DOSEN PEMBIMBING
Dr. ELINDRA YETTI,M,Pd
DISUSUN OLEH :
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2017
DAFTAR ISI
BAB II
TINJAUAN TEORI ……………………………………………….
A. Pengertian Metode Penelitian Kuantitatif
Eksperimen
B. Desain Metode Penelitian Kuantitatif
Eksperimen
C. Tujuan Metode Penelitian Kuantitatif
Eksperimen
PENUTUP ………………………………………………………...
A. Kesimpulan ………………………………………………….
B. Saran ……………………………………………….…….….
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini antara lain :
1. Apakah Pengertian Metode Penelitian Kuantitatif Eksperimen?
2. Bagaimana Desain Metode Penelitian Kuantitatif Eksperimen?
3. Apakah Tujuan Metode Penelitian Kuantitatif Eksperimen?
4. Bagaimana Langkah-Langkah Metode Penelitian Kuantitatif
Eksperimen?
5. Apa saja Prinsip Dasar Pelaksanaan Metode Penelitian Kuantitatif
Eksperimen?
6. Bagaimana Teknik Pengumpulan Data Metode Penelitian Kuantitatif
Eksperimen?
7. Bagaimana Analisis Data Metode Penelitian Kuantitatif Eksperimen?
8. Apakah Pengertian Metode Penelitian Kuantitatif Ex-post Facto?
9. Bagaimana Desain Metode Penelitian Kuantitatif Ex-post Facto?
10. Apakah Tujuan Metode Penelitian Kuantitatif Ex-post Facto?
11. Bagaimana Langkah-Langkah Metode Penelitian Kuantitatif Ex-post
Facto?
12. Apa saja Prinsip Dasar Pelaksanaan Metode Penelitian Kuantitatif
Ex-post Facto?
13. Bagaimana Teknik Pengumpulan Data Metode Penelitian Kuantitatif
Ex-post Facto?
14. Bagaimana Analisis Data Metode Penelitian Kuantitatif Ex-post
Facto?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ialah mendeskripsikan penelitian kuantitatif
komparatif meliputi metode penelitian eksperimen dan metode
penelitian expost-facto.
BAB II
KONSEP METODE PENELITIAN
1
Suwanda, Desain Eksperimen (Bandung: Alfabeta, 2015), h.2
2
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian ( Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 2013),h. 207
3
Ahmad Jaedun, “Metodologi Penelitian Eksperimen” Artikel Ilmiah, 2011, h. 5.
4
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi ( Bandung: Penerbit Indonesia, 2012), h.109.
5
Eko Setyanto, “ Memperkenalkan kembali Metode Eksperimen dalam Kajian Komunikasi,”
Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol 3 2015, hal. 39.
B. Desain Metode Penelitian Kuantitatif Eksperimen
Terdapat beberapa bentuk desain penelitian eksperimen yang dapat
digunakan dalam penelitian, yaitu:
1. Rancangan Penelitian Pre-Eksperimen (Pre-Experiment Design)
Menurut Sugiyono rancangan penelitian pre-eksperimen (pre-
experiment design) belum termasuk dalam penelitian eksperimen
sesungguhnya karena masih terdapat variabel luar yang ikut
berpengaruh terhadap terbentuknya variabel terikat (dependen). Jadi
hasil eksperimen yang merupakan variabel terikat (dependen) bukan
hanya dipengaruhi oleh variabel bebas (independen). Hal ini tidak
dapat terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak
dipilih secara random.6
Senada dengan pendapat Yusuf rancangan penelitian pre-
eksperimen (pre-experiment design) sangat lemah. Pada prinsipnya
penelitian pre-eksperimen tidak mengontrol validitas internal dan
eksternal secara utuh.7 Ada beberapa macam bentuk Penelitian Pre-
Eksperimen (Pre-Experiment Design) yaitu:
a. The One Shot Case Study
Pada desain penelitian eksperimen model The One Shot
Case Study tidak diberikan pretest. Menurut Sugiyono penelitian
eksperimen model ini melibatkan suatu kelompok diberikan
perlakuan (treatment), kemudian diobservasi hasilnya. Perlakuan
(treatment) berfungsi sebagai variabel bebas (independen), dan
hasil sebagai variabel terikat (dependen).8 Sedangkan menurut
Yusuf penelitian eksperimen model The One Shot Case Study
tidak ada memiliki kelompok kontrol sebagai perbandingan dari
6
Sugiyono, op.cit., h.110
7
Yusuf, op.cit., h.179
8
Sugiyono, op.cit., h.112
kelompok eksperimen. Perlakuan diberikan pada permulaan yang
bertujuan untuk mengetahui hasil pengukuran pada akhir kegiatan.
