Pada abad ke 18, fungsi yang melibatkan bilangan kompleks ditemukan oleh
Leonhard Euler ( 1707-1789 ) sebagai solusi dari persamaan differensial dan
memberi simbol i untuk −1 . Meskipun menggunakan bilangan 𝑎 + 𝑏𝑖 dalam
komputasi , tapi pemahaman tentang bilangan itu sendiri belum dapat
dijelaskan sehingga Euler menamakannya sebagai bilangan imejiner.
Penggunaan yang lebih luas dari bilangan kompleks dimulai ketika
representasi geometris dari bilangan kompleks dibangun dan dibicarakan
oleh Karl Friedrich Gauss ( 1777-1785 ). Dengan representasi geometris,
diperoleh pengertian intuitif dari bilangan kompleks dan tidak perlu lagi
membatasi pembicaraan bilangan kompleks dalam domain aritmatika.
Apa yang dikerjakan Gauss, sesungguhnya memantapkan sistem bilangan
kompleks dalam dasar yang kokoh. Tetapi definisi formal dan lengkap,
diberikan oleh William Rowan Hamilton ( 1805-1865 ). Kita akan mulai dari
definsi ini dan meninjaunya secara geometris
Bilangan kompleks sebagai bilangan yang dituliskan dalam bentuk 𝑎 + 𝑏𝑖
dengan 𝑎 , 𝑏 bilangan riil dan 𝑖 adalah akar -1 belum bisa dianggap sebagai
definisi yang formal. Hal itu karena 1 sebagai akar -1 terlihat seperti suatu
harus yang diterima begitu saja dan operasi penjumlahan maupun perkalian
dalam ekspresi 𝑎 + 𝑏𝑖 belum didefinisikan. Definisi yang lebih formal berikut
ini, diberikan dalam bentuk pasangan terurut.
6. terdapat (0,0) ∈ C dan (0,0) + 𝑧 = 𝑧 = 𝑧 + 0,0 , untuk sebarang
𝑧 = (𝑧, 𝑦) ∈ C
𝑥 −𝑦
9. untuk sebarang 𝑧 = (𝑥, 𝑦) ∈ C, 𝑧 ≠ 0 , terdapat , ∈C
𝑥 2 +𝑦 2 𝑥 2 +𝑦 2
𝑥 −𝑦 𝑥 −𝑦
sehingga 𝑧 , = (1,0) = 𝑧 ,
𝑥 2 +𝑦 2 𝑥 2 +𝑦 2 𝑥 2 +𝑦 2 𝑥 2 +𝑦 2
Misal ℝ = (𝑎, 0) 𝑎 ∈ ℛ
Dilengkapi dengan operasi penjumlahan dan perkalian bilangan kompleks,
dapat ditunjukkan bahwa ℝ adalah lapangan
Cobalah :
Tunjukkan bahwa elemen identitas terhadap operasi penjumlahan dan elemen
identitas terhadap operasi perkalian di ℂ adalah tunggal