan. Pada kegiatan akhir
sesudah perlakuan selesai diberikan pada kelompok eksperimen;
kepada kdua kelompok diberikan posttest.
Rancangan the randomized posttest only control group sebagai
berikut:
E X O2
R
K _ O4

Pada kelompok eksperimen yang diberikan adalah


perlakuan dan posttest, sedangkan untuk kelas kontrol hanya
posttest. Akibat perlakuan yaitu selisih O1 dan O2.
3. The Solomon Two Control Group Design
Rancangan ini ada dua kelompok kontrol. Salah satu
kelompok kontrol diberikan perlakuan tetapi perlakuan tidak
diberikan Pretest, sedangkan pada kelompok kontrol yang satu
lagi diberikan pretest tetapi tidak diberikan perlakuan. Dengan cara
demikian dapat diketahui efek interaksi. Langkah-langkah
pelaksanaan rancangan ini sebagai berikut :
No Kelompok Kelompok Kelompok Kontrol II
. Eksperimen Kontrol I
1. Pilih subjek secara Pilih subjek Pilih subjek secara
random secara random random
2. Pilih lingkungan Pilih lingkungan Pilih lingkungan
eksperimen eksperimen eksperimen
3. Lakukan pretest Lakukan pretest Tidak lakukan
pretest
4. Kenakan Tidak kenakan Kenakan perlakuan
perlakuan perlakuan
5. Lakukan posttest Lakukan posttest Lakukan posttest

Dari langkah-langkah yang dikemukakan di atas dapat ditarik


beberapa kesimpulan rancangan ini:
1. Pada kelompok eksperimen yang dilakukan yaitu pretest,
perlakuan, dan posttest.
2. Pada kelompok kontrol I, yang dilakukan hanya pretest dan
posttest.
Pada kelompok kontrol II, yang dilakukan yaitu perlakuan
dan posttest
Dengan menggunakan dua kelompok kontrol seperti di atas, dapat
diperbandingan efek kelompok:
a. Kelompok eksperimen : efek perlakuan dan pretest;
b. Kelompok kontrol I : efek pretest;
c. Kelompok kontrol II : efek perlakuan
Total efek perlakuan dalam kelompok eksperimen yaitu efek
pretest dan efek perlakuan. Pada kelompok kontorl I efek terjadi
karena pretest. Pada kelompok kontrol II, efek terjadi karena
perlakuan saja. Total efek pada kelompok kontrol, efek pretest
pada kelompok kontrol I ditambahkan dengan efek perlakuan pada
kelompok kontrol II ditambah interaksi pretest dan perlakuan.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa efek interaksi:
(Posttest Eksperimen – Pretest Eksperimen) – (Efek Pretest + Efek
perlakuan
Contoh:
Suatu penelitian menggunakan 30 orang responden, skor
pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah 40.
Setelah diberikan oerlakuan ternyat posttest kelompok ekperimen
adalah 80, sedangkan posttest untuk kelompok kontrol II adakah
70. Posttest untuk kelompok kontrol I sebesar 60.
Total efek dalam kelompok eksperimen adalah 80-40 = 40.
Berhubung sejak awal ketiga kelompok sama, maka total efek
karena perlakuan dalam kelompok kontrol II, yaotu 70-40=30,
sedangkan efek interaksi 80-70=10. Pada kelompok kontrol efek
pretest 60-40=20, sedangkan efek interaksi 80-60=20. Efek
interaksi adalah (80-40) - {(80-70)+ (80-60)} = 40- (20+10) =10
4. The Solomon Four Group Design (Dua Kelompok Kontrol dan Dua
Kelompok Eksperimen)
Berbeda dengan rancangan sebelumnya yang hanya
menggunakan satu kelompok eksperimen dan dua kelompok
kontrol, maka The Solomon Four Group Design yang dikemukakan
berikut ini menggunakan dua kelompok kontrol dan dua kelompok
eksperimen. Dengan menggunakan dua kelompok kontrol dan dua
kelompok eksperimen, maka rancangan ini mempunyai landasan
yang cukup kuat dalam meminimalkan validitas internal. SEcara
umum model rancangan ini sebagai berikut:

