JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2019
f (x ) = a0 x 0 + a1 x 1 + a2 x 2 + a3 x 3 + ... + an x n
Dengan:
n = derajat polinom = 0, 1, 2, 3, ...
ai = koe…sien konstanta
x = peubah (variabel)
(x x0 )x0 )2 00 (x x0 )3 000
(x
f (x ) = f (x0 ) + f 0 ( x0 ) +
f (x0 ) + f (x0 )
1! 2! 3!
(x x0 )4 (4 ) (x x0 )m (m )
+ f (x0 ) + ... + f (x0 ) + ...
4! m!
Deret Maclaurin
Bentuk deret yang diperoleh saat x0 = 0 pada Deret Taylor
x 0 x2 x3 x4
f (x ) = f (0) + f (0) + f 00 (0) + f 000 (0) + f (4 ) (0) + ...
1! 2! 3! 4!
x m (m )
+ f (0) + ...
m!
agusyarif@ung.ac.id (FMIPA - UNG) S-1 Statistika 2019 4 / 257
1. Pengantar Metode Numerik 1.2 Deret Taylor & Deret Maclaurin
Problem
Hampirilah fungsi f (x ) = sin (x ) ke dalam deret Taylor di sekitar x0 = 1!
(catatan : sudut dalam radian)
Solution
f (x ) = sin(x ) f 0 (x ) = cos(x ) f 00 (x ) = sin(x )
f 000 (x ) = cos(x ) f (4 ) (x ) = sin x dst...
Deret Taylor
(x 1 ) (x 1 )2 (x 1 )3
sin(x ) = sin(1) + 1! (cos(1)) + 2! ( sin(1)) + 3! ( cos(1))
4
+ (x 4!1 ) (sin(1)) + ...
sin(x ) = 0, 8415 + 0, 5403(x 1) 0, 4208(x 1)2 0, 0901(x 1)3
+0, 0351(x 1)4 + ...
Misalkan h = (x 1), maka
= 0, 8415 + 0, 5403h 0, 4208h2 0, 0901h3 + 0, 0351h4 + ...
agusyarif@ung.ac.id (FMIPA - UNG) S-1 Statistika 2019 5 / 257
1. Pengantar Metode Numerik 1.2 Deret Taylor & Deret Maclaurin
(x x0 ) (x x0 )2 00
f (x ) t pn (x ) = f (x0 ) + f 0 (x0 ) + f (x0 ) + ...
1! 2!
(x x0 )n (n )
+ f (x0 ) + Rn (x )
n!
Dengan
(x x0 )(n +1 ) (n +1 )
Rn (x ) = f (c ), x0 < c < x
(n + 1) !
Disebut degan galat atau sisa (residu).
agusyarif@ung.ac.id (FMIPA - UNG) S-1 Statistika 2019 6 / 257
1. Pengantar Metode Numerik 1.2 Deret Taylor & Deret Maclaurin
Problem
Hampirilah fungsi f (x ) = sin (x ) ke dalam deret Taylor terpotong hingga
orde ke-4 di sekitar x0 = 1 dan x = 0, 2 dengan ketelitian hingga 4 desimal
di belakang koma. (Catatan : sudut dalam radian)
Solution
f (x ) = sin(x ) f 0 (x ) = cos(x ) f 00 (x ) = sin(x )
f 000 (x ) = cos(x ) f (4 ) (x ) = sin x dst...
Deret Taylor
(x 1 ) (x 1 )2
sin(0, 2) t p4 (x ) = sin(1) + 1! (cos(1)) + 2! ( sin(1))
3 4
+ (x 3!1 ) ( cos(1)) + (x 4!1 ) (sin(1))
sin(0, 2) t p4 (x ) = 0, 8415 + 0, 5403(0, 2 1) 0, 4208(0, 2 1)2
0, 0901(0, 2 1)3 + 0, 0351(0, 2 1)4
Solution
sin(0, 2) t p4 (x ) = 0, 8415 + 0, 5403( 0, 8) 0, 4208( 0, 8)2
0, 0901( 0, 8)3 + 0, 0351( 0, 8)4
= 0, 2005
Secara analitik sin(0, 2) = 0, 1987
N = (an an 1 an 2 ...a2 a1 a0 )
= an 10n + an 1 10n 1 + an 2 10
n 2
+ ... + a2 102 + a1 101 + a0 100
Example (Contoh)
2673 = 2.103 + 6.102 + 7.101 + 3.100
De…nition
Bilangan bulat dengan dasar c dide…nisikan dengan:
N = (an an 1 an 2 ...a2 a1 a0 )c
= an c n + an 1 c n 1 + an 2 c n 2
+ ... + a2 c 2 + a1 c 1 + a0 c 0
agusyarif@ung.ac.id (FMIPA - UNG) S-1 Statistika 2019 9 / 257
1. Pengantar Metode Numerik 1.3 Penyajian Bilangan Bulat
Theorem (Algoritma)
Bila diketahui koe…sien-koe…sien a1 , a2 , a3 , ..., an dari polinom
p (x ) = an x n + an 1 x n 1 + an 2 x n 2 + ... + a0 100
dan suatu bilangan β. Maka dapat dihitung bn , bn 1 , ..., b0 dari β sebagai
berikut:
b n = an
b n 1 = an 1 + b n β
b n 2 = an 2 + b n 1 β
.....................
b 0 = a0 + b 1 β
agusyarif@ung.ac.id (FMIPA - UNG) S-1 Statistika 2019 10 / 257
1. Pengantar Metode Numerik 1.3 Penyajian Bilangan Bulat
Problem
Konversi sistem biner berikut ke dalam bentuk desimal:
1 (1101)2
2 (110011)2
3 (1010101)2
4 (100010001)2
agusyarif@ung.ac.id (FMIPA - UNG) S-1 Statistika 2019 11 / 257
1. Pengantar Metode Numerik 1.4 Analisis Galat
De…nition (Galat)
Misalkan α adalah nilai hampiran terhadap nilai eksak c, maka galat
dide…nisikan sebagai:
ε=c α
Proses iterasi akan berhenti salah satunya jika syarat jεa j < jεs j terpenuhi,
dimana εs merupakan toleransi galat yang telah ditetapkan (biasanya εs
dituliskan sebagai XTOL).
Problem
Misalkan terhadap proses iterasi sebagai berikut:
3
xn +1 = xn3+6 , n = 0, 1, 2, 3, ....
Kapankah proses iterasi dapat dihentikan ? Jika diketahui nilai awal
x0 = 0, 5 dan XTOL = 0, 00001.
