Anda di halaman 1dari 18

MATERI PELATIHAN

KEGIATAN BIMTEK PENYUSUNAN PROGRAM KSN


PROVINSI RIAU TAHUN 2021
BIDANG MATEMATIKA SMA/MA

oleh:
Armis

KERJASAMA
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI RIAU
DAN
UNIVERSITAS RIAU
2021

0
I. PENDAHULUAN

Cakupan Materi
Kompetisi Sains Nasional (KSN) bidang matematika secara langsung mengukur tiga aspek,
yaitu pemecahan masalah, penalaran, dan komunikasi tertulis. Materi KSN bidang
matematika SMA/MA mencakup empat topik utama yaitu aljabar, geometri, kombinatorika,
dan teori bilangan. Di bawah ini diuraikan silabus dari materi tersebut satu per satu.

1.1 Aljabar
1. Sistem Bilangan Real
a. Himpunan bilangan real dilengkapi dengan operasi tambah dan kali beserta sifat-
sifatnya.
b. Sifat urutan (sifat trikotomi, relasi lebih dari/kurang dari, beserta sifat-sifatnya)
2. Ketaksamaan
a. Penggunaan sifat urutan untuk menyelesaikan soal-soal ketaksamaan.
b. Penggunaan sifat bahwa kuadrat bilangan real selalu non negatif untuk
menyelesaikan soal soal ketaksamaan.
c. Ketaksamaan yang berkaitan dengan rataan kuadratik, rataan aritmatika, rataan
geometri dan rataan harmonik.
3. Nilai Mutlak
a. Pengertian nilai mutlak dan sifat-sifatnya
b. Aspek geometri nilai mutlak
c. Persamaan dan ketaksamaan yang melibatkan nilai mutlak
4. Sukubanyak (polinom)
a. Algoritma pembagian
b. Teorema sisa
c. Teorema faktor
d. Teorema Vieta (sifat simetri akar)
5. Fungsi
a. Pengertian dan sifat-sifat fungsi
b. Komposisi fungsi
c. Fungsi invers
d. Pencarian fungsi yang memenuhi sifat tertentu
6. Sistem koordinat bidang
a. Grafik fungsi
b. Persamaan dan grafik fungsi irisan kerucut (lingkaran, ellips, parabola dan
hiperbola)
7. Barisan dan deret
a. Suku ke-n suatu barisan
b. Jumlah n suku pertama suatu deret
c. Deret tak hingga
d. Notasi sigma

1
8. Persamaan dan sistem persamaan
a. Penggunaan sifat-sifat fungsi untuk menyelesaikan persamaan dan sistem
persamaan
b. Penggunaan ketaksamaan untuk menyelesaikan persamaan dan sistem persamaan

1.2 Geometri
1 Hubungan antara garis dan titik
2. Hubungan antara garis dan garis
3. Bangun-bangun bidang datar
a. Segitiga
b. Segiempat
c. Segibanyak beraturan
d. Lingkaran
4. Kesebangunan dan kekongruenan
5. Sifat-sifat segitiga: garis istimewa (garis tinggi, garis bagi, garis berat, garis sumbu)
6. Dalil Menelaus
7. Dalil Ceva
8. Dalil Stewart
9. Relasi lingkaran dengan titik (titik kuasa/power point)
10. Relasi lingkaran dengan garis (bersinggungan, berpotongan, tidak berpotongan)
11. Relasi lingkaran dengan segitiga
a. Lingkaran dalam
b. Lingkaran luar
c. Lingkaran singgung (*)
12. Relasi lingkaran dengan segiempat
a. Segiempat tali busur (beserta sifat-sifatnya)
b. Dalil Ptolomeus
13. Relasi lingkaran dengan lingkaran
a. Dua lingkaran tidak beririsan: baik salah satu di dalam atau di luar yang lain
b. Dua lingkaran beririsan di satu titik (bersinggungan): dari dalam atau dari luar
c. Dua lingkaran beririsan di dua titik
d. Dua lingkaran sepusat (konsentris)
14. Garis-garis yang melalui satu titik (konkuren) dan titik-titik yang segaris (kolinier)
15. Trigonometri (perbandingan, fungsi, persamaan, dan identitas)
16. Bangun-bangun ruang sederhana

1.3 Kombinatorika
1. Prinsip pencacahan
a. Prinsip penjumlahan
b. Prinsip perkalian
c. Permutasi dan kombinasi,
d. penggunaan prinsip pencacahan untuk menghitung peluang suatu kejadian
2. Prinsip rumah merpati (Pigeonhole principle, prinsip Dirichlet)
3. Prinsip paritas

2
1.4 Teori Bilangan
1. Sistem bilangan bulat (himpunan bilangan bulat dan sifat-sifat operasinya)
2. Keterbagian (pengertian, sifat-sifat elementer, algoritma pembagian)
3. FPB dan KPK, relatif prima, algoritma Euclid
4. Bilangan prima
5. Teorema dasar aritmatika (faktorisasi prima)
6. Persamaan dan sistem persamaan bilangan bulat
7. Fungsi tangga

3
II. PENDALAMAN MATERI ALJABAR

Berikut diberikan ringkasan sebagian besar dari materi yang terdapat dalam silabus KSN
matematika topik aljabar dan soal-soal sebagai latihan.

2.1 Sistem Bilangan real

Aksioma 2.1.1: Himpunan Bilangan Riel Sebagai Lapangan.

Himpunan bilangan riel R adalah himpunan tak kosong yang dilengkapi dengan dua operasi
biner yaitu penjumlahan (+) dan perkalian (. atau x) yang memenuhi sifat:

𝐴1. 𝑎 + 𝑏 = 𝑏 + 𝑎, ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅 (komutatif penjumlahan)

𝐴2. (𝑎 + 𝑏) + 𝑐 = 𝑎 + (𝑏 + 𝑐), ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅 (asosiatif penjumlahan)

A3. Terdapat 0 ∈ 𝑅 ∋ 0 + 𝑎 = 𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑎 + 0 = 𝑎, ∀𝑎 ∈ 𝑅 (eksistensi elemen nol)

𝐴4. ∀𝑎 ∈ 𝑅 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 − 𝑎 ∈ 𝑅 ∋ 𝑎 + (−𝑎) = 0 𝑑𝑎𝑛 (−𝑎) + 𝑎 = 0 (eksistensi elemen

elemen negarif atau invers penjumlahan)

M1. 𝑎. 𝑏 = 𝑏. 𝑎, ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅 (komutatif perkalian)

M2. (𝑎. 𝑏). 𝑐 = 𝑎. (𝑏. 𝑐), ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅 (asosiatif perkalian)