R O1 X O2
R O3 - O4
R - X O5
R - - O6

Keempat kelompok diambil secara random (R), sehingga


ancaman (threath), terhadap validitas internal dapat diatasi.
Dengan memberikan pretest pada salah satu kelompok kontrol dan
eksperimen, bearti efek pretest baik pada kelompok kontrol
maupun pada kelompok eksperimen dapat diketahui. Di samping
itu efek interaksi dapat pula diketahui. Faktor extraneous yang
mungkin memengaruhi eksperimen dapat pula dikontrol dengan
memilih situasi eksperimen yang tepat.
Dengan menggunakan rancangan ini peneliti dapat
membandingkan dua kelompok eksperimen (O2 dan O5), yang
sama-sama diberi perlakuan tetapi tidak keduanya dikenakan
pretest. Dengan cara demikian dapat pula diketahui efek pretest
dan perlakuan dalam kelompok eksperimen. Demikian juga pada
kelompok kontrol. Kedua kelompok sama-sama tida diberi
perlakuan, tetapi satu kelompok diberikan pretest dan yang satu
lagi tidak. Hal ini dilakukan untuk menentukan efek pretest pada
kelompok kontrol. Dengan cara demikian akan dapat diketahui efek
yang sesungguhnya dari perlakuan (X), yang tidak dipengaruhi
oleh efek pretest.
 Perbedaan I: O2-O1 adalah efek pretest, perlakuan dan faktor
lain (history dan kematangan) yang sukar dikontrol.
 Perbedaan II: O4-O3 adalah efek pretest, dan faktor lain
(history dan kematangan) yang sukar dikontrol.
 Perbedaan III: efek perlakuan, dan faktor lain (history dan
kematangan) yang sukar dikontrol.
 Perbedaan IV: efek faktor lain (history dan kematangan) yang
sukar dikontrol.
Untuk mengetahui efek perlakuan X yaitu dengan mengurangi
perbedaan III-perbedaan IV. Selisih kedua perbedaan itu
merupaka efek perlakuan sendiri. Untuk mengetahui efek pretest
dan perlakuan, tambahkan perbedaan II dan perbedaan III dan
kurangi dengan perbedaan I.
Bentuk rancangan lain dari eksperimen yang dikembangkan
Solomon yaitu The Solomon Three Control Group Design. Dalam
rancangan ini diperkenalkan tiga kelompok kontrol. Solomon ingin
mencoba mengisolasi faktor-faktor extraneous yang tidak dapat
dikontrol melalui rancangan eksperimen lain. Dalam kelompok
kontrol pertama, perbedaan posttest dan pretest yaitu efek pretest
dan faktor-faktor extraneous lainnya. Dalam kelompok kontrol
kedua, perbedaan terjadi sebagai efek perlakuan dan faktor
extraneous lainnya. Dalam kelompok kontrol ketiga, bukan karena
pretest dan bukan pula karena perlakuan. Kelompok kontrol ketiga
dimaksudkan untuk mengisolasi faktor-faktor extraneous.
Dengan mengikuti pola perhitungan seperti pada The
Solomon Two Control Group Design, maka efek faktor extraneous
yang tidak dapat dikontrol dapat diketahui dengan mencari selisih
posttest pada kelompok III dengan pretest. Jika hasil posttest
kelompok kontrol III adalah 77, maka efek faktor extraneous
adalah 80-77 = 3. Jadi, efek interaksi (data yang digunakan The
Solomon Two Control Group Design) adalah:
(80-40) – {(80-70) + (80-60) + (80-77)} = 40 – (10+20+3)= 7
Bertambahnya kelompok kontrol, maka efek interaksi
menjadi berubah dan berkurang. DAlam contoh di atas perubahan
itu yakni dari 10 berubah menjadi 7. Dari berbagai cotoh
rancangan eksperimen yang telah dikemukakan selalu tampilkan
bahwa variable penyebab selalu dalam bentuk ada- tidak ada
variabel (present- absent variable), dan sering ditampilkan dalam
bentuk kelompok eksperimen tunggal. Karena itu sulit untuk
menyatakan perbedaan nilai dalam variabel penyebab itu.
Beberapa rancangan eksperimen lain yaitu:
1. Rancangan acak sempurna (completely Randomized Design)
2. Rancangan blok sempurna acak (randomized complete block
design)
3. Rancangan bujur sangkar latin (latin square design)
4. Rancangan blok tidak lengkap acak (randomized incomplete
block design)
Rancangan acak sempurna digunakan apabila percobaan
bersifat homogen. Contoh percobaan di laboratorium, di mana
peneliti ingin mengetahui pengaruh empat jenis campuran obat (A,
B, C, dan D) terhadap pertambahan berat badan binatang
percobaan. Lama penelitian empat hari, dengan empat binatang
percobaan setiap hari. Cuaca dan kondisi lainnya dapat dikontrol
dengan baik. Salah satu bentuk rancangan penelitiannya sebagai
berikut:
Hari
1 2 3 4
Jenis
A A - A
Campuran
B B B -
Obat
- C C C
D - D D

Rancangan blok sempurna acak digunakan untuk


mengatasi kelemahan yang terjadi pada rancangan acak
sempurna. Jumlah perlakuan setiap hari atau pada repliksi
hendaklah sama. Tiap blok hendaklah mempunyai perlakuan yang
sama. Oleh karena itu, dalam melakukan eksperimen dengan
rancangan blok acak sempurna ini, blok ditentukan terlebih dahulu.
Jumlah blok hendaklah sama dengan jumlah replikasi.
Randomisasi perlakuan dilakukan pada setiap blok yang telah
ditentukan. Salah satu rancangan berdasarkan contoh pertama
yaitu:
Jenis Hari
Campuran 1 2 3 4
A A - A
B B B -
Obat - C C C
D - D D

Kalau dalam rancangan blok sempurna acak peneliti


hanya melakukan bloking pada satu arah, maka dalam rancangan
bujur sangkar Latin dapat dilakukan pemblokan ganda. Ini berarti
bloking dapat dilakukan pada tiap kolom dan baris. Perlakuan
hanya muncul satu kali dalam setiap baris dan satu kali pula pada
setiap kolom. Pengacakan dilakukan berdasarkan dua
pembatasan itu.
Salah satu bentuk rancangan bujur sangkar Latin sebagI
berikut:
Hari
1 2 3 4
Jenis
A A - A
Campuran
B B B -
Obat
- C C C
D - D D

Rancangan blok tak lengkap acak, sering digunakan


apabila waktu yang tersedia tidak sesuai dengan perlakuan yang
akan dicobakan. Contoh: jumlah perlakuan yang akan dicobakan
setiap hari sebanyak empat kali. Namun karena persoalan yang
memakan waktu, maka setiap hari hanya dilakukan tiga perlakuan.
Oleh karena itu, peneliti sebaiknya menggunakan rancangan blok
tak lengkap acak. Model rancangan eksperimennya sebagai
berikut:17
Hari
1 2 3 4
Jenis
A A - A
Campuran
B B B -
Obat
- C C C
D - D D

C. Tujuan Metode Penelitian Kuantitatif Eksperimen


Sama seperti jenis penelitian yang lain, penelitian eksperimen memiliki
beberapa tujuan. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian eksperimen
menurut Rakhmat dikutip Setyanto untuk meneliti hubungan sebab akibat
dengan memanipulasikan satu atau lebih kelompok eksperimen dan
membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol yang tidak mengalami
manipulasi.18 Selanjutnya, menurut Suwanda tujuan yang ingin dicapai dari
desain eksperimen adalah untuk memperoleh atau mengumpulkan informasi
yang sebanyak-banyaknya yang diperlukan dan berguna dalam melakukan
penyelidikan persoalan yang akan dibahas. Jadi tujuan dari penelitian
eksperimen adalah untuk meneliti hubungan sebab akibat antara kelompok
eksperimen dengan kelompok control dalam sebuah penelitian. 19