Solution
x0 = 0, 5
jx 1 x 0 j
x1 = 0, 4791667 ! εa = jx 1 j
= 0, 043478
jx 2 x 1 j
x2 = 0, 4816639 ! εa = jx 2 j
= 0, 051843
jx 3 x 2 j
x3 = 0, 4813757 ! εa = jx 3 j
= 0, 0005984
jx 4 x 3 j
x4 = 0, 4814091 ! εa = jx 4 j
= 0, 0000693
jx 5 x 4 j
x5 = 0, 4814052 ! εa = = 0, 0000081
jx 5 j
Proses iterasi dihentikan pada iterasi ke-5
Example
63, 897 memiliki 5 angka bena
0, 9132 memiliki 4 angka bena
0, 0000054 memiliki 2 angka bena
767, 301 memiliki 6 angka bena
280, 0011 memiliki 7 angka bena
Example (Contoh)
Misalkan bilangan a = 0, 5682785715287 10 4 maka:
Pembulatan 7 digit, menjadi a = 0, 5682786 10 4
Pembulatan 8 digit, menjadi a = 0, 56827857 10 4
Pembulatan 6 digit, menjadi a = 0, 568278 10 4
Pembulatan 9 digit, menjadi a = 0, 568278572 10 4
f (x ) = a0 x 0 + a1 x 1 + a2 x 2 + a3 x 3 + ... + an x n
= a0 + a1 x + a2 x 2 + a3 x 3 + ... + an x n
Dengan
n = derajat polinom
ai = koe…sien konstanta
x = peubah (variabel)
Fungsi Linear & Nonlinear
Fungsi Konstan ! derajat polinom n = 0
Fungsi linier ! derajat polinom n = 1
Fungsi Nonlinear ! derajat polinom memuat n > 1
agusyarif@ung.ac.id (FMIPA - UNG) S-1 Statistika 2019 21 / 257
2. Solusi Persamaan Tak Linear 2.2 Akar Persamaan Tak Linear
Solution
Misal
f (x ) = 0 ! x 2 2x 8=0
(x 4)(x + 2) = 0
(x 4) = 0 atau (x + 2) = 0
x = 4 atau x = 2
Solution
Kurva persamaan f (x ) = x 2 2x 8:
3 h (x ) = cos(x ) 8x
4 i (x ) = log(x ) x
Examples (Contoh)
1 e x + 1 = 0, tidak memiliki akar persamaan
2 e x x = 0, memiliki satu akar persamaan
3 x2 4 sin(x ) = 0, memiliki dua akar persamaan
4 x 3 + 6x 2 + 11x 6 = 0, memiliki tiga akar persamaan
5 sin(x ) = 0, memiliki tak hingga akar persamaan
Secara umum jika f (x ) bernilai real dan kontinu pada selang [a, b ] dengan
f (a).f (b ) < 0 , maka ada peluang paling sedikit terdapat satu akar real
pada interval tersebut. Ujung-ujung selang, yaitu a dan b disebut dengan
tebakan awal. Interval [a, b ] dibagi dua menjadi interval [a, c ] dan [c, b ]
dengan
a+b
c=
2
selanjutnya
2 Jika tanda f (a) = f (b ) , pilih nilai awal yang baru
3 Lakukan iterasi
4 Hitung nilai tengah (c ) antara a dan b, dimana c = (a + b )/2
5 Cek konvergensi nilai c
1 Jika terdapat XTOL, bandingkan XTOL dengan Erc
Erc = jcn cn 1 j/jcn j atau Erc = jb aj
2 Jika nilai cn 1 dan cn konstan
3 Jika nilai f (cn ) = 0
agusyarif@ung.ac.id (FMIPA - UNG) S-1 Statistika 2019 30 / 257
2. Solusi Persamaan Tak Linear 2.3 Metode Pencarian Akar Persamaan Tak Linear
6. Jika belum konvergen juga, tentukan nilai awal baru dengan cara:
1 Jika tanda f (c ) = tanda f (a) maka c akan menggantikan a
2 Jika tanda f (c ) = tanda f (b ) maka c akan menggantikan b
Kelebihan dari metode ini:
Sangat sederhana
Selalu konvergen
Kelemahan:
Harus menebak dua titik awal
Kekonvergenan relatif lambat
Bila pada selang yang diamati f (x ) tidak kontinu atau dalam selang
yang diamati terdapat double roots, metode bagi dua akan
memberikan hasil yang tidak akurat
Problem
Diberikan fungsi f (x ) = x 3 2 cos(x ), akar positif terkecil berada pada
interval [(0, 8), (1, 2)]. Gunakan metode bisection untuk menghampiri:
Akar persamaan tersebut sampai iterasi ke-4 serta ketelitian hingga 4
desimal.
Tentukan nilai dari f (c4 ).
c4 c3
Hitung nilai dari c4 .
Solution
Iterasi 1:
f (x ) = x 3 2 cos(x )
Cek nilai awal
a = 0, 8 ! f (0, 8) = 0, 83 2 cos(0, 8) = 0, 8814
b = 1, 2 ! f (1, 2) = 1, 23 2 cos(1, 2) = 1, 0033
Karena tanda f (a) 6= f (b ) ! nilai awal dapat digunakan untuk iterasi
selanjutnya.
c = a +2 b = 0,8 +2 1,2 = 1, 0
Sehingga f (c ) = f (1, 0) = 1, 03 2 cos(1, 0) = 0, 0806
Iterasi a b c f (c ) f (a ) Keterangan
1 0,8 1,2 1,0 -0,0806 -0,8814 Tanda Sama
Solution
Iterasi 2:
f (x ) = x 3 2 cos(x )
a = 1, 0 ! f (1, 0) = 1, 03 2 cos(1, 0) = 0, 0806
b = 1, 2 ! f (1, 2) = 1, 23 2 cos(1, 2) = 1, 0033
c = a +2 b = 1,0 +2 1,2 = 1, 1
Sehingga f (c ) = f (1, 1) = 1, 13 2 cos(1, 1) = 0, 4238
Iterasi a b c f (c ) f (a ) Keterangan
2 1,0 1,2 1,1 0,4238 -0,0806 Berbeda Tanda
Solution
Iterasi 3:
f (x ) = x 3 2 cos(x )
a = 1, 0 ! f (1, 0) = 1, 03 2 cos(1, 0) = 0, 0806
b = 1, 1 ! f (1, 1) = 1, 13 2 cos(1, 1) = 0, 4238
c = a +2 b = 1,0 +2 1,1 = 1, 05
Sehingga f (c ) = f (1, 05) = 1, 053 2 cos(1, 05) = 0, 1625
Iterasi a b c f (c ) f (a ) Keterangan
3 1,0 1,1 1,05 0,1625 -0,0806 Berbeda Tanda
Solution
Iterasi 4:
f (x ) = x 3 2 cos(x )
a = 1, 0 ! f (1, 0) = 1, 03 2 cos(1, 0) = 0, 0806
b = 1, 05 ! f (1, 05) = 1, 053 2 cos(1, 05) = 0, 1625
c = a +2 b = 1,0 +21,05 = 1, 025
Sehingga f (c ) = f (1, 025) = 1, 0253 2 cos(1, 025) = 0, 0387
Iterasi a b c f (c ) f (a ) Keterangan
4 1,0 1,05 1,025 0,0387 -0,0806 Berbeda Tanda
Diperoleh akar persamaan pada iterasi ke-4 adalah c4 = 1, 025.
f (c4 ) = 0, 0387
c4 c3 1,025 1,05
c4 = 1,025 = 0, 0244
Problem
Dengan menggunakan metode bisection, periksalah apakah salah satu akar
dari persamaan f (x ) = x 3 2 sin(x ) telah ditemukan pada iterasi ke-10?
Jika diketahui nilai awal x = 0, 5 dan x = 2, XTOL = 0, 002 serta
ketelitian hingga 3 desimal.
Solution
Metode Bisection
f (x ) = x 3 2 sin(x )
Cek nilai awal
a = 0, 5 ! f (0, 5) = 0, 53 2 sin(0, 5) = 0, 834
b = 2 ! f (2) = 23 2 sin(2) = 6, 182
Karena tanda f (a) 6= f (b ) ! nilai awal dapat digunakan untuk iterasi
selanjutnya.
Solution
Cek galat pada iterasi ke-10;
Erc = jc10 c9 j /c10 = j1, 237 1, 235j /1, 237 = 0, 001
karena Erc < XTOL maka iterasi dihentikan.
Diperoleh akar penyelesaian dari persamaan f (x ) = x 3 2 sin(x ) adalah
x = 1, 237.
b a
jr , untuk n = 0, 1, 2, ...
cn j
2n +1
dan sekuens fcn g konvergen ke akar persamaan x = r , yaitu:
lim cn = r
n !∞
Examples (Contoh)
Jika a = 0, 1 dan b = 1, 0. Berapa banyak iterasi diperlukan dalam metode
bisection untuk mencari akar persamaan agar menghasilkan galat paling
8
besar 102 ?
Jawab:
8
jr xn j 102
(b 0 a 0 ) 10 8 (1,0 0,1 ) 10 8
2 n +1 2 () 2 n +1 2
10 8
() 20,9 n +1 2 () ( 0, 9 )( 10 8) 2n
() log((0, 9)(108 )) n log(2) () n 26, 4
Metode regulasi falsi atau biasa dikenal dengan metode posisi salah
merupakan metode yang mirip dengan metode bagi dua (bisection),
yang memerlukan pendugaan interval untuk memulai proses iterasi.
Hanya saja cara yang dilakukan tidak dengan membagi dua interval
tersebut, melainkan membuat suatu interpolasi linear yang digunakan
untuk mendapatkan suatu titik baru yang diharapkan cukup dekat
dengan akar persamaan yang dicari.
Prinsip utama metode regulasi falsi adalah sebagai berikut:
1 Menggunakan garis scan (garis lurus yang menghubungkan 2 koordinat
nilai awal pada kurva) untuk mendekati akar persamaan nonlinear
2 Taksiran nilai akar selanjutnya merupakan titik potong garis scan
dengan sumbu x.
