Anda di halaman 1dari 4

Lembar Kerja Mahasiswa – 2

Nama :
NIM :
Kelas :

Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) – 2 ini berisikan bahan diskusi mengenai sifat urutan bilangan
real ℝ. Hal yang akan didiskusikan adalah lanjutan dari LKM-1. Pada LKM-2 ini memuat 2.1.5
Sifat urutan pada ℝ, 2.1.6 Definisi, 2.1.7 Teorema, dan 2.1.8 Teorema, 2.1.9 Teorema. Selain
itu terdapat juga beberapa latihan mengenai bahan diskusi tersebut.

Sifat Urutan ℝ
Sifat urutan ℝ mengacu pada kaidah kepositifan dan ketidaksamaan antara bilangan real. Sama
seperti struktur aljabar sistem bilangan real, terdapat tiga sifat dasar yang mana seluruh sifat
urutan dan perhitungannya dengan pertidaksamaan dapat dideduksikan. Cara paling mudah
untuk melakukan ini adalah dengan mengidentifikasi himpunan bagian istimewa dari ℝ yang
dikenal dengan kaidah kepositifan (positifity).

2.1.5 Sifat urutan pada ℝ


Misalkan terdapat himpunan tak kosong 𝑃 bagian ℝ, misalkan dinamai bilangan real positif, yang
memenuhi sifat-sifat berikut:
(i) Jika 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑃 maka 𝑎 + 𝑏 ∈ 𝑃
(ii) Jika 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑃 maka 𝑎𝑏 ∈ 𝑃
(iii) Jika 𝑎 ∈ ℝ maka pastilah memenuhi salah satu bentuk berikut
𝑎 ∈ 𝑃, 0 ∈ 𝑃, −𝑎 ∈ 𝑃 (Sifat Trikotomi)

Kondisi (i) dan (ii) menjamin sifat tertutup operasi penjumlahan dan perkalian. Kondisi (iii) dikenal
dengan Sifat Trikotomi, dikarenakan elemen dibagi ke dalam tiga tipe berbeda. Sifat tersebut
({−𝑎: 𝑎 ∈ 𝑃}) memperlihatkan bahwa himpunan dari bilangan real negatif tidak ada pada
himpunan bilangan real positif 𝑃. Selain itu, himpunan ℝ merupakan gabungan dari tiga tipe
himpunan ini.
Jika 𝑎 ∈ 𝑃, ditulis 𝑎 > 0 disebut bilangan real positif (atau positif tegas).
Jika 𝑎 ∈ 𝑃 ⋃{0}, ditulis 𝑎 ≥ 0 disebut bilangan real nonnegatif.
Jika −𝑎 ∈ 𝑃, ditulis 𝑎 < 0 disebut bilangan real negatif (atau negatif tegas).
Jika −𝑎 ∈ 𝑃 ⋃{0}, 𝑎 ≤ 0 disebut bilangan real nonpositif
Ketentuan pertidaksamaan antara dua bilangan real didefinisikan pada ketentuan himpunan
bilangan positif P.
2.1.6 Definisi
Misalkan 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ.
(a) Jika 𝑎 − 𝑏 ∈ ℙ maka berlaku 𝑎 > 𝑏 atau 𝑏 < 𝑎
(b) Jika 𝑎 − 𝑏 ∈ ℙ ∪ {0} maka berlaku 𝑎 ≥ 𝑏 atau 𝑏 ≤ 𝑎
Sifat trikotomi pada 2.1.5(iii) mengakibatkan 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ pasti memenuhi salah satu bentuk berikut:
𝑎 > 𝑏, 𝑎 = 𝑏, dan 𝑎 < 𝑏.
Oleh karena itu, jika memenuhi kedua bentuk 𝑎 ≥ 𝑏 dan 𝑎 ≤ 𝑏, maka 𝑎 = 𝑏.
Untuk notasi yang tepat, penulisan 𝑎 < 𝑏 < 𝑐 artinya memenuhi kedua bentuk 𝑎 < 𝑏 dan 𝑏 < 𝑐.
Bentuk pertidaksamaan ganda lainnya seperti 𝑎 ≤ 𝑏 < 𝑐, 𝑎 ≤ 𝑏 ≤ 𝑐, dan 𝑎 < 𝑏 ≤ 𝑐 didefinisikan
dengan cara yang sama.