D. Langkah-Langkah Metode Penelitian Kuantitatif Eksperimen

17
Yusuf,. Op.cit. hal.196
18
Ibid., h.39
19
Suwanda, loc. cit
Suatu penelitian dilakukan harus sesuai dengan langkah-langkah.
Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti menggunakan jenis pendekatan
eksperimen. Suryabrata (2014:91) susunan rencana eksperimen:
1. Melakukan survai kepustakaan relevan bagi masalah yang akan
digarap.
Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti telah mencari dan membaca
buku referensi dengan masalah yang akan diteliti.
2. Identifikasi dari definisi masalah. Dari hasil observasi yang telah
dilakukan. Tabel berikut contoh mengidentifikasi masalah dalam
disertasi:
Contoh Judul Identifikasi Masalah
Disertasi 1 Pengaruh Metode Peneliti telah menelaah
Penulis : Pembelajaran dan dan medeskripsikan
Hasbi Kecerdasan Linguistik adanya masalah mengenai
Sjamsir Terhadap Hasil Belajar hasil belajar bahasa inggris
Bahasa Inggris anak di kelas II. SDN di
(Studi Eksperimen di Kelas Kotamadya Samarinda-
II SDN di Kotamadya Kalimantan Timur
Samarinda-Kalimantan Metode pembelajaran yang
Timur) sifatnya masih tradisional
dapat menyebabkan
rendahnya hasil belajar
bahasa inggris di sekolah.

Saat ini dibutuhkan inovasi


baru dalam pembelajaran
bahasa inggris. Menurut
Richard dan Rogers
metode yang dapat
digunakan dalam
pembelajaran bahasa
inggris yaitu Pembelajaran
Komunikatif
(Communicative Language
Teaching), dan Respon
fisik total (Total Physical
Response)
Disertasi 2 Pengaruh Aktivitas Peneliti telah menelaah
Penulis : Bermain Dan Gaya Kognitif dan medeskripsikan
Sondang Terhadap Kemampuan adanya masalah mengenai
Maria Kognitif Terhadap Kemampuan Berhitung
Jacqueline Kemampuan Berhitung Awal pada Kelas B Taman
Silaen Awal Kanak-Kanak di Kota
(Studi Eksperimen Pada Semarang Tahun 2014.
Kelas B Taman Kanak- Dunia anak adalah dunia
Kanak di Kota Semarang bermain. Untuk itu
Tahun 2014) pembelajaran pada anak
usia dini pu harus
dilakukan dengan cara
menyenangkan termasuk
pada kegiatan behitung.
Tiap individu terlahir
berbeda untuk itu guru
harus mengetahui dan
menerapkan gaya belajar
yang sesuai dengan
karakter anak.

3. Merumuskan hipotesis.
Peneliti mencari penyebab adanya permasalah yang akan diteliti. Tabel
berikut contoh merumuskan hipotesis dalam disertasi:
Contoh Judul Hipotesis
Disertasi 1 Pengaruh Metode Peneliti merumuskan
Penulis : Pembelajaran dan hipotesis sebagai berikut:
Hasbi Kecerdasan Linguistik 1. Hasil belajar bahasa
Sjamsir Terhadap Hasil Belajar inggris siswa yang
Bahasa Inggris diberikan metode
(Studi Eksperimen di Kelas pembelajaran TPR
II SDN di Kotamadya lebih tinggi dari
Samarinda-Kalimantan pada siswa yang
Timur) diberikan perlakuan
metode
pembelajaran GTM
2. Terdapat pengaruh
interaksi antara
metode
pembelajaran dan
kecerdasan
linguistic siswa
terhadap hasil
belajar bahasa
Inggris
3. Hasil belajar bahasa
Inggris siswa yang
memiliki kecerdasan
linguistic tinggi dan
diberi perlakuan
metode
pembelajaran TPR
lebih tinggi
dibandingkan siswa
yang diberikan
perlakuan metode
pembelajaran GTM
4. Hasil belajar bahasa
Inggris siswa yang
memiliki
kecerdasaan
linguistic rendah dan
diberi perlakuan
metode
pembelajaran TPR
lebih rendah
dibandingkan siswa
yang diberi
perlakuan metode
pembelajaran GTM.
Disertasi 2 Pengaruh Aktivitas Peneliti merumuskan
Penulis : Bermain Dan Gaya Kognitif hipotesis sebagai berikut:
Sondang Terhadap Kemampuan 1. Kemampuan
Maria Kognitif Terhadap berhitung awal
Jacqueline Kemampuan Berhitung kelompok anak yang
Silaen Awal. bermain balok lebih
(Studi Eksperimen Pada tinggi daripada
Kelas B Taman Kanak- kelompok anak yang
Kanak di Kota Semarang bermain peran.
Tahun 2014) 2. Kemampuan
berhitung awal
kelompok anak yang
memiliki gaya
kognitif field
independent lebih
tinggi dari pada
kelompok anak yang
memiliki field
dependent.
3. Terdapat pengaruh
interaksi antara
aktivitas bermain
dan gaya kognitif
terhadap
kemampuan
berhitung awal.
4. Pada kelompok
anak yang memiliki
gaya kognitif field
independent,
kemampuan
berhitung awal yang
mengikuti bermain
balok lebih tinggi
dari pada anak yang
bermain peran.
5. Pada kelompok
anak yang memiliki
gaya kognitif field
dependent,
kemampuan
berhitung awal anak
yang bermain balok
lebih rendah
daripada anak yang
bermain peran.
6. Pada kelompok
anak yang bermain
balok, kemampuan
berhitung awal anak
yang memiliki gaya
kognitif field
independent lebih
tinggi dari pada
anak yang memiliki
gaya kognitif field
dependent.
7. Pada kelompok
anak yang bermain
peran, kemampuan
berhitung awal anak
yang memiliki gaya
kognitif field
independent lebih
rendah dari pada
anak yang memiliki
gaya kognitif
dengan field
dependent.