Persamaan garis yang melalui titik (a, f (a)) dan (b, f (b )) diberikan oleh
y f (a ) f (b ) f (a )
=
x a b a
y f (a ) x a
=
f (b ) f (a ) b a
Problem
Diberikan fungsi f (x ) = cos(x ) sin(x ), akar posistif terkecil berada pada
interval [0, 1]. Gunakan metode posisi palsu untuk menghampiri:
Akar persamaan tersebut sampai iterasi ke-4 serta ketelitian hingga 4
desimal.
Tentukan f (c4 ).
c4 c3
Hitung c4
Solution
Iterasi 1:
f (x ) = cos(x ) sin(x )
a = 0 ! f (0) = cos(0) sin(0) = 1
b = 1 ! f (1) = cos(1) sin(1) = 0, 3012
Karena tanda f (a) 6= f (b ), nilai awal dapat digunakan untuk iterasi
selanjutnya.
a.f (b ) b.f (a ) 0.f (1 ) 1.f (0 ) 0 1 (1 )
c = f (b ) f (a ) = f (1 ) f (0 ) = 0,3012 1 = 0, 7685
Sehingga f (c ) = cos(0, 7685) sin(0, 7685) = 0, 0238
Iterasi a b c f(c) f(a) Keterangan
1 0 1 0,7685 0,0238 1 Tanda Sama
Solution
Iterasi 2:
f (x ) = cos(x ) sin(x )
a = 0, 7685 ! f (0, 7685) = cos(0, 7685) sin(0, 7685) = 0, 0238
b = 1 ! f (1) = cos(1) sin(1) = 0, 3012
a.f (b ) b.f (a ) 0,7685.( 0,3012 ) 1.(0,0238 )
c = f (b ) f (a ) = 0,3012 0,0238 = 0, 7855
Sehingga f (c ) = cos(0, 7855) sin(0, 7855) = 0, 0002
Iterasi a b c f(c) f(a) Keterangan
2 0,7685 1 0,7855 -0,0002 0,0238 Berbenda Tanda
Solution
Iterasi 3:
f (x ) = cos(x ) sin(x )
a = 0, 7685 ! f (0, 7685) = cos(0, 7685) sin(0, 7685) = 0, 0238
b = 0, 7855 ! f (0, 7855) = cos(0, 7855) sin(0, 7855) = 0, 0002
a.f (b ) b.f (a ) 0,7685.( 0,0002 ) 0,7855.(0,0238 )
c = f (b ) f (a ) = 0,0002 0,0238 = 0, 7854
Sehingga f (c ) = cos(0, 7854) sin(0, 7854) = 0, 0000
Iterasi a b c f(c) f(a) Keterangan
3 0,7685 0,7855 0,7854 0,0000 0,0238 Tanda Sama
Solution
Iterasi 4:
f (x ) = cos(x ) sin(x )
a = 0, 7684 ! f (0, 7684) = cos(0, 7684) sin(0, 7684) = 0, 0000
b = 0, 7855 ! f (0, 7855) = cos(0, 7855) sin(0, 7855) = 0, 0002
a.f (b ) b.f (a ) 0,7685.( 0,0002 ) 0,7855.(0,0238 )
c = f (b ) f (a ) = 0,0002 0,0238 = 0, 7854
Sehingga f (c ) = cos(0, 7854) sin(0, 7854) = 0, 0000
Iterasi a b c f(c) f(a) Keterangan
4 0,7684 0,7855 0,7854 0,0000 0,0000
Diperoleh akar persamaan pada iterasi ke-4 adalah c4 = 0, 7854
f (c4 ) = 0, 0000
c4 c3
c4 = 0, 0000
c = 0, 7854
f (c ) = 0, 0000
c = 0, 7854
f (c ) = 0, 0000
Problem
Dari gra…k di atas terlihat bahwa persamaan f (x ) = cos(x ) sin(x ),
memiliki akar persamaan yang lain, selain dari akar persamaan yang telah
kita tentukan sebelumnya. Tentukan nilai dari akar persamaan tersebut
dengan menggunakan metode regulasi falsi sampai iterasi ke-4!
agusyarif@ung.ac.id (FMIPA - UNG) S-1 Statistika 2019 54 / 257
2. Solusi Persamaan Tak Linear 2.3 Metode Pencarian Akar Persamaan Tak Linear
Problem
Persamaan f (x ) = e x 3x memiliki dua akar persamaan yang berbeda.
Tentukan kedua akar persamaan tersebut dengan metode regulasi falsi dan
ketelitian hingga 5 desimal. (XTOL = 0, 0001)
Solution
Salah satu akar persamaan f (x ) = e x 3x terletak pada interval [0, 1].
Dengan menggunakan metode regulasi falsi diperoleh:
Ite a b c f (b ) f (c ) εr
1 0, 00000 1, 00000 0, 78020 0, 28172 0, 15869
2 0, 00000 0, 78020 0, 67335 0, 15869 0, 05925 0, 15869
3 0, 00000 0, 67335 0, 63568 0, 05925 0, 01877 0, 05925
4 0, 00000 0, 63568 0, 62399 0, 01874 0, 00561 0, 01874
5 0, 00000 0, 62399 0, 62051 0, 00561 0, 00165 0, 00561
6 0, 00000 0, 62050 0, 61949 0, 00165 0, 00048 0, 00165
7 0, 00000 0, 61949 0, 61919 0, 00048 0, 00014 0, 00048
8 0, 00000 0, 61919 0, 61900 0, 00014 0, 00004 0, 00014
9 0, 00000 0, 61909 0, 61907 0, 00004 0, 00001 0, 00004
xn +1 = g (xn ), n = 0, 1, 2, 3, 4, ...
f (x ) = 0 $ x = g (x )
f (x ) = g (x ) x $ x = g (x )
g (x ) inilah yang menjadi dasar iterasi pada metode iterasi titik tetap
ini.
xn +1 = g (xn )
f (k ) = 0 ; k = g (k )
Solution
Perhatikan
f (x ) =0 () 2x 2 6x + 3 = 0
2x 2 + 3
() x =
6
1 2 1
() x = x +
3 2
agusyarif@ung.ac.id (FMIPA - UNG) S-1 Statistika 2019 61 / 257
2. Solusi Persamaan Tak Linear 2.3 Metode Pencarian Akar Persamaan Tak Linear
Solution
x = g (x ) () g (x ) = 13 x 2 + 12
Dengan demikian xn +1 = 13 xn2 + 1
2
x0 = 0, 2
Iterasi 1:
1 1
x1 = (0, 2)2 + = 0, 513
3 2
f (x1 ) = 2(0, 513)2 6(0, 513) + 3 = 0, 448
Iterasi 2:
1 1
x2 = (0, 513)2 + = 0, 588
3 2
f (x2 ) = 2(0, 588)2 6(0, 588) + 3 = 0, 163
Solution
Iterasi 3:
1 1
x3 = (0, 588)2 + = 0, 615
3 2
f (x3 ) = 2(0, 615)2 6(0, 615) + 3 = 0, 066
Iterasi 4:
1 1
x4 = (0, 615)2 + = 0, 626
3 2
f (x4 ) = 2(0, 626)2 6(0, 626) + 3 = 0, 028
Problem
Coba tentukan akar persamaan f (x ) diatas dengan menggunakan nilai
awal x0 = 1, 5 dan x0 = 2, 7.Hitung nilai x4 , f (x4 ) dana galat relatifnya.
agusyarif@ung.ac.id (FMIPA - UNG) S-1 Statistika 2019 64 / 257
2. Solusi Persamaan Tak Linear 2.3 Metode Pencarian Akar Persamaan Tak Linear
Latihan
1 Tentukan harga pendekatan dari akar persamaan f (x ) = 2x 2 3e x
di [0, 1] dengan metode regulasi falsi serta carilah harga N,
sehingga [bN aN ] 10 3 .
2 Tentukan salah satu akar dari persamaan non linear, dengan toleransi
galar relatif (XTOL) = 0,001 serta ketelitian hingga 4 desimal:
a f (x ) = x 4 + 20x 3 + 8x 2 60x + 15, pada interval [0, (1, 5)] dengan
menggunakan metode regulasi falsi.
b f (x ) = sin(x ), pada interval [3, 4] dengan menggunakan metode
regulasi falsi.