Rancangan ini dapat digambarkan seperti berikut :
X O
Perlakuan Posttest
Contoh:
Penyuluhan Keluarga Berencana sebagai salah satu cara efektif
meningkatkan sikap masyarakat terhadap keluarga kecil dan
sejahtera.
Dalam contoh diatas yang dijadikan perlakuan dalam
penelitian ialah penyuluhan tentang Keluarga Berencana.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini sebagai
berikut :
1. Pada awal kegiatan ditentukan terlebih dahulu yang akan
mengikuti penyuluhan.
2. Semua subjek tersbut diberikan penyuluhan tentang Keluarga
Berencana, selama periode tertentu. Kegiatan ini terus
dilaksanakan sampai selesai penyeluhan.
3. Pada akhir kegiatan dilakukan pengukuran dengan
melaksanakan posttest.
Adapun kelemahan penelitian ini, yaitu:
1. Tidak ada kontrol sama sekali dan juga tidak ada validitas
internal. Hal ini terjadi karena faktor yang mempengaruhinya
tidak dikendalikan.
2. Hasil pengukuran tidaklah dapat dinyatakan secara tegas
sebagai akibat perlakuan.
3. Kesimpulan diambil mungkin berbeda dari keadaan yang
sebenarnya, atau menyesatkan sebab hasil itu tidak dapat
dibandingkan dengan kelompok yang lain. 9
Sedangkan keuntungan rancangan penelitian yaitu The
One Shot Case Study berguna untuk menjajaki masalah yang
akan diteliti lebih lanjut.
a. The One Group Pretest-Posttest Design
Menurut Yusuf rancangan ini terdiri dari satu kelompok (tidak
ada kelompok kontrol), sedangkan proses penelitiannya
dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu:
1. Melaksanakan pretest untuk mengukur kondisi awal
responden sebelum diberikan perlakuan.
2. Memberikan perlakuan (X)
3. Melakukan posttest untuk mengetahui keadaan variabel
terikat (dependen) sesudah diberikan perlakuan.
Hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
membandingkan dengan keadaan sebelum diberikan
perlakuan. Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut
O1 X O2
Pretest Perlakuan Posttest
Contoh: Penyuluhan tentang program keluarga berencana
merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan
pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap keluarga
sejahtera.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan
penelitian sebagai berikut:
9
Yusuf, op.cit., h. 180
1. pada awal kegiatan sebelum perlakuan diberikan,
dikenakan kepada semua subjek (O) pretest untuk
mengukur pengetahuan dan sikap mereka tentang
keluarga berencana.
2. cari skor dan rata-rata hitungnya.
3. Berikan perlakuan (X) pada subjek penelitian, yaitu
penyuluhan tentang keluarga berencana.
4. setelah selesai perlakuan, laksanakan posttest pada
subjek (responden) penelitian.
5. Bandingkan hasil pretest dan posttest.
6. Perbedaan kedua skor itu merupakan akibat perlakuan.
Dalam contoh diatas ialah Penyuluhan tentang Keluarga
Berencana.10
10
Ibid., h.181
11
Sugiyono, op.cit., hal.113
_ O2
Perlakuan Posttest
Menurut Yusuf langkah-langkah yang ditempuh dalam
rancangan penelitian ini sebagai berikut:
1. Ambil dua kelompok subjek dari populasi yang sama.
2. Kenakan perlakuan pada salah satu kelompok.
3. Kenakan pada kedua kelompok posttest, setelah
perlakuan selesai.
4. Bandingkan hasil kelompok pertama (O1) dan kelompok
kedua (O2), dengan mencari mean (rata-rata) masing-
masing kelompok.