M3. Terdapat 1 ∈ 𝑅 ∋ 1. 𝑎 = 𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑎. 1 = 𝑎, ∀𝑎 ∈ 𝑅 (eksistensi elemen unit satu)


1 1 1
M4. ∀𝑎 ∈ 𝑅 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 ∈ 𝑅 ∋ 𝑎 . 𝑎 = 1 𝑑𝑎𝑛 . 𝑎 = 1 (eksistensi elemen
𝑎 𝑎

elemen satu atau invers perkalian)

D1. 𝑎. (𝑏 + 𝑐) = 𝑎𝑏 + 𝑎𝑐 𝑑𝑎𝑛 (𝑏 + 𝑐). 𝑎 = 𝑏𝑎 + 𝑐𝑎, ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅 (distributive perkalian

atas penjumlahan)

D2. 𝑎. (𝑏 − 𝑐) = 𝑎𝑏 − 𝑎𝑐 𝑑𝑎𝑛 (𝑏 − 𝑐). 𝑎 = 𝑏𝑎 − 𝑐𝑎, ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅 (distributive perkalian

atas pengurangan)

Aksioma 2.1.2 (Aksioma Urutan)

P subset tak kosong dari R disebut himpunan bilangan riel positif yang memenuhi

(i) Jika 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑃 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑎 + 𝑏 ∈ 𝑃


(ii) Jika 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑃 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑎𝑏 ∈ 𝑃
(iii) Jika 𝑎 ∈ 𝑃, maka memenuhi tepat satu kondisi 𝑎 ∈ 𝑃, 𝑎 = 0, −𝑎 ∈ 𝑃
Sifat (iii) disebut sifat trikotomi.

4
Sifat trikotomi di atas berakibat bahwa ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅 memenuhi tepat satu kondidi berikut:

𝑎 < 𝑏, 𝑎 = 𝑏, 𝑎>𝑏

Selanjutnya, jika 𝑎 ≤ 𝑏 𝑑𝑎𝑛 𝑎 ≥ 𝑏 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑎 = 𝑏

Jika 𝑎 < 𝑏 < 𝑐 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑎 < 𝑏 𝑑𝑎𝑛 𝑏 < 𝑐

2.2 Ketaksamaan

Teorema 2.2.1

Diberikan sebarang 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝑅

(a) Jika 𝑎 > 𝑏 dan 𝑏 > 𝑐, maka 𝑎 > 𝑐


(b) Jika 𝑎 > 𝑏, maka 𝑎 + 𝑐 > 𝑏 + 𝑐
(c) Jika 𝑎 > 𝑏 dan 𝑐 > 0, maka 𝑐𝑎 > 𝑐𝑏
(d) Jika 𝑎 > 𝑏 dan 𝑐 < 0, maka 𝑐𝑎 < 𝑐𝑏

Contoh 2.2.1
Misalkan a, b, c bilangan real tak negatif dengan a + 2b + 3c = 1. Nilai maksimum dari ab +
2ac adalah…(KSK KL 2020)

Teorema 2.2.2
Fungsi kuadratik selalu bernilai positif, ∀𝑥 ∈ ℝ, 𝑥 2 ≥ 0.
Dengan mensubstitusikan berbagai ekspresi untuk x, ada banyak ketaksamaan yang dapat
diperoleh.

Contoh 2.2.2
Buktikan bahwa untuk setiap x bilangan real berlaku 4𝑥 − 𝑥 4 ≤ 3.

Solusi.
Perhatikan bahwa pertaksamaan di atas dapat ditulis dalam bentuk
𝑥 4 − 4𝑥 + 3 ≥ 0
𝑥 4 − 2𝑥 2 + 1 + 2𝑥 2 − 4𝑥 + 2 ≥ 0
(𝑥 2 − 1)2 + 2𝑥 2 − 4𝑥 + 2 ≥ 0
ekuivalen dengan (𝑥 2 − 1)2 + 2(𝑥 − 1)2 ≥ 0 (terbukti)

5
Teorema 2.2.3 (Teorema Ketaksamaan Rata-rata)
Untuk sebarang bilangan riel positif 𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑛 berlaku 𝑯𝑴 ≤ 𝑮𝑴 ≤ 𝑨𝑴 dengan
𝑛 𝑥1 + 𝑥2 + ⋯ + 𝑥𝑛
𝐻𝑀 = , 𝐺𝑀 = 𝑛√𝑥1 ∙ 𝑥2 ∙ … 𝑥𝑛 , 𝐴𝑀 =
1⁄ + 1⁄ + ⋯ + 1⁄ 𝑛
𝑥1 𝑥2 𝑥𝑛

HM, GM, dan AM berturut-turut disebut rata-rata harmonic (Harmonic Mean), rata-rata
geometri (Geometric Mean) dan rata-rata aritmetik (Aritmetic Mean). Setiap ketaksamaan di
atas menjadi kesamaan jika dan hanya jika 𝑥1 = 𝑥2 = ⋯ = 𝑥𝑛 .

Contoh 2.2.3
1 1 1
Diketahui 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℝ+ dan 𝑎 + 𝑏 + 𝑐 = 1. Tunjukkan bahwa 𝑎 + 𝑏 + 𝑐 ≥ 9.
Solusi.
𝑎+𝑏+𝑐 3
Menurut ketidaksamaan 𝐴𝑀 − 𝐻𝑀 diperoleh ≥1 1 1
3 + +
𝑎 𝑏 𝑐
1 3
Karena 𝑎 + 𝑏 + 𝑐 = 1, maka ≥ 1 1 1
3 + +
𝑎 𝑏 𝑐
1 1 1
Karena 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℝ+ maka pertidaksamaan ini ekuivalen dengan 𝑎 + 𝑏 + 𝑐 ≥ 9 (terbukti).

2.3 Nilai Mutlak

2.3.1 Pengertian Nilai Mutlak

 x, jika x  0
x =
− x, jika x  0

2.3.2 Sifat nilai mutlak


Berikut diberikan beberapa sifat nilai mutlak:
1. |𝑎| = |𝑏| jika dan hanya jika 𝑎 = ±𝑏
2. |𝑎𝑏| = |𝑎||𝑏|
𝑎 |𝑎|
3. |𝑏| = |𝑏|
4. |𝑎1 + 𝑎2 + ⋯ + 𝑎𝑛 | ≤ |𝑎1 | + |𝑎2 | + ⋯ + |𝑎𝑛 |
5. |𝑥| < 𝑎, 𝑎 > 0 ⇒ −𝑎 < 𝑥 < 𝑎
6. |𝑥| > 𝑎, 𝑎 > 0 ⇒ 𝑥 < −𝑎 atau 𝑥 > 𝑎
Banyak yang menyelesaikan masalah nilai mutlak dengan menjabarkannya dalam bentuk
eksplisit, tetapi ada cara-cara yang mungkin dapat dilakukan untuk mempersingkat solusi.

