SEMESTER 2
NO : 32
KELAS : X TPM B
a) Persamaan kuadrat
Persamaan kuadrat adalah persamaan yang pangkat tertinggi peubahnya sama dengan dua.
Contoh :
Y2+ 4y +1 = 0
x2 + 2 ( x + 1) +4 = 0
m p2 + (m+1) p + 3p+1 = 0
Peubah atau variabel persamaan kuadrat umumnya adalah x, tetapi variabel tersebut dapat huruf
apa saja seperti pada contoh.
Persamaan kuadrat yang tidak ditulis dalam bentuk umum ini dikenal dengan nama
persamaan tersamar. Untuk memastikan , memudahkan penulisan dan penyelesaian, sebaiknya
persamaan tersamar tersebut diubah dalam bentuk umum ini ax2+ bx + c =0 , a ‡ 0
Contoh :
Ubah ke bentuk umum dan tentukan apakah persamaan berikut ini adalah persamaan kuadrat
a. ( x2 + 3 )2 – ( x4 + x + 4 ) = 0 b.
Jawab :
a. ( x2 + 3 )2 – ( x4 + x + 4 )=0
Akar persamaan kuadrat adalah nilai suatu variabel yang memenuhi persamaan kuadrat
tersebut. Contoh Tentukan bilangan mana diantara –5, 3 dan 7/2 , yang merupakan akar dari
Persamaan kuadrat 2x2 + 3x = 35
Untuk x = -5,
<--> 2x2 + 3x = 35
<--> 2(-5)2 + 3(-5) = 35
<--> 50 – 15 = 35,
<-->35 = 35 Benar, jadi x = -5 adalah akar
Untuk x = 3,
<--> 2x2 + 3x = 35
<--> 2(3)2 + 3(3) = 35
<--> 18 + 9 = 35,
<-->27 = 35 salah, jadi x= 3 bukan akar
Mencari akar persamaan kuadrat adalah menentukan bilangan yang memenuhi persamaan
kuadrat tersebut.
Suatu persamaan kuadrat dapat memiliki 2 (dua) akar , satu akar , atau tidak mempunyai
akar
Penyelesaian persamaan kuadrat dapat dilakukan dengan : Pemfaktoran , Melengkapkan
bentuk kuadrat dan menggunakan rumus kuadrat
Skema bentuk dan penyelesaian persamaan kuadrat
b) Fungsi kuadrat
Fungsi kuadrat merupakan suatu fungsi yang pangkat terbesar variabelnya adalah 2.Mirip
dengan persamaan kuadrat, namun berbentuk suatu fungsi.
Contoh:
Untuk menentukan grafik fungsinya pada koordinat Cartesius, tentukan titik potong terhadap
sumbu terlebih dahulu, dengan membuat , kemudian cari akar-akarnya seperti pada
persamaan kuadrat.
Setelah itu, tentukan sumbu simetri grafiknya, yaitu garis yang membagi dua kurva fungsi
tersebut pada sumbu .
Terakhir, tentukan titik puncak grafiknya, yaitu titik di mana kurvanya berbalik arah, atau
berada pada titik maksimum.
Misalkan titik puncaknya adalah , maka koordinat titik puncak dapat dihitung dengan
menggunakan rumus: dengan merupakan nilai diskriminan fungsi tersebut.
Setelah mendapatkan titik-titik di atas, maka kita dapat menggambar grafik fungsi kuadrat
dengan menghubungkan titik-titik diatas dengan garis yang berbentuk parabola.
Sifat-sifat Grafik Fungsi Kuadrat
Jika , maka grafiknya terbuka ke atas dan mempunyai titik balik minimum. (titik
puncaknya mempunyai nilai terkecil)
Jika , maka grafiknya terbuka ke bawah dan mempunyai titik balik maksimum.
(titik puncaknya mempunyai nilai terbesar)
Jika merupakan diskriminan suatu fungsi kuadrat , maka:
o Jika , maka grafik memotong sumbu pada dua titik yang berbeda
o Jika , maka grafik menyinggung sumbu x pada satu titik.
o Jika , maka grafik tidak memotong sumbu
2) Trigonometri
a) Konsep Trigonometri
Dasar dari Trigonometri adalah Konsep kesebangunan segitiga siku-siku. Sisi-sisi yang
bersesuaian pada dua bangun datar yang sebangun memiliki perbandingan yang sama. Pada
geometri Euclid, jika masing-masing sudut pada dua segitiga memiliki besar yang sama, maka
kedua segitiga itu pasti sebangun.[1] Hal ini adalah dasar untuk perbandingan trigonometri sudut
lancip. Konsep ini lalu dikembangkan lagi untuk sudut-sudut non lancip (lebih dari 90 derajat
dan kurang dari nol derajat).