5. Gunakan rumus statistic tertentu yang cocok dengan
jenis data yang ada, sehingga dapat diketahui apakah
beda kedua kelompok itu bearti atau tidak.
Beberapa kelemahan dalam rancangan ini ialah
kedua kelompok tidak sama, sebab tidak dipilih secara acak
(random). Disamping itu beberapa faktor yang memengaruhi
validitas internal, seperti kematangan, pengetesan, dan
instrumentasi belum dikendalikan.12
Pengembangan dari rancangan pre-ekperimen tipe
ketiga ini yaitu dengan memperkenalkan pretest dan posttest,
yaitu The Static Group Comparison Design. Kelemahan
utama rancangan ini yaitu kedua kelompok penelitian tidak
diambil secara random.
Seperti yang telah dikemukakan diatas bahwa, ketiga
bentuk desain pre-experiment bila diterapkan untuk
penelitian, akan banyak variabel-variabel luar yang masih
12
Yusuf,op.cit., h.182
berpengaruh dan sulit dikontrol, sehingga validitsinternal
penelitian menjadi rendah.
2. Rancangan Penelitian Eksperimen Semu (Quasi- Experiment Design)
Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari
true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini
mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya
untuk mengontrol variable-variabel luar yang mempengaruhi
pelakanaan eksperimen. Menurut Sugiyono desain ini lebih baik dari
pre-experimental design. Quasi-experimental design digunakan karena
kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan
untuk penelitian.
Pada kegiatan administrasi atau manajemen, sering tidak
mungkin menggunakan sebagian para karyawannya untuk eksperimen
dan sebagiannya tidak. Sebagiannya menggunakan prosedur kerja
yang baru yang lain tidak. Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitsn
dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian sehingga
dikembangkan desain Quasi-experimental design. Beberapa
rancangan penelitian ekperimen semu yaitu:
a. The Time Series Experiment
Pada The Time Series Experiment kelompok yang akan
digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random.
Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sebanyak
empat kali. Tujuannya untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan
keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasi pretest
selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda artinya
kelompok tersebut keadaanya labil, tidak menentu dan tidak
konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapat diketahui
dengan jelas, maka baru diberi treatment. Desain penelitian ini
hanya menggunakan satu kelompok saja.
Selanjutnya, untuk mengetahui kecenderungan subjek
penelitian sesudah perlakukan juga dilaksanakan beberapa kali
observasi. Rancangan penelitian ini sebagai berikut:
Perbedaan antara pengukuran sebelum dan sesudah perlakuan
(X) merupakan efek perlakuan (O5 – O4). Selanjutnya perhatikan
contoh berikut:
O1 O2 O3 O4 X O5 O6 O7 O8
13
Ibid., h. 185
E O1 X O2
K O3 _ O4
Keterangan :
X0 = tidak ada perlakuan
X1 = ada perlakuan
O1, O2, O3,dan O4,adalah observasi pada t1, t 2, t 3,dan t 4
14
Ibid., h. 186
Contoh: Rata-rata O2 dan O4 serta rata-rata O1 dan O3. Pada saat
O1 dan O3 perlakuan diberikan, sedangkan O2 dan O4 perlakuan
tidak diberikan. Jadi, perubahan angka yang terjadi antara O 2 dan
O4 bukan karena perlakuan, melainkan mungkin oleh kejadian di
luar perlakuan, kematangan, mortalitas, instrumentasi atau testing.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan rancangan ini
sebagai berikut:
1. Pilih subjek satu kelompok.
2. Kenakan subjek itu perlakuan (X 1), dan setelah selesai
perlakuan berikan tes kepada subjek itu sesuai dengan
perlakuan yang diberikan
3. Tentukan periode waktu yang sama antara pemberian
perlakuan dan tidak memberikan perlakuan.
4. Periode waktu kedua, contoh selang waktu dua minggu
perlakuan tidak diberikan (X0) dan kemudian kenakan tes kedua
kepada subjek itu.
5. Periode waktu ketiga, berikan lagi perlakuan kepada subjek itu
dan setelah selesai perlakuan berikan tes ketiga pada subjek
itu.