4. Mendefinisikan pengertian-pengertian dasar dan variabel-variabel yang


digunakan. Setelah merumuskan hipotesis, peneliti membuat definisii
konseptual dan operasional. Dari definisi konseptual dan operasional
diperoleh indikator.
Menurut Purwanto yang dimaksud dengan defenisi konseptual
adalah defenisi dalam konsepsi peneliti mengenai sebuah variabel. 20
Sedangkan menurut Azwar definisi konseptual adalah suatu definisi
yang masih berupa konsep dan maknanya masih sangat abstrak
walaupun secara intuitif masih bisa dipahami maksudnya. 21
Defenisi konseptual itu merupakan petunjuk yang digunakan oleh
peneliti pengumpulan data agar tidak kehilangan arah penelitian.
Defenisi berada dalam pikiran peneliti ( Mental Image ) berdasarkan
pemahamannya terhadap teori. Untuk kepentingan pengumpulan dan

20
Purwanto, op.cit
21
Saifuddin Azwar, Metodo Penelitian ( Yogyakarta :Pustaka Pelajar, 2007) h.65
pengembangan alat ukur, peneliti merumuskan defenisi konsep
berdasarkan pertukaran dialog di antara teori teori.
Perumusan defenisi konseptual menurut Kerlinger (1996:50-51)
dikutip oleh Purwanto dapat dilakukan dengan beberapa cara :
1. Dengan kata lain, misalnya kecerdasan adalah kemampuan
berfikir abstrak.
2. Dengan kontruksi lain, misalnya : bobot adalah bobot suatu
benda
3. Menukar suatu konsep dengan konsep lain, misalnya :
kecemasan adalah rasa takut yang subjektif22

Selain definisi Konseptual terdapat juga definisi operasional


menurut Purwanto definisi operasional adalah defenisi yang dibuat
berdasarkan defenisi konseptual yang merupakan pertanyaaan
mengenai variabel, cara pengukuran dan alat alat yang digunakan
untuk melakukan pengukuran.23 Membuat definisi operasional adalah
menetapkan bagaimana mengukur variabel. Senada dengan itu
menurut Azwar definisi operasional adalah suatu definisi yang memiliki
arti tunggal dan diterima secara objektif bilamana indikatornya tidak
tampak.24 Menurut Suryabrata dikutip Purwanto (1994 : 76), definisi
operasional adalah defenisi yang didasarkan pada sifat sifat hal yang
didefenisikan yang dapat diamati (diobservasi). 25 Definisi operasional
merupakan batasan suatu fenomena yang dapat diamati dan di ukur
(behavioral) selanjutnya definisi operasional menjelaskan bagaimana
pengukuran variabel dilakukan.

22
Purwanto, Metodologi penelitian Kuantitatif ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012) h.154
23
Ibid., hal.156
24
Azwar, loc.cit
25
Purwanto, op.cit
Terdapat beberapa macam cara merumuskan defenisi
operasional. Menurut Kerlinger dikutip oleh Purwanto (1996 : 51),
defenisi operasional dapat berupa :
1. Tindakan atau kelakuan yang diamati, misalnya kecerdasan
adalah kemapuan untuk membaca cerita yang diberikan
kepadanya.
2. Tindakan untuk mengukur konstruk, misalnya : kecerdasan
adalah skor yang diperoleh pada tes intelegensia Colored
Progressive Matrics (CPM)26

Tabel berikut contoh definisi konseptual dan operasional dalam disertasi:

Contoh Judul Definisi Definisi


Konseptual Operasional
Disertasi 1 Pengaruh Hasil belajar Hasil belajar
Penulis : Metode bahasa inggris bahasa Inggris
Hasbi Pembelajaran adalah suatu adalah skor yang
Sjamsir dan Kecerdasan kompetensi siswa diperoleh siswa
Linguistik dalam berbahasa setelah mengikuti
Terhadap Hasil Inggris baik tes terhadap
Belajar Bahasa secara lisan tingkat
Inggris ataupun tulisan penguasaan
(Studi yang mencakup materi
Eksperimen di empat pembelajaran
Kelas II SDN di keterampilan bahsa Inggris
Kotamadya berbahasa Inggris yang mencakup
Samarinda- (listening, ranah kognitif dan

26
Purwanto,op.cit., h.156
Kalimantan speaking, reading pengetahuan
Timur) and writing) pada aspek
setelah terjadi integrated skills,
proses vocabularies,
pembelajaran comprehension,
yang diukur knowledge, dan
melalui tes lisan apliication dari
ataupun tulisan materi bahasa
yang dapat dikur Inggris yang
melalui dua diajarkan.
dimensi,yakni
dimensi kognitif Untuk data

(cognitive variabel hasil

dimension), dan belajar bahasa

juga dimensi Inggris diperoleh

pengetahuan dengan

( knowledge menggunakan tes

dimension). yang
dikembangkan
sendiri dengan
mengacu pada
materi ajar yang
sesuai dengan
standar isi Badan
Standar Nasional
Pendidikan
(BNSP) yang
berbasis KTSP.
Bentuk soal yang
digunakan adalah
bentuk pilihan
ganda.
Disertasi 2 Pengaruh Kemampuan Kemampuan
Penulis : Aktivitas berhitung awal berhitung awal
Sondang Bermain Dan anak adalah ank adalah
Maria Gaya Kognitif kemampuan anak kemampuan anak
Jacqueline Terhadap tentang angka tentang angka
Silaen Kemampuan dan dan
Kognitif pengoperasiannya pengoperasianny
Terhadap secara sederhana a secara
Kemampuan yaitu membilang, sederhana yaitu
Berhitung Awal. membedakan dan membilang,
(Studi membandingkan membedakan dan
Eksperimen dan mengurutkan membanding
Pada Kelas B serta
Taman Kanak- mengurutkan
Kanak di Kota yang disusun
Semarang berdasarkan
Tahun 2014) indikator yaitu: 1)
Pengenalan
Angka 2)
Pengoperasian
angka, 3)
Memilah,
menyortir dan
mengklasifikasi
dan 4)
Menyamakan dan
membedakan,
yang diukur
melalui tes
dengan
menggunakan
instrument dalam
bentuk skala likert
1-4.Dengan
kategori 1) Sangat
mampu (4), 2)
mampu (3), 3)
kurang mampu (2)
dan 4) tidak
mampu (1)

5. Meyusun rencana eksperimen


Menyusun rencana eksperimen terdiri dari:
a. Identifikasi Variabel
Sebelum melakukan penelitian, peneliti menentukan variabel
terlebih dahulu. Secara teoritis menurut Sugiyono variabel dapat
didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek yang mempunyai
variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan
objek yang lain.27 Adapun yang dimaksud dengan variabel menurut
Abdurrahman adalah karakteristik yang akan diobservasi dari satuan