Identitas trigonometri
Untuk lebih mudah dalam mengingatnya, kita dapat menggunakan jari tangan dalam
menghafalkan nilai perbandingan trigonometri sudut-sudut istimewa tersebut.Perhatikanlah
gambar berikut ini.
Contoh
3) Geometri
Geometri sebagai salah satu sistem matematika, di dalamnya memiliki banyak konsep
pangkal, mulai dari unsur primitif atau unsur tak terdefinisi, antara lain: titik, garis, kurva,
ataupun bidang. Juga terdapat relasi-relasi pangkal yang tidak didefinisikan, misalnya: ‘melalui’,
‘terletak pada’, ‘memotong’, dan ‘antara’. Dari unsur-unsur yang tidak terdefinisikan ini
kemudian membangun unsur-unsur yang didefinisikan, selanjutnya ke aksioma atau postulat, dan
akhirnya pada teorema atau dalil. Gambaran hubungan antara unsur-unsur yang tidak
terdefinisikan, unsur-unsur yang didefinisikan, aksioma/postulat, dan teorema/dalil, dapat dilihat
pada Gambar 9.1.1, diikuti selanjutnya oleh contoh beberapa hubungan antara konsep-konsep
tersebut.
Gambar 9.1.1
Perhatikan Tabel 9.1.1 berikut ini. Tabel tersebut memperlihatkan kepada Anda mengenai
konsep-konsep dalam geometri beserta ilustrasinya, juga keterkaitan antara unsur tak terdefinisi,
relasi tak terdefinisi, dan aksioma-aksioma yang ada dalam geometri. Selanjutnya, akan
dipelajari beberapa konsep dasar dalam geometri yang telah didefinisikan, serta beberapa
permasalahan yang mengandung pemecahan masalah matematik.
Tabel 9.1.1
Konsep Ilustrasi
Titik
Unsur Pangkal yang
Garis
Pada garis terdapat banyak titik, panjang tak
berbatas.
g
Melalui
Relasi Pangkal yang
Antara
Titk Q antara P dan R.
g
Pada setiap garis g
paling sedikit trdapat
dua titik yang berbeda.
Jika titik A dan B pada garis AB, maka ruas AB adalah himpunan yang terdiri dari titik A, titik B
dan semua titik yang terletak di antara A dan B.
Pernahkah Anda lihat rel kereta api? Rel kereta api yang lurus merupakan salah satu contoh
dua garis yang sejajar. Mengapa disebut sejajar? Karena dua garis disebut sejajar jika mereka
terletak pada satu bidang, dan jika diperpanjang terus-menerus tidak akan berpotongan.
Definisi Kesejajaran
Dua garis g dan h dikatakan sejajar (g // h) jika kedua garis tersebut tidak mempunyai titik sekutu
(titik potong).
(a) (b)
Gambar 9.1.3
Pada Gambar 9.1.3(a) garis l dan m sejajar (g // h) dan pada Gambar 9.1.3 (b) garis m memotong
garis k di titik P.
Aksioma Kesejajaran
Melalui sebuah titik P di luar sebuah garis g, ada tepat satu garis h yang sejajar dengan g.
h
Gambar 9.1.4
Gambar 9.1.4 merupakan gambar garis h melalui P dan sejajar dengan garis g.
SUDUT
Sudut AOB
Gambar 9.1.5
Sudut berkaitan dengan besar putaran. Untuk mengukur panjang suatu benda kita dapat
menggunakan penggaris berskala, akan tetapi untuk menghitung sudut, kita dapat menggunakan
busur derajat untuk menghitung sudut, kita dapat menggunakan busur derajat.
Jika sinar
⃗
OA berlawanan dengan sinar ⃗
OB , dan sinar ⃗
OC bukan sinar ⃗
OA bukan pula sinar
⃗
OB , maka dikatakan AOC suplemen COB, atau COB suplemen AOC.
Gambar 9.1.6
Perhatikan Gambar9.1.7 di bawah ini. Gunakan kertas/plastik transparan untuk menjiplak sudut
AOB pada Gambar 9.1.7(a), sehingga Anda memperoleh A′O′B′ pada kertas/plastik
transparan tadi. Setelah itu, letakkan jiplakan itu pada tempat sebelah kanannya, sehingga O′
berimpit dengan P, kemudian jiplak kembali A′O′B′ ke kertas/plastik gambar. Misalkan kita
namai CPD untuk hasil yang diperoleh, seperti pada Gambar 9.1.7(b) Dalam hal ini, dikatakan
bahwa AOB kongruen dengan CPD (biasanya ditulis sebagai: APD ¿ CPD).