3 Gunakan metode iterasi titik tetap untuk menentukan akar dari
persamaan f (x ) = x 3 + x 2 + 15x 10, dengan x0 = 1 dan XTOL =
0,0001 serta ketelitian hingga 5 desimal:
4 Tentukan akar persamaan f (x ) = x e x menggunakan metode
iterasi titik tetap, dengan x0 = 2 dan XTOL = 0,0001 serta
ketelitian hingga 5 desimal.
agusyarif@ung.ac.id (FMIPA - UNG) S-1 Statistika 2019 66 / 257
2. Solusi Persamaan Tak Linear 2.3 Metode Pencarian Akar Persamaan Tak Linear
dan
yn +1 yn
mn =
xn +1 xn
harus berbeda tanda. Karena kedua penyebut > 0, maka cukup
diperiksa tanda dari kedua pembilangnya saja. Bila berbeda, maka xn
dapat digunakan sebagai hampiran akar persamaan.
Namun dengan cara ini belum dijamin iterasi akan konvergen.
Bila y = f (x ) mempunyai maksimum atau minimum lokal yang sangat
dekat dengan nol, maka sangat mungkin xn akan dilaporkan sebagai
akar persamaan bila f (xn ) 0, meskipun xn mungkin tidak cukup
dekat dengan akar persamaan yang sesungguhnya.
agusyarif@ung.ac.id (FMIPA - UNG) S-1 Statistika 2019 69 / 257
2. Solusi Persamaan Tak Linear 2.3 Metode Pencarian Akar Persamaan Tak Linear
Example
Carilah suatu nilai hampiran bagi akar persamaan
x3 2x 2 4x + 8 = 0
Example (Contoh)
Nilai f (xn ) Turunan di y Perubahan tanda
xn yn 1 yn yn yn 1 yn +1 yn Pada f atau f 0
2, 1 6, 558 1, 681 4, 877 3, 864
1, 853 1, 681 2, 183 3, 864 2, 941 f berubah tanda
di [xn 1 , xn ]
1, 606 2, 183 5, 124 2, 941 2, 1
1, 359 5, 124 7, 234 2, 1 1, 367
1, 112 7, 234 8, 601 1, 367 0, 716
0, 865 8, 601 9, 317 0, 716 0, 155
0, 618 9, 317 9, 472 0, 155 0, 315 f 0 berubah tanda
di sekitar xn
0, 371 9, 472 9, 157 0, 315 0, 695
0, 124 9, 157 8, 462 0, 695 0, 985
Example (Contoh)
Nilai f ( xn ) Turunan di y Perubahan tanda
xn yn 1 yn yn yn 1 yn +1 yn Pada f atau f 0
0, 124 8, 462 7, 477 0, 985 1, 183
0, 371 7, 477 6, 294 1, 183 1, 292
0, 618 6, 294 5, 002 1, 292 1, 31
0, 865 5, 002 3, 692 1, 31 1, 237
1, 112 3, 692 2, 455 1, 237 1, 074
1, 359 2, 455 1, 381 1, 074 0, 821
1, 606 1, 381 0, 56 0, 821 0, 477
1, 853 0, 56 0, 083 0, 477 0, 042
2, 1 0, 083 0, 041 0, 042 0, 483 f 0 berubah tanda
di sekitar xn
Example
Berdasarkan tabel di atas, terdapat tiga nilai yang menjadi pertimbangan
menentukaan nilai hampiran f (x ) yaitu:
( 1, 977) , ( 0, 618), dan (2, 1).
Karena f (x ) berubah tanda pada inteval [( 2, 1), ( 1, 853)] , nilai
x = 1, 977 adalah nilai hampiran bagi akar persamaan tersebut. Di
mana f ( 1, 977) = 0, 364.
Walaupun gradien di sekitar x = 0, 618 mengalami perubahan
tanda, namun diperoleh nilai f ( 0, 618) = 9, 472. Ini berarti
x = 0, 618 tidak cukup dekat dengan akar persamaan f (x ).
Sedangkan gradien di sekitar x = 2, 1 yang juga mengalami
perubahan tanda merupakan nilai hampiran bagi akar persamaan
f (x ). Di mana f (2, 1) = 0, 041.
f (x0 )
x1 = x0
f 0 (x0 )
f (xn )
xn +1 = xn
f 0 (xn )
6 Cek konvergensi terhadapa XTOL (Jika ada)
Solution
Persamaan f (x ) = e x 5x 2
Turunan fungsi f 0 (x ) = e x 10x
x0 = 0, 5
f (0, 5) = e 0,5 5(0, 5)2 = 0, 3987213
f 0 (0, 5) = e 0,5 10(0, 5) = 3, 3512787
f (x ) 0,3987213
x1 = x0 f 0 (x00 ) = 0, 5 3,3512787 = 0, 6189759
f (x1 ) = 0.0586304
εr = j j0,6189759 j j = 0, 1922141
0,6189759 0,5
Problem
Dari gra…k diatas terlihat bahwa f (x ) = e x 5x 2 memiliki 3 akar
persamaan. Tentukan dua akar persamaan yang lain dengan menggunakan
metode newton raphson serta ketelitian hingga 4 angka desimal dan XTOL
= 10 3 !
agusyarif@ung.ac.id (FMIPA - UNG) S-1 Statistika 2019 79 / 257
2. Solusi Persamaan Tak Linear 2.3 Metode Pencarian Akar Persamaan Tak Linear
Bila titik pendekatan berada pada titik puncak, maka titik selanjutnya
akan berada di tak hingga.
agusyarif@ung.ac.id (FMIPA - UNG) S-1 Statistika 2019 80 / 257
2. Solusi Persamaan Tak Linear 2.3 Metode Pencarian Akar Persamaan Tak Linear
(xn xn 1 )
xn +1 = xn yn
(yn yn 1 )
(xn xn 1 )
xn +1 = xn f ( xn )
(f (xn ) f (xn 1 ))
Problem
Gunakan metode secant untuk menentukan akar dari persamaan
f (x ) = x 5 + x 3 + 3 dengan x0 = 2 dan x1 = 1. Dengan ketelitian
hitung hingga 4 desimal, tentukan:
Nilai dari f (x5 )
jx 5 x 4 j
Nilai jx 5 j
Solution
f (x ) = x 5 + x 3 + 3
Iterasi 1:
x0 = 2 =) f (x0 ) = 25 + ( 2)3 + 3 = 37
x1 = 1 =) f (x1 ) = 15 + ( 1)3 + 3 = 1
(x x ) ( 1 ( 2 ))
x2 = x1 f (x1 ) f (x1 1) f 0(x0 ) = 1 1 1 ( 37 ) = 1, 0263
( x2 x1 )
x3 = x2 f (x2 )
f ( x2 ) f (x1 )
( 1, 0263 ( 1))
= 1, 0263 0, 7803 = 1, 1198
0, 7803 (1)
Iterasi 3:
x3 = 1, 1198 =) f (x3 ) = 1, 11985 + ( 1, 1198)3 + 3 = 0, 1645
(x3 x2 )
x4 = x3 f (x3 )
f (x3 ) f (x2 )
( 1, 1198 ( 1, 0263))
= 1, 1198 ( 0, 1645) = 1, 1035
0, 1645 (0, 7803)
agusyarif@ung.ac.id (FMIPA - UNG) S-1 Statistika 2019 89 / 257
2. Solusi Persamaan Tak Linear 2.3 Metode Pencarian Akar Persamaan Tak Linear
Solution
Iterasi 4:
x4 = 1, 1035 =) f (x4 ) = 1, 10355 + ( 1, 1035)3 + 3 = 0, 02
(x4 x3 )
x5 = x4 f (x4 )
f (x4 ) f (x3 )
( 1, 1035 ( 1, 1198))
= 1, 1035 0, 02 = 1, 1052
0, 02 ( 0, 1645)
Diperoleh:
x5 = 1, 1052
f (x5 ) = 1, 10525 + ( 1, 1052)3 + 3 = 0, 0004
jx 5 x 4 j j 1,1052 ( 1,1035 )j
jx 5 j
= j 1,1052 j
= 0, 0015
Latihan
Augmented (A) = [A b ]
Theorem
Suatu sistem persamaan linear mempunyai penyelesaian tunggal bila
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1 Ukuran SPL bujursangkar, dimana jumlah persamaan sama dengan
jumlah variable bebas.