Contoh 2.3.1
19 20−𝑥 2
Himpunan penyelesaian dari persamaan |𝑥 + 1| + |𝑥−1| = adalah interval [a, b). Nilai
1−𝑥
dari b − a adalah…(KSK KD 2020)

6
2.4 Suku Banyak (Polinom)
Diketahui suatu lapangan (field) F, yaitu salah satu himpunan bilangan rasional, riel atau
kompleks dan n bilangan bulat nonnegatif. Suatu polinomial adalah ekspresi formal dalam
bentuk 𝑃(𝑥) = 𝑎0 𝑥 𝑛 + 𝑎1 𝑥 𝑛−1 + 𝑎2 𝑥 𝑛−2 + ⋯ + 𝑎𝑛−1 𝑥 + 𝑎𝑛 = ∑𝑛𝑖=0 𝑐𝑖 𝑥 𝑛−𝑖
untuk suatu koefisien 𝑎𝑖 ∈ 𝐹. Polinomial di atas disebut berderajat 𝑛 dan 𝑐0 disebut koefisien
awal jika 𝑐𝑛 ≠ 0. Polinomial yang koefisien awalnya 1 disebut polynomial monic. Dua
polinomial dikatakan identik atau sama jika derajatnya sama dan koefisien yang bersesuaian
juga sama. Jadi ∑𝒏𝒊=𝟎 𝒄𝒊 𝒙𝒏−𝒊 = ∑𝒎
𝒊=𝟎 𝒅𝒊 𝒙
𝒎−𝒊
↔ 𝒏 = 𝒎 𝐝𝐚𝐧 𝒄𝒊 = 𝒅𝒊 ∀ 𝟎 ≤ 𝒊 ≤ 𝒏, 𝒎.

Contoh 2.4.1
Misalkan 𝑃(𝑥) suatu polinom berderajat 4 yang memiliki nilai maksimum 2018 di 𝑥 = 0 dan
𝑥 = 2. Jika 𝑃(1) = 2017, maka nilai 𝑃(3) adalah…(OSK 2017)

Pembagian Suku Banyak


Untuk 𝑃(𝑥) dan 𝐺(𝑥) yang merupakan polinom dengan koefisien dalam P(x) dan 𝐺(𝑥)
bukan polinom nol, maka selalu terdapat hubungan yang unik polinom H(x) dan S(x) dengan
koefisien dalam P(x) sebagai berikut:
𝑃(𝑥) = 𝐺(𝑥)𝐻(𝑥) + 𝑆(𝑥)
dengan derajat S(x) lebih kecil dari derajat G(x). Selanjutnya G(x) disebut pembagi, H(x)
disebut hasil bagi dan S(x) disebut sisa pembagian.

Teorema 2.4.1 (Teorema Sisa)


a. Jika suku banyak 𝑃(𝑥) dibagi (𝑥 − 𝑘) maka sisanya adalah 𝑃(𝑘)
Ditulis : Jika 𝐺(𝑥) = 𝑥 − 𝑘, maka 𝑃(𝑥) = (𝑥 − 𝑘). 𝐻(𝑥) + 𝑆(k)
𝑏
b. Jika suku banyak 𝑃(𝑥) dibagi (𝑎𝑥 − 𝑏) maka sisanya adalah 𝑃(𝑎 )
𝑏
Ditulis : Jika 𝐺(𝑥) = 𝑎𝑥 − 𝑏, maka 𝑃(𝑥) = (𝑎𝑥 − 𝑏). 𝐻(𝑥) + 𝑆(𝑎 )
c. Jika suku banyak 𝑃(𝑥) dibagi (𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐) maka sisanya adalah 𝑆(𝑥) = (𝑝𝑥 + 𝑞)
Ditulis: Jika 𝐺(𝑥) = 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐, maka 𝑃(𝑥) = (𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 ). 𝐻(𝑥) + (𝑝𝑥 + 𝑞)

Contoh 2.4.2
Tentukan sisa pembagian (𝑥 3 − 6𝑥 2 + 3𝑥 − 2) oleh (𝑥 2 − 3𝑥 + 2)
Solusi.
(𝑥 2 − 3𝑥 + 2) = (𝑥 − 1)(𝑥 − 2)
Ingat: Jika 𝑎𝑏/𝑐 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑎/𝑐 𝑑𝑎𝑛 𝑏/𝑐
𝑃(1) = (𝑥 − 1). 𝐻(1) + 𝑆(1) = -4
𝑃(2) = (𝑥 − 2). 𝐻(2) + 𝑆(2) = -12
Karena 𝐺(𝑥) = (𝑥 2 − 3𝑥 + 2) berderajat 2 maka S(x) berderajat 1
Misalkan 𝑆(𝑥) = 𝑝𝑥 + 𝑞, maka 𝑃(𝑥) = (𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 ). 𝐻(𝑥) + (𝑝𝑥 + 𝑞)
𝑃(1) = (𝑥 2 − 3𝑥 + 2 ). 𝐻(𝑥) + (𝑝 + 𝑞) = -4 ……(i)
𝑃(2) = (𝑥 2 − 3𝑥 + 2 ). 𝐻(𝑥) + (2𝑝 + 𝑞) = -12 …..(ii)
Dari (i) dan (ii) diperoleh 𝑝 = −8 𝑑𝑎𝑛 𝑞 = 4, ditulis 𝑆(𝑥) = −8𝑥 + 4

7
Jadi sisa pembagian (𝑥 3 − 6𝑥 2 + 3𝑥 − 2) oleh (𝑥 2 − 3𝑥 + 2) adalah (−8𝑥 + 4)

Teorema 2.4.2 (Teorema Faktor)


Suku banyak 𝑃(𝑥) mempunyai faktor (𝑥 − 𝑘) jika dan hanya jika 𝑃(𝑘) = 0
Ditulis : (𝑥 − 𝑘)/ 𝑃(𝑥) ⇔ 𝑃(𝑘) = (𝑥 − 𝑘). 𝐻(𝑥) = 0. Bilangan 𝑘 adalah akar polinom P(x)
Bagaimana menentukan sisa pembagian P(x) oleh 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 ?

