Anda di halaman 1dari 18

FUNGSI NUMERIK DISKRIT

a. Pengertian Fungsi Numerik


Fungsi adalah relasi biner yang mengkorespondensikan setiap elemen
pada himpunan pertama yang disebut domain dengan satu elemen
himpuan kedua yang disebut range. Fungsi numerik atau fungsi
numerik diskrit adalah sebuah fungsi dengan himpunan bilangan asli
sebagai domain dan himpunan bilangan riil sebagai range. Fungsi
numerik diskrit sangat banyak digunakan pada komputasi digital.
Fungsi numerik dinyatakan dengan huruf kecil. Untuk fungsi numerik
diskrit a misalnya digunakan a0, a1, a2, ..., ar, untuk menyatakan nilai
fungsi pada 0, 1, 2, 3, ..., r.

Fungsi numerik diskrit dapat disajikan dalam bentuk daftar nilai-


nilainya (a0, a1, a2, ...), namun dalam prakteknya lebih sering
digunakan notasi penulisan yang tidak terlalu panjang. Berikut
disajikan beberapa contoh fungsi numerik.

(𝑖) 𝑎𝑟 = 7𝑟 3 + 1 𝑟≥3

2𝑟 0≤𝑟≤1
(𝑖𝑖) 𝑏𝑟 = { 𝑟
3 −1 𝑟 ≥ 11

(𝑖𝑖𝑖) 𝑐𝑟 = {−4 𝑟 = 3, 5, 7
0 𝑟 = 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑖𝑛 𝑑𝑖 𝑎𝑡𝑎𝑠

2+𝑟 0≤𝑟≤5
(𝑖𝑣) 𝑑𝑟 = {2 − 𝑟 𝑟 > 5 𝑑𝑎𝑛 𝑟 𝑔𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙
2/𝑟 𝑟 > 5 𝑑𝑎𝑛 𝑟 𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝

Bila tidak ada batasan khusus untuk r dalam menyatakan fungsi


numerik, seperti contoh (i) di atas, maka dapat digunakan notasi
yang lebih sederhana seperti berikut.
𝑎 = 7𝑟 3 + 1
1
Bila contoh-contoh di atas ditulis dengan cara panjang, maka akan
tampak seperti berikut.

(𝑖) 𝑎𝑟 = 7𝑟 3 + 1 𝑟≥3
Didapat:
a0  1, a1  8, a2  57, a3  190, dst.

2𝑟 0≤𝑟≤1
(𝑖𝑖) 𝑏𝑟 = { 𝑟
3 −1 𝑟 ≥ 11
Didapat:
b0  0, b1  2, b2  4, b3  6,..., b11  22
b12  312  1, b13  313  1, dst.

−4 𝑟 = 3, 5, 7
(𝑖𝑖𝑖) 𝑐𝑟 = {
0 𝑙𝑎𝑖𝑛𝑛𝑦𝑎
Didapat:
c0  0, c1  0, c2  0, c3  4, c4  0, c5  4, dst.

2+𝑟 0≤𝑟≤5
(𝑖𝑣) 𝑑𝑟 = {2 − 𝑟 𝑟 > 5 (𝑟 𝑔𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙)
2/𝑟 𝑟 > 5 (𝑟 𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝)
Didapat:
1 1
d 0  2, d1  3, d 2  4, d 3  5, d 4  6, d 5  7 , d 6  , d 7  5, d 8  ,
3 4
d 9  7, dan seterusnya.
Beberapa kasus dapat diselesaikan dengan fungsi numerik, seperti
deposito, pertumbuhan, percepatan, pembelahan dan banyak kasu
yang lain. Sebagai contoh perhatikan kasus-kasus berikut.