2 SPL non-homogen dimana minimal ada satu nilai vektor konstanta b
tidak nol atau ada bn 6= 0.
3 Determinan dari matrik koe…sien SPL tidak sama dengan nol.
agusyarif@ung.ac.id (FMIPA - UNG) S-1 Statistika 2019 95 / 257
3. Penyelesaian Sistem Persamaan Linear 3.1 Sistem Persamaan Linear
Example
Selesaikanlah SPL berikut dengan menggunakan metode subtitusi mundur.
Jawab:
x1 = 201
8 , x2 =
185
2 , x3 = 16, x4 = 20
Theorem
Andaikan Ax = b adalah sistem persamaan linear segitiga bawah. Jika
aii 6= 0 untuk i = 1, 2, ..., n maka terdapat suatu penyelesaian tunggal
pada persamaan tersebut.
Example
Selesaikanlah SPL berikut dengan menggunakan metode subtitusi maju.
3x1 =5
x1 + x2 =6
3x1 2x2 x3 =4
x1 2x2 + 6x3 + 2x4 = 2
Jawab:
x1 = 53 , x2 = 23
3 , x3 =
43 305
3 , x4 = 6
Catatan:
Notasi v menyatakan bahwa proses OBE
Penggunaan notasi aij yang sama pada tiap-tiap matriks, tidak berarti
bahwa nilainya sama. Pemakaian notasi yang sama hanya untuk
keperluan pemrograman komputer.
lanjutan
2 3
a11 a12 a13 ... a1n a1,n +1
6 0 a22 a23 ... a2n a2,n +1 7
a31 6 7
(b )3 (b )3 (b )1 6
6 0 a32 a33 ... a3n a3,n +1 7
7
a11 4 5
... ... ... ... ... ...
an1 an2 an3 ... ann an,n +1
...
2 3
a11 a12 a13 ... a1n a1,n +1
6 0 a22 a23 ... a2n a2,n +1 7
an1 6 7
(b )n (b )n (b )1 6
6 0 a32 a33 ... a3n a3,n +1 7
7
a11 4 5
... ... ... ... ... ...
0 an2 an3 ... ann an,n +1
Problem
Selesaikanlah sistem persamaan linear berikut dengan menggunakan
metode eliminasi gauss:
8
< x1 + x2 + x3 = 6
x1 + 2x2 x3 = 2
:
2x1 + x2 + 2x3 = 10
Solution
Augmented dari SPL diatas adalah:
2 3 2 3
1 1 1 6 1 1 1 6
b b2 b1
4 1 2 1 2 5 2 4 0 1 2 4 5
b3 b3 2b1
2 1 2 10 0 1 0 2
Solution
2 3 2 3
1 1 1 6 1 1 1 6
4 0 1 2 4 5 b3 b3 + b2 4 0 1 2 4 5
0 1 0 2 0 0 2 6
sehingga diperoleh penyelesaian:
6
x3 = =3
2
1
x2 = ( 4 (2) 3) = 2
1
1
x1 = (6 2 3) = 1
1
Example
Selesaikanlah SPL berikut dengan menggunakan metode eliminasi gauss:
8
>
> x1 + 2x2 + x3 + 4x4 = 13
<
2x1 + 4x3 + 3x4 = 28
>
> 4x1 + 2x2 + 2x3 + x4 = 20
:
3x1 + x2 + 3x3 + 2x4 = 6
Jawab:
x4 = 2, x3 = 4, x2 = 1, x1 = 3
Perhatikan SPL
Ax = b.
Jika A dapat difaktorisasi menjadi LU, maka diperoleh SPL baru
LUx = b.
Menurut kaidah hukum asosiatif perkalian berlaku L(Ux ) = b.
Dengan mende…nisikan SPL Ux = y , maka:
SPL segitiga bawah Ly = b dapat diselesaikan dengan subtituis maju.
Setelah y diperoleh, solusi x dapat dicari dari SPL segitiga atas
Ux = y dengan subtitusi mundur.
agusyarif@ung.ac.id (FMIPA - UNG) S-1 Statistika 2019 112 / 257
3. Penyelesaian Sistem Persamaan Linear 3.3 Faktorisasi Segitiga/LU
Problem
Dengan menggunakan faktorisasi LU selesaikanlah SPL berikut ini:
8
< 3x1 + 2x2 5x3 = 0
2x1 3x2 + x3 = 0
:
x1 + 4x2 x3 = 4
Solution
Matriks koe…sien dari SPL diatas adalah
2 3
3 2 5
A= 2 4 3 1 5
1 4 1
Solution
Matriks L dapat dikontruksi dari matriks identitas I yang ditempatkan di
kiri A, sebagai berikut
2 32 3 2 3
1 0 0 3 2 5 3 2 5
4 0 1 0 54 2 3 1 5 = 4 2 3 1 5
0 0 1 1 4 1 1 4 1
2 32 3 2 3
1 0 0 3 2 5 3 2 5
4 2 1 0 54 0 13 13 5
= 4 2 3 1 5
3 3 3
0 0 1 1 4 1 1 4 1
2 32 3 2 3
1 0 0 3 2 5 3 2 5
4 2 1 0 54 0 13 13 5
= 4 2 3 1 5
3 3 3
1 10 2
3 0 1 0 3 3 1 4 1
y1 = 0, y2 = 0, y3 = 4
2 32 3 2 3
3 2 5 x1 0
Ux = y , 4 0 13
3
13 5 4
3 x2 5 = 4 0 5
0 0 4 x3 4
dengan menggunakan aturan subtitusi mundur diperoleh x3 = 1, x2 = 1,
x1 = 1
agusyarif@ung.ac.id (FMIPA - UNG) S-1 Statistika 2019 119 / 257
3. Penyelesaian Sistem Persamaan Linear 3.3 Faktorisasi Segitiga/LU
Problem
Dengan menggunakan faktorisasi LU selesaikanlah SPL berikut ini:
8
< 3x1 + 4x2 + 3x3 = 10
x1 + 5x2 x3 = 7
:
6x1 + 3x2 + 7x3 = 15
Latihan
Sistem Persamaan Linear - Metode Eliminasi Gauss - Faktorisasi Segitiga/LU
Example
Tinjau sistem persamaan linear berikut
x1 + 2x2 = 10
1, 1x1 + 2x2 = 10, 4
x1 + 2x2 = 10
1, 05x1 + 2x2 = 10, 4
Example
Penambahan sebesar ε pada koe…sien 1, 1 dapat dinyatakan sebagai berikut
x1 + 2x2 = 10
(1, 1 + ε) x1 + 2x2 = 10, 4
Example
Pada contoh diatas, ε = 0, 05 sehingga
0, 4
x1 = =8
0, 1 0, 05
0, 6 + 10 ( 0, 05)
x2 = =1
0, 2 + 2 ( 0, 05)
Example
Tentukan determinan matriks A pada SPL berikut
x1 + 2x2 = 10
1, 1x1 + 2x2 = 10, 4
Example
(ii ) SPL dinormalkan dengan cara membagi baris dengan koe…sien
terbesar pada baris itu sehingga koe…sien maksimumnya = 1
0, 5x1 + x2 = 5
0, 55x1 + x2 = 5, 2
determinannya
Example
Hitung determinan matriks A pada SPL
3x1 + 2x2 = 18
x1 + 2x2 = 2
yang nilainya jauh dari nol, oleh karena itu SPL berkondisi baik.