6. Periode waktu keempat tidak dikenakan perlakuan (X 0), dan
kemudian berikan tes keempat pada subjek itu.
16
Sugiyono, op.cit., h.113
keadaan lingkungan baik untuk kelompok kontrol maupun untuk
kelompok eksperimen selalu sama.
E O1 X O2
Perlakuan
R
K O3 _ O4
Pretest Tidak ada Posttest
perlakuan (X)
Keterangan:
E = Kelompok eksperimen
K = Kelompok kontrol
R = Randomisasi
X = Perlakuan
- = Melakukan kegiatan seperti biasa/ konvesioanl
Contoh:
Efek latihan terstruktur terhadap prestasi belajar siswa
Langkah-langkah eksperimen:
Nomor Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
1. Pilih subjek secara Pilih subjek secara
random. random.
2. Pilih lingkungan Pilih lingkungan
eksperimen. eksperimen.
3. Lakukan pretest Lakukan pretest.
4. Kenakan perlakuan Tidak ada perlakuan
(dalam contoh ini latihan latihan terstruktur.
terstruktur) Melakukan kegiatan
seperti biasa
5. 6. Lakukan posttest Lakukan posttest
7. 8. Kenakan rumus Kenakan rumus yang
yang sesuai sesuai
Posttest-pretest = beda skor Posttest-pretest =
kelompok eksperimen beda skor kelompok
kontrol
Efek perlakuan = beda skor kelompok eksperimen dikurangi
(-) Beda skor kelompok kontrol
R O9 X1 Y2 O10
R O11 X2 Y2 O12
R O13 X3 Y2 O14
R O15 X0 Y2 O16
R O17 X1 Y3 O18
R O19 X2 Y3 O20
R O21 X3 Y3 O22
R O23 X0 Y3 O24
Keterangan:
Rancangan dua faktor 4x3
X1, X2, X3 = tiga tingkatan perlakuan
X0 tidak ada perlakuan (kontrol)
Y1, Y2, dan Y3 = tiga tingkatan variabel moderator
Contoh:
Seorang peneliti ingin mengetahui efek dua faktor, yaitu
kelembaban udara dan frekuensi pemberian makanan
terhadap pertumbuhan anak ayam.
Tiap faktor terdiri dari beberapa taraf, yaitu sangat lembab,
lembab, dan kurang lembab; sedangkan untuk frekuensi
pemberian makan dipisahkan lagi: satu kali, dua kali, dan tiga
kali. Dengan demikian, terdapat kombinasi tiga angkatan pada
kelembaban dan tiga tingkatan pada frekuensi pemberian
makanan, sehingga didapati Sembilan kombinasi yang
berbeda-beda, yaitu:
1. Sangat lembab dengan satu kali pemberian makanan
2. Sangat lembab dengan dua kali pemberian makanan
3. Sangat lembab dengan tiga kali pemberian makanan
4. Lembab dengan satu kali pemberian makanan.
5. Lembab dengan dua kali pemberian makanan.
6. Lembab dengan tiga kali pemberian makanan.
7. Lembab dengan tiga kali pemberian makanan.
8. Kurang lembab dengan satu kali pemberian makanan.
9. Kurang lembab dengan dua kali pemberian makanan.
10. Kurang lembab dengan tiga kali pemberian makanan.
Secara skematis kesembilan kombinasi itu dapat ditata dalam
bentuk sebagai berikut :
A1 A2 A3
B1 A1B1 A2B1 A3B1
B2 A1B2 A2B2 A3B2
B3 A1B3 A2B3 A3B3
A1 A1 A1 A2 A2 A2 A3 A3 A3
B1 B2 B3 B1 B2 B3 B1 B2 B3
C A1B1C A1B2C A1B3C A2B1C A2B2C A2B3C A3B1C A3B2C A3B3
1 1 1 1 1 1 1 1 1 C1
C A1B1C A1B2C A1B3C A2B1C A2B2C A2B3C A3B1C A3B2C A3B3
2 2 2 2 2 2 2 2 2 C2
C A1B1C A1B2C A1B3C A2B1C A2B2C A2B3C A3B1C A3B2C A3B3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 C3
R O1 X O2
R O3 - O4
R - X O5
R - - O6
17
Yusuf,. Op.cit. hal.196
18
Ibid., h.39
19
Suwanda, loc. cit
Suatu penelitian dilakukan harus sesuai dengan langkah-langkah.
Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti menggunakan jenis pendekatan
eksperimen. Suryabrata (2014:91) susunan rencana eksperimen:
1. Melakukan survai kepustakaan relevan bagi masalah yang akan
digarap.
Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti telah mencari dan membaca
buku referensi dengan masalah yang akan diteliti.
2. Identifikasi dari definisi masalah. Dari hasil observasi yang telah
dilakukan. Tabel berikut contoh mengidentifikasi masalah dalam
disertasi:
Contoh Judul Identifikasi Masalah
Disertasi 1 Pengaruh Metode Peneliti telah menelaah
Penulis : Pembelajaran dan dan medeskripsikan
Hasbi Kecerdasan Linguistik adanya masalah mengenai
Sjamsir Terhadap Hasil Belajar hasil belajar bahasa inggris
Bahasa Inggris anak di kelas II. SDN di
(Studi Eksperimen di Kelas Kotamadya Samarinda-
II SDN di Kotamadya Kalimantan Timur
Samarinda-Kalimantan Metode pembelajaran yang
Timur) sifatnya masih tradisional
dapat menyebabkan
rendahnya hasil belajar
bahasa inggris di sekolah.
3. Merumuskan hipotesis.
Peneliti mencari penyebab adanya permasalah yang akan diteliti. Tabel
berikut contoh merumuskan hipotesis dalam disertasi:
Contoh Judul Hipotesis
Disertasi 1 Pengaruh Metode Peneliti merumuskan
Penulis : Pembelajaran dan hipotesis sebagai berikut:
Hasbi Kecerdasan Linguistik 1. Hasil belajar bahasa
Sjamsir Terhadap Hasil Belajar inggris siswa yang
Bahasa Inggris diberikan metode
(Studi Eksperimen di Kelas pembelajaran TPR
II SDN di Kotamadya lebih tinggi dari
Samarinda-Kalimantan pada siswa yang
Timur) diberikan perlakuan
metode
pembelajaran GTM
2. Terdapat pengaruh
interaksi antara
metode
pembelajaran dan
kecerdasan
linguistic siswa
terhadap hasil
belajar bahasa
Inggris
3. Hasil belajar bahasa
Inggris siswa yang
memiliki kecerdasan
linguistic tinggi dan
diberi perlakuan
metode
pembelajaran TPR
lebih tinggi
dibandingkan siswa
yang diberikan
perlakuan metode
pembelajaran GTM
4. Hasil belajar bahasa
Inggris siswa yang
memiliki
kecerdasaan
linguistic rendah dan
diberi perlakuan
metode
pembelajaran TPR
lebih rendah
dibandingkan siswa
yang diberi
perlakuan metode
pembelajaran GTM.
Disertasi 2 Pengaruh Aktivitas Peneliti merumuskan
Penulis : Bermain Dan Gaya Kognitif hipotesis sebagai berikut:
Sondang Terhadap Kemampuan 1. Kemampuan
Maria Kognitif Terhadap berhitung awal
Jacqueline Kemampuan Berhitung kelompok anak yang
Silaen Awal. bermain balok lebih
(Studi Eksperimen Pada tinggi daripada
Kelas B Taman Kanak- kelompok anak yang
Kanak di Kota Semarang bermain peran.
Tahun 2014) 2. Kemampuan
berhitung awal
kelompok anak yang
memiliki gaya
kognitif field
independent lebih
tinggi dari pada
kelompok anak yang
memiliki field
dependent.
3. Terdapat pengaruh
interaksi antara
aktivitas bermain
dan gaya kognitif
terhadap
kemampuan
berhitung awal.
4. Pada kelompok
anak yang memiliki
gaya kognitif field
independent,
kemampuan
berhitung awal yang
mengikuti bermain
balok lebih tinggi
dari pada anak yang
bermain peran.