Contoh-1:
Uang sebesar Rp 1.000.000.000 didepositokan di bank dengan bunga
berbunga sebesar 7 persen per-tahun. Pada akhir tahun pertama, saldo
menjadi Rp 1.050.000.000; pada akhir tahun kedua saldo menjadi Rp

2
1.102.500.000; pada akhir tahun ketiga saldo menjadi Rp 1.157.625.000;
dan seterusnya. Saldo pada akhir setiap tahun dapat dinyatakan dengan
fungsi numerik a, yang dapat dinyatakan sebagai (1.000.000.000;
1.050.000.000; 1.102.500.000; 1.157.625.000; ...) atau dapat dinyatakan
sebagai:
𝑎𝑟 = 1.000.000.000(1.05)𝑟 𝑟≥0
atau dengan sedehana dapat dinyatakan:
𝑎 = 1.000.000.000(1.05)𝑟

Contoh-2:
Sebuah pesawat terbang menghabiskan waktu 10 menit di landasan
sebelum take off. Selanjutnya pesawat terbang bergerak naik dalam
kecepatan konstan untuk mencapai ketinggian jelajah 30.000 kaki
dalam waktu 10 menit. Setelah 110 menit penerbangan pesawat mulai
menurun secara konstan dan mendarat 10 menit kemudian. Bila
ketinggian pesawat pada menit ke r dinyatakan dengan ar maka kasus
ini dapat dinyatakan dalam fungsi numerik seperti berikut.

0 0 ≤ 𝑟 ≤ 10
3.000(𝑟 − 10) 11 ≤ 𝑟 ≤ 20
𝑎𝑟 = 30.000 21 ≤ 𝑟 ≤ 120
3.000(130 − 𝑟) 121 ≤ 𝑟 ≤ 130
{ 0 𝑟 ≥ 131

b. Manipulasi Fungsi Numerik


Ada beberapa operasi manipulasi fungsi numerik, seperti
penjumlahan, perkalian, perkalian skalar, harga mutlak, beda arah
maju (forward difference), beda arah mundur (backward difference),
dan beberapa manipulasi yang lain.
3
1) Operasi Penjumlahan
Jumlah dari dua fungsi numerik adalah sebuah fungsi numerik yang
harganya pada r tertentu sama dengan jumlah harga-harga dari kedua
fungsi numerik pada r.

0 0≤𝑟≤2
(𝑖) 𝑎𝑟 = {
2−𝑟 + 5 𝑟≥3

3 − 2𝑟 0≤𝑟≤1
(𝑖𝑖) 𝑏𝑟 = {
𝑟+2 𝑟≥2

Jika c adalah jumlah dari dua fungsi a dan b yang dinyatakan


dengan 𝑎 + 𝑏, maka:

0 + 3 − 2𝑟 0≤𝑟≤1
𝑐𝑟 = 𝑎𝑟 + 𝑏𝑟 = { 4 𝑟=2
2−𝑟 + 𝑟 + 7 𝑟≥3

2) Operasi Perkalian
Hasil kali (produk) dari dua fungsi numerik adalah sebuah fungsi
numerik yang harganya pada r tertentu sama dengan hasil kali harga-
harga dari kedua fungsi numerik pada r.

0 0≤𝑟≤2
(𝑖) 𝑎𝑟 = {
2−𝑟 + 5 𝑟≥3
𝑟
(𝑖𝑖) 𝑏𝑟 = {3 − 2 0≤𝑟≤1
𝑟+2 𝑟≥2

Jika d adalah hasil kali dari dua fungsi a dan b yang dinyatakan
dengan 𝒂𝒃, maka:
0 0≤𝑟≤2
𝑑𝑟 = 𝑎𝑟 𝑏𝑟 = { −𝑟
𝑟. 2 + 2−𝑟+1 + 5𝑟 + 10 𝑟≥3
3) Operasi Perkalian Skalar

4
Hasil kali sebuah fungsi numerik dengan besaran skalar adalah
sebuah fungsi numerik yang harganya pada r tertentu sama dengan
hasil kali harga fungsi numerik tersebut dengan besaran skalar pada
r.