Example
(ii ) SPL dinormalkan menghasilkan
x1 + 0, 667x2 = 6
0, 5x1 + x2 = 1
diperoleh
yang nilainya jauh dari nol, oleh karena itu SPL berkondisi baik
yang dalam hal ini kAk adalah norma (norm ) tak-hingga (∞) matriks A,
yang dide…nisikan sebagai:
n
kAk = kAk∞ max
1 i n
∑ jaij j
j =1
Problem
Hitung bilangan kondisi matriks berikut
2 3
3, 02 1, 05 2, 53
A = 4 4, 33 0, 56 1, 78 5
0, 83 0, 54 1, 47
sehingga diperoleh
Problem
Diberikan suatu SPL
8
< 4x1 x2 + x3 = 7
4x1 8x2 + x3 = 21
:
2x1 + x2 + 5x3 = 15
Solution
Cek kekonvergenan dominan secara diagonal. Karena
Solution
Persamaan iterasi jacobi untuk SPL diatas sebagai berikut:
(k ) (k )
(k +1 ) 7 x2 x3
x1 = +
4 4 4
(k ) (k )
(k +1 ) 21 4x1 x
x2 = + + 3
8 8 8
(k ) (k )
(k +1 ) 15 2x1 x2
x3 = +
5 5 5
Solution
h i
(0 ) (0 ) (0 ) T
Dengan memasukan nilai awal x1 , x2 , x3 = [0, 0, 0]T diperoleh
nilai:
Iterasi 1:
(1 ) 7 0 0
x1 = + = 1, 75
4 4 4
(1 ) 21 0 0
x2 = + + = 2, 625
8 8 8
(1 ) 15 0 0
x3 = + =3
5 5 5
j3 0j
εr = =1
j3j
Solution
Iterasi 2:
(2 ) 7 2, 625 3
x1 = + = 1, 6563
4 4 4
(2 ) 21 4(1, 75) 3
x2 = + + = 3, 875
8 8 8
(2 ) 15 2(1, 75) 2.625
x3 = + = 3, 175
5 5 5
j3, 875 2.625j
εr = = 0, 322581
j3, 875j
i x1 x2 x3 εr
1 1, 75 2, 625 3 1
2 1, 6563 3, 875 3, 175 0, 3226
3 1, 925 3, 85 2, 8875 0, 0747
4 1, 9906 3, 9484 3 0, 0285
5 1, 9871 3, 9953 3, 0066 0, 0117
6 1, 9972 3, 9944 2, 9958 0, 0027
7 1, 9996 3, 9981 3 0, 0011
8 1, 9995 3, 9998 3, 0002 0, 0004
9 1, 9999 3, 9998 2, 9998 0, 0001
10 2 3, 9999 3 0
11 2 4 3 0
12 2 4 3 0
agusyarif@ung.ac.id (FMIPA - UNG) S-1 Statistika 2019 145 / 257
3. Penyelesaian Sistem Persamaan Linear 3.5 Metode Iterasi
Solution
Jadi solusi dari SPL
8
< 4x1 x2 + x3 = 7
4x1 8x2 + x3 = 21
:
2x1 + x2 + 5x3 = 15
adalah
x1 = 2, x2 = 4, x3 = 3
dengan galat toleransi (εr = 0)
Problem
Diberikan suatu SPL
8
>
> 7x1 + x2 x3 + 2x4 = 3
<
x1 + 8x2 2x4 = 5
>
> x1 + 4x3 x4 = 4
:
2x1 2x2 x3 + 6x4 = 3
Solution
Cek kekonvergenan dominan secara diagonal. Karena
Solution
Persamaan iterasi Gauss-Seidel untuk SPL diatas sebagai berikut:
(k ) (k ) (k )
(k +1 ) 3 x2 x 2x4
x1 = + 3
7 7 7 7
(k +1 ) (k )
(k +1 ) 5 x1 2x
x2 = + 4
8 8 8
(k +1 ) (k )
(k +1 ) x1 x
x3 = 1+ + 4
4 4
(k +1 ) (k +1 ) (k +1 )
(k +1 ) 3 2x1 2x x
x4 = + 2 + 3
6 6 6 6
Solution
Iterasi 2:
i x1 x2 x3 x4 εr
1 0, 42857 0, 67857 1, 10714 0, 68452 1
2 0, 87925 0, 90604 1, 04868 0, 92032 0, 42976
3 0, 97076 0, 97642 1, 01261 0, 98029 0, 09037
4 0, 9928 0, 99417 1, 00313 0, 99514 0, 02197
5 0, 99823 0, 99856 1, 00077 0, 9988 0, 00542
6 0, 99956 0, 99965 1, 00019 0, 9997 0, 00134
7 0, 99989 0, 99991 1, 00005 0, 99993 0, 00033
8 0, 99997 0, 99998 1, 00001 0, 99998 0, 00008
9 0, 99999 0, 99999 1 1 0, 00002
... ... ... ... ... ...
19 1 1 1 1 0
20 1 1 1 1 0
agusyarif@ung.ac.id (FMIPA - UNG) S-1 Statistika 2019 155 / 257
3. Penyelesaian Sistem Persamaan Linear 3.5 Metode Iterasi
Solution
Jadi solusi dari SPL
8
>
> 7x1 + x2 x3 + 2x4 = 3
<
x1 + 8x2 2x4 = 5
>
> x1 + 4x3 x4 = 4
:
2x1 2x2 x3 + 6x4 = 3
adalah
x1 = 1, x2 = 1, x3 = 1, x4 = 1
dengan galat toleransi (εr = 0)
Latihan
Metode Eliminasi Gauss-Jordan, Iterasi Jacobi, Iterasi Gauss-Seidel
Latihan
Metode Eliminasi Gauss-Jordan, Iterasi Jacobi, Iterasi Gauss-Seidel
dengan metode
a Iterasi Jacobi XTOL = 10 5 , ketelitian 6 desimal . Pilih nilai awal
sembarang.
b Iterasi Gauss-Seidel XTOL = 10 5 , ketelitian 6 desimal . Pilih nilai
awal sembarang.
4. Interpolasi Polinomial
4. Interpolasi Polinomial
4. Interpolasi Polinomial
TUJUAN INTERPOLASI
4. Interpolasi Polinomial
Interpolasi Linear
4. Interpolasi Polinomial
Interpolasi Linear
(y1 y0 )
p1 (x ) = y0 + (x x0 )
(x1 x0 )
4. Interpolasi Polinomial
Interpolasi Linear
Example
Perkirakan jumlah penduduk Amerika Serikat pada tahun 1968
berdasarkan data tabulasi berikut:
Tahun 1960 1970
Jumlah penduduk (juta) 179,3 203,2
Penyelesian:
Dengan menggunakan interpolasi linear diperoleh
p1 (1968) = 198, 4
Jadi, taksiran jumlah penduduk AS pada tahun 1968 adalah 198, 4 juta.
4. Interpolasi Polinomial
Interpolasi Linear
Example
Diberikan data ln (9) = 2, 1972, ln (9, 5) = 2, 2513. Tentukan ln (9, 2)
dengan interpolasi linear sampai 5 angka bena. Bandingkan dengan nilai
sejati ln (9.2) = 2, 2192.
Penyelesaian:
Dengan menggunakan interpolasi linear diperoleh
p1 (9, 2) = 2, 2188
4. Interpolasi Polinomial
Interpolasi Kuadratik
4. Interpolasi Polinomial
Interpolasi Kuadratik
Problem
Diberikan titik sin(10) = 0, 54402, sin (11) = 0, 99999, dan
sin (11, 5) = 0, 87545. Tentukan nilai sin (11, 3) dengan interpolasi
kuadratik. (Sudut dalam radian)
Solution
Sistem persamaan linear yang terbentuk adalah
4. Interpolasi Polinomial
Interpolasi Kuadratik
Solution
Polinom kuadratnya adalah
4. Interpolasi Polinomial
Interpolasi Kuadratik
4. Interpolasi Polinomial
Interpolasi Kubik
4. Interpolasi Polinomial
Jenis-Jenis Interpolasi
pn (x ) = a0 + a1 + a2 x 2 + ... + an x n
4. Interpolasi Polinomial
Jenis-Jenis Interpolasi
Theorem
Untuk setiap polinom interpolasi Lagrange pn (x ), berlaku bahwa;
1 ,i = j
Li (xj ) =
0 , i 6= j
Problem
Diberikan empat titik, x0 = (1, 2), x1 = (1, 4), x2 = (1, 6), x3 = (1, 8).