A C
O B P D
(a) (b)
Gambar 9.1.7
Sudut Siku-siku
Gambar 9.1.8
HUBUNGAN ANTARSUDUT
Sifat Sudut
Suatu sudut satuan memiliki sifat- sifat berikut:
1. Sudut satuan mempunyai ukuran satu derajat (10), meskipun ada juga satuan lain yang
digunakan, yaitu radian dan gradien.
2. Sudut siku-siku mempunyai ukuran sembilan puluh derajat (900).
3. Dua sudut yang kongruen mempunyai ukuran yang sama.
Sama halnya bilangan, kita juga dapat menjumlahkan beberapa buah sudut ataupun
mengurangkannya. Akan tetapi kita harus melakukannya dengan hati-hati karena arah sangat
berpengaruh.
Penjumlah Sudut
Perhatikan Gambar 9.1.9
Diketahui:
∠ AOB=a0 dan ∠BOC =b0
0 0 0
sehingga: ∠ AOC =a +b =( a+b )
Gambar 9.1.9
Selisih Sudut
Perhatikan kembali Gambar 9.1.10, lalu perhatikan juga Gambar 9.1.10 berikut.
0 0 0 0
Diketahui: ∠ AOC =a +b =( a+b ) =c
0
dan ∠BOC =b
0 0 0
sehingga: ∠ AOB=c −b =( c−b )
c0
Gambar 9.1.10
Sudut Bertolak Belakang
Andaikan terdapat dua buah garis yang saling berpotongan, seperti yang terlihat pada Gambar
9.1.11.
Gambar 9.1.11
Maka ∠ AOB =∠COD
∠BOC =∠ AOD
Sudut AOB dan sudut COD disebut bertolak belakang, begitu pula dengan ∠BOC dan ∠ AOD ,
keduanya bertolak belakang.
Gambar 9.1.12
1 1
Garis lurus dapat dipandang sebagai 2 putaran, sehingga besarnya sudut lurus adalah : 2 ×
3600 = 1800.
Setengah putaran
Gambar 9.1.13
Gambar 9.1.14
Sekarang perhatikan jarum panjangnya. Jarum panjang jam membuat 1 putaran penuh dalam 60
menit. Ini berarti, dalam 1 menit membuat putaran sebesar:
1 1
60 × 1 putaran = 60 putaran.
1
Besar sudut yang dibuat adalah: 60 × 3600 = 60
RANGKUMAN
1. Geometri sebagai salah satu sistem matematika, di dalamnya memiliki banyak konsep, mulai
dari unsur primitif atau unsur tak terdefinisi, unsur yang terdefinisi aksioma atau postulat,
dan akhirnya pada teorema atau dalil.
2. Contoh unsur-unsur yang tak terdefinisi, misalnya: titik, garis, kurva, dan bidang. Sedangkan
beberapa unsur yang terdefinis, misalnya: sinar, setengah garis, ruas garis, kesejajaran, sudut,
segitiga, poligon, dan lain-lain.
3. Suatu sudut satuan memiliki sifat- sifat berikut: (1)
i. Sudut satuan mempunyai ukuran satu derajat (10), meskipun ada juga satuan lain yang
digunakan, yaitu radian dan gradien.
ii. Sudut siku-siku mempunyai ukuran sembilan puluh derajat (900).
iii. Dua sudut yang kongruen mempunyai ukuran yang sama.
4. Sudut dapat dipandang sebagai suatu ukuran perputaran. Besar satu putaran penuh terhadap
sebuah titik adalah 3600.
5. Nama sudut berdasarkan besarnya, yaitu:
Sudut lurus, jika besarnya 1800.
Sudut siku-siku, jika besarnya 900.
Sudut lancip, jika besarnya kurang dari 900.
Sudut tumpul, jika besarnya antara 900 dan 1800.
Sudut refleks, jika besarnya lebih dari 1800.
GEOMETRI RUANG
Ruang dalam arti sempit terbentuk oleh adanya banyak bidang (minimal empat bidang).
Kumpulan bidang tersebut terdapat istilah-istilah titik sudut, sisi,dan rusuk, seperti gambar
berikut ini.
Titik sudut
Sisi
Rusuk
Gambar 9.2.1
Ada hubungan antara titik sudut (T), sisi (S) dan rusuk (R), yaitu yang disebut Rumus Euler: T
+ S – R = 2.
Kumpulan bidang-bidang yang beraturan ada yang berpermukaan datar, seperti: limas, prisma,
kubus, dan balok. Dan ada bidang banyak yang berpermukaan lengkung, seperti: kerucut,
tabung, dan bola.
4) Limit fungsi
Pengertian tentang limit dapat diperoleh dengan melihat contoh berikut ini.
Contoh: Perhatikan fungsi
Gambar grafiknya:
Teorema:
Jika limit kiri dan limit kanan tidak sama, maka nilai limitnya tidak ada
Sifat-Sifat Limit
Contoh:
Cara cepat!