5. Pada kelompok
anak yang memiliki
gaya kognitif field
dependent,
kemampuan
berhitung awal anak
yang bermain balok
lebih rendah
daripada anak yang
bermain peran.
6. Pada kelompok
anak yang bermain
balok, kemampuan
berhitung awal anak
yang memiliki gaya
kognitif field
independent lebih
tinggi dari pada
anak yang memiliki
gaya kognitif field
dependent.
7. Pada kelompok
anak yang bermain
peran, kemampuan
berhitung awal anak
yang memiliki gaya
kognitif field
independent lebih
rendah dari pada
anak yang memiliki
gaya kognitif
dengan field
dependent.
20
Purwanto, op.cit
21
Saifuddin Azwar, Metodo Penelitian ( Yogyakarta :Pustaka Pelajar, 2007) h.65
pengembangan alat ukur, peneliti merumuskan defenisi konsep
berdasarkan pertukaran dialog di antara teori teori.
Perumusan defenisi konseptual menurut Kerlinger (1996:50-51)
dikutip oleh Purwanto dapat dilakukan dengan beberapa cara :
1. Dengan kata lain, misalnya kecerdasan adalah kemampuan
berfikir abstrak.
2. Dengan kontruksi lain, misalnya : bobot adalah bobot suatu
benda
3. Menukar suatu konsep dengan konsep lain, misalnya :
kecemasan adalah rasa takut yang subjektif22
22
Purwanto, Metodologi penelitian Kuantitatif ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012) h.154
23
Ibid., hal.156
24
Azwar, loc.cit
25
Purwanto, op.cit
Terdapat beberapa macam cara merumuskan defenisi
operasional. Menurut Kerlinger dikutip oleh Purwanto (1996 : 51),
defenisi operasional dapat berupa :
1. Tindakan atau kelakuan yang diamati, misalnya kecerdasan
adalah kemapuan untuk membaca cerita yang diberikan
kepadanya.
2. Tindakan untuk mengukur konstruk, misalnya : kecerdasan
adalah skor yang diperoleh pada tes intelegensia Colored
Progressive Matrics (CPM)26
26
Purwanto,op.cit., h.156
Kalimantan speaking, reading pengetahuan
Timur) and writing) pada aspek
setelah terjadi integrated skills,
proses vocabularies,
pembelajaran comprehension,
yang diukur knowledge, dan
melalui tes lisan apliication dari
ataupun tulisan materi bahasa
yang dapat dikur Inggris yang
melalui dua diajarkan.
dimensi,yakni
dimensi kognitif Untuk data
pengetahuan dengan
dimension). yang
dikembangkan
sendiri dengan
mengacu pada
materi ajar yang
sesuai dengan
standar isi Badan
Standar Nasional
Pendidikan
(BNSP) yang
berbasis KTSP.
Bentuk soal yang
digunakan adalah
bentuk pilihan
ganda.
Disertasi 2 Pengaruh Kemampuan Kemampuan
Penulis : Aktivitas berhitung awal berhitung awal
Sondang Bermain Dan anak adalah ank adalah
Maria Gaya Kognitif kemampuan anak kemampuan anak
Jacqueline Terhadap tentang angka tentang angka
Silaen Kemampuan dan dan
Kognitif pengoperasiannya pengoperasianny
Terhadap secara sederhana a secara
Kemampuan yaitu membilang, sederhana yaitu
Berhitung Awal. membedakan dan membilang,
(Studi membandingkan membedakan dan
Eksperimen dan mengurutkan membanding
Pada Kelas B serta
Taman Kanak- mengurutkan
Kanak di Kota yang disusun
Semarang berdasarkan
Tahun 2014) indikator yaitu: 1)
Pengenalan
Angka 2)
Pengoperasian
angka, 3)
Memilah,
menyortir dan
mengklasifikasi
dan 4)
Menyamakan dan
membedakan,
yang diukur
melalui tes
dengan
menggunakan
instrument dalam
bentuk skala likert
1-4.Dengan
kategori 1) Sangat
mampu (4), 2)
mampu (3), 3)
kurang mampu (2)
dan 4) tidak
mampu (1)
27
Sugiyono,op.cit., h.63
pengamatan.28 Selanjutnya menurut Bouma dikutip Abdurrahman
variabel adalah operasionalisasi konsep.29
Senada dengan itu menurut Mulyatiningsih variabel adalah
sebuah karakteristik yang terdapat pada individu atau benda yang
menunjukkan adanya perbedaan (variasi) nilai atau kondisi yang