27
Sugiyono,op.cit., h.63
pengamatan.28 Selanjutnya menurut Bouma dikutip Abdurrahman
variabel adalah operasionalisasi konsep.29
Senada dengan itu menurut Mulyatiningsih variabel adalah
sebuah karakteristik yang terdapat pada individu atau benda yang
menunjukkan adanya perbedaan (variasi) nilai atau kondisi yang
dimiliki.30 Selanjutnya menurut Yusuf variabel pada hakikinya
merupakan konsep yang mempunyai variasi nilai. Berdasarkan
beberapa pendapat diatas adapun pengertian dari variabel adalah
sebuah konsep atau krakteristik pada suatu objek yang memiliki variasi
antar objek yang satu dengan yang lainnya untuk kemudian dilakukan
pengamatan.31
Ada beberapa variabel yang terdapat pada jenis penelitian,
namun menurut Mulyatiningsih pada penelitian eksperimen hanya
menggunakan tiga variabel yaitu variabel bebas (independent), variabel
terikat ( dependent) dan variabel kontrol.32 Adapun yang dimaksud
dengan variabel bebas menurut Dimyati adalah sejumlah faktor atau
unsur yang menentukan atau memengaruhi adanya atau munculnya
faktor yang lain.33 Senada dengan itu menurut Mulyatiningsih variabel
bebas adalah variabel yang kedudukannya memberi pengaruh terhadap
variabel terikat, dapat dimanipulasi, diubah, atau diganti. 34 Selanjutnya,
menurut Sugiyono variabel bebas adalah merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

28
Abdurrahman, op.cit., h. 33
29
Ibid., hal.33
30
Multyaningsih, Metode Terapan Penelitian Bidang Pendidikan ( Bandung: Alfabets,
2014)h.2.
31
Yusuf, op.cit., h. 102
32
Mulyatiningsih,op.cit., h.88
33
Johni Dimyati, Metodologi Penelitian Pendidikan & Aplikasinya pada Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD) ( Jakarta : Prenadamedia, 2013), h.41
34
Mulyatiningsih, loc.cit.
variabel terikat.35 Berdasarkan beberapa pendapat diatas yang
dimaksud dengan variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi
kedudukan dari variabel terikat.
Selanjutnya variabel yang diperlukan dalam penelitian
eksperimen adalah variabel terikat. Adapun yang dimaksud dengan
pengertian variabel terikat menurut Sugiyono adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. 36
Sementara itu, menurut Mulyatiningsih variabel dependent adalah
variabel yang dipengaruhi oleh variabel independent.37 Sedangkan
pengertian variabel terikat menurut Dimyati adalah gejala atau faktor
atau unsur yang muncul karena adanya pngaruh dari variabel bebas.
Jadi yang dimaksud dengan variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi oleh variabel bebas. 38
Selain variabel bebas dan variabel terikat penelitian eksperimen
juga mengenal variabel kontrol. Menurut Mulyatiningsih variabel kontrol
adalah variabel yang tidak diberi perlakuan / eksperimen namun selalu
diikutsertakan dalam proses penelitian. 39 Selanjutnya menurut Dimyati
yang dimaksud dengan variabel kontrol adalah variabel yang ada di
sekitar gejala yang akan diteliti tetapi diupayakan agar tidak ikut
memengaruhi terhadap gejala variabel terikat yang akan muncul dari
adanya pengaruh variabel bebas.40 Sedangkan menurut Sugiyono
Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan
sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak
dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. 41 Jadi dari beberapa
35
Sugiyono, op.cit., h.63
36
Sugiyono, loc.cit.,
37
Multyaningsih, loc.cit
38
Dimyati, loc.cit
39
Multyaningsih, loc.cit
40
Dimyati, loc.cit
41
Sugiyono, loc.cit
pendapat tersebut yang dimaksud dengan variabel kontrol adalah
variabel yang ada di dalam penelitian namun tidak diberikan perlakuan
agar tidak ikut memengaruhi terhadap gejala variabel terikat yang akan
muncul dari pengaruh variabel bebas. Tabel berikut contoh identifikasi
variabel pada disertasi:

Contoh Judul Identifikasi Variabel


Disertasi 1 Pengaruh Metode Variabel bebas
Penulis : Pembelajaran dan (independent variabel)
Hasbi Kecerdasan Linguistik yang digunakan peneliti
Sjamsir Terhadap Hasil Belajar adalah metode
Bahasa Inggris pembelajaran TPR dan
(Studi Eksperimen di Kelas GTM.
II SDN di Kotamadya
Samarinda-Kalimantan Variabel atribut yang

Timur) digunakan peneliti adalah


kecerdasan Linguistik yang
tinggi dan rendah siswa
SD kelas II.

Variabel terikat yang


digunakan peneliti adalah
hasil belajar bahasa
Inggris.
Disertasi 2 Pengaruh Aktivitas Variabel bebas dalam
Penulis : Bermain Dan Gaya Kognitif penelitian ini adalah
Sondang Terhadap Kemampuan aktivitas bermain.
Maria Kognitif Terhadap Sedangkan yang menjadi
Jacqueline Kemampuan Berhitung variabel atribut aktivitas
Silaen Awal. bermain dan variabel
(Studi Eksperimen Pada terikat kemampuan
Kelas B Taman Kanak- berhitung awal anak.
Kanak di Kota Semarang
Tahun 2014)

b. Tentukan rancangan eksperimennya


Setelah menentukan variabel yang akan diteliti, peneliti membuat
rancangan penelitian. Tabel berikut contoh merancang penelitian
eksperimen dalam disertasi:
Contoh Judul Rancangan Penelitian
Eksperimen
Disertasi 1 Pengaruh Metode Penelitian ini
Penulis : Pembelajaran dan menggunakan metode
Hasbi Kecerdasan Linguistik eksperimen dengan desain
Sjamsir Terhadap Hasil Belajar factorial 2X24
Bahasa Inggris.
(Studi Eksperimen di Kelas
II SDN di Kotamadya
Samarinda-Kalimantan
Timur)