→ Untuk bentuk pecahan:
Contoh 1:
Contoh 2:
Contoh 3:
→ Untuk bentuk
Contoh:
Bilangan e
e = 2,718281828…
Rumus-rumus pengembangannya:
Kontinuitas
Suatu fungsi kontinu di x = a jika:
1. f(a) ada (dapat dihitung/real)
2.
3.
Ilustrasi:
5) Statistika
- Penyajian Data
Dalam sub bab ini akan di bagi menjadi beberapa sub pokok bahasan lagi yaitu : Pengertian Data
dan Statistika, Populasi dan Sampel, Penyajian Data dalam Bentuk Tabel & Penyajian Data
dalam Bentuk Diagram.
yang disebut dengan data kuantitatif adalah sebuah data yang berupa bilangan dan nilai
dari data tersebut bisa berubah-ubah.
sedang data kualitatif adalah data yang menggambarkan keadaan suatu objek yang
dimaksud.
Misalnya, seorang peneliti yang menguji kandungan air di sebuah sungai untuk mengetahui
apakah air sungai tersebut layak minum atau tidak.
Untuk mengetahuinya, tentunya peneliti tidak harus menguji semua air yang ada di sungai
tersebut. Peneliti cukup mengambil satu gelas air untuk diuji. Nah pada kasus penelitian ini dapat
kita ketahui bahwa sungai sebagai populasi sedang segelas air tersebut dinamakan sampel.
Menurut kalian lebih mudah mana pembacaan datanya ?tentunya dengan data yang disajikan
dengan tabel lebih mudah untuk dipahami bukan?
b. Diagram Batang
c. Diagram Garis
d. Diagram Lingkaran
6) Peluang
Rumus-rumus Peluang
Jadi, peluang suatu kejadian terletak pada interval tertutup [0.1]. Kejadian yang peluangnya 0
dinamakan kejadian mustahil dan kejadian yang peluangnya 1 dinamakan kejadian pasti. (seperti
yang sudah dijelaskan pada bagian pengenalan materi peluang)
Rumus-rumus Peluang
3. Frekuensi Harapan
Jika A adalah suatu kejadian pada frekuensi ruang sampel S dengan peluang P(A), maka
frekuensi harapan kejadian A dari n kali percobaan adalah = n x P(A)
Contoh :
Bila sebuah dadu dilempar 720 kali, berapakah frekuensi harapan dari munculnya mata dadu 1?
Jawab :
Pada pelemparan dadu 1 kali, S = { 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6} maka n(S) = 6.
Misalkan A adalah kejadian munculnya mata dadu 1, maka :
A= {1} dan n(A) sehingga :
Frekuensi harapan munculnya mata dadu 1 adalah :
Rumus-rumus Peluang
C. Hukum-Hukum Peluang
2. Dua Kejadian
Contoh Soal :
1. Peluang siswa sekolah A dan sekolah B lulus UN berturut-turut adalah 0.99 dan 0.98. Peluang
siswa sekolah A dan siswa sekolah B tidak lulus UN adalah?
Jawab :
Ini merupakan 2 kejadian : kejadian 1 => siswa sekolah A lulus = P(A lulus)
Jawab :
Pemain futsal = 5 orang ; n = 10
Jawabannya menggunakan rumus kombinasi karena 1 orang mewakili 1 kemungkinan saja.
Jawab :
n(A) = Banyaknya kemungkinan kejadian A
Rumus-rumus Peluang
1. Dari 7 orang perwakilan kelas dipilih ketua, sekretaris dan bendahara. Banyak kemungkinan
yang terjadi dengan tidak ada jabatan rangkap adalah?
Jawaban :
Apabila : A sebagai ketua , B sebagai sekretaris , C sebagai bendahara. Akan berbeda apabila : A
sebagai sekretaris , B sebagai bendahara , C sebagai ketua,
Jika ada n objek dengan r1 unsur sama r2 unsur sama ....rn unsur sama banyaknya susunan yang
mungkin ada :
2. Kombinasi
Banyaknya kemungkinan dengan tidak memperhatikan urutan yang ada.
Misalkan n = A , B , C , D
Dipilih 2 kejadian = AB, AC, AD, BA, BC, BD, CA, CB, CD, DA, DB, DC
AB = BA BD = DB
AC = CA CD = DC
AD = DA BC = CB
6 kejadian diatas adalah sama sehingga dihitung 1. Sehingga kemungkinan yang terjadi adalah
12-6 = 6 kemungkinan (tidak memperhatikan urutan yang ada)
Diketahui : n = 4 ; r = 2
Rumus-rumus Peluang
1. Permutasi
AB ≠ BA BD ≠ DB
AD ≠ DA BC ≠ CB
Rumus =
(((_____sekian_____)))