Dosen Pengampu :
Penyusun :
Kelompok 1
Tahun 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadapan Yang Maha Kuasa, Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas berkat rahmat- Nyalah makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Penulisan makalah yang berjudul “Hakikat Pendidikan”, ini dalam rangka
materi perkuliahan semester 2 Institut Darul Qur’an
Makalah ini dapat kami selesaikan berkat adanya bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah seharusnyalah pada kesempatan kali ini kami
dari Kelompok 1 selaku penyusun makalah ini menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang terlibat, media yang membantu, dan teman-teman yang
kooperatif, dan terlebih lagi kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Dasar-dasar
Pembelajaran, Hadi Rohyana, M.Pd. Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Akhirnya, semoga tulisan yang jauh dari sempurna ini ada manfaatnya.
2
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………….. 2
DAFTAR
ISI…………………………………………………………………………………..3
BAB 1
PENDAHULUAN………………………………………………………………… 4
1.1 LatarBelakang………………………………………………………4
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………..5
1.3 Tujuan………………………………………………………............5
BAB II
PEMBAHASAN………………………………………………………………….. 6
A. Pengertian Matematika…………………………………………...................6
B. Matematika
Sekolah……………………………………………………….......................8
C. Fungsi dan Tujuan Pendidikan
Matematika………………………………………………………………….13
BAB III
PENUTUP………………………………………………………………………… 16
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………...16
3.2 Saran…………………………………………………………………………….17
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...18
3
BAB I
PENDAHULUAN
Hakikat Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran, agar siswa secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spirituil keagamaan, pengendalian diri, kepribadian
kecerdasan, , akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara (UU RI Nomor 20 Tahun 2003, pasal1 ayat 1). Kunandar (2007:10a)
mengatakan bahwa:
4
4
1.2 Rumusan Masalah
Sehubungan dengan hal tersebut maka penulis merasa perlu membahas tentang
Hakikat Pendidikan dengan membatasi pembahasan sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud Hakikat pendidikan ?
2. Apa itu Hakikat pendidikan Matematika ?
3. Apa itu Hakikat pendidikan Matematika ?
1.3 Tujuan
Pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang dicapai siswa setelah
melakukan kegiatan pendidikan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Matematika
6
Beberapa Definisi Para Ahli Mengenai Matematika antara lain :
7
7
B. Matematika Sekolah
8
“lebih rendah”. Kepada mereka yang bermain jungkat-jungkit dapat
ditanamkan pengertian “lebih berat” atau “lebih ringan” dengan
8
mengajukan pertanyaan “siapa yang lebih berat” atau “lebih ringan”.
Kegiatan ini mungkin secara tidak sadar membekali anak suatu
pengetahuan yang kelak bermanfaat di bangku SD.
9
2. Pola Pikir Matematika Telah dikemukakan bahwa pola pikir
matematika sebagai ilmu adalah deduktif. Sifat atau teorema yang
ditentukan secara
9
induktif ataupun empirik kemudian dibuktikan kebenarannya dengan
langkah-langkah deduktif sesuai strukturnya. Tidaklah demikian halnya
dengan matematika sekolah. Meskipun siswa pada akhirnya diharapkan
mampu berfikir deduktif namun dalam proses pembelajarannya dapat
digunakan pola pikir induktif. Pola pikir induktif yang digunakan
dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan tahap perkembangan
intelektual siswa.
10
sekali lebih dipersempit. Selanjutnya semakin meningkat usia siswa,
yang
10
berarti meningkat juga tahap perkembangannya, maka semesta itu
berangsur lebih diperluas lagi.
11
lain seorang guru matematika sesuai dengan perkembangan penalaran
siswanya harus mengusahakan agar “fakta”, “konsep”, “operasi”,
ataupun “prinsip” dalam matematika itu diusahakan lebih banyak
daripada di jenjang sekolah yang lebih tinggi. Semakin tinggi jenjang
sekolahnya semakin banyak sifat abstraknya. Jadi pembelajaran tetap
diarahkan pada pencapaian kemampuan berfikir para siswa.
13
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan
Kecakapan dan kemahiran matematika yang diharapkan di atas dapat
tercapai dalam belajar matematika dengan indikator sebagai berikut:
menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, dengan simbol
dan diagram; menjelaskan langkah atau memberi alasan hasil
penyelesaian soal; menerapkan konsep secara algoritma; memeriksa
kesahihan suatu argumen; menentukan syarat perlu suatu pernyataan
matematika; mengajukan dugaan yang akan muncul jika proses
matematika dilakukan; menemukan pola dari suatu gejala matematika;
menentukan akibat atau menarik kesimpulan setelah bukti diperoleh;
melakukan manipulasi matematika; mengubah formula atau rumus ke
bentuk lain yang nilainya sama; mengaitkan berbagai konsep yang ada
dalam memecahkan masalah; mengembangkan strategi dalam
memecahkan masalah; melakukan kegiatan simulasi dan peragaan untuk
media pemecahan masalah sehari-hari; menentukan persyaratan yang
diperlukan dalam memecahkan masalah; memeriksa kesesuaian hasil
penyelesaian yang diharapkan; memilih pendekatan atau strategi yang
cocok untuk menyelesaikan masalah; menafsirkan jawaban yang
diperoleh; menunjukkan rasa ingin tahu dan perhatian atau minat dalam
belajar matematika; dan menunjukkan sikap gigih dan percaya diri dalam
menyelesaikan masalah.