Hampiri fungsi f (x ) = ln (x ) dan perkirakan nilai pn (1, 3) dengan
menggunakan:
1 Polinom Lagrange berderajat 1.
2 Polinom Lagrange berderajat 2.
3 Polinom Lagrange berderajat 3.
Untuk setiap derajat polinom diatas hitung nilai galatnya masing-masing.
xi 1, 2 1, 4 1, 6 1, 8
yi 0, 18232 0, 33647 0, 47000 0, 58779
p1 (x ) = a0 L0 (x ) + a1 L1 (x )
(x x1 ) (x x0 )
= y0 + y1
(x0 x1 ) (x1 x0 )
(x 1, 4) (x 1, 2)
= 0, 18232 + 0, 33647
(1, 2 1, 4) (1, 4 1, 2)
agusyarif@ung.ac.id (FMIPA - UNG) S-1 Statistika 2019 177 / 257
4. Interpolasi Polinomial 4.1 Interpolasi Polinomial Lagrange
Solution
Diperoleh
p1 ( x ) = 0, 91160 (x 1, 4) + 1, 68235 (x 1, 2)
x 0, 1 0, 3 0, 5 0, 7 0, 9 1, 1 1, 3
f (x ) 0, 03 0, 067 0, 148 0, 248 0, 370 0, 518 0, 697
a Berapa derajat polinom yang dengan tepat melalui ketujuh titik data
tersebut ?
b Berapa derajat polinom yang terbaik untuk menginterpolasi ketujuh
titik data tersebut ?
c Dengan derajat terbaik yang anda nyatakan dalam jawaban (b),
tentukan nilai fungsi di x = 0, 58 dengan menggunakan metode
interpolasi polinomial Lagrange. Gunakan ketelitian hingga 5 desimal.
p 2 ( x ) = a0 + a1 ( x x0 ) + a2 (x x0 ) (x x1 ) atau
p 2 ( x ) = p 1 ( x ) + a2 ( x x0 ) (x x1 )
p 1 ( x ) = p 0 ( x ) + a1 ( x x0 )
= a0 + a1 ( x x0 )
p2 ( x ) = p 1 ( x ) + a2 ( x x0 ) (x x1 )
= a0 + a1 ( x x0 ) + a2 (x x0 ) (x x1 )
... = ...
pn ( x ) = pn (x ) + an (x x0 ) (x x1 ) ... (x xn
1 1)
= a0 + a1 (x x0 ) + a2 (x x0 ) (x x1 ) +
...an (x x0 ) (x x1 ) ... (x xn 1 )
a0 = f (x0 )
a1 = f [x1 , x0 ]
a2 = f [x2 , x1 , x0 ]
... = ...
an = f [xn , xn 1 , ..., x1 , x0 ]
di mana:
k 1 i 1
f (xk ) ∑ ai ∏ (xk xj )
i =0 j =0
ak = k 1
,
∏ (xk xj )
j =0
Polinom Newton juga dapat dituliskan dalam bentuk baru sebagai berikut:
( )
n i 1
pn ( x ) = ∑ f [xi , xi 1 , ..., x1 , x0 ] ∏ (x xj )
i =0 j =0
di mana:
k 1 i 1
f (xk ) ∑ f [xi , ..., x1 , x0 ] ∏ (xk xj )
i =0 j =0
f [xk , xk 1 , ..., x1 , x0 ] = k 1
∏ (xk xj )
j =0
Penyelesaian:
Polinom Newton yang diperoleh adalah:
Solution
Dengan jarak antar titik 1, 5 maka titik yang digunakan adalah
i xi yi = f (xi )
0 0 0
1 1, 5 0, 99740
2 3 0, 14112
3 4, 5 0, 97753
4 6 0, 27942
agusyarif@ung.ac.id (FMIPA - UNG) S-1 Statistika 2019 192 / 257
4. Interpolasi Polinomial 4.2. Interpolasi Polinomial Newton
Solution
Cara menghitung nilai selisih terbagi adalah sebagai berikut:
Solution
f [x2 , x1 ] f [x1 , x0 ]
f [x2 , x1 , x0 ] =
x2 x0
0, 570 85 0, 664 93
= = 0, 411 93
3 0
f [x3 , x2 ] f [x2 , x1 ]
f [x3 , x2 , x1 ] =
x3 x1
0, 745 77 + 0, 570 85 2
= = 5, 830 7 10
4, 5 1, 5
f [x4 , x3 ] f [x3 , x2 ]
f [x4 , x3 , x2 ] =
x4 x2
0, 465 41 + 0, 745 77
= = 0, 403 73
6 3
Solution
f [x3 , x2 , x1 ] f [x2 , x1 , x0 ]
f [x3 , x2 , x1 , x0 ] =
x3 x0
5, 830 7 10 2 + 0, 411 93 2
= = 7, 858 3 10
4, 5 0
f [x4 , x3 , x2 ] f [x3 , x2 , x1 ]
f [x4 , x3 , x2 , x1 ] =
x4 x1
0, 403 73 + 5, 830 7 10 2
= = 0, 102 67
6 1, 5
f [x4 , x3 , x2 , x1 ] f [x3 , x2 , x1 , x0 ]
f [x4 , x3 , x2 , x1 , x0 ] =
x4 x0
0, 102 67 7, 858 3 10 2
= = 4, 014 5 10 3
6 0
agusyarif@ung.ac.id (FMIPA - UNG) S-1 Statistika 2019 195 / 257
4. Interpolasi Polinomial 4.2. Interpolasi Polinomial Newton
Solution
Tabel selisih terbaginya adalah
Solution
Polinom Newton derajat tiga dan empat dari data diatas adalah
p3 (x ) = 0 + 0, 664 93 (x 0) 0, 411 93 (x 0) (x 1, 5)
2
+7, 858 3 10 (x 0) (x 1, 5) (x 3)
p4 (x ) = 0 + 0, 664 93 (x 0) 0, 411 93 (x 0) (x 1.5)
+7, 858 3 10 2 (x 0) (x 1, 5) (x 3)
+4, 014 5 10 3 (x 0) (x 1, 5) (x 3) (x 4, 5)
Solution
Sehingga diperoleh
x 0, 1 0, 5 0, 9 1, 3 1, 7
f (x ) 0, 09983 0, 47943 0, 78333 0, 96356 0, 99166
2 Konsentrasi larutan oksigen jenuh dalam air sebagai fungsi suhu dan
konsentrasi klorida diberikan dalam bentuk tabel berikut:
Konsentrasi larutan Oksigen (mg /L)
Suhu, 0C untuk berbagai konsentrasi klorida
Klorida = 10 mg /L Klorida = 20 mg /L
5 11, 6 10, 5
10 10, 3 9, 2
15 9, 1 8, 2
20 8, 2 7, 4
25 7, 4 6, 7
30 6, 8 6, 1
Gunakan metode interpolasi Newton berderajat lima untuk menaksir
konsentrasi oksigen yang larut pada T = 22, 40 C dalam konsentrasi
klorida 10 mg /L dan 20 mg /L.
agusyarif@ung.ac.id (FMIPA - UNG) S-1 Statistika 2019 200 / 257
4. Interpolasi Polinomial 4.3 Galat Interpolasi
(b a )
dengan h = n adalah jarak antartitik.
1
jf (x ) pn (x )j Mhn +1
4 (n + 1)
(b a )
dengan h = n adalah jarak antartitik.
Di mana; M = max f (n +1 ) ( c )
x0 c xn
Example
Diberikan empat buah titik data sebagai berikut
xi f (xi )
0, 0 1, 0000000
1, 0 0, 5403023
2, 0 0, 4161468
3, 0 0, 9899925
hampiri nilai cos (1, 5) dengan metode Lagrange dan Newton sampai
derajat 3 serta identi…kasi galatnya.
Example
Penyelesaian:
Nilai sejati cos (1, 5) = 0, 0713392
Dari metode Lagrange diperoleh cos (1, 5) 0, 0692110
Dari metode polinom Newton diperoleh cos (1, 5) 0, 0692120
Batas atas kesalahan yaitu
1 4
jE3 (x )j = jf (x ) p3 (x )j h max f (4 ) (c )
24 x0 c x3
1 4
jE3 (x )j .1 .1 = 0, 0416667
24
Example
Galat absolut Lagrange = 0, 0021272 < jE3 (x )j
Galat absolut Newton = 0, 0021272 < jE3 (x )j
Sehingga polinomial derajat 3 sudah cukup teliti untuk menghampiri
nilai cos (1, 5)
1 (n )
f [x0 , x1 , ..., xn ] = f (c )
n!
x 1 2 0 3 1 7
y 2 56 2 4 16 376
Example
Penyelesaian:
Diperoleh tabel selisih terbagi
x f [] f [, ] f [, , ] f [, , , ] f [, , , , ]
1 2 18 9 2 0
2 56 27 5 2 0
0 2 2 3 2
3 4 5 11
1 16 49
7 376
Karena pada orde ke empat selisih terbagi menghasilkan semua nilai nol,
maka dapat tersebut dapat direpresentasikan oleh polinomial derjat tiga.
p3 ( x ) = 2 + 18 (x 1) 9 (x 1) (x + 2)
+2 (x 1) (x + 2) x
h4
jE3 (x )j = jf (x ) p3 (x )j max f (4 ) (c ) , x0 c x3
24
yang dalam hal ini p3 (x ) adalah polinom interpolasi derajat 3 yang
menginterpolasi
x0 = 0, x1 = h, x2 = 2h, dan x3 = 3h
5. Turunan Numerik
5. Turunan Numerik
xi = x0 + ih
dan
fi = f (xi )
Kita ingin menghitung f 0 (x ) , yang dalam hal ini x = x0 + sh, s 2 R
dengan ketiga pendekatan yang disebutkan diatas (maju, mundur, pusat)
f 00 (x )
f (x + h ) = f (x ) + f 0 (x ) (x x0 ) + (x x0 )2
2
f 000 (x )
+ (x x0 )3 + ...