Disertasi 2 Pengaruh Aktivitas Jenis penelitian ini adalah


Penulis : Bermain Dan Gaya Kognitif penelitian kuantitatif,
Sondang Terhadap Kemampuan metode penelitian
Maria Kognitif Terhadap eksperimen dengan
Jacqueline Kemampuan Berhitung rancangan faktorial 2x2
Silaen Awal.
(Studi Eksperimen Pada
Kelas B Taman Kanak-
Kanak di Kota Semarang
Tahun 2014)

c. Pilih subjek yang representatif bagi populasi tertentu


Kemudian peneliti memilih sampel dari populasi yang ada untuk
dilaksanakannya penelitian. Tabel berikut contoh menentukan
populasi dan sampel dalam disertasi:
Contoh Judul Populasi Sampel
Disertasi 1 Pengaruh Metode Populasi Teknik
Penulis : Pembelajaran dan adalah pengambilan
Hasbi Kecerdasan Linguistik semua sampel
Sjamsir Terhadap Hasil Belajar siswa kelas dalam
Bahasa Inggris II SD penelitian ini
(Studi Eksperimen di Kelas semester dilakukan
II SDN di Kotamadya ganjil tahun secara acak
Samarinda-Kalimantan ajaran bertahap.
Timur) 2010/2011
di Sampel

Kecamatan penelitian di

Samarinda SD 023

Utara. sebanyak 30
orang (15
kecerdasan
linguistic
tinggi dan 15
kecerdasan
linguistik
rendah).

Dan di SD
010
sebanyak 30
orang (15
siswa
dengan
kecerdasaan
linguistic
dan 15
orang
kecerdasan
linguisitik
rendah
Disertasi 2 Pengaruh Aktivitas Populasi Sampel
Penulis : Bermain Dan Gaya Kognitif dalam dalam
Sondang Terhadap Kemampuan penelitian penelitian ini
Maria Kognitif Terhadap ini adalah diambil
Jacqueline Kemampuan Berhitung seluruh dengan
Silaen Awal siswa kelas teknik
(Studi Eksperimen Pada B Taman multistage
Kelas B Taman Kanak- Kanak- sampling.
Kanak di Kota Semarang kanak yang Adapun
Tahun 2014) berada di yang
kota menjadi
Semarang. sampel
Dan yang dalam
menjadi penelitian ini
populasi adalah
terjangkau siswa
dalam kelompok B
penelitian Taman
ini adalah Kanak-
seluruh kanak
siswa Taman
kelompok B Putra
Kecamatan Kecamatan
Banyumanik Banyumanik
dan dan
Kelompok B Kelompok B
Semarang Taman
Kanak-
kanak III
Pertiwi
Kecamatan
Tembalang

d. Terapkan perlakuan
Setelah peneliti memilih sampel dari populasi yang ada, peneliti
memberikan perlakukan pembelajaran. Tabel berikut contoh
menerapkan perlakuan dalam disertasi:
Contoh Judul Terapkan Perlakuan
Disertasi 1 Pengaruh Metode Peneliti memberikan
Penulis : Pembelajaran dan perlakukan pembelajaran
Hasbi Kecerdasan Linguistik dengan menggunakan
Sjamsir Terhadap Hasil Belajar metode TPR. Untuk
Bahasa Inggris persiapan tersebut
(Studi Eksperimen di Kelas digunakan waktu selama
II SDN di Kotamadya dua minggu. Pemberian
Samarinda-Kalimantan metode pembelajaran
Timur) selama delapan kali.

Dalam pelaksanaan
perlakuan yang diberikan
kepada siswa rinci dapat
digambarkan sebagai
berikut:
a. pertemuan pertama
dan kedua siswa-
siswa diberikan
perlakuan
pembelajaran
dengan metode,
bahan, dan sumber
pelajaran yang
sama untuk kedua
kelompok
b. Pertemuan ketiga
lanjutan
pembelajaran
dengan metode,
bahan, dan
kegunaan
pembelajaran yang
sama.
c. Pertemuan
keempat, kedua
kelompok diberi
perlakuan yang
berbeda yaitu SD
023 diberikan
metode TPR dan
SD 010 diberikan
pembelajaran
dengan metode
GTM
d. Pertemuan kelima
dan selanjutnya
kelompok diberikan
perlakuan yang
berbeda.

Disertasi 2 Pengaruh Aktivitas Peneliti memberikan


Penulis : Bermain Dan Gaya Kognitif perlakukan pembelajaran
Sondang Terhadap Kemampuan dengan bermain balok dan
Maria Kognitif Terhadap bermain peran selama 24
Jacqueline Kemampuan Berhitung x pertemuan. Perlakuan
Silaen Awal diberikan dengan mengacu
(Studi Eksperimen Pada pada aturan dan teknik
Kelas B Taman Kanak- kegiatan bermain dan
Kanak di Kota Semarang disesuaikan dengan
Tahun 2014) kemampuan siswa.
e. Pilih atau susun alat untuk mengukur hasil eksperiemen. Saat
menerapkan perlakuan. Tabel berikut contoh alat mengukur penelitian
eksperimen dalam disertasi:
Contoh Judul Alat mengukur Penelitian
eksperimen
Disertasi 1 Pengaruh Metode Alat ukur yang digunakan
Penulis : Pembelajaran dan berupa tes dan non tes
Hasbi Kecerdasan Linguistik yang berupa observasi.
Sjamsir Terhadap Hasil Belajar
Bahasa Inggris
(Studi Eksperimen di Kelas
II SDN di Kotamadya
Samarinda-Kalimantan
Timur)

Disertasi 2 Pengaruh Aktivitas Peneliti memerlukan dua


Penulis : Bermain Dan Gaya Kognitif macam data pokok, yaitu
Sondang Terhadap Kemampuan data kemampuan berhitung
Maria Kognitif Terhadap awal sebagai variabel
Jacqueline Kemampuan Berhitung terikat dan data gaya
Silaen Awal kognitif siswa. Untuk
(Studi Eksperimen Pada mengungkap kedua data
Kelas B Taman Kanak- tersebut diperlukan
Kanak di Kota Semarang instrument untuk mengukur
Tahun 2014) kemampuan berhitung
awal anak dan untuk
mengelompokkan anak
berdasarkan gaya kognitif
yang mereka miliki.
Pengumpulan data
dilakukan langsung oleh
peneliti dengan
menggunakan tes
langsung serta observasi
yang dilaksanakan
bersamaan dengan
pemberian tes.