0 0≤𝑟≤2
𝑎𝑟 = {
2−𝑟 + 5 𝑟≥3

Jika e adalah hasil kali dari dua fungsi a dengan besaran skalar α yang
dinyatakan dengan 𝜶𝒂, maka:

0 0≤𝑟≤2
𝑒𝑟 = 𝜶. 𝑎𝑟 = {
𝜶(2−𝑟 + 5) 𝑟≥3

4) Nilai Mutlak
Misalkan a adalah fungsi numerik. Kita gunakan notasi |𝑎| untuk
menyatakan fungsi numerik pada r yang memiliki nilai sama dengan
𝑎𝑟 jika 𝑎𝑟 tidak negatif dan sama dengan −𝑎𝑟 jika 𝑎𝑟 negatif. Secara
singkat dapat dinyatakan seperti berikut.

𝑓 = |𝑎|
𝑎 𝑎𝑟 ≥ 0
𝑓𝑟 = { 𝑟
−𝑎𝑟 𝑎𝑟 < 0

Perhatikan contoh berikut.


2
𝑎𝑟 = (−1)𝑟 ( 2 ) 𝑟≥0
𝑟

Jika fungsi b sama dengan |𝑎| maka dapat dinyatakan:

2
𝑏𝑟 = 𝑟≥0
𝑟2

Kasus emperik berikut dapat memberikan gambaran yang lebih jelas


tentang nilai mutlak fungsi numerik. Misalkan a adalah fungsi

5
numerik yang mana 𝑎𝑟 adalah selisih antara voltage output sebuah
sumber tenaga listrik setelah beroperasi selama r jam dengan voltage
normal yang ditetapkan. Dalam hal ini 𝑎𝑟 positif menyatakan bahwa
voltage setelah beroperasi selama r jam berada di atas voltage normal,
sedangkan 𝑎𝑟 negatif menyatakan bahwa voltage setelah beroperasi
selama r jam berada di bawah voltage normal. Jadi |𝑎| menyatakan
deviasi voltage output dari voltage normal.

Misalkan 𝑎𝑟 adalah sebuah fungsi numerik dan i adalah sebuah


bilangan bulat positif. Kita gunakan 𝑆 𝑖 𝒂 untuk menyatakan fungsi
numerik yang nilainya 0 pada 𝑟 = 0, 1, 2, 3, … , (𝑖 − 1) dan nilainya
sama dengan 𝑎𝑟−𝑖 pada 𝑟 ≥ 𝑖.

𝑏 = 𝑆𝑖𝒂 untuk i bilangangan bulat positif didefinisikan sebagai


berikut.

0 𝑟 = 0, 1, 2, … , 𝑖 − 1
𝑏𝑟 = {
𝑎𝑟−𝑖 𝑟≥𝑖

Contoh:

1 0 ≤ 𝑟 ≤ 10
𝑎𝑟 = {
2 𝑟 ≥ 11

Bila 𝑏 = 𝑆 5 𝒂, maka:

0 0≤𝑟≤4
𝑏𝑟 = {1 5 ≤ 𝑟 ≤ 15
2 𝑟 ≥ 16

Sebagai contoh kasus, misalkan a menyatakan ketinggian pesawat


pada kasus yang sudah dibahas sebelumnya. Dalam kasus ini, 𝑆 17 𝒂
menyatakan ketinggian pesawat bila saat lepas landas (takeoff)
tertunda 17 menit.
6
Misalkan a adalah sebuah fungsi numerik dan i adalah bilangan bulat
positif. Kita gunakan 𝑆 −𝑖 𝒂 untuk menyatakan fungsi numerik yang
nilainya sama dengan 𝑎𝑟+𝑖 pada 𝑟 ≥ 0. 𝑏 = 𝑆 −𝑖 𝒂 untuk i
bilangangan bulat positif didefinisikan sebagai berikut.
𝑏𝑟 = 𝑎𝑟+1 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑟 ≥ 0.

Perhatikan contoh berikut.