2.1.7 Teorema
Misalkan 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℝ
(a) Jika 𝑎 > 𝑏 dan 𝑏 > 𝑐, maka 𝑎 > 𝑐
(b) Jika 𝑎 > 𝑏, maka 𝑎 + 𝑐 > 𝑏 + 𝑐
(c) Jika 𝑎 > 𝑏 dan 𝑐 > 0, maka 𝑐𝑎 > 𝑐𝑏
Jika 𝑎 > 𝑏 dan 𝑐 < 0, maka 𝑐𝑎 < 𝑐𝑏
Bukti:
(a) Karena 𝑎 > 𝑏, menurut Definisi 2.1.6 (a) berlaku 𝑎 − 𝑏 ∈ ℙ
Karena 𝑏 > 𝑐, menurut Definisi 2.1.6 (a) berlaku 𝑏 − 𝑐 ∈ ℙ
Menurut sifat 2.1.5 (i) maka:
(𝑎 − 𝑏) + (𝑏 − 𝑐) ∈ ℙ
⇔𝑎−𝑏+𝑏−𝑐 ∈ ℙ
⇔𝑎−𝑐 ∈ℙ
Karena 𝑎 − 𝑐 ∈ ℙ, menurut Definisi 2.1.6 (a) berlaku 𝑎 > 𝑐.
Jadi terbukti bahwa jika 𝑎 > 𝑏 dan 𝑏 > 𝑐, maka 𝑎 > 𝑐.
(b)
BUKTIKAN

(c)
BUKTIKAN
Teorema selanjutnya memperlihatkan bahwa bilangan asli merupakan bilangan real positif. Hal
ini diungkapkan dari sifat dasar urutan. Kunci utama hal ini adalah kuadrat dari setiap bilangan
bukan nol adalah bilangan positif.
2.1.8 Teorema
(a) Jika 𝑎 ∈ ℝ dan 𝑎 ≠ 0, maka 𝑎2 > 0
(b) 1 > 0
(c) Jika 𝑛 ∈ ℕ, maka 𝑛 > 0
Catatan: ℕ adalah notasi bilangan asli
Bukti:
(a) Berdasarkan sifat Trikotomi (sifat 2.1.5 (iii)), jika 𝑎 ≠ 0 maka ada 2 kemungkinan lain yaitu
𝑎 ∈ ℙ (𝑎 > 0) atau −𝑎 ∈ ℙ (𝑎 < 0)
Berdasarkan sifat 2.1.5 (ii) maka berlaku:
𝑎. 𝑎 = 𝑎2 ∈ ℙ dan (−𝑎)(−𝑎) = 𝑎2 ∈ ℙ
Karena keduanya menunjukkan 𝑎2 ∈ ℙ maka disimpulkan 𝑎2 > 0
(b)
BUKTIKAN

(c)
BUKTIKAN

Sangat penting untuk mencatat bahwa tidak terdapat bilangan positif yang paling kecil. Hal ini
1 1
diketahui dengan melihat bentuk 𝑎 > 0 dan > 0, sehingga 𝑎 > 𝑎 > 0.
2 2

Jika 𝑎 dikatakan sebagai bilangan terkecil, maka dengan bentuk di atas dapat diketahui bahwa
1
masih terdapat bilangan positif 𝑎 yang lebih kecil.
2

Hal ini mengarahkan pada hasil berikutnya, yang mana akan sering digunakan untuk metode
pembuktian. Sebagai contoh, untuk membuktikan bahwa sebuah bilangan 𝑎 ≥ 0 (bilangan real
nonnegatif) yang paling kecil adalah nol, cukup dengan memperlihatkan bahwa 𝑎 lebih kecil dari
sembarang bilangan positif.
2.1.9 Teorema
Jika 𝑎 ∈ ℝ yang mana 0 ≤ 𝑎 < 𝜀 untuk ∀ 𝜀 > 0, maka 𝑎 = 0
Bukti:
Dengan menggunakan kontradiksi, misalkan 𝑎 ≠ 0.
Karena 𝑎 ≠ 0 maka hanya 1 kemungkina lainnya yaitu 𝑎 > 0.
1
Dipilih 𝜀0 ≔ 𝑎
2
1 1
Karena 𝑎 > 0 dan > 0, pastilah 𝑎 > 𝑎 > 0 sehingga 𝑎 > 𝜀0 > 0
2 2

Hal ini memperlihatkan 𝑎 > 𝜀0 > 0 bertentangan dengan 0 ≤ 𝑎 < 𝜀.


Artinya pengandaian “misalkan 𝑎 ≠ 0" bernilai salah, yang benar adalah “𝑎 = 0”
Jadi dapat disimpulkan bahwa jika 𝑎 ∈ ℝ dan 0 ≤ 𝑎 < 𝜀 untuk ∀ 𝜀 > 0, maka 𝑎 = 0.

LATIHAN MEMBUKTIKAN
1. Jika 𝑎 < 𝑏 dan 𝑐 ≤ 𝑑, buktikan bahwa jika 𝑎 + 𝑐 < 𝑏 + 𝑑.
2. Jika 0 < 𝑎 < 𝑏 dan 0 ≤ 𝑐 ≤ 𝑑, buktikan bahwa jika 0 < 𝑎𝑐 < 𝑏𝑑.
1 1
3. Jika 𝑎 > 0, buktikan bahwa > 0 dan 1 = 𝑎.
𝑎
𝑎
BUKTIKAN

Anda mungkin juga menyukai