14
2. Tujuan yang bersifat material Tujuan yang bersifat material lebih
menekankan kepada kemampuan menerapkan matematika dan
keterampilan matematika.
Hal yang sangat perlu diperhatikan adalah bahwa selama ini dalam praktek
pembelajaran di kelas guru lebih menekankan kepada tujuan yang bersifat
material antara lain tuntutan lingkungan yang sangat dipengaruhi oleh sistem
regional atau nasional. Ini mengakibatkan banyak orang beranggapan bahwa
tujuan pendidikan matematika hanya di domain kognitif saja. Sedangkan
tujuan yang bersifat formal dianggap akan dicapai dengan sendirinya atau
dapat disebut akan dicapai “by change”.
Perencanaan pembelajaraan seperti itu masih tetap diperlukan, namun
adanya perkembangan matematika yang demikian pesat dan karena tuntutan
masyarakat serta diperlukannya matematika dan pemikirannya di bidang kerja
yang tidak langsung menggunakan rumus-rumus matematika, diperlukan
perencanaan pembelajaraan matematika yang secara sengaja memasukkan
pembelajaran nilai-nilai afektif.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Matematika merupakan suatu bidang kajian yang memiliki objek abstrak dan
dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep
diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga keterkaitan
antara konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas.
Berdasarkan pengalaman di lapangan, banyak siswa yang menganggap
matematika itu sulit dan kurang menarik sehingga peneliti berasumsi masalah
tersebut dapat terselesaikan dengan menggunakan permainan dalam pembelajaran,
salah satunya dengan permainan sumo matematika.
Setelah melaksanakan penelitian, diperoleh hasil analisis data dan temuan
selama pelaksanaan penelitian, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Analisis tes akhir kemampuan pemahaman matematika antara kelas
eksperimen yang mendapatkan pembelajaran menggunakan permainan
sumo matematika dengan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran
konvensional menunjukkan hasil yang berbeda secara signifikan. Hal ini
ditunjukkan dari hasil rata-rata kedua kelas yang berbeda.
Data hasil tes akhir yang sebelumnya berdistribusi normal dan memiliki
variansi homogenitas yang sama. Kemampuan pemahaman matematika
kelas eksperimen mengalami peningkatan lebih tinggi dibandingkan
dengan kelas kontrol. Rata-rata tes akhir kelas eksperimen sebesar 82,22
dengan nilai Ngain 0,72 dan rata-rata kelas kontrol 58,51 dengan nilai N-
Gain 0,23. Artinya permainan sumo matematika telah mempengaruhi
kemampuan pemahaman matematika siswa pada kelas eksperimen.
Sehingga kesimpulan dari hasil akhir menunjukkan bahwa kemampuan
pemahaman matematika siswa kelas ekperimen yang menggunakan
permainan sumo matematika lebih baik daripada siswa kelas kontrol yang
menggunakan pembelajaran konvensional.
Asti Khotimah,2015 PENGARUH PERMAINAN SUMO MATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN
PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA PADA KONSEP PERKALIAN BILANGAN ASLI Universitas
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
16
2. Secara keseluruhan, siswa pada kelas eksperimen memiliki sikap yang
positif terhadap pembelajaran matematika, baik itu terhadap mata pelajaran
matematikanya sendiri maupun pada pembelajaran matematika yang
menggunakan permainan sumo matematika. Hampir seluruh siswa sudah
memahami konsep perkalian bilangan asli. Hal ini terlihat pada skala sikap
siswa yang setelah di analisis, semua pertanyaan mendapatkan tingkat
persetujuan yang baik dan sebagian besar siswa menyukai pembelajaran
matematika yang menggunakan permainan sumo matematika dan
mendapatkan hasil akhir yang baik.
B. Saran
Berdasarkan hasil temuan pada pelaksanaan penelitian serta kesimpulan yang
telah dipaparkan di atas, dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut :
17
Daftar Pustaka
Cooney, T.J., Davis, E.J., Henderson, K.B. 1975. Dynamics of Teaching Secondary
School Mathematics. Boston : Houghton Mifflin Company.
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Sekolah Menengah Atas.
Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini Untuk Guru dan SPG, Bandung :
Tarsito.
18
18