dimiliki.30 Selanjutnya menurut Yusuf variabel pada hakikinya
merupakan konsep yang mempunyai variasi nilai. Berdasarkan
beberapa pendapat diatas adapun pengertian dari variabel adalah
sebuah konsep atau krakteristik pada suatu objek yang memiliki variasi
antar objek yang satu dengan yang lainnya untuk kemudian dilakukan
pengamatan.31
Ada beberapa variabel yang terdapat pada jenis penelitian,
namun menurut Mulyatiningsih pada penelitian eksperimen hanya
menggunakan tiga variabel yaitu variabel bebas (independent), variabel
terikat ( dependent) dan variabel kontrol.32 Adapun yang dimaksud
dengan variabel bebas menurut Dimyati adalah sejumlah faktor atau
unsur yang menentukan atau memengaruhi adanya atau munculnya
faktor yang lain.33 Senada dengan itu menurut Mulyatiningsih variabel
bebas adalah variabel yang kedudukannya memberi pengaruh terhadap
variabel terikat, dapat dimanipulasi, diubah, atau diganti. 34 Selanjutnya,
menurut Sugiyono variabel bebas adalah merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
28
Abdurrahman, op.cit., h. 33
29
Ibid., hal.33
30
Multyaningsih, Metode Terapan Penelitian Bidang Pendidikan ( Bandung: Alfabets,
2014)h.2.
31
Yusuf, op.cit., h. 102
32
Mulyatiningsih,op.cit., h.88
33
Johni Dimyati, Metodologi Penelitian Pendidikan & Aplikasinya pada Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD) ( Jakarta : Prenadamedia, 2013), h.41
34
Mulyatiningsih, loc.cit.
variabel terikat.35 Berdasarkan beberapa pendapat diatas yang
dimaksud dengan variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi
kedudukan dari variabel terikat.
Selanjutnya variabel yang diperlukan dalam penelitian
eksperimen adalah variabel terikat. Adapun yang dimaksud dengan
pengertian variabel terikat menurut Sugiyono adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. 36
Sementara itu, menurut Mulyatiningsih variabel dependent adalah
variabel yang dipengaruhi oleh variabel independent.37 Sedangkan
pengertian variabel terikat menurut Dimyati adalah gejala atau faktor
atau unsur yang muncul karena adanya pngaruh dari variabel bebas.
Jadi yang dimaksud dengan variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi oleh variabel bebas. 38
Selain variabel bebas dan variabel terikat penelitian eksperimen
juga mengenal variabel kontrol. Menurut Mulyatiningsih variabel kontrol
adalah variabel yang tidak diberi perlakuan / eksperimen namun selalu
diikutsertakan dalam proses penelitian. 39 Selanjutnya menurut Dimyati
yang dimaksud dengan variabel kontrol adalah variabel yang ada di
sekitar gejala yang akan diteliti tetapi diupayakan agar tidak ikut
memengaruhi terhadap gejala variabel terikat yang akan muncul dari
adanya pengaruh variabel bebas.40 Sedangkan menurut Sugiyono
Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan
sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak
dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. 41 Jadi dari beberapa
35
Sugiyono, op.cit., h.63
36
Sugiyono, loc.cit.,
37
Multyaningsih, loc.cit
38
Dimyati, loc.cit
39
Multyaningsih, loc.cit
40
Dimyati, loc.cit
41
Sugiyono, loc.cit
pendapat tersebut yang dimaksud dengan variabel kontrol adalah
variabel yang ada di dalam penelitian namun tidak diberikan perlakuan
agar tidak ikut memengaruhi terhadap gejala variabel terikat yang akan
muncul dari pengaruh variabel bebas. Tabel berikut contoh identifikasi
variabel pada disertasi:
Kecamatan penelitian di
Samarinda SD 023
Utara. sebanyak 30
orang (15
kecerdasan
linguistic
tinggi dan 15
kecerdasan
linguistik
rendah).