1 0 ≤ 𝑟 ≤ 10
𝑎𝑟 = {
2 𝑟 ≥ 11

Bila 𝑏 = 𝑆 −7 𝒂, maka:

1 0≤𝑟≤3
𝑏𝑟 = {
2 𝑟≥4

Contoh:
𝑎𝑟 = 𝑟 3 + 1
𝑏𝑟 = 𝑆 4 𝒂 dan 𝑏𝑟 = 𝑆 −4 𝒂 adalah fungsi berikut.

0 𝑟 = 0, 1, 2, 3
𝑏𝑟 = 𝑆 4 𝑎 = {
(𝑟 − 4)3 + 1 𝑟≥4

𝑏𝑟 = 𝑆 −4 𝑎 = (𝑟 + 4)3 + 1 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑟 ≥ 0.

Bila diuraikan, maka diperoleh nilai fungsi seperti pada tabel berikut.

r 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 ... r
a 1 2 9 28 65 126 217 344 513 730 𝑟3 + 1
𝑆 4𝑎 0 0 0 0 1 2 9 28 65 162 (𝑟 − 4)3 + 1
𝑆 −4 𝑎 65 126 217 344 513 730 1001 1332 1729 2198 (𝑟 + 4)3 + 1

5) Beda Arah Maju (Forward Difference)


Beda arah maju (forward difference) dari sebuah fungsi numerik 𝑎𝑟
adalah sebuah fungsi numerk yang dinyatakan dengan ∆𝑎, yang

7
mana harga ∆𝑎 pada r sama dengan harga 𝑎𝑟+1 − 𝑎𝑟 . Oleh karena
itu, beda arah maju dapat dinyatakan seperti berikut.
∆𝑎 = 𝑎𝑟+1 − 𝑎𝑟

Jika a menyatakan total keuntungan perusahaan setiap bulan, maka


∆𝑎 menyatakan peningkatan keuntungan perusahaan dari bulan r ke
bulan (r+1).

Perhatikan contoh berikut. Misalnya a adalah fungsi numerik, yang


mana:

0 0≤𝑟≤2
𝑎𝑟 = { −𝑟
2 +5 𝑟≥3

Jika b menyatakan beda arah maju dari a atau ∆𝑎, maka:

0 0≤𝑟≤1
41
𝑏𝑟 = { 𝑟=2
8
−2−(𝑟+1) 𝑟≥3

6) Beda Arah Mundur (Backward Difference)


Beda arah mundur (backward difference) dari sebuah fungsi numerik
𝑎𝑟 adalah sebuah fungsi numerk yang dinyatakan dengan ∇𝑎, yang
mana harga ∇𝑎 sama dengan 𝑎0 pada r=0 dan sama dengan 𝑎𝑟 −
𝑎𝑟−1 pada 𝑟 ≥ 1. Dengan demikian, beda arah mundur dapat
dinyatakan seperti berikut.
𝑎0 𝑟=0
∇𝑎 = {
𝑎𝑟 − 𝑎𝑟−1 𝑟 ≥ 1

Jika a menyatakan total keuntungan perusahaan setiap bulan, maka


∇𝑎 menyatakan peningkatan keuntungan perusahaan pada bulan ke-r
dari bulan ke-(r-1).

8
Perhatikan contoh berikut. Misalnya a adalah fungsi numerik, yang
mana:

0 0≤𝑟≤2
𝑎𝑟 = {
2−𝑟 + 5 𝑟≥3
Jika c menyatakan beda arah maju dari a atau ∇𝑎, maka:

0 0≤𝑟≤2
41
𝑐𝑟 = { 𝑟=3
8
−2−𝑟 𝑟≥4

Tampak bahwa 𝑆 −1 (∇𝑎) = ∆𝑎.