6
Misalkan x = x0 + h, maka diperoleh:
f 00 (x0 ) 2
f (x0 + h ) = f (x0 ) + f 0 (x0 ) h + h + ...
2!
f 0 (x0 + h ) f 0 (x0 )
f 00 (x0 ) =
h
f (x0 +2h ) f (x0 +h ) f (x 0 +h ) f (x 0 )
00 h h
f (x0 )
h
00 f (x0 + 2h ) 2f (x0 + h ) + f (x0 )
f (x0 ) + O (h )
h2
Secara umum diperoleh
fi + 2 2fi +1 + fi
fi 00 + O (h )
h2
Dengan O (h ) = hf 00 (t ) , xi < t < xi +2 adalah galat dari hampiran
fungsi.
f 00 (x0 ) 2
f (x0 + h ) = f (x0 ) + f 0 (x0 ) h + h + ...
2!
f 00 (x0 ) 2
f (x0 h ) = f (x0 ) f 0 (x0 ) h + h ...
2!
Diperoleh rumus selisih pusat untuk turunan pertama:
f 00 (x0 ) 2
f (x0 + h ) = f (x0 ) + f 0 (x0 ) h + h + ...
2!
f 00 (x0 ) 2
f (x0 h ) = f (x0 ) f 0 (x0 ) h + h ...
2!
Diperoleh rumus selisih pusat untuk turunan kedua:
Problem
Diberikan data sebagai berikut
i 0 1 2 3 4
xi 0, 1 0, 3 0, 5 0, 7 0, 9
f (xi ) 2, 4 2, 8 3, 2 4, 6 8, 1
Solution
h = hi = xi xi 1 = 0, 2 untuk i = 1, 2, 3, 4
Menggunakan formula hampiran selisih maju
f (0, 1 + 0, 2) f (0, 1) 2, 8 2, 4
f 0 (0, 1) = = =2
0, 2 0, 2
Menggunakan formula hampiran selisih pusat
f (0, 7 + 0, 2) f (0, 7 0, 2) 8, 1 3, 2
f 0 (0, 7) = = = 12, 25
2 0, 2 0, 4
Menggunakan formula hampiran selisih mundur
f (0, 9) f (0, 9 0, 2) 8, 1 4, 6
f 0 (0, 9) = = = 17, 5
0, 2 0, 2
x f (x )
1, 000 0, 54030
1, 100 0, 45360
1, 198 0, 36422
1, 199 0, 36329
1, 200 0, 36236
1, 201 0, 36143
1, 202 0, 36049
1, 300 0, 26750
1, 400 0, 16997
6. Integrasi Numerik
Dalam pengintegralan dikenal dua istilah integral yaitu integral
tak-tentu dan integral tentu. Integral tak tentu dinyatakan sebagai:
Z
f (x ) dx = F (x ) + c
6. Integrasi Numerik
Secara geometri, integral tentu sama dengan luas daerah yang dibatasi
oleh kurva y = f (x ), garis x = a dan garis x = b seperti yang ditunjukkan
pada gambar berikut:
6. Integrasi Numerik
Z b
h h h
f (x ) dx [f (x0 ) + hf (x1 )] + [f (x1 ) + f (x2 )] + ... + [f (xn 1)
a 2 2 2
Z b
h
f (x ) dx [f (x0 ) + 2f (x1 ) + 2f (x2 ) + ... + 2f (xn 1 ) + f (xn )]
a 2
Z b
" #
n 1
h
f (x ) dx f (x0 ) + 2 ∑ +f (xn )
a 2 i =1
a
f (x ) dx h ∑ f (xi +1/2 )
i =0
Problem
R6
Hampiri nilai dari 2 (x 1) dx dengan menggunakan kaidah trapesium,
jika diketahui diantara titik selang tersebut terdapat 9 titik kuadratik serta
ketelitian hingga 2 desimal.
Solution
Diketahui bahwa a = 2, b = 6, n = 9, m = 8
Lebar tiap pias h = 6 8 2 = 0, 5
maka titik kuadratik dinyatakan pada tabel berikut:
x 2 2, 5 3 3, 5 4 4, 5 5 5, 5 6
f (x ) 1 1, 5 2 2, 5 3 3, 5 4 4, 5 5
Solution
x 2 2, 5 3 3, 5 4 4, 5 5 5, 5 6
f (x ) 1 1, 5 2 2, 5 3 3, 5 4 4, 5 5
Z 6
h
f (x ) dx [f (x0 ) + 2f (x1 ) + 2f (x2 ) + ... + 2f (xn 1 ) + f (xn )]
2 2
0, 5 1 + 2 (1, 5) + 2 (2) + 2 (2, 5) + 2 (3) + 2 (3, 5)
2 +2 (4) + 2 (4, 5) + 2 (5)
12
Lanjutkan perhitungan diatas dengan menggunakan kaidah segiempat dan
kaidah titik tengah.
Ketiga titik data tersebut adalah (0, f (0)) , (h, f (h )) , dan (2h, f (2h )) .
Seperti ditunjukkan pada gambar berikut:
Sehingga
Z 2h Z 2h
I f (x ) dx p2 (x ) dx
0 0
Z 2h
x (x h ) 2
f (x0 ) + x 4f (x0 ) + 4 f (x0 ) dx
0 2!h2
h
2hf (x0 ) + 2h 4f (x0 ) + 42 f (x0 )
3
Mengingat
4f (x0 ) = f (x1 ) f (x0 )
dan
Maka selanjutnya
h
I 2hf (x0 ) + 2h (f (x1 ) f (x0 )) + (f (x2 ) 2f (x1 ) + f (x0 ))
3
h
(f (x0 ) + 4f (x1 ) + f (x2 ))
3
Persamaan diatas dinamakan kaidah Simpson 1/3 karena didalam
persamaan terdapat faktor "1/3". Sekaligus untuk membedakannya
dengan kaidah simpson yang lain yaitu Simpson 3/8.
Integrasi Numerik
Kaidah Simpson
Problem
Hitung integral Z 1
1
dx
0 1+x
dengan menggunakan kaidah Simpson 1/3 dan Simpson 3/8, dimana jarak
antar titik h = 0, 125.
Integrasi Numerik
Kaidah Simpson
Solution
Jumlah selang: n = (1 0)/0, 125 = 8
Tabel titik-titik di dalam selang [0, 1]
x f (x )
0 1
0, 125 0, 88889
0, 250 0, 80000
0, 375 0, 72727
0, 500 0, 66667
0, 625 0, 61538
0, 750 0, 57143
0, 875 0, 53333
1, 000 0, 50000
Integrasi Numerik
Kaidah Simpson
Solution
Dengan kaidah Simpson 1/3
Z 1
1 h f (x0 ) + 4f (x1 ) + 2f (x2 ) + 4f (x3 ) + 2f (x4 )
dx
0 1+x 3 4f (x5 ) + 2f (x6 ) + 4f (x7 ) + f (x8 )
0, 125
(16, 63568)
3
0, 69315
Integrasi Numerik
Latihan
R1 2
1 Hitunglah 0 e x dx dengan menggunakan kaidah segiempat,
trapesium, titik tengah, Simpson 1/3, dan Simpson 3/8 dan jumlah
selang yang digunakan adalah n = 10.
R 2,5
2 Hitunglah 1,5 x 2 cos x 2 dx dengan menggunakan kaidah segiempat,
trapesium, titik tengah, Simpson 1/3, dan Simpson 3/8 dan n = 26.
Buku Acuan