Dan di SD
010
sebanyak 30
orang (15
siswa
dengan
kecerdasaan
linguistic
dan 15
orang
kecerdasan
linguisitik
rendah
Disertasi 2 Pengaruh Aktivitas Populasi Sampel
Penulis : Bermain Dan Gaya Kognitif dalam dalam
Sondang Terhadap Kemampuan penelitian penelitian ini
Maria Kognitif Terhadap ini adalah diambil
Jacqueline Kemampuan Berhitung seluruh dengan
Silaen Awal siswa kelas teknik
(Studi Eksperimen Pada B Taman multistage
Kelas B Taman Kanak- Kanak- sampling.
Kanak di Kota Semarang kanak yang Adapun
Tahun 2014) berada di yang
kota menjadi
Semarang. sampel
Dan yang dalam
menjadi penelitian ini
populasi adalah
terjangkau siswa
dalam kelompok B
penelitian Taman
ini adalah Kanak-
seluruh kanak
siswa Taman
kelompok B Putra
Kecamatan Kecamatan
Banyumanik Banyumanik
dan dan
Kelompok B Kelompok B
Semarang Taman
Kanak-
kanak III
Pertiwi
Kecamatan
Tembalang
d. Terapkan perlakuan
Setelah peneliti memilih sampel dari populasi yang ada, peneliti
memberikan perlakukan pembelajaran. Tabel berikut contoh
menerapkan perlakuan dalam disertasi:
Contoh Judul Terapkan Perlakuan
Disertasi 1 Pengaruh Metode Peneliti memberikan
Penulis : Pembelajaran dan perlakukan pembelajaran
Hasbi Kecerdasan Linguistik dengan menggunakan
Sjamsir Terhadap Hasil Belajar metode TPR. Untuk
Bahasa Inggris persiapan tersebut
(Studi Eksperimen di Kelas digunakan waktu selama
II SDN di Kotamadya dua minggu. Pemberian
Samarinda-Kalimantan metode pembelajaran
Timur) selama delapan kali.
Dalam pelaksanaan
perlakuan yang diberikan
kepada siswa rinci dapat
digambarkan sebagai
berikut:
a. pertemuan pertama
dan kedua siswa-
siswa diberikan
perlakuan
pembelajaran
dengan metode,
bahan, dan sumber
pelajaran yang
sama untuk kedua
kelompok
b. Pertemuan ketiga
lanjutan
pembelajaran
dengan metode,
bahan, dan
kegunaan
pembelajaran yang
sama.
c. Pertemuan
keempat, kedua
kelompok diberi
perlakuan yang
berbeda yaitu SD
023 diberikan
metode TPR dan
SD 010 diberikan
pembelajaran
dengan metode
GTM
d. Pertemuan kelima
dan selanjutnya
kelompok diberikan
perlakuan yang
berbeda.
Tabel berikut contoh analisis data yang digunakan dalam disertasi penelitian
eksperimen:
Contoh Judul Analisis Data Penelitian
Eksperimen
Disertasi 1 Pengaruh Metode
Penulis : Pembelajaran dan
Hasbi Kecerdasan Linguistik
Sjamsir Terhadap Hasil Belajar
Bahasa Inggris
(Studi Eksperimen di Kelas
II SDN di Kotamadya
Samarinda-Kalimantan
Timur)
43
Emzir., Op.Cit., hal.119.
44
Sukardi., Op.Cit., hal.175.
45
Muhammad Ali dan Muhammad Asrori. Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2014), hal.64.
46
Suryabrata. Metodologi Penelitian (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.2005), hal.85.
menguji data itu dengan menelusuri kembali ke masa lampau untuk
mencari sebab-sebab, saling hubungan, dan maknanya.
Pada penelitian ex-post facto peneliti tidak melakukan manipulasi
(perlakuan) pada subjek karena variabel bebasnya sudah ada
sebelum penelitian dan tidak bisa diubah47.
51
Emzir,. Op.Cit.,hal.126.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan