Anda di halaman 1dari 11

Nama

NIM

Kelas

No. Absen

Mata Kuliah

Dosen Pengampu

TUGAS 1
Pokok masalah :
Seharusnya di sekolah dasar siswa dapat memahami dan mengetahui mata pelajaran Bahasa
Inggris sejak dini sehingga dapat memahaminya terlebih dahulu.
Kenyataannya di sekolah dasar masih ada sekolah yang tidak mengajarkan pelajaran bahasa
inggris.

TUGAS 2
Identifikasi Masalah
http://poskotanews.com/2012/10/10/dihapus-pelajaran-bahasa-inggris-untuk-sd/
JAKARTA (Pos Kota) - Mata pelajaran Bahasa Inggris tidak boleh diajarkan pada jenjang
Sekolah Dasar (SD). Tujuannya agar siswa dapat lebih mencintai dan menghargai budaya
Indonesia serta menumbuhkan rasa nasionalisme.
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan (Wamendikbud), Musliar
Kasim (rizal)
Di SD, tidak ada pendidikan mata pelajaran Bahasa Inggris, khususnya untuk sekolah
negeri. Bahasa Indonesia saja para siswa belum tentu memahami, ujar Wakil Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan (Wamendikbud), Musliar Kasim dalam


acara Training of TrainerPembangunan Karakter Bangsa kepada seratus Guru dan Kepala
Sekolah se-DKI Jakarta, di Hotel Park, Jakarta, Rabu (10/10)
Saat ini masih banyak SD yang menerapkan mata palajaran Bahasa Inggris, baik di sekolah
swasta maupun sekolah negeri. Meskipun, pelajaran Bahasa Inggris di SD merupakan mata
pelajaran muatan lokal.
Menurutnya, Bahasa Inggris bukan sesuatu yang sulit untuk dipelajari. Jika pelajaran tersebut
diterapkan di SD, dikhawatirkan akan menambah beban belajar para siswa. Mengingat
banyak jumlah mata pelajaran yang harus di ampu oleh siswa SD saat ini.
Sekolah harus mengikuti ini. Tapi, kalau mau menambahkan, itu persoalan lain. Yang jelas,
kalau sekolah negeri tidak boleh. Kasihan anak-anaknya, ungkapnya.
Terkait dengan perubahan kurikulum, khususnya untuk SD, dijelaskan bahwa IPA dan IPS
nantinya tidak akan muncul sebagai mata pelajaran. Nantinya, pelajaran tentang ilmu
pengetahuan tersebut akan diintergrasikan kedalam semua mata pelajaran.
Semua yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan itu bisa dimasukkan kedalam semua mata
pelajaran, misalnya Bahasa Indonesia dan Agama. Dengan demikian, pembelajaran dan
pengetahuan yang didapat oleh siswa akan lebih hidup, ungkap Musliar.
Pasalnya, sambung dia, ilmu pengetahuan yang dibutuhkan oleh para siswa SD tersebut
belum mendalam. Yang terpenting untuk anak SD itu adalah calistung, sedangkan untuk
ilmu pengetahuan itu tidak perlu terlalu mendalam, kata mantan Rektor Universitas Andalas
itu.
Kedepan akan terdapat enam pelajaran yang akan dipertahankan pada jenjang SD, yakni,
Agama, Matematika, PKn, Bahasa Indonesia, Seni Budaya, dan Penjaskes. Sedangkan untuk
ilmu pengetahuan, masih dilakukan pembahasan oleh tim perumus kurikulum.
Karena masih didiskusikan. Ada yang berpendapat bahwa bisa diintergrasikan, tapi ada yang
berpendapat bahwa ilmu pengetahuan itu perlu dipertahankan, ungkapnya

Tujuan dari perombakan kurikulum tersebut adalah untuk memberikan waktu dan
kesempatan bagi peserta didik untuk membangun diri dan karakter. Kalau sekarang kan
sudah terlalu banyak palajaran, dan pekerjaan rumah yang justru membosankan, sehingga
anak tidak memiliki waktu untuk mengembangkan diri, ujar Musliar. (rizal/dms).

Faktor penyebab :
1. Pendidik
2. Minat siswa
3. Pelajaran Bahasa Inggris
TUGAS 3
Rumusan Masalah
1. Adakah hubungan antara pendidik dengan pelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar?
2. Adakah hubungan antara minat siswa dengan pelajaran Bahasa Inggris di Sekolah
Dasar ?

TUGAS 4
Judul
1. Hubungan antara pendidik dengan mata pelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar.
2. Hubungan antara minat siswa dengan mata pelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar.

TUGAS 5
Teori
1. Hubungan antara pendidik dengan pelajaran bahasa inggris di Sekolah Dasar
http://edukasi.kompasiana.com/2013/12/12/bahasa-inggris-di-sd-kebijakan-guru-dansiswa
Menyimak diskusi menarik di Kompas TV, ada benang merah yang bisa saya tarik.
Penghapusan pelajaran bahasa Inggris di tingkat SD tidak dimaksudkan sebagai
menghilangkan sepenuhnya mata pelajaran Bahasa Inggris dari struktur kurikulum,
tetapi meletakkan pelajaran bahasa Inggris pada proporsi yang sesuai dengan jenjang
usia pendidikan formal. Bahasa sebagai alat komunikasi. Apalagi kurikulum 2013
menempatkan bahasa Inggris di SD sebagai muatan lokal, tergantung pada lokasi
sekolah dan kebijakan daerah masing-masing (sumber: Kepala Pusat Kurikulum dan
Perbukuan Diknas). Sehingga tidak ada alasan untuk menghapuskan. Melainkan tidak
mewajibkan pengajaran bahasa Inggris pada jenjang SD.

Sebagai alat komunikasi, patut dicermati bahwa pada prakteknya, guru guru bahasa
Inggris di SD memiliki kemampuan minim dalam mengajar bahasa Inggris untuk
anak-anak. Hal ini pertama disebabkan oleh legalitas kesarjanaan atau kemampuan
pengajaran bahasa Inggris belum memenuhi standar Internasional (menurut Itje
Chodijah-pakar pendidikan bahasa Inggris untuk anak). Menjadi hal yang dimaklumi
ketika pembelajaran bahasa Inggris di kelas menjadi tidak menarik, monoton dan
terlalu membebani anak-anak dengan pengajaran struktur. Banyak terjadi bahwa anakanak begitu kesulitan apabila berhadapan dengan teks yang penuh dengan gramatika
dan kosa kata yang belum tentu dikuasai sepenuhnya, padahal menulis bahasa
Indonesia dengan baik pun belum tentu sempurna. Menjadi persoalan kemudian
ketika system penilaian diambil dari nilai-nilai tes harian yang bersifat tertulis.
Di sisi lain, apabila pemberian materi bahasa Inggris dengan penekanan bahwa bahasa
sebagai alat komunikasi sederhana, guru di tingkat SD belum tentu bisa mengelola
proses KBM (kegiatan belajar mengajar) dengan mengutamakan (menggunakan)
komunikasi

sederhana.

Komunikasi

sederhana

yang

dimaksud

adalah

semisal : greetings, leave takings, instructions, asking and giving permissions, likes
and dislikes atau yang lebih sederhana seperti self identity. Hal termudah yang
sebenarnya bisa dilakukan oleh guru bahasa Inggris adalah dengan membiasakan diri
menggunakan kalimat komunikasi sederhana dalam tatap muka, baik dengan teman
sejawat ataupun siswa siswi di kelas. Tentu tidak sulit apabila guru-guru memiliki
kemampuan komunikasi yang baik, dibarengi dengan kreativitas yang memadai
dengan model pembelajaran yang menyenangkan. Semua dalam rangka pembiasaan.
Namun sekali lagi- tergantung pada kebutuhan daerah masing-masing. Pengajaran
bahasa Inggris di Bali atau Jakarta tentu berbeda dengan pengajaran bahasa Inggris di
daerah pedesaan terpencil di pulau Kangean Madura yang barangkali mobilitas
penduduk, jaringan internet dan kebutuhan sosialisasi tidak memerlukan bahasa
Inggris sebagai alat komunikasi.
Hal yang lain lagi, pengayaan kosa kata bahasa Inggris di SD tentu akan sangat
berpengaruh secara signifikan saat mereka memasuki jenjang SMP dan SMU. Jika
tiba-tiba disodori teks bahasa Inggris di SMP/SMU, bukankah mereka akan
kelabakan? Tentu tidak setiap pembelajaran harus dipaksa menerjemahkan satu
persatu setiap rangkaian kata dalam teks. Sebab tujuannya bukan untuk menjadi
penterjemah, melainkan memahami teks, mampu mengkomunikasikan isi teks dan
bercakap-cakap dalam bahasa Inggris.

Kebutuhan bahasa Inggris di masa depan anak-anak Indonesia memang menjadi


penting terkait dengan kebijakan globalisasi. Jadi, pro-kontra pembelajaran bahasa
Inggris di tingkat SD tidak perlu diributkan. Semua elemen bangsa tentu mencintai
bahasa ibu, bahasa Indonesia sebagai bahasa kita, bahasa persatuan. Itu tidak bisa
ditawar. Akan tetapi mengingat kemampuan rata-rata bangsa kita dalam hal bahasa
Inggris yang masih kurang, maka pelajaran bahasa Inggris di SD sebagai pengenalan
tidak perlu dihapuskan.
Penulis sebagai guru bahasa Inggris, memiliki pengalaman mengajar karyawankaryawan pada perusahaan swasta asing, BUMN, departemen-departemen, direkturdirektur termasuk pejabat dan anggota MPR DPR yang bahasa Inggrisnya masih
kacau balau. Tentu kesulitan tersebut tidak berpengaruh terhadap jabatan-jabatan
mereka, meski pada beberapa instansi, kemampuan bahasa Inggris mempengaruhi
prestasi dan kenaikan golongan. Tetapi kebutuhan komunikasi dalam pekerjaan
sehari-hari membutuhkan kemampuan berbahasa Inggris yang bagus. Untuk itu maka
bahasa Inggris tetap dibutuhkan dengan tetap menomorsatukan bahasa Indonesia
sebagai bahasa kecintaan, dan dengan tetap bangga sebab di beberapa negara
misalnya Australia, beberapa universitas membuka jurusan Bahasa Indonesia. Apakah
ada kaitannya dengan penyadapan? Hehe Wallahualam!
2. Hubungan antara minat siswa dengan pelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar.
http://www.sekolahdasar.net/2012/10/akankah-bahasa-inggris-dihapus-dari.html
Pergantian kurikulum yang akan diterapkan tahun 2013 mendatang diberitakan akan
menghapus mata pelajaran Bahasa Inggris untuk siswa Sekolah Dasar (SD).
Sebelumnya memang pernah dikatakan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Dasar
Kemendikbud, Suyanto bahwa hampir dipastikan untuk siswa SD hanya akan ada 7
mata

pelajaran

dari

11

mata

pelajaran

sebelumnya

diajarkan

di

SD.

Dari 7 mata pelajaran yang akan diajarkan untuk siswa SD di kurikulum pendidikan
baru 2013, Bahasa Inggris tidak termasuk di dalamnya. Wacana penghapusan mata
pelajaran Bahasa Inggris pada kurikulum SD yang akan diterapkan pada tahun ajaran
2013/2014

menuai

penolakan

dari

kalangan

orang

tua

siswa.

Pengamat Pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Lody Paat mengatakan,
Kemendikbud harus memiliki alasan yang ilmiah dan teoritis jika berniat mencoret
mata

pelajaran

Bahasa

Inggris

untuk

siswa

SD.

Ia menjelaskan bahwa pengajaran Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran harusnya


tidak dipermasalahkan. Namun jika penggunaan Bahasa Inggris sebagai bahasa
pengantar

untuk

semua

mata

pelajaran

hal

itu

yang

ditentang.

Semantara itu Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang Pendidikan Musliar
Kasim mengatakan, pelajaran Bahasa Inggris tidak wajib untuk siswa SD. "Jadi,
bukan dihapus. Ini karena di SD memang tidak ada pelajaran Bahasa Inggris," kata
Musliar

dikutip

dari Kompas.com (17/10/2012).

Pelajaran Bahasa Inggris baru akan dimulai pada sekolah menengah pertama (SMP).
Walaupun demikian demikian, Kemendikbud tidak membatasi jika ada sekolah dasar
yang

ingin

menambah

pelajaran

dengan

Bahasa

Inggris.

Menurut Wamendikbud, Pada jenjang SD, anak-anak lebih membutuhkan


pembelajaran Bahasa Indonesia. Dia menilai, selama ini anak-anak SD belum
melafazkan huruf-huruf dengan baik, dan begitu pula apa arti filosofis dari kata itu.
Kasihan jika anak-anak dipaksa untuk belajar Bahasa Inggris karena beban pelajaran
mereka

akan

semakin

berat.

Terkait polemik penghapusan mata pelajaran Bahasa Inggris dalam kurikulum SD


pada tahun ajaran 2013/2014, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh,
mengatakan bahwa semua kemungkinan itu dapat terjadi. Kementerian saat ini masih
sedang melakukan pembahasan yang ditargetkan selesai pada akhir Oktober, sebelum
dibahas

bersama

Wakil

Presiden

RI,

Boediono.

Nuh menjelaskan bahwa pembahasan kurikulum baru ini terbagi dalam tiga fase, yaitu
pembahasan di lingkungan kementerian, konsultasi dengan Wakil Presiden dan yang
terakhir adalah uji publik. Bahasa Inggris sendiri direncanakan untuk dihapus, namun
belum

sampai

pada

tahap

ketok

palu.

"Tunggu saja. Nanti saya bilang nggak ada, ternyata ada kan repot. Ini masih
dimatangkan lagi. Apakah ada hanya untuk siswa kelas 4-6 saja atau ada semua atau
tidak ada semua," kata M Nuh dikutip dari Kompas.com (15/10/2012).

Terkait dengan wacana penghapusan mata pelajaran Bahasa Inggris dari kurikulum
SD yang baru, bagaimana komentar Bapak Ibu? Setuju atau tidak? Tulis saja di kolom
komentar!

[SekolahDasar.Net

18/10/2012]

3. Hubungan antara pendidik dan minat siswa dengan pelajaran Bahasa Inggris di
Sekolah Dasar.
http://www.matrapendidikan.com/2013/09/upaya-menarik-minat-siswa-padamata.html
Menarik minat siswa pada pelajaran tertentu - Artkel postingan ini diilhami oleh
komentar pak Hendrik Sudirman pada salah satu artikel tedahulu di bawah judul
faktor berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Jika sudah diidentifikasi faktorfaktor penentu prestasi belajar, bagaimana pula solusi agar siswa berminat pada mata
pelajaran tertentu.
Saya sendiri sempat grogi menanggapi komentar beliau karena sepengetahuan saya
beliau adalah guru dan pakar bahasa Inggris sekaligus admin blog Belajar Bahasa
Inggris. Blog yang sering saya jadikan referensi untuk belajar, khususnya tata bahasa
dan kosa kata bahasa inggris.Kita meyakini kalau guru sudah banyak membaca,
mengetahui, bagaimana solusi agar siswa berminat terhadap mata pelajaran tertentu.
Namun demikian kita juga sudah memaklumi, menerapkan seabrek teori berupa solusi
permasalahan dalam pembelajaran tidaklah semudah membalik telapak tangan.
Yang dihadapi guru adalah siswa dinamis yang hidup dan berkembang di tengah
perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin canggih. Bisa saja, pengetahuan siswa
lebih dalam dibandingklan guru, dalam hal ilmu-ilmu tertentu. Bukankah sumber
informasi belajar sudah banyak bertebaran di sekitar siswa?
Idealnya, setiap siswa harus meminati semua mata pelajaran yang ada di sekolah.
Pada jenjang pendidikan tertentu, mata pelajaran tersebut sudah diatur sedemikian
rupa untuk berbagai disiplin ilmu seperti yang tercantum dalam struktur kurikulum
pendidikan.
Akan tetapi faktanya tidak seperti konsep ideal yang kita inginkan. Ada siswa yang
kurang atau bahkan tidak meminati mata pelajaran tertentu. Alasannya cukup
beragam, seperti pelajarannya sukar dimengerti, banyak rumus, banyak hitunghitungan, banyak menghafal, dan banyak yang lainnya. Bukan mustahil penyebab
kurangnya minat siswa pada mata pelajaran tertentu, berawal dari faktor guru mata
pelajaran yang mengampu mata pelajaran tersebut.

Mata pelajaran fisika dan bahasa Inggris adalah contoh mata pelajaran yang memiliki
kecendrungan untuk kurang disukai oleh siswa. Fisika umumnya berisi konsep dan
materi banyak rumus, sering bersifat abstrak sehingga sering bikin pusing kepala
siswa. Bahasa Inggris berisi materi grammar, vocabulary dan tenses yang komplek
dan susah untuk dihafal tanpa dipraktikkan. Inilah diantara sekian karakteristik dua
mata pelajaran ini. Tentu masih banyak karakter lain yang sudah diketahui oleh guru
mata pelajaran bersangkutan.
Berangkat dari fakta tersebut, solusi yang tepat dan jitu mungkin sulit untuk
ditemukan. Namun demikian ada beberapa catatan penting untuk selalu kita garis
bawahi.
1.Guru seyogyanya selalu melakukan eksperimen
Menurut hemat kita, tidak ada guru yang hebat dan pintar untuk memberikan solusi
ataupun mencari solusi terhadap persoalan pembelajaran, kecuali guru yang selalu
berusaha dan bereksperimen mengatasi problem belajar sesuai karakter mata pelajaran
yang diampunya. Mengapa begitu? Meskipun guru telah mengajar, sesungguhnya saat
itulah guru sedang belajar.
2.Guru seyogyanya selalu memikat siswa
Pada umumnya, jika siswa sudah tertarik dengan gurunya lambat laun siswa juga akan
tertarik kepada mata pelajaran yang menjadi bimbingannya. Barangkali tidak ada
salahnya kalau kita meniru model seorang sales dalam mempromosikan barang
dagangannya. Penampilannya, cara dan gaya bahasa dalam berbicara sungguh
memikat hati. Lama-lama dekat dengan sales perempuan, kita bakal tertarik dengan
salesnya, ehdengan barang dagangannya.
Intinya, kita perlu berusaha untuk berpenampilan menarik, agak humoris namun tegas
dalam mengambil tindakan di dalam kelas. Anak-anak sekarang sepertinya tertarik
pada guru yang humoris, penuh variasi dalam mengajar. Variasi disini boleh saja gaya
bicara dan bahasa, mimik dan ekspresi. Tentunya yang tak kalah pentingnya adalah,
guru mampu meredam emosi saat menghadapi siswa yang berprilaku menyimpang.
Justru siswa demikian merasa dihargai oleh guru dan berusaha untuk tidak berbuat
lagi.
3.Guru adalah seniman
Mengajar adalah seni, maka kita katakan guru sebagai seorang seniman. Seyogyanya
kita berusaha menampilkan sesuatu yang indah dan menarik perhatian siswa. Akting
guru di depan kelas sering membuat siswa antusias belajar meskipun yang diajarkan
itu mata pelajaran yang dianggap sukar.
4.Yang dimiliki guru saat mengajar adalah media

Apa yang dipakai dan dimiliki guru saat mengajar sesungguhnya adalah media
belajar. Media penyampai informasi kepada siswa. Mulai dari ujung rambut sampai
ujung sepatu guru. Rambut, jam tangan, kaca mata, tas, seragam dinas, dan lain
sebagainya bisa dijadikan media. Sekadar contoh kecil, rambut, untuk pelajaran fisika
bisa digunakan sebagai media listrik statis. Dalam bahasa Inggris, mungkin apa yang
dimiliki guru tersebut sesuai untuk menambah kosa kata. Otomatis siswa akan belajar
dan memperhatikan bagaimana rambut guru yang sedang mengajar atau rambut teman
yang laki-laki.
Barangkali uraian di atas belumlah berarti untuk mendorong siswa berminat terhadap
mata pelajaran tertentu. Namun demikian itu hanyalah sekadar upaya dan alternatif
yang kita lakukan sebagai guru. Jika ada sahabat yang bersedia berbagi pengalaman
silahkan melalui kotak komentar di bawah ini. Terima kasih.

TUGAS 6
Kerangka Berpikir
Pendidik

Bahasa Inggris

TUGAS 7
Hipotesis
1. Ada hubungan antara pendidik dengan mata pelajaran Bahasa Inggris di Sekolah
Dasar.
2. Ada hubungan antara minat siswa dengan mata pelajaran Bahasa Inggris di Sekolah
Dasar.

TUGAS 8
Definisi Operasional
Pendidik adalah seseorang yang memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada anak-anak
bagaimana dia harus bertanggung jawab menyelesaikan tugasnya, mengajarkan kemandirian,
saling menghormati serta bimbingan lainnya.

Minat adalah sebuah motivasi intrinsik sebagai kekuatan pembelajaran yang menjadi daya
penggerak seseorang dalam melakukan aktivitas dengan penuh ketekunan dan cenderung
menetap, dimana aktivitas tersebut merupakan proses pengalaman belajar yang dilakukan
dengan penuh kesadaran dan mendatangkan perasaan senang, suka dan gembira.

Pelajaran Bahasa Inggris adalah sebuah bahasa yang di ajarkan dan digunakan sebagai media
komunikasi dan sebagai bahasa Internasional pertama yang digunakan untuk berinteraksi
dengan orang di seluruh dunia.

TUGAS 9
Kisi-kisi

Pendidik
1. Latar belakang pendidikan
2. Pengalaman mengajar
3.
Minat Siswa
1.

Anda mungkin juga menyukai