E. Prinsip Dasar Pelaksanaan Metode Penelitian Kuantitatif Eksperimen


Menurut Suwanda (2015:2-7) Metode penelitian Eksperimen
memiliki prinsip-prinsip dasar saat pelaksanaannya yaitu:
a. Pengulangan
Pengulangan adalah melakukan suatu perlakuan terhadap lebih dari
satu unit eksperimen. Adapun fungsi dari pengulangan yaitu:
 Memberikan tafsiran kekeliruan eksperimen yang dapat dipakai
untuk menentukan panjang interval konfidens atau dapat
digunakan sebagai satuan dasar pengukuran untuk penetapan
tafaf signifikasi dari perbedaan-perbedaan yang diamati.
 Dapat mneghasilkan tafsiran yang lebih akurat untuk kekeliruan
eksperimen.
 Memungkinkan untuk memperoleh tafsiran yang lebih baik
mengenai efek rata-rata suatu faktor.
b. Pengacakan
Pengacakan adalah unit eksperimen yang akan dikenai perlakuan
harus dipilih secara acak atau sebaliknya. Pengacakan berfungsi
sebagai, yaitu:
 Menghindari adanya kekeliruan sistematik.
 Memenuhi asumsi independen anatar pengamatan (kekeliruan)
pada suatu analisis statistika.
 Menghindari bias
c. Pengendalian local
Pengendalian local merupakan langkah-langkah atau usaha-usaha
yang berbentuk penyeimbangan, penggolongan (pelapisan), dan
pengelompokkan (pemblokan). Pengelompokkan diartikan sebagi
penempatan sekumpulan unit eksperimen yang homogen ke dalam
kelompok-kelompok(yang didasarkan pada beberapa penciri dari
medan, tempat atau ruang) agar supaya kelompok yang berbeda
memungkinkan untuk mendapatkan perlakuan yang berbeda pula.
Sedangkan, penyeimbangan merupakan usaha-usaha untuk
memperoleh unit-unit eksperimen, usaha pengelompokkan,
pemblokan, dan penggunaan perlakuan terhadap unit-unit ekperimen
sedemikian rupa sehingga dihasilkan suatu konfigurasi atau formasi
yang seimbang.

F. Teknik Pengumpulan Data Metode Penelitian Kuantitatif Eksperimen


Teknik pengumpulan data menggunakan instrument.
Menurut Djaali (2004:7-8) pada dasarnya instrument dapat dibagi mnejadi
dua yaitu tes dan non tes. Instrumen tes berupa tes perbuatan, tes lisan dan
tes tertulis. Sedangkan instrument non tes berupa observasi, wawancara,
angket dan pemeriksaan dokumen.
Sebelum peneliti menggunakan instrument yang telah disusun harus melalui
tahap validasi dan reabilitas. Sehingga instrument yang akan digunakan
benar-benar dapat mengukur, menilai, dan mengungkapkan aspek-aspek
yang akan diteliti.
Tabel berikut contoh teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
disertasi penelitian eksperimen:
Contoh Judul Pengumpulan Data
Penelitian Eksperimen
Disertasi 1 Pengaruh Metode Pengumpulan data
Penulis : Pembelajaran dan dilakukan dengan
Hasbi Kecerdasan Linguistik menggunakan dua jenis
Sjamsir Terhadap Hasil Belajar instrument, yaitu satu
Bahasa Inggris instrument untuk
(Studi Eksperimen di Kelas mengumpulan data
II SDN di Kotamadya variabel hasil belajar
Samarinda-Kalimantan bahasa Inggris dan satu
Timur) untuk instrument data
variabel kecerdasan
lingusitik. Untuk data
variabel hasil belajar
bahasa inggris diperoleh
dnegan menggunakan tes
yang dikembangkan sendiri
dengan mengacu pada
materi ajar yang sesuai
dengan standar isi Badan
Standar Nasional
Pendidikan (BNSP) yang
berbasis KTSP.
Disertasi 2 Pengaruh Aktivitas Pengumpulan data
Penulis : Bermain Dan Gaya Kognitif dilakukan langsung oleh
Sondang Terhadap Kemampuan peneliti dengan
Maria Kognitif Terhadap menggunakan tes
Jacqueline Kemampuan Berhitung langsung serta observasi
Silaen Awal yang dilaksanakan
(Studi Eksperimen Pada bersamaan dengan
Kelas B Taman Kanak- pemberian tes.
Kanak di Kota Semarang
Tahun 2014)

G. Analisis Penelitian Kuantitatif Eksperimen


Pada bagian analisis data penelitian kuantitatif merupakan kegiatan
yang dilakukan saat seluruh data atau responden telah terkumpul.
Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistic.

Menurut Yusuf (2014:251) Terdapat dua macam statistic yang


digunakan untuk analisis data peneltian, yaitu statistic deskriptif dan
statistic inferensial. Statistic deskriptif dimaksudkan untuk
mendeskripsikan data apa adanya, sedangkan penggunaan statistic
infersial dimaksudkan apabila peneliti melakukan inferensi/ penarikan
kesimpulan berdasarkan fakta. Kalau dikaitkan dengan fakta yang
akan disimpulkan, sering pula dijumpai klasifikasi lain, yaitu parametric
dan non parametric. Parametric merupakan data yang dikumpulkan
dengan instrument yang menghasilkan data interval dan rasio, dan
memenuhi beberapa criteria, yaitu data yang diolah harus berdistribusi
normal, homogen, dan linier. Sedangkan non parametric apabila data
yang dikumpulkan dalam bentuk ordinal maupun nominal.