Contoh 2.4.3
Misalkan 𝑓(𝑥) = 𝑥 4 + 2𝑥 3 − 7𝑥 2 + 𝑎𝑥 + 𝑏. Tentukan nilai a dan b jika 𝑓(𝑥) habis dibagi
oleh (𝑥 2 − 2𝑥 − 3)
Solusi.
(𝑥 2 − 2𝑥 − 3) = (𝑥 + 1)(𝑥 − 3)
𝑓(−1) = (−1)4 + 2(−1)3 − 7(−1)2 + 𝑎(−1) + 𝑏 = 0
𝑓(−1) = 1 − 2 − 7 − 𝑎 + 𝑏 = 0. Diperoleh persamaan 𝑎 − 𝑏 = −8 …(i)
𝑓(3) = 81 + 54 − 63 + 3𝑎 + 𝑏 = 0. Diperoleh persamaan 3𝑎 + 𝑏 = 72 … (𝑖𝑖)
Dari (i) dan (ii) diperoleh 𝑎 = 16 dan 𝑏 = 24

Teorema 2.4.3 (Teorema Vietta)


Diberikan 𝑃(𝑥) = 𝑎0 𝑥 𝑛 + 𝑎1 𝑥 𝑛−1 + 𝑎2 𝑥 𝑛−2 + ⋯ + 𝑎𝑛−1 𝑥 + 𝑎𝑛 suatu polinomial dengan
𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 , … , 𝑥𝑛 menyatakan akar-akarnya. Hubungan antar akar-akarnya dinyatakan sebagai
berikut.
𝑎1
𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 + ⋯ + 𝑥𝑛 = −
𝑎0
𝑎2
𝑥1 𝑥2 + 𝑥1 𝑥3 + ⋯ + 𝑥𝑛−1 𝑥𝑛 =
𝑎0

(−1)𝑛 𝑎𝑛
𝑥1 𝑥2 𝑥3 … 𝑥𝑛 =
𝑎0
Untuk menentukan jumlah dan hasil kali akar-akar persamaan suku banyak digunakan rumus
sebagai berikut:
a. Suku banyak berderajat dua: 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 = 0
−𝑏 𝑐
𝑥1 + 𝑥2 = dan 𝑥1 . 𝑥2 =
𝑎 𝑎

b. Suku banyak berderajat tiga: 𝑎𝑥 3 + 𝑏𝑥 2 + 𝑐𝑥 + 𝑑 = 0


−𝑏
𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 =
𝑎
𝑐
𝑥1 . 𝑥2 + 𝑥1 . 𝑥3 + 𝑥2 . 𝑥3 =
𝑎
−𝑑
𝑥1 . 𝑥2 . 𝑥3 =
𝑎

c. Suku banyak berderajat empat: 𝑎𝑥 4 + 𝑏𝑥 3 + 𝑐𝑥 2 + 𝑑𝑥 + 𝑒 = 0


−𝑏
𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 + 𝑥4 =
𝑎

8
𝑐
𝑥1 . 𝑥2 + 𝑥1 . 𝑥3 + 𝑥1 . 𝑥4 + 𝑥2 . 𝑥3 + 𝑥2 . 𝑥4 + 𝑥3 . 𝑥4 =
𝑎
−𝑑
𝑥1 . 𝑥2 . 𝑥3 + 𝑥1 . 𝑥2 . 𝑥4 + 𝑥1 . 𝑥3 . 𝑥4 + 𝑥2 . 𝑥3 . 𝑥4 =
𝑎
𝑒
𝑥1 . 𝑥2 . 𝑥3 . 𝑥4 =
𝑎

Contoh 2.4.4
Hasil kali semua akar dari persamaan 2𝑥 2 + 3𝑥 + 4 = 2√2𝑥 2 + 3𝑥 + 12 adalah
Solusi.
Kuadratkan ke dua ruas dari persamaan sehingga diperoleh
4𝑥 4 + 12𝑥 3 +17𝑥 2 + 12𝑥 − 32 = 0
−32
Maka 𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑥4 = = −8
4

2.5 Fungsi

2.5.1 Definisi Fungsi


Pemasangan setiap unsur x di A dengan tepat satu unsur y di B disebut fungsi atau pemetaan
dari A ke B. Misalkan fungsi tersebut diberi nama f, dinotasikan dengan 𝑓: 𝐴 ⟶ 𝐵.
Himpunan A disebut daerah definisi / daerah asal / wilayah asal / domain fungsi f
dilambangkan dengan Df. Himpunan B disebut daerah kawan / kodomain. Himpunan
semua nilai y di B yang mempunyai pasangan dengan unsur A (diperoleh dengan aturan itu)
dinamakan daerah nilai/daerah hasil/wilayah hasil/range fungsi f dilambangkan dengan Rf.
Unsur y disebut peta dari x oleh fungsi f atau y disebut nilai fungsi f pada x. Peta atau nilai
fungsi f ditulis 𝑦 = 𝑓(𝑥). Hubungan 𝑦 = 𝑓(𝑥) dinamakan rumus atau aturan fungsi f.
Variabel x dinamakan variabel bebas (independent variable), dan variabel y dinamakan
variabel tak bebas atau variabel terikat (dependent variable). Jika daerah definisinya tidak
diberikan maka kita dapat menentukan 𝐷𝑓 dan 𝑅𝑓 sebagai 𝐷𝑓 = {𝑥|𝑥 ∈ ℝ} dan
𝑅𝑓 = {𝑓(𝑥)|𝑥 ∈ 𝐷𝑓 }

Contoh 2.5.1
3(x − 1)(x − 2) (x − 2)(x − 3)
Misalkan 𝑓(𝑥) = + - 2(x − 1)(x − 3). Nilai f(20) = (KSK KD 2020)
2 2

Solusi:
3(20 − 1)(20 − 2) (20 − 2)(20 − 3)
𝑓(20) = + - 2(20 − 1)(20 – 3)
2 2
3(19)(18) (18)(17)
𝑓(20) = + - 2(19)(17)
2 2
𝑓(20) = 513 + 153 – 646
𝑓(20) = 20

9
2.5.2 Komposisi Fungsi

Jika fungsi f dan g memenuhi 𝑅𝑓 ∩ 𝐷𝑔 ≠ ∅, maka terdapat fungsi dari himpunan bagian 𝐷𝑓
ke himpunan bagian 𝑅𝑔 . Fungsi ini dinamakan komposisi dari g dan f, ditulis 𝑔𝑜𝑓 (berarti f
dilanjutkan oleh 𝑔 ) dengan persamaan yang ditentukan oleh

(𝑔𝑜𝑓)(𝑥) = 𝑔(𝑓(𝑥))

Daerah definisi 𝑔𝑜𝑓 ditulis 𝐷𝑔𝑜𝑓 adalah prapeta dari himpunan 𝑅𝑓 ∩ 𝐷𝑔 terhadap f yaitu

𝐷𝑔𝑜𝑓 = 𝑓 −1 (𝑅𝑓 ∩ 𝐷𝑔 ) = {𝑥 ∈ 𝐷𝑓 |𝑓(𝑥) ∈ 𝐷𝑔 }

Daerah nilai 𝑔𝑜𝑓 ditulis 𝑅𝑔𝑜𝑓 adalah peta dari himpunan 𝑅𝑓 ∩ 𝐷𝑔 terhadap g yaitu

𝑅𝑔𝑜𝑓 = 𝑔(𝑅𝑓 ∩ 𝐷𝑔 ) = {𝑔(𝑡) ∈ 𝑅𝑔 |𝑡 ∈ 𝑅𝑓 }

Misalkan 𝑓: 𝐴 → 𝐵 dan 𝑔: 𝐵 → 𝐶. Komposisi dari g dan f dapat diilustrasikan seperti di


bawah ini

A B C

f g

x f(x)
g(f(x))

gof
Jadi fungsi gof terdefinisi jika 𝑅𝑓 ∩ 𝐷𝑔 ≠ ∅.

Contoh 2.5.2
7𝑥+3
Jika (𝑓𝑜𝑔)(𝑥) = 5𝑥−9 dan 𝑔(𝑥) = 2𝑥 − 4 , maka nilai 𝑓(2) adalah …(OSK 2015)

Solusi:
7𝑥+3
(𝑓𝑜𝑔)(𝑥) = 𝑓(𝑔(𝑥)) = 𝑓(2𝑥 − 4) =
5𝑥−9

𝑥+4
𝑦+4 7( )+3 7𝑥+28+6 7𝑥+34
2
Misalkan 𝑦 = 2𝑥 − 4 maka 𝑥 = , maka 𝑓(𝑥) = 𝑥+4 = 5𝑥+20−18 =
2 5( )−9 5𝑥+2
2

7(2)+34 14+34
Jadi 𝑓(2) = = =4
5(2)+2 12

10
2.5.3 Fungsi Invers

Fungsi f dikatakan satu-satu (fungsi injektif) jika untuk setiap 𝑥1 , 𝑥2 ∈ 𝐷𝑓 dengan 𝑓(𝑥1 ) =
𝑓(𝑥2 ) maka 𝑥1 = 𝑥2

Contoh 2.5.3
Misalkan 𝑓(𝑥) = 2𝑥 − 3. Tunjukkan bahwa f fungsi satu-satu.
Solusi:
Fungsi f dikatakan satu-satu jika ∀𝑥1 , 𝑥2 ∈ 𝐷𝑓 ∋ 𝑓(𝑥1 ) = 𝑓(𝑥2 ) maka 𝑥1 = 𝑥2
Misalkan 𝑥1 , 𝑥2 ∈ 𝑅 dengan 2𝑥1 − 3 = 2𝑥2 − 3 maka 𝑥1 = 𝑥2 (kenapa?)
Jika fungsi f satu-satu maka terdapat fungsi g yang terdefinisi pada 𝑅𝑓 sehingga
(𝑓𝑜𝑔)(𝑥) = 𝐼(𝑥) = 𝑥, ∀𝑥 ∈ 𝑅𝑓
Fungsi I(x) = x disebut fungsi identitas.

Fungsi g disebut invers dari fungsi f dan ditulis dengan lambang 𝑓 −1 , sehingga diperoleh

(𝑓𝑜𝑓 −1 )(𝑥) = 𝑓(𝑓 −1 (𝑥)) = 𝐼(𝑥) = 𝑥, ∀𝑥 ∈ 𝑅𝑓

2.6 Barisan dan Deret

2.6.1 Barisan Bilangan


Suku-suku bilangan: u1, u2, u3, ... merupakan barisan bilangan jika hubungan antar suku
bilangan yang berurutan memiliki pola tertentu.

Contoh 2.6.1
a. 3, 5, 7, 9, 11, ...  barisan bilangan dengan pola ditambah 2
b. 3, 6, 12, 24, 48, ...  barisan bilangan dengan pola dikali dengan 2

2.6.2 Barisan dan Deret Aritmetika


Pada barisan aritmetika: u1, u2, u3, ... berlaku:
1. u2 – u1 = u3 – u2 = ... = un – un-1 = b (konstanta),
2. un = u1 + (n - 1)b,
𝑛 𝑛
3. Jumlah n suku pertama: Sn = 2 (𝑢1 + 𝑢𝑛 ) = 2 (2𝑢1 + (𝑛 − 1)𝑏)

Contoh 2.6.2
𝑢1 +𝑢2 11
Misal 𝑢1 , 𝑢2 , 𝑢3 …. barisan aritmatika dengan suku-suku real positif. Jika = , maka
𝑢3 21
𝑢2 +𝑢3
nilai adalah ….(KSK KD 2021)
𝑢1

11
2.6.3 Barisan dan deret geometri
Pada barisan geometri: 𝑢1 = 𝑎, 𝑢2 , 𝑢3 , … berlaku:
𝑢 𝑢 𝑢
1. 𝑢2 = 𝑢3 = ⋯ = 𝑢 𝑛 = 𝑟
1 2 𝑛−1
2. un = ar n-1 (𝑢𝑛 = 𝑠𝑢𝑘𝑢 𝑘𝑒 − 𝑛)
3. Jumlah n suku pertama:
Jika suatu deret geometri, suku pertama adalah 𝑢1 = 𝑎, 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 = 𝑟 maka jumlah n
suku pertama adalah
𝑎(1−𝑟 𝑛 )
a. 𝑆𝑛 = untuk 𝑟 < 1
1−𝑟
𝑎( 𝑟 𝑛 −1)
b. 𝑆𝑛 = untuk 𝑟 > 1
𝑟−1
c. 𝑆𝑛 = 𝑛𝑎 untuk 𝑟 = 1
𝑎
d. 𝑆𝑛= 1−𝑟 (deret geometri takhingga)

Contoh 2.6.3
Diberikan tiga bilangan bulat positif berurutan. Jika bilangan pertama tetap, bilangan ke dua
ditambah 10 dan bilangan ketiga ditambah bilangan prima maka ketiga bilangan itu
membentuk deret geometri. Bilangan ketiga dari bilangan bulat berurutan tersebut
adalah....(OSK 2014)
Solusi:
11, 12, 13…..11, 22, 44
Misalkan tiga bilangan berurutan adalah 𝑎 − 1, 𝑎, 𝑎 + 1
Maka 𝑎 − 1, 𝑎 + 10, 𝑎 + 1 + 𝑝 adalah barisan geometri.
𝑎+10 𝑎+1+𝑝
Berarti = atau (𝑎 + 10)2 = (𝑎 − 1)(𝑎 + 1 + 𝑝)
𝑎−1 𝑎+10
101+𝑝
Dengan melakukan manipulasi aljabar diperoleh 𝑎 = 𝑝−20
Karena 𝑎 ∈ 𝑁 maka p = 31 dan 𝑎 = 12
Jadi bilangan ke tiga dari bilangan bulat berurutan adalah 𝑎 + 1 = 13

Contoh 2.6.4
Diketahui barisan bilangan real 𝑎1 , 𝑎2 , 𝑎3 , … , 𝑎𝑛 merupakan barisan geometri. Jika 𝑎1 + 𝑎4 =
20, maka nilai minimal dari 𝑎1 + 𝑎2 + 𝑎3 + 𝑎4 + 𝑎5 + 𝑎6 adalah….(OSK 2015)
Solusi:
Karena 𝑎1 + 𝑎4 = 𝑎1 + 𝑎1 𝑟 3 = 𝑎1 (1 + 𝑟 3 ) = 20, maka
𝑎1 (𝑟 6 −1) 𝑎1 (𝑟 3 −1)(𝑟 3 +1) 𝑎1 (𝑟−1)(𝑟 2 +𝑟+1)(𝑟 3 +1)
𝑎1 + 𝑎2 + 𝑎3 + 𝑎4 + 𝑎5 + 𝑎6 = == = =
𝑟−1 𝑟−1 𝑟−1
𝑎1 (1 + 𝑟 3 )(𝑟 2 + 𝑟 + 1) = 20(𝑟 2 + 𝑟 + 1)
−𝐷 3 3
Nilai min dari (𝑟 2 + 𝑟 + 1) = = maka 𝑎1 + 𝑎2 + 𝑎3 + 𝑎4 + 𝑎5 + 𝑎6 = 20. 4 = 15
4𝑎 4

2.6.4 Barisan bertingkat


Dengan memperhatikan selisih antar suku barisan, barisan bilangan dibedakan atas:
1. Barisan tingkat 1 (barisan aritmetika),
Contoh: 1, 3, 5, 7, ... mempunyai beda yang sama di tingkat 1, yaitu 2.

12
2. Barisan tingkat 2.
Contoh: 1, 3, 8, 16, 27, 41, ... mempunyai beda yang sama di tingkat 2, yaitu 3
2 5 8 11 14
𝑢𝑛 = 𝑎𝑛2 + 𝑏𝑛 + 𝑐

2.6.5 Barisan Tak Hingga


Barisan tak hingga objek di himpunan S adalah suatu fungsi u dengan daerah asal (domain)
himpunan bilangan asli dan daerah hasilnya (range) himpunan 𝑅𝑢 ⊆ 𝑆, ditulis (𝑢𝑛 ), 𝑛 ∈ ℕ.
Misalkan (𝑢𝑛 ) sebuah barisan tak hingga bilangan riel dan 𝑆𝑛 = 𝑢1 + 𝑢2 + 𝑢3 + ⋯ + 𝑢𝑛
adalah jumlah parsial suku-suku barisan tak hingga.
𝑆1 = 𝑢1
𝑆2 = 𝑆1 + 𝑢2 = 𝑢1 + 𝑢2
𝑆3 = 𝑆2 + 𝑢3 = 𝑢1 + 𝑢2 + 𝑢3
……
𝑆𝑛 = 𝑆𝑛−1 + 𝑢𝑛 = 𝑢1 + 𝑢2 + 𝑢3 + ⋯ + 𝑢𝑛

Deret tak hingga adalah barisan jumlah parsial n suku barisan tak hingga, ditulis (𝑆𝑛 ), 𝑛 ∈ ℕ
Jumlah deret tak hingga adalah jumlah suku-suku barisan tak hingga, ditulis

𝑆𝑛 = ∑ 𝑢𝑛
𝑛=1
𝑢𝑛 disebut suku dari deret
𝑆𝑛 disebut jumlah parsial dari deret
Jika limit 𝑆𝑛 ada maka dikatakan deret itu konvergen
Jika limit 𝑆𝑛 tidak ada maka dikatakan deret itu devergen

2.7 Persamaan dan Sistem Persamaan

2.7.1 Persamaan linier


𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑐
Jika terdapat (𝑥1 , 𝑦1 ) memenuhi persamaan maka (x1, y1) disebut penyelesaian.

Contoh 2.7.1
Misalkan x, y bilangan asli sehingga 2x + 3y = 2020. Nilai terbesar yang mungkin dari

3x + 2y adalah …(KSK KD 2020)

Solusi:
2020−3𝑦
Karena 2x + 3y = 2020 maka 𝑥 = 2
Agar 3x + 2y maksimum maka y harus sekecil mungkin.
Karena x dan y bilangan asli maka y harus genap. Maka y = 2 sehingga
2020 − 3.2
𝑥= = 1007
2
Jadi 3x + 2y = 3.1007 + 2. 2 = 3025

13
2.7.2 Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV)
Bentuk umum:
𝑎1 x +𝑏1 y = 𝑐1
𝑎2 x +𝑏2 y = 𝑐2
Jika terdapat (𝑥, 𝑦) memenuhi SPLDV maka (𝑥, 𝑦) disebut penyelesaian.

2.7.3 Sistem Persamaan Linier Tiga Variabel (SPLTV)


𝑎1 x +𝑏1 y + 𝑐1 𝑧 = 𝑑1
𝑎2 x +𝑏2 y + 𝑐2 𝑧 = 𝑑2
𝑎3 x +𝑏3 y + 𝑐3 𝑧 = 𝑑3
Jika terdapat (𝑥, 𝑦, 𝑧) memenuhi SPLTV maka (𝑥, 𝑦, 𝑧) disebut penyelesaian.

Contoh 2.7.2
Diketahui 𝑎 + 2𝑏 = 1, 𝑏 + 2𝑐 = 2, 𝑏 ≠ 0. Jika 𝑎 + 𝑛𝑏 + 2018𝑐 = 2019 maka nilan n
adalah (OSK KD 2019)

Solusi:

Karena 𝑎 + 2𝑏 = 1, 𝑏 + 2𝑐 = 2, 𝑏 ≠0 maka 𝑎 + 3𝑏 + 2𝑐 = 3 atau 𝑎 = 3 − 3𝑏 − 2𝑐

Karena 𝑎 + 𝑛𝑏 + 2018𝑐 = 2019 maka 𝑛𝑏 = 2019 − 𝑎 − 2018𝑐

𝑛𝑏 = 2019 − (3 − 3𝑏 − 2𝑐) − 2018𝑐

𝑛𝑏 = 2016 + 3𝑏 − 2016𝑐

2016(1 − 𝑐) + 3𝑏
𝑛=
𝑏
Karena 𝑛 ∈ 𝑁 maka 𝑐 = 0, 𝑏 = 2 sehingga n = 1011

2.7.4 Persamaan Kuadrat (PK) ax2 + bx + c = 0


1. Akar penyelesaian (x1, x2) PK di atas dapat ditentukan dengan:
a. Faktorisasi : ax2 + bx + c = 0
a(x – x1)(x - x2) = 0.
b. Rumus ABC
−𝑏±√𝑏 2 −4𝑎𝑐
𝑥1 , 𝑥2 = 2𝑎
2. Sifat jumlah dan hasil kali akar-akar persamaan kuadrat
b
a. Jumlah akar-akar PK: x1 + x2 = −
a
c
b. Hasil kali akar-akar PK: x1 .x2 =
a

14
3. Membuat persamaan kuadrat
a. Jika diketahui akar-akarnya  (x – x1)(x - x2) = 0
b. Jika diketahui hubungan akar-akar dengan PK awal

Contoh 2.7.3
Kedua akar PK 𝑥 2 − 111𝑥 + 𝑘 = 0 adalah bilangan prima. Nilai k = (OSK KD 2019)

Solusi:
𝑥1 + 𝑥2 = 111. Karena 𝑥1 dan 𝑥2 prima, maka 𝑥1 = 2 dan 𝑥2 = 109.
Nilai 𝑘 = 2.109 = 218

Contoh 2.7.4
Tentukan 𝑎 dan 𝑏 sedemikian hingga akar-akar dari 𝑥 2 + 𝑎𝑥 + 𝑏 = 0 adalah a dan b.
Solusi.
Karena a dan b akar-akar dari 𝑥 2 + 𝑎𝑥 + 𝑏 = 0, maka 𝑎2 + 𝑎2 + 𝑏 = 0 ..........(1)
dan 𝑏 2 + 𝑎𝑏 + 𝑏 = 0 ⟹ 𝑏(𝑏 + 𝑎 + 1) = 0.............................................(2)
Misalkan 𝑏 = 0, maka dari (1) diperoleh 𝑎 = 0, sehingga (𝑥, 𝑦) = (0,0)
Misalkan 𝑏 ≠ 0, maka dari (2) diperoleh 𝑏 = −𝑎 − 1 … … … … … … … … . (3)
1
Substitusikan (3) ke (1): 2𝑎2 − 𝑎 − 1 = 0, diperoleh 𝑎 = 2 atau 𝑎 = 1
1 1
Untuk 𝑎 = − 2 maka 𝑏 = − 2, dan untuk 𝑎 = 1 maka 𝑏 = −2
1 1
Jadi, himpunan pasangan berurutan untuk a dan b adalah {(0,0), (− 2 , − 2) , (1, −2)}.

2.8 Bentuk Aljabar dan Faktorisasi

1. (𝑥 + 𝑦)2 = 𝑥 2 + 2𝑥𝑦 + 𝑦 2
2. (𝑥 − 𝑦)2 = 𝑥 2 − 2𝑥𝑦 + 𝑦 2
3. 𝑥 2 − 𝑦 2 = (𝑥 + 𝑦)(𝑥 − 𝑦)
4. (𝑥 + 𝑦 + 𝑧)2 = 𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝑧 2 + 2(𝑥𝑦 + 𝑥𝑧 + 𝑦𝑧)
5. 𝑥 3 + 𝑦 3 = (𝑥 + 𝑦)(𝑥 2 − 𝑥𝑦 + 𝑦 2 )
6. 𝑥 3 − 𝑦 3 = (𝑥 − 𝑦)(𝑥 2 + 𝑥𝑦 + 𝑦 2 )
7. (𝑥 + 𝑦 + 𝑧)3 = 𝑥 3 + 𝑦 3 + 𝑧 3 + 3(𝑥 + 𝑦 + 𝑧)(𝑥𝑦 + 𝑦𝑧 + 𝑥𝑧) − 3𝑥𝑦𝑧
1 𝐴 𝐵 1 1
8. = 𝑥−1 + 𝑥 𝑥−1 − 𝑥 =
𝑥(𝑥−1)
9. Untuk n bilangan ganjil berlaku:
𝑥 𝑛 + 𝑦 𝑛 = (𝑥 + 𝑦)(𝑥 𝑛−1 − 𝑥 𝑛−2 𝑦 + 𝑥 𝑛−2 𝑦 2 − ⋯ − 𝑥𝑦 𝑛−2 + 𝑦 𝑛−1 )
𝑥 𝑛 − 𝑦 𝑛 = (𝑥 − 𝑦)(𝑥 𝑛−1 + 𝑥 𝑛−2 𝑦 + 𝑥 𝑛−2 𝑦 2 + ⋯ + 𝑥𝑦 𝑛−2 + 𝑦 𝑛−1 )
10. Secara umum, untuk n bilangan asli berlaku:
𝑥 𝑛 + 𝑦 𝑛 = (𝑥 + 𝑦)(𝑥 𝑛−1 + 𝑦 𝑛−1 ) − 𝑥𝑦(𝑥 𝑛−2 + 𝑦 𝑛−2 )

𝑥 𝑛 − 𝑦 𝑛 = (𝑥 − 𝑦)(𝑥 𝑛−1 + 𝑦 𝑛−1 ) + 𝑥𝑦(𝑥 𝑛−2 + 𝑦 𝑛−2 )

𝑥 𝑛 + 𝑦 𝑛 + 𝑧 𝑛 = (𝑥 + 𝑦 + 𝑧)(𝑥 𝑛−1 + 𝑦 𝑛−1 + 𝑧 𝑛−1 ) − (𝑥𝑦 + 𝑦𝑧 + 𝑥𝑧)


(𝑥 𝑛−2 + 𝑦 𝑛−2 + 𝑧 𝑛−2 ) + 𝑥𝑦𝑧(𝑥 𝑛−3 + 𝑦 𝑛−3 + 𝑧 𝑛−3 )

15
Contoh 2.8.1
Misalkan 𝑎 = 2√2 − √8 − 4√2 dan 𝑏 = 2√2 + √8 − 4√2
𝑎 𝑏
Jika 𝑏 + = 𝑥 + 𝑦√2 dengan 𝑥, 𝑦 bulat, maka nilai 𝑥 + 𝑦 adalah…
𝑎
Solusi:
Karena 𝑎 + 𝑏 = 4√2 dan 𝑎𝑏 = 4√2 maka
𝑎 𝑏 𝑎2 + 𝑏 2 (𝑎+𝑏)2 −2𝑎𝑏 32−8√2 8
+ = = = = √2 − 2 = −2 + 4√2 = 𝑥 + 𝑦√2
𝑏 𝑎 𝑎𝑏 𝑎𝑏 4√2
Diperoleh 𝑥 = −2 , 𝑦 = 4. Jadi 𝑥 + 𝑦 = 2

2.9 Pembagi Bulat Positif

Banyak pembagi bulat positif dari suatu bilangan n dinotasikan dengan 𝜏(𝑛) atau 𝑑(𝑛). Jika
𝑝1 , 𝑝2 , … , 𝑝𝑟 adalah faktor-faktor prima dari bilangan n, maka banyak pembagi bulat positif
dari n dapat dinyatakan dalam hubungan berikut:
𝑛 = 𝑝1 𝛼1 𝑝2 𝛼2 … 𝑝𝑟 𝛼𝑟 ⟹ 𝜏(𝑛) = (𝛼1 + 1)(𝛼2 + 1). … (𝛼𝑟 + 1)

Contoh 2.9.1
Banyak faktor bulat positif dari 2020 adalah …

2.10 Persamaan Diophantine

Banyak solusi bulat positif dari persamaan 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑐, 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝑍 melalui (𝑥0 , 0), (0, 𝑦0 ).
𝑏 𝑎
Melalui (𝑥0 , 0) : 𝑥 = 𝑥0 − 𝐹𝑃𝐵(𝑎,𝑏) k dan 𝑦 = 𝑦0 + 𝑘
𝐹𝑃𝐵(𝑎,𝑏)
𝑏 𝑎
Melalui (0, 𝑦0 ) : 𝑥 = 𝑥0 + 𝐹𝑃𝐵(𝑎,𝑏) k dan 𝑦 = 𝑦0 − 𝑘
𝐹𝑃𝐵(𝑎,𝑏)

Contoh 2.10.1
Banyak pasangan bilangan asli (x,y) yang memenuhi persamaan 2x+5y=2010 adaah....
Solusi:
Karena 2/2010, 5/2010, dan 10/2010, maka dengan memperhatikan titik (0, 402) berlaku
persamaan Diophantine.
5
𝑥 = 0 + 𝐹𝑃𝐵(5,2)k = 5k
2
𝑦 = 402 − 𝑘 = 402 − 2𝑘
𝐹𝑃𝐵(5,2)
Karena x>0 dan y>0 maka 5k >0 dan 402-2k > 0, atau k < 201, k = 200. Jadi banyak
pasangan (x,y) yang memenuhi persamaan di atas ada sbanyak 200 pasang.

16
2.11 Soal Latihan Aljabar
1. Diketahui 𝑥 dan 𝑦 bilangan prima dengan 𝑥 < 𝑦 , dan 𝑥 3 + 𝑦 3 + 2018 = 30𝑦 2 −
300𝑦 + 3018. Nilai 𝑥 yang memenuhi …(OSK 2018)

2. Diberikan suku banyak 𝑝(𝑥) dengan 𝑝(𝑥)2 + 𝑝(𝑥 2 ) = 2𝑥 2 untuk setiap bilangan real 𝑥.
Jika 𝑝(1) ≠ 1 maka jumlah semua nilai 𝑝(10) yang mungkin adalah…(OSK 2018)

1 𝑥 𝑥 2𝑦
3. Diberikan bilangan real 𝑥 dan 𝑦 yang memenuhi 2 < 𝑦 < 2. Nilai minimum 2𝑦−𝑥 + 2𝑥−𝑦
adalah…(OSK 2018)

4. Diketahui 𝑎 + 2𝑏 = 1, 𝑏 + 2𝑐 = 2, 𝑏 ≠ 0. Jika 𝑎 + 𝑛𝑏 + 2018𝑐 = 2019 maka nilai n


adalah (OSK KD 2019)

90 𝑓((…(𝑥))… ))
5. Misalkan 𝑓(𝑥) = 1 + . Nilai terbesar x yang memenuhi 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 2019 𝑘𝑎𝑙𝑖 = 𝑥 adalah
𝑥
(OSK KL 2019)

6. Misalkan x, y bilangan asli sehingga 2x + 3y = 2020. Nilai terbesar yang mungkin dari
3x + 2y adalah …(KSNK KD 2020)

7. Misalkan P(x) polinom sehingga P(x) + 8x = P(x − 2) + 6x2 . Jika P(1) = 1, maka P(2)
=…(KSNK KL 2020)

8. Koefisien 𝑥 7 pada penjabaran (1 + 𝑥)(2 + 𝑥 2 )(3 + 𝑥 3 )(4 + 𝑥 4 )(5 + 𝑥 5 ) adalah ….


(KSK KD 2021)

9. Diberikan fungsi f terdefinisi untuk semua bilangan real x selain 0 dan 1, memenuhi
1−𝑥 1 100(𝑥 2 +4)
(𝑥 + 1)𝑓(−𝑥) + 𝑓 (𝑥) = . Hitung nilai dari 𝑓(2) + 𝑓(3) + 𝑓(4) + ⋯ +
4𝑥 𝑥
𝑓(400).. (KSK KD 2021)

10. Diketahui bilangan real 𝑎, 𝑏 dan 𝑐 memenuhi pertidaksamaan |𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐| ≤ 1 untuk


setiap x anggota bilangan real dengan 0 ≤ 𝑥 ≤ 1. Nilai maksimum yang mungkin dari
23𝑎 + 22𝑏 + 21𝑐 adalah ….(KSK KL 2021)

11. Diberikan 𝑥, 𝑦 dan 𝑛 bilangan asli yang memenuhi 𝑥 2 + (𝑦 + 2)𝑥 + (𝑛 + 1)𝑦 = 𝑛2 +


252. Nilai y terbesar yang mungkin adalah ….(KSK KL 2021)

12. Banyak fungsi (pemetaan) dari A = {1,2,3,4,5} ke B = {6,7,8,9,10} dengan syarat 9 dan
10 mempunyai prapeta, yaitu ada x dan y di A sehingga 𝑓(𝑥) = 9 dan 𝑓(𝑦) = 10 adalah
…..(KSK KL 2021)

17

Anda mungkin juga menyukai