7) Konvolusi Fungsi Numerik


Misal a dan b adalah dua fungsi numerik. Konvolusi fungsi numerik
a dan b yang dinyatakan dengan a * b adalah fungsi numerik c
sedemikian sehingga:

𝑐𝑟 = 𝑎0 𝑏𝑟 + 𝑎1 𝑏𝑟−1 + 𝑎2 𝑏𝑟−2 + ⋯ + 𝑎𝑖 𝑏𝑟−𝑖 + ⋯ + 𝑎𝑟−1 𝑏1 + 𝑎𝑟 𝑏0


Atau
𝑟

𝑐𝑟 = ∑ 𝑎𝑖 𝑏𝑟−𝑖
𝑖=0
Contoh-1:
Misal a dan b adalah dua fungsi numerik, yang mana:

𝑎𝑟 = 3𝑟 𝑟≥0
𝑏𝑟 = 2𝑟 𝑟≥0
Bila c = a * b, maka:
𝑟

𝑐𝑟 = ∑ 3𝑖 2𝑟−𝑖 𝑟≥0
𝑖=0

Contoh-2:

9
Tentukan banyaknya barisan huruf-huruf yang panjangnya r yang
dibuat dari huruf-huruf yang ada pada himpunan {𝑥, 𝑦, 𝑧, 𝛼, 𝛽},
dengan ketentuan bahwa bagian petama dari setiap barisan
merupakan abjad latin atau {𝑥, 𝑦, 𝑧} dan bagian kedua merupakan
abjad yunani atau {𝛼, 𝛽}.

Penyelesaian:
Banyaknya barisan bagian pertama yang diambil dari {𝑥, 𝑦, 𝑧} adalah:
𝑎𝑟 = 3𝑟
Banyaknya barisan bagian kedua yang diambil dari { 𝛼, 𝛽} adalah:
𝑏𝑟 = 2𝑟
Banyaknya barisan dengan panjang r yang dimaksud adalah:
𝑟

𝑐𝑟 = ∑ 3𝑖 2𝑟−𝑖
𝑖=0

Contoh-3:
Seorang nasabah mendepositokan uangnya di bank dengan bunga
berbunga sebesar 7% pertahun. Pada awalnya didepositokan uang
sebesar 100 juta rupiah. Pada akhir tahun pertama atau permulaan
tahun kedua didepositokan lagi 110 juta rupiah, dan pada akhir tahun
ke-r didepositokan 100(1 + 0,1𝑟). Ingin dihitung besar uang
deposito pada akhir tahun ke-r.

Penyelesaian:
Misalkan fungsi numerik a menunjukkan uang yang didepositokan
setiap tahun.
𝑎𝑟 = 100(1 + 0,1𝑟) 𝑟≥0

Selanjutnya b menunjukkan jumlah uang tabungan pada akhir tahun


ke-r bila uang yang didepositokan sebesar 1 juta rupiah pada
permulaan (akhir tahun ke-0).
𝑏𝑟 = (1,07)𝑟 𝑟≥0
10
Bila ai juta yang didepositokan pada akhir tahun ke- i , maka r-i tahun
kemudian (pada akhir tahun ke-r) jumlah uang tabungan akan
menjadi 𝑎𝑖 𝑏𝑛−𝑖 juta rupiah.
Jadi jumlah uang semuanya pada akhir tahun ke-r adalah :
𝑟

𝑐𝑟 = ∑ 𝑎𝑖 𝑏𝑟−𝑖
𝑖=0
Contoh-4:
Bila suatu perusahaan mendapat pesanan barang seharga 100 miliar,
maka perusahaan tersebut perlu meminjam uang sebesar 70 miliar ke
bank untuk membeli bahan dan membayar ongkos pengerjaan.
Peminjaman dilakukan dengan tahapan: 30 miliar pada saat itu juga,
20 miliar pada bulan berikutnya dan 5 miliar setiap bulan berikutnya
selama 4 bulan. Dengan demikian, kebutuhan modal kerja baru dapat
dijelaskan dengan fungsi numerik seperti berikut.

30, r 0
20, r 1

Misalkan ar  
 5, 2  r  5
 0, 6

Untuk setiap 1 miliar pinjaman, perusahaan harus membayar total 1,1


miliar dalam 11 angsuran dengan bunga masing-masing 0,1 milliar
selama 11 bulan setelah pinjaman diterima. Jika b adalah fungsi
numerik yang menyatakan jadwal pembayaran, maka diperoleh
fungsi:

 0, r 0

bn  0,1 r  1,2,...,11,
 0, r  12

11
Bila d menyatakan besar uang yang dikembalikan bulan ke-r untuk
r
pinjaman 1 milliar maka d  a *b. Jadi, d r   ai br i menunjukkan
i 0

besarnya uang yang harus dikembalikan pada bulan ke-r bila pabrik
tersebut mendapat pesanan seharga 100 juta.
d 0  a0b0  30  0
d1  a0b1  a1b0  30  0,1  20  0  3
d 2  a0b2  a1b1  a2b0  5
d 3  a0b3  a1b2  a2b1  a3b0  5,5
d 4  a0b4  a1b3  a2b2  a3b1  a4b0  6
d 5  a0b5  a1b4  a2b3  a3b2  a4b1  a5b0  6,5
6
d 6   ai b6i  7
i 0

d 7  a0 b7  a1b6  a 2 b5  a3b4  a 4 b3  a5b2  a6 b1  a7 b0


 3  2  0,5  0,5  0,5  0,5  0  0
7
d 8  a0 b8  a1b7  a2b6  a3b5  a4 b4  a5b3  a6b2  a7 b1 a 8 b0
7
d12  a0 b12  a1b11  a2 b10  ...  a5b7  a6 b6  ...  a12b0
 0  2  0,5  0,5  0,5  0,5  0  ...  0
4
dan seterusnya.

Misalkan perusahaan menerima pesanan seharga 200 miliar dalam 10


bulan pertama dan total pesanan 300 miliar dalam bulan-bulan
berikutnya. Kita mau menentukan total pembayaran pada bulan ke-r.
Jika c adalah fungsi numerik, sedemikian sehingga:
2; 0 ≤ 𝑟 ≤ 9
𝑐𝑛 = {
3; 𝑟 ≥ 10

12
Fungsi di atas menunjukkan nilai pesanan dalam ratusan miliar yang
diperoleh pabrik tersebut. Dengan demikian e  c * d dan
r
er   ci d r i
i 0

Dalam hal ini, er menunjukkan besar uang yang harus dikembalikan


pada bulan ke-r (dalam ratusan miliar).
e0  c0 d 0  2  0  0
e1  c0 d1  c1d 0  2  3  2  0  6
e2  c0 d 2  c1d1  c2 d 0  2  5  2  3  2  0  16
e3  c0 d 3  c1d 2  c2 d1  c3 d 0  2  5 ,5  2  5  2  3  0  27
dan seterusnya.

c. Asymptotic Behavior Fungsi Numerik


Misal b adalah fungsi numerik yang menyatakan nilai jual sebidang
tanah saat dibeli. Selanjutnya, a adalah nilai jual tanah tersebut
setelah r tahun. Bila kita beli tanah untuk investasi jangka panjang,
maka kita harus mengetahui bagaimana peningkatan atau penurunan
ar. Misal b adalah fungsi numerik yang mana br menyatakan waktu
yang diperlukan untuk memproses daftar gaji r pegawai. Untuk
efisiensi, sangat penting untuk mengetahui peningkatan waktu yang
diperlukan untuk memproses daftar gaji untuk pegawai yang sangat
banyak. Jika c adalah waktu yang diperlukan untuk memilih r ikan,
maka perlu diketahui cr yang menyatakan waktu yang diperlukan
untuk memilih ikan dalam kuantitas yang sangat besar. Bagimana
variasi nilai fungsi untuk r yang sangat besar dinamakan Asymptotic
Behavior dari fungsi numerik. Perhatikan contoh-contoh berikut.
1) 𝑎𝑟 = 5; 𝑟 ≥ 0. Nilai fungsi numerik konstan jika r meningkat.

13
2) 𝑏𝑟 = 5𝑟 2 ; 𝑟 ≥ 0. Nilai fungsi numerik meningkat jika r
meningkat dan peningkatannya proporsional terhadap 𝒓𝟐 .
3) 𝐶𝑟 = 5 log 𝑟 ; 𝑟 ≥ 0. Nilai fungsi numerik meningkat jika r
meningkat dan peningkatannya proporsional terhadap 𝐥𝐨𝐠 𝒓.
4) 𝑑𝑟 = 𝑟5 ; 𝑟 ≥ 0. Nilai fungsi numerik menurun jika r meningkat dan
peningkatannya proporsional terhadap 𝑟1 dan mendekati 0 sebagai
limit jika r tak hingga.

Bila ada dua fungsi numerik, maka umumnya dilakukan


pembandingan asymptotic behavior dari kedua fungsi numerik
tersebut. Untuk itu diperkenalkan istilah asymptotic dominance.
Misal a dan b adalah fungsi numerik. Dikatakan bahwa a
asymptotically dominate (mendominasi) b atau b asymptotically
dominated (didominasi) oleh a bila terdapat bilangan positif k dan m
sedemikian sehingga: br  mar untuk r  k.

Sebagai contoh, misal a dan b adalah fungsi numerik sedemikian


sehingga:
𝑎𝑟 = 𝑟 + 1 𝑟≥0
1
𝑏𝑟 = +7 𝑟≥0
𝑟
Perhatikan, untuk kedua fungsi ini, a asymptotically dominate
(mendominasi) b atau b asymptotically didominasi oleh a, karena
untuk k=7 dan m = 1:
br  ar untuk r  7.

Di lain pihak, b tidak asymptotically dominate (mendominasi) a


karena untuk k dan m sembarang terdapat r0  k sedemikian
sehingga,
14
1 
ar0  mbr0 atau r0  1  m  7 
 r0 
Contoh lain:
1 2
an  n  1000
100
bn  1.000.000 0  n  10
 100.000n n  10

Disini juga terjadi bahwa a asymptotically mendominasi b sebab,


bn  10an untuk n  106  1

d. Sifat Asymptotic Behavior


1. Untuk setiap fungsi numerik a, a asymptotically mendominasi a
atau ditulis a  O a . O a   himpunan semua fungsi numerik
yang asymptotically didominasi oleh a .
2. Jika b  Oa  maka b  Oa  ,   konstanta.
3.  
Jika b  Oa  maka S i b  O S i a
4. Jika b  Oa  dan c  Oa  maka a  b  Oa 
5. Jika c  Ob dan b  Oa  maka c  Oa 
6. Mungkin terjadi a  Ob dan b  Oa 
7. Mungkin terjadi a  Ob dan b  Oa 
8. Mungkin terjadi c  Oa  dan c  Ob tetapi a  Ob juga
b  Oa 
Contoh:
 
an0 1 n nganjil
 genap
bn  0 n  genap
a O1b juga b  Ona ganjil
1
bn an0,05nn2 nn 1 9
2 3

bn  man untuk n  k maka ambil k  10, m  1


an  mbn untuk n  101 dan m  100
15
0 untuk n  3i  2
bn 
an1  1 untuk n n3iatau
untuk 3i 32i  1
3i atau
0 untuk n  3i  1
cnO1a  , c  Ob tetapi a  Onbdan
untuk 3i b  Oa 
0 untuk n lainnya
 Buktikan bahwa n  On j untuk i  j .
i

Bukti:
n i  n j untuk n  1
   
n i  O n j jadi n i  O n j

 
 Buktikan bahwa a  O n p bila a   0  1n   2 n 2  ...   p n p

Bukti:

 0  1n   2 n 2  ...   p n p   0  1 n   2 n 2  ...   p n p



  0  1   2  ...   p n p
Ambil m   0  1   2  ...   p dan k  1
   
O1  Olog n  On  O n i  O  n  On!

Sifat lain:
1. Jika b  Oa  maka Ob  Oa 
2. Oa   Oa   Oa 
3. Jika b  Oa  maka Oa   Ob  Oa 
4. Oa   Oa   Oa 
5. Oa Ob  Oab

16
Soal Latihan
Soal-1:
Sebuah bola ping pong dijatuhkan dari ketinggian 20 m di atas lantai
tiap kali memantul, bola mencapai ketinggian setengah kali tinggi
sebelumnya.
(a) Misalkan a, mengacu pada ketinggian yang dijangkau pada
pantulan ke-r. Rumuskan fungsi numerik dari a!
(b) Misalkan b, mengacu pada berkurangnya ketinggian selama
pantulan ke-r. Tunjukkan b, melalui ketentuan a! Rumuskan
fungsi numerik dari b!
(c) Bola ping pong kedua dijatuhkan dari ketinggian 6 m ke lantai
yang sama pada waktu yang bersamaan dengan bola pertama
ketika mencapai ketinggian maksimum pada pemantulan ketiga.
Misalkan c, mengacu pada ketinggian bola kedua mencapai
pemantulannya ke-r. Tunjukkan c, melalui ketentuan a!

Soal-2:
Dalam proses pengaturan sebuah sistem, sebuah alat monitor
menunjukkan suhu didalam suatu ruang reaksi kimia setiap 30 detik.
Misalkan a, mengacu pada pembacaan ke-r derajat dalam celcius.
Tentukkan dalam sebuah ekspresi untuk a, jika diketahui bahwa suhu
meningkat dari 100 ke 120 pada sebuah nilai konstan pada 300 detik
pertama dan bertahan pada 120 derajat sejak dihidupkan.
Soal-3:
Misalkan a adalah fungsi numerik dimana ar sama dengan sisa ketika
r dibagi dengan 17. Misalkan b adalah fungsi numerik dimana br sama
dengan 0 jika bilangan bulat r habis dibagi 3, dan sama dengan 1 jika
tidak habis dibagi 3.

17
(a) Misalkan cr = ar + br, berapakah nilai r yang membuat cr = 0 ?
dan berapakah nilai r yang membuat cr = 1?
(b) Misalkan dr = ar .br, berapakah nilai r yang membuat dr = 0 ? dan
berapakah nilai r yang membuat dr = 1?
Soal-4
Misalkan a sebagai fungsi numerik, dengan
2, 0 ≤ 𝑟 ≤ 3
𝑎𝑟 = { −𝑟
2 + 5, 𝑟≥4
2 -2
(a) Tentukan S a dan S a
(b) Tentukan ∆𝑎 dan ∇𝑎

Soal-5:
(a) Misalkan c = ad. Tunjukkan bahwa 𝑐𝑟 = 𝑎𝑟+1 (∆𝑏𝑟 ) + 𝑏𝑟 (∆𝑎𝑟 ) !
(b) Misalkan a dan b adalah dua fungsi numerik sehingga 𝑎𝑟 = 𝑟 +
1 dan 𝑏𝑟 = 𝑥 𝑟 untuk semua 𝑟 ≥ 0. Tentukan ∆(𝑎𝑏) !
(c) Misalkan a dan b adalah dua fungsi numerik. Hasil bagi dari a dan
𝑎
b yang disimbolkan 𝑏 adalah sebuah fungsi numerik yang nilainya
𝑎𝑟 𝑎
pada r adalah . Misalkan 𝑑 = 𝑏. Tunjukkan ∆𝑑𝑟 =
𝑏𝑟
𝑏𝑟 (∆𝑎𝑟 )−𝑎𝑟 (∆𝑏𝑟 )
!
𝑏𝑟 (𝑏𝑟 +1)
𝑎
(d) Tentukan ∆ (𝑏) untuk fungsi numerik a dan b pada bagian b!

18

Anda mungkin juga menyukai