Tabel berikut contoh analisis data yang digunakan dalam disertasi penelitian
eksperimen:
Contoh Judul Analisis Data Penelitian
Eksperimen
Disertasi 1 Pengaruh Metode
Penulis : Pembelajaran dan
Hasbi Kecerdasan Linguistik
Sjamsir Terhadap Hasil Belajar
Bahasa Inggris
(Studi Eksperimen di Kelas
II SDN di Kotamadya
Samarinda-Kalimantan
Timur)

Disertasi 2 Pengaruh Aktivitas


Penulis : Bermain Dan Gaya Kognitif
Sondang Terhadap Kemampuan
Maria Kognitif Terhadap
Jacqueline Kemampuan Berhitung
Silaen Awal
(Studi Eksperimen Pada
Kelas B Taman Kanak-
Kanak di Kota Semarang
Tahun 2014)

H. Pengertian Penelitian Ex-Post Facto


Penelitian Expost facto adalah penelitian yang dilakukan
terhadap dua kelompok yang telah mendapat perlakuan yang sama
kecuali dalam satu hal42. Menurut Emzir penelitian kausal komparatif
Hadeli. Metode Penelitian Kependidikan (Jakarta: PT Ciputat Press. 2006), hal.64.
42
(causal komparative research) yang disebut juga sebagai penelitian ex
post facto adalah penyelidikan empiris yang sistematis di mana
ilmuwan tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena
eksistensi dari variabel tersebut telah terjadi, atau karena variabel 43.
Penelitian kausal komparatif atau ex-postfacto merupakan
kegiatan penelitian yang berusaha mencari informasi tentang
mengapa terjadi hubungan sebab akibat, dan peneliti berusaha
melacak kembali hubungan tersebut44. Studi ex-post facto pada
dasarnya merupakan suatu inkuiri empiris yang sistematis dimana
pelaku riset tidak melakukan kontrol langsung terhadap variabel
bebas, karena manivestasinya telah terjadi atau karena dia inheren
atau tidak dapat dimanipulasi45.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa
penelitian expost facto adalah kegiatan mengkaji kembali hasil
penelitian yang sudah ada atau mencari informasi akibat dari dampak
yang diperoleh secara empiris, penyelidikan isistematis dimana peneliti
tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena
eksistensi dari variabel tersebut telah terjadi.

I. Karakteristik Penelitian Ex-Post Facto


Pada sebuah penelitian biasanya memiliki karakteristik ataupun
cirri-ciri yang membedakan suatu penelitian dengan yang lain. Adapun
ciri-ciri pokok penelitian ex-post facto adalah data dikumpulkan setelah
semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung (lewat)46. Peneliti
mengambil satu atau lebih akibat (sebagai dependent variables) dan

43
Emzir., Op.Cit., hal.119.
44
Sukardi., Op.Cit., hal.175.
45
Muhammad Ali dan Muhammad Asrori. Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2014), hal.64.
46
Suryabrata. Metodologi Penelitian (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.2005), hal.85.
menguji data itu dengan menelusuri kembali ke masa lampau untuk
mencari sebab-sebab, saling hubungan, dan maknanya.
Pada penelitian ex-post facto peneliti tidak melakukan manipulasi
(perlakuan) pada subjek karena variabel bebasnya sudah ada
sebelum penelitian dan tidak bisa diubah47.

J. Jenis/Disain Penelitian Ex-Postfacto


Desain penelitianex-post facto, peneliti dapat memilih dua variasi desain
yang dapat dilihat dari uraian di bawah ini48.

Kasus Grup Variabel Bebas Variabel Terikat


(Eks) (X) O
A
(Kontrol) - O

Kasus Grup Variabel Bebas Variabel Terikat


(Eks) (X1) O
B
(Kontrol) (X2) O
Gambar 2.1 Desa21in Penelitian Ex-Postfacto
Keterangan:
(Eks) = grup eksperimen
(X) = variabel bebas
O = variabel terikat

K. Tujuan Metode Penelitian Kuantitatif Ex-Post Facto


47
Susilo. Penelitian Pendidikan. (Jakarta:Poliyama Widya Pustaka.2009), hal.91.
48
Sukardi,. Op.Cit., hal.173.
L. Prosedur Penelitian Kuantitatif Ex-Post Facto
Penelitian ex-postfacto juga diawali dari adanya permasalahan
penelitian, dilanjukan dengan menentukan tujuan dan manfaat
penelitian, melakukan kajian pustaka, mengidentifikasi variabel bebas
dan variabel terikat, dan menentukan penelitian dengan teknik statistik
yng relevan.
Langkah-langkah pokok penelitian ex-postfacto 49:
1. Defenisikan masalah
2. Lakukan penelaahan kepustakaan
3. Rumuskan hipotesis-hipotesis
4. Rumuskan asumsi-asumsi yang mendasari hipotesis-hipotesis
itu serta prosedur-prosedur yang akan digunakan.
5. Rancang cara pendekatannya.
6. Validasikan teknik untuk mengumpulkan data itu, dan
interpretasikan hasilnya dalam cara yang jelas dan cermat.
7. Kumpulkan dan analisis data
8. Susun laporannya.
Penelitian dengan metode ex-post facto mempunyai langkah
penting seperti berikut50.
a. Mengidentifikasikan adanya permasalahan yang signifikan
untuk dipecahkan melalui metode ex-postfacto.
b. Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.
c. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
d. Melalukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan
penelitian.
49
Suryabrata,. Op.Cit., hal. 87.
50
Sukardi.,Op.Cit.,hal.174.
e. Menentukan kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian dan
atau hipotesis penelitian.
f. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan
termasuk dalam hal ini menentukan populasi, sampel, teknik
sampling, menentukan instrumen pengumpulan data, dan
menganalisis data.
g. Mengumpulkan, mengorganisasi data dengan menggunakan
teknik statistik yang relevan.
h. Membuat laporan penelitian.
M. Teknik Pengumpulan Data Metode Penelitian Kuantitatif Ex-Post Facto

N. Analisis Data Metode Penelitian Ex-Post Facto


Analisis data dimulai sengan analisis statistik deskriptif
menghitung rata-rata dan simpangan baku. Selanjutkan dilakukan
analisis yang lebih mendalam dengan statistik inferensial 51.
a. Menggunakan t-test untuk melihat perbedaan rata-rata (mean)
pada kedua kelompok.
b. Menggunakan ANAVA untuk melihat perbedaan rata-rata untuk
tiga kelompok atau lebih.
c. Menggunakan squaretest atau chi-kuadrat untuk membandingkan
frekuensi kelompok (jika peristiwa muncul lebih sering dalam satu
kelompok).

51
Emzir,. Op.Cit.,hal.126.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari makalah yang telah dijelaskan diatas maka dapat ditarik


kesimpulan
B. Saran

Dari kesimpulan metologi penelitian kuantitatif diatas diharapakan

Anda mungkin juga menyukai