Anda di halaman 1dari 31

TUGAS MERINGKAS MATERI MATEMATIKA

SEMESTER 2

NAMA : SONY RAYNALDI

NO : 32

KELAS : X TPM B

TAHUN PELAJARAN 2014/2015


1) Persamaan dan Fungsi kuadrat

a) Persamaan kuadrat

Persamaan kuadrat adalah persamaan yang pangkat tertinggi peubahnya sama dengan dua.

Contoh :

 Y2+ 4y +1 = 0
 x2 + 2 ( x + 1) +4 = 0
 m p2 + (m+1) p + 3p+1 = 0

Peubah atau variabel persamaan kuadrat umumnya adalah x, tetapi variabel tersebut dapat huruf
apa saja seperti pada contoh.  

Bentuk umum persamaan kuadrat ax2+ bx + c =0 , a ‡0

 x adalah peubah atau variabel


 a adalah koefisien x2
 b adalah koefisien x
 c adalah konstanta  

Persamaan kuadrat yang tidak ditulis dalam bentuk umum ini dikenal dengan nama
persamaan tersamar. Untuk memastikan , memudahkan penulisan dan penyelesaian, sebaiknya
persamaan tersamar tersebut diubah dalam bentuk umum ini ax2+ bx + c =0 , a ‡ 0 

Contoh :

Ubah ke bentuk umum dan tentukan apakah persamaan berikut ini adalah persamaan kuadrat  

a. ( x2 + 3 )2 – ( x4 + x + 4 ) = 0        b.  

Jawab :

a. ( x2 + 3 )2 – ( x4 + x + 4 )=0

 x4 + 6x2 + 9 –x4 - x - 4 )=0


 6x2 + - x + 5=0 , persamaan kuadrat  
b.

------------------------ x 152 =>15 + 3x3 + 10 x2 = 0, bukan persamaan kuadrat 

Akar Persamaan Kuadrat

Akar persamaan kuadrat adalah nilai suatu variabel yang memenuhi persamaan kuadrat
tersebut. Contoh Tentukan bilangan mana diantara –5, 3 dan 7/2 , yang merupakan akar dari
Persamaan kuadrat 2x2 + 3x = 35  

Untuk x = -5,
<--> 2x2  + 3x = 35
<--> 2(-5)2  + 3(-5) = 35
<--> 50 – 15 = 35,
<-->35 = 35 Benar, jadi x = -5 adalah akar

Untuk x = 3,
<--> 2x2 + 3x = 35
<--> 2(3)2 + 3(3) = 35
<--> 18 + 9 = 35,  
<-->27 = 35 salah, jadi x= 3 bukan akar

Penyelesaian persamaan kuadrat :

 Mencari akar persamaan kuadrat adalah menentukan bilangan yang memenuhi persamaan
kuadrat tersebut.
 Suatu persamaan kuadrat dapat memiliki 2 (dua) akar , satu akar , atau tidak mempunyai
akar
 Penyelesaian persamaan kuadrat dapat dilakukan dengan : Pemfaktoran , Melengkapkan
bentuk kuadrat dan menggunakan rumus kuadrat  
Skema bentuk dan penyelesaian persamaan kuadrat 

b) Fungsi kuadrat

Fungsi kuadrat merupakan suatu fungsi yang pangkat terbesar variabelnya adalah 2.Mirip
dengan persamaan kuadrat, namun berbentuk suatu fungsi.

Fungsi kuadrat dalam mempunyai bentuk umum: , dengan suatu


bilangan real dan .

Contoh:

Menentukan Grafik/Kurva Fungsi Kuadrat

Untuk menentukan grafik fungsinya pada koordinat Cartesius, tentukan titik potong terhadap

sumbu terlebih dahulu, dengan membuat , kemudian cari akar-akarnya seperti pada
persamaan kuadrat.

Setelah itu, tentukan sumbu simetri grafiknya, yaitu garis yang membagi dua kurva fungsi
tersebut pada sumbu .

Sumbu simetri dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Terakhir, tentukan titik puncak grafiknya, yaitu titik di mana kurvanya berbalik arah, atau
berada pada titik maksimum.

Misalkan titik puncaknya adalah , maka koordinat titik puncak dapat dihitung dengan
menggunakan rumus: dengan merupakan nilai diskriminan fungsi tersebut.

Setelah mendapatkan titik-titik di atas, maka kita dapat menggambar grafik fungsi kuadrat
dengan menghubungkan titik-titik diatas dengan garis yang berbentuk parabola.
Sifat-sifat Grafik Fungsi Kuadrat

 Jika , maka grafiknya terbuka ke atas dan mempunyai titik balik minimum. (titik
puncaknya mempunyai nilai terkecil)
 Jika , maka grafiknya terbuka ke bawah dan mempunyai titik balik maksimum.
(titik puncaknya mempunyai nilai terbesar)
 Jika merupakan diskriminan suatu fungsi kuadrat , maka:
o Jika , maka grafik memotong sumbu pada dua titik yang berbeda
o Jika , maka grafik menyinggung sumbu x pada satu titik.
o Jika , maka grafik tidak memotong sumbu

Soal Latihan Fungsi Kuadrat:

1. Gambarlah grafik fungsi dan


2. Tentukanlah sumbu simetri dan titik puncak dari fungsi . Apakah
titik puncaknya merupakan titik balik minimum atau maksimum?
3. Suatu fungsi kuadrat menyinggung sumbu pada titik dan melewati titik .
Tentukan bentuk fungsi tersebut.

2) Trigonometri

a) Konsep Trigonometri

Dasar dari Trigonometri adalah Konsep kesebangunan segitiga siku-siku. Sisi-sisi yang
bersesuaian pada dua bangun datar yang sebangun memiliki perbandingan yang sama. Pada
geometri Euclid, jika masing-masing sudut pada dua segitiga memiliki besar yang sama, maka
kedua segitiga itu pasti sebangun.[1] Hal ini adalah dasar untuk perbandingan trigonometri sudut
lancip. Konsep ini lalu dikembangkan lagi untuk sudut-sudut non lancip (lebih dari 90 derajat
dan kurang dari nol derajat).

b) Hubungan fungsi trigonometri


Fungsi dasar:

Identitas trigonometri

Rumus jumlah dan selisih sudut

Rumus perkalian trigonometri

Rumus jumlah dan selisih trigonometri


Rumus sudut rangkap dua

Rumus sudut rangkap tiga

Rumus setengah sudut

c) PERBANDINGAN TRIGONOMETRI SUDUT-SUDUT ISTIMEWA


Sudut istimewa adalah sudut dengan nilai perbandingan trigonometri yang dapat
ditentukan nilainya tanpa menggunakan kalkulator. Sudut-sudut istimewa antara lain: 0°, 30°,
45°, 60°, 90°, dan seterusnya. Berikut ini merupakan nilai perbandingan trigonometri sudut-sudut
istimewa tersebut.
mademathika.blogspot.com

Untuk lebih mudah dalam mengingatnya, kita dapat menggunakan jari tangan dalam
menghafalkan nilai perbandingan trigonometri sudut-sudut istimewa tersebut.Perhatikanlah
gambar berikut ini.

menentukan nilai perbandingan trigonometri sinus sudut-sudut istimewa dengan menggunakan


kaidah tangan kiri

menentukan nilai perbandingan trigonometri cosinus sudut-sudut istimewa dengan menggunakan


kaidah tangan kiri
sedangkan, untuk mencari nilai perbandingan trigonometri tangen sudut-sudut istimewa kita
mencarinya dengan membagi nilai sinus dengan cosinus dari sudut yang kita cari nilai
tangennya.

Contoh

3) Geometri

GEOMETRI DATAR (STRUKTUR KONSEP)

Geometri sebagai salah satu sistem matematika, di dalamnya memiliki banyak konsep
pangkal, mulai dari unsur primitif atau unsur tak terdefinisi, antara lain: titik, garis, kurva,
ataupun bidang. Juga terdapat relasi-relasi pangkal yang tidak didefinisikan, misalnya: ‘melalui’,
‘terletak pada’, ‘memotong’, dan ‘antara’. Dari unsur-unsur yang tidak terdefinisikan ini
kemudian membangun unsur-unsur yang didefinisikan, selanjutnya ke aksioma atau postulat, dan
akhirnya pada teorema atau dalil. Gambaran hubungan antara unsur-unsur yang tidak
terdefinisikan, unsur-unsur yang didefinisikan, aksioma/postulat, dan teorema/dalil, dapat dilihat
pada Gambar 9.1.1, diikuti selanjutnya oleh contoh beberapa hubungan antara konsep-konsep
tersebut.

unsur-unsur yang unsur-unsur yang


teorema/
tidak terdefinisi terdefinisi
aksioma/ dalil-dalil
postulat

Gambar 9.1.1

Perhatikan Tabel 9.1.1 berikut ini. Tabel tersebut memperlihatkan kepada Anda mengenai
konsep-konsep dalam geometri beserta ilustrasinya, juga keterkaitan antara unsur tak terdefinisi,
relasi tak terdefinisi, dan aksioma-aksioma yang ada dalam geometri. Selanjutnya, akan
dipelajari beberapa konsep dasar dalam geometri yang telah didefinisikan, serta beberapa
permasalahan yang mengandung pemecahan masalah matematik.

Tabel 9.1.1

Konsep Ilustrasi

Titik
Unsur Pangkal yang

Tidak memiliki dimensi.


Tak Terdefinisi

Garis
Pada garis terdapat banyak titik, panjang tak
berbatas.
g
Melalui
Relasi Pangkal yang

Garis g melalui titik P, atau titik P terletak pada


garis g.
Tak Terdefinisi

Antara
Titk Q antara P dan R.

Melalui dua titik yang


berbeda dapat dibuat
tepat satu garis.

g
Pada setiap garis g
paling sedikit trdapat
dua titik yang berbeda.

Melalui satu titik di


luar garis, dapat dibuat
Aksioma

tepat satu garis sejajar


dengan garis tersebut.

BEBERAPA KONSEP DASAR

Definisi Ruas Garis

Jika titik A dan B pada garis AB, maka ruas AB adalah himpunan yang terdiri dari titik A, titik B
dan semua titik yang terletak di antara A dan B.

Perhatikan Gambar 9.1.2 merupakan gambar ruas garis AB.


Gambar 9.1.2

Pernahkah Anda lihat rel kereta api? Rel kereta api yang lurus merupakan salah satu contoh
dua garis yang sejajar. Mengapa disebut sejajar? Karena dua garis disebut sejajar jika mereka
terletak pada satu bidang, dan jika diperpanjang terus-menerus tidak akan berpotongan.

Definisi Kesejajaran

Dua garis g dan h dikatakan sejajar (g // h) jika kedua garis tersebut tidak mempunyai titik sekutu
(titik potