Anda di halaman 1dari 6

NAMA : Bambang Faedoni

No. UKG : 201507254374

LK 1 : Lembar Kerja Belajar Mandiri


Judul Modul 5 Bilangan
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Keterbagian, Faktor Bilangan Prima, Kelipatan
Bilangan
2. Kongruensi Modulo
3. Notasi Sigma, Barisan dan Deret
4. Induksi Matematika
No Butir Respon/Jawaban
Refleksi
1 Daftar peta KB 1. Keterbagian, Faktor Bilangan Prima, Kelipatan Bilangan
konsep A. Keterbagian
(istilah dan Bilangan bulat 𝑎 membagi habis bilangan bulat 𝑏 (ditulis 𝑎|𝑏)
apabila terdapat bilangan bulat 𝑘 sehigga 𝑏 = 𝑎𝑘. Jika a tidak
definisi) di
membagi habis 𝑏 maka dituliskan 𝑎 ∤ 𝑏.
modul ini Beberapa teorema tentang keterbagian:
a) Jika 𝑎|𝑏 dan 𝑏|𝑐 maka 𝑎|𝑐
b) Jika 𝑎|𝑏 dan 𝑎|(𝑏 + 𝑐) maka 𝑎|𝑐
c) Jika 𝑝|𝑞 maka 𝑝|𝑞𝑟 untuk semua 𝑟 ∈ 𝑍
d) Jika 𝑝|𝑞 dan 𝑝|𝑟 maka 𝑝|𝑞 + 𝑟

B. Faktor Persekutuan Terbesar


Suatu bilangan bulat 𝑑 disebut faktor persekutuan dari 𝑎 dan
𝑏 apabila 𝑑|𝑎 dan 𝑑|𝑏.
Bilangan bulat positif 𝑑 disebut FPB dari 𝑎 dan 𝑏 jika dan
hanya jika:
a) 𝑑|𝑎 dan 𝑑|𝑏
b) Jika 𝑐|𝑎 dan𝑐|𝑏 maka 𝑐 ≤ 𝑑
Bilangan bulat 𝑎 dan 𝑏 disebut relatif prima (saling prima)
jika FPB (𝑎, 𝑏)=1
Beberapa teorema FPB:
a) Jika FPB (𝑎, 𝑏) = 𝑑 maka FPB (𝑎: 𝑑, 𝑏: 𝑑 = 1)
b) Untuk setiap bilangan bulat positif 𝑎 dan 𝑏 terdapat
dengan tunggal bilangan bulat 𝑞 dan 𝑟 sedemikian
sehingga 𝑏 = 𝑞𝑎 + 𝑟 dengan 0 ≤ 𝑟 < 𝑎
c) Jika 𝑏 = 𝑞𝑎 + 𝑟, maka FPB (𝑏, 𝑎) = FPB (𝑎, 𝑟)
d) Untuk setiap bilangan bulat tak nol 𝑎 dan 𝑏 terdapat
bilangan bulat 𝑚 dan 𝑛 sedemikian sehingga FPB (𝑎, 𝑏) =
𝑎𝑚 + 𝑏𝑛
e) Jika d|𝑎𝑏 𝑑𝑎𝑛 𝐹𝑃𝐵 (𝑑, 𝑎) = 1, maka d|𝑏
C. Bilangan Prima
Bilangan bulat 𝑝 > 1 disebut bilangan prima jika mempunyai
faktor positif hanya 1 dan 𝑝. Bilangan bulat positif yang lebih
besar dari 1 dan bukan bilangan prima disebut bilangan
komposit (tersusun).
Teorema:
a) Jika sisa pembagian b oleh a relatif prima dengan a maka
b relatif prima dengan a.
b) Setiap bilangan positif yang lebih besar dari 1 dapat
dibagi oleh suatu bilangan prima
c) Setiap bilangan bulat 𝑛 > 1 merupakan bilangan prima
atau 𝑛 dapat dinyatakan sebagai perkalian bilangan-
bilangan prima tertentu.
d) Jika 𝑛 suatu bilangan komposit maka 𝑛 memiliki faktor 𝑘
dengan 1 < 𝑘 ≤ √𝑛

D. KPK
Definisi:
a) Bilangan-bilangan bulat 𝑎1, 𝑎2, … , 𝑎𝑛 dengan 𝑎𝑖 ≠ 0
untuk 𝑖 = 1, 2, … , 𝑛 mempunyai kelipatan persekutuan
𝑏 jika 𝑎𝑖 |𝑏 untuk setiap 𝑖.
b) Jika 𝑎1, 𝑎2, … , 𝑎𝑛 bilangan-bilangan bulat dengan 𝑎𝑖 ≠ 0
untuk 𝑖 = 1, 2, … , 𝑛, maka kelipatan persekutuan terkecil
(KPK) dari bilangan-bilangan tersebut adalah bilangan
bulat positif terkecil di antara kelipatan-kelipatan
persekutuan dari 𝑎1, 𝑎2, … , 𝑎𝑛.
Teorema:
a) Jika 𝑏 suatu kelipatan persekutuan dari 𝑎1, 𝑎2, … , 𝑎𝑛
maka 𝐾𝑃𝐾 [𝑎1, 𝑎2, … , 𝑎𝑛]|𝑏.
b) Jika 𝑚 > 0 maka 𝐾𝑃𝐾[𝑚𝑎, 𝑚𝑏] = 𝑚 × 𝐾𝑃𝐾[𝑎, 𝑏].
c) Jika 𝑎 dan 𝑏 bilangan-bilangan bulat positif, maka 𝐾𝑃𝐾[𝑎,
𝑏] × 𝐹𝑃𝐵(𝑎, 𝑏) = 𝑎𝑏.

KB 2. Kongruensi Modulo
A. Kekongruenan
Definisi:
a) Jika 𝑚 suatu bilangan bulat positif membagi 𝑎−𝑏 maka
dikatakan 𝑎 kongruen terhadap 𝑏 modulo 𝑚 dan ditulis
𝑎≡𝑏 (𝑚𝑜𝑑 𝑚).
b) Jika 𝑚 tidak membagi 𝑎−𝑏 maka dikatakan 𝑎 tidak
kongruen terhadap 𝑏 modulo 𝑏 dan ditulis 𝑎≢𝑏 (𝑚𝑜𝑑 𝑚).
Teorema:
a) Untuk bilangan bulat sebarang 𝑎 dan 𝑏, 𝑎≡𝑏 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) jika
dan hanya jika 𝑎 dan 𝑏 memiliki sisa yang sama jika
dibagi 𝑚.
b) Untuk 𝑚 bilangan bulat positif dan 𝑝,𝑞, dan 𝑟 bilangan
bulat, berlaku
(1) Sifat Refleksif
𝑝≡𝑝 (𝑚𝑜𝑑 𝑚)
(2) Sifat Simetris
𝑝≡𝑞 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) jika dan hanya jika 𝑞≡𝑝 (𝑚𝑜𝑑 𝑚)
(3) Sifat Transitif
(4) Jika 𝑝≡𝑞 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) dan 𝑞≡𝑟 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) maka 𝑝≡𝑟 (𝑚𝑜𝑑 𝑚)
c) Jika 𝑝,𝑞,𝑟, dan 𝑚 adalah bilangan-bilangan bulat dan 𝑚>0
sedemikian hingga 𝑝≡𝑞(𝑚𝑜𝑑 𝑚), maka:
(1) 𝑝+𝑟≡𝑞+𝑟(𝑚𝑜𝑑 𝑚)
(2) 𝑝–𝑟≡𝑞–𝑟(𝑚𝑜𝑑 𝑚)
(3) 𝑝𝑟≡𝑞𝑟(𝑚𝑜𝑑 𝑚)
d) Jika 𝑎≡𝑏 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) dan 𝑐≡𝑑 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) maka
(1) 𝑎+𝑐≡𝑏+𝑑 (𝑚𝑜𝑑 𝑚)
(2) 𝑎−𝑐≡𝑏−𝑑 (𝑚𝑜𝑑 𝑚)
(3) 𝑎𝑐≡𝑏𝑑 (𝑚𝑜𝑑 𝑚)
e) Jika 𝑎≡𝑏 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) dan 𝑐≡𝑑 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) maka 𝑎𝑥+𝑐𝑦≡𝑏𝑥+𝑑𝑦 (𝑚𝑜𝑑
𝑚)
f) Jika 𝑝≡𝑝𝑞(𝑚𝑜𝑑 𝑚) maka 𝑝𝑟≡𝑞𝑟 (𝑚𝑜𝑑 𝑚𝑟).
g) Jika 𝑎≡𝑏 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) maka 𝑎𝑛≡𝑏𝑛 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) untuk 𝑛 bilangan
bulat positif.
h) Misalkan 𝑓 suatu polinom dengan koefisien bilangan
bulat, yaitu
𝑓(𝑥) = 𝑑0 𝑥 𝑛 + 𝑑1 𝑥 𝑛−1 + 𝑑2 𝑥 𝑛−2 + ⋯ + 𝑑𝑛−1 𝑥 + 𝑑𝑛

Dengan 𝑑0 , 𝑑1 , … , 𝑑𝑛 masing-masing bilangan bulat.


i) Jika 𝑎 suatu solusi 𝑓(𝑥)≡0(𝑚𝑜𝑑 𝑚) dan 𝑎≡𝑏 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) maka
𝑏 juga solusi 𝑓(𝑥) itu.
j) Jika 𝑑|𝑚 dan 𝑎≡𝑏(𝑚𝑜𝑑 𝑚) maka 𝑎≡𝑏 (𝑚𝑜𝑑 𝑑)
k) Misalkan (𝑎,𝑚)=𝑑
𝑚
𝑎𝑥=𝑎𝑦 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) jika dan hanya jika 𝑥 ≡ 𝑦 (𝑚𝑜𝑑 )
𝑑
l) Misalkan (𝑎,𝑚)=1.
𝑎𝑥≡𝑎𝑦 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) jika dan hanya jika 𝑥≡𝑦 (𝑚𝑜𝑑 𝑚)
m) Jika 𝑎𝑥≡𝑎𝑦 (𝑚𝑜𝑑 𝑝) dengan 𝑝∤𝑎 dan 𝑝 bilangan basit, maka
𝑥≡𝑦 (𝑚𝑜𝑑 𝑝)
n) Diketahui bilangan-bilangan bulat 𝑎,𝑝,𝑞,𝑚, dan 𝑚>0.
𝑚
(1) 𝑎𝑝≡𝑎𝑞(𝑚𝑜𝑑 𝑚) jika dan hanya jika 𝑝 ≡ 𝑞(𝑚𝑜𝑑 (𝑎,𝑚))
(2) 𝑝≡𝑞(𝑚𝑜𝑑 𝑚1) dan 𝑝≡𝑞(𝑚𝑜𝑑 𝑚2) jika dan hanya jika
𝑝≡𝑞(𝑚𝑜𝑑[𝑚1,𝑚2])

B. Sistem Residu
Definisi:
a) Suatu himpunan {𝑥,𝑥,…,𝑥} disebut suatu sistem residu
lengkap modulo 𝑚. Jika dan hanya jika untuk setiap y
dengan 0≤𝑦<𝑚, ada satu dan hanya satu 𝑥 dengan 1≤𝑖<𝑚,
sedemikian hingga 𝑦≡𝑥(𝑚𝑜𝑑 𝑚) atau 𝑥≡𝑦(𝑚𝑜𝑑 𝑚).
b) Suatu himpunan bilangan bulat {𝑥1,𝑥2,…,𝑥𝑘} disebut
suatu sistem residu tereduksi modulo 𝑚 jika dan hanya
jika:
a) (𝑥𝑖,𝑚)=1,1≤𝑖<𝑘
b) 𝑥𝑖≡𝑥𝑗(𝑚𝑜𝑑 𝑚) untuk setiap 𝑖≠𝑗
c) Jika (𝑦,𝑚)=1, maka 𝑦≡𝑥𝑖(𝑚𝑜𝑑 𝑚) untuk suatu 𝑖=1,2,…,𝑘
c) Ditentukan 𝑚 adalah suatu bilangan bulat positif.
Banyaknya residu di dalam suatu sistem residu tereduksi
modulo 𝑚 disebut fungsi 𝜙-Euler dari 𝑚, dan dinyatakan
dengan 𝜙(𝑚).
Teorema sistem residu:
1) Ditentukan (𝑎,𝑚)=1
Jika {𝑥1,𝑥2,…,𝑥𝑘} adalah suatu sistem residu modulo 𝑚
yang lengkap atau tereduksi, maka {𝑎𝑥1,𝑎𝑥2,…,𝑎𝑥𝑘} juga
merupakan suatu sistem residu modulo 𝑚 yang lengkap
atau tereduksi.
2) Teorema Euler:
Jika 𝑎,𝑚∈Ζ dan 𝑚>0 sehingga (𝑎,𝑚)=1, maka 𝑎𝜙(𝑚)≡1(𝑚𝑜𝑑
𝑚)
3) Teorema Kecil Fermat:
Jika 𝑝 adalah suatu bilangan prima dan 𝑝 tidak membagi
𝑎, maka 𝑎𝑝−1≡1(𝑚𝑜𝑑 𝑝)
4) Jika (𝑎,𝑚)=1, maka hubungan 𝑎𝑥≡𝑏(𝑚𝑜𝑑 𝑚) mempunyai
selesaian 𝑥=𝑎𝜙(𝑚)−1.𝑏 +𝑡𝑚
5) Teorema Wilson:
Jika 𝑝 adalah suatu bilangan prima, maka (𝑝–1)!≡−1(𝑚𝑜𝑑
𝑝)
6) Jika 𝑛 adalah suatu bilangan bulat positif sehingga (𝑛–
1)!≡–1(𝑚𝑜𝑑 𝑛), maka 𝑛 adalah suatu bilangan prima.

KB 3. Notasi Sigma, Barisan dan Deret


A. Notasi Sigma
Secara umum bentuk notasi sigma didefinisikan
∑𝑛𝑘=1 𝑎𝑘 = 𝑎1 + 𝑎2 + 𝑎3 + ⋯ + 𝑎𝑛
Sifat:
1. ∑𝑛𝑘=1 1 = 𝑛
2. ∑𝑏𝑘=𝑎 𝑐𝑓(𝑘) = 𝑐 ∑𝑏𝑘=𝑎 𝑓(𝑘)
3. ∑𝑏𝑘=𝑎 (𝑓(𝑘) + 𝑔(𝑘)) = ∑𝑏𝑘=𝑎 𝑓(𝑘) + ∑𝑏𝑘=𝑎 𝑔(𝑘)
4. ∑𝑚−1
𝑘=1 𝑓(𝑘) + ∑𝑛𝑘=𝑚 𝑓(𝑘) = ∑𝑛𝑘=1 𝑓(𝑘)
𝑛+𝑝
5. ∑𝑛𝑘=𝑚 𝑓(𝑘) = ∑𝑘=𝑚+𝑝 𝑓(𝑘 − 𝑝)
B. Barisan dan Deret
1) Barisan dan Deret Aritmetika
Definisi:
Setiap dua bilangan berurutan mempunyai selisih yang
tetap
Rumus suku ke-n:
𝑈𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏

Deret:
1
𝑆𝑛 = 𝑛(𝑎 + 𝑈𝑛 )
2
1
𝑆𝑛 = 𝑛[2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏]
2

2) Barisan dan Deret Geometri


Definisi:
Barisan yang mempunyai perbandingan tetap antara dua
suku berurutan
Rumus suku ke-n:

𝑈𝑛 = 𝑎𝑟 𝑛−1

Deret:
𝑎(𝑟 𝑛 − 1)
𝑆𝑛 =
𝑟−1
𝑎(1−𝑟 𝑛 )
𝑆𝑛 = 1−𝑟
, dengan 𝑟 ≠ 1
Deret tak hingga:
𝑎
𝑆∞ =
1−𝑟

C. Barisan sebagai Fungsi


a) Barisan berderajat satu (linear) adalah bila selisih tetap
diperoleh dalam satu tingkat pengerjaan,
b) Barisan berderajat dua bila selisih tetap diperoleh dalam
dua tingkat pengerjaan dan seterusnya.
Bentuk umum dari barisan-barisan itu merupakan fungsi
dalam n sebagai berikut:
Selisih tetap 1 tingkat 𝑈𝑛 = 𝑎𝑛 + 𝑏
Selisih tetap 2 tingkat 𝑈𝑛 = 𝑎𝑛 2 + 𝑏𝑛 + 𝑐
Selisih tetap 3 tingkat 𝑈𝑛 = 𝑎𝑛 3 + 𝑏𝑛 2 + 𝑐𝑛 + d

D. Barisan Fibonacci
Barisan Fibonacci adalah barisan rekursif (pemanggilan
ulang / pengulangan) yang ditemukan oleh seorang
matematikawan berkebangsaan Italia yang bernama
Leonardo da Pisa
Jadi barisan ini didefinisikan secara rekursif sebagai berikut.
𝐹𝑛 = {0, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑛 = 0 1, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑛 = 1 𝐹𝑛 − 1 + 𝐹𝑛 − 2, 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑙𝑎𝑖𝑛𝑛𝑦𝑎

E. Golden Ratio
Golden ratio atau rasio emas (𝜑=1.618205...) merupakan
suatu nilai rasio (ratio number) konvergen yang diperoleh
apabla suku-suku di atas dua belas pada barisan fibonacci
dibagi dengan satu suku sebelumnya.

KB 4. Induksi Matematika
a. Postulat Peano
1. 1 adalah anggota Ν.
2. Setiap anggota 𝑥∈Ν mempunyai pengikut 𝑝(𝑥)∈Ν.
3. Dua bilangan di Ν yang berbeda mempunyai pengikut
yang berbeda.
4. 1 bukan pengikut bilangan 𝑥∈Ν yang manapun.
5. Jika subhimpunan 𝑆⊆Ν memuat 1 dan pengikut dari
setiap bilangan di 𝑆, maka 𝑆=Ν.
b. Definisi Indusksi Matematika
Teknik pembuktian yang baku dalam matematika dan
merupakan salah satu metoda/alat yang digunakan untuk
membuktikan suatu pernyataan matematika, khususnya
pernyataan-pernytaan yang berkaitan dengan bilangan asli
atau bilangan bulat positif
c. Prinsip
Misalkan {𝑃𝑛} adalah suatu barisan proposisi (pernyataan)
yang memenuhi kedua persyaratan ini:
(i) 𝑃𝑁 adalah benar (biasanya 𝑁 adalah 1).
(ii) Kebenaran 𝑃𝑘 mengimplikasikan kebenaran 𝑃𝑘+1≥𝑁.
Maka, 𝑃𝑛 adalah benar untuk setiap bilangan bulat 𝑛≥𝑁.
2 Daftar 1. Kongruensi Modulo
materi yang 2. Induksi Matematika
sulit
dipahami di
modul ini
3 Daftar 1. Kongruensi Modulo
materi yang 2. Induksi Matematika
sering
mengalami
miskonsepsi

Anda mungkin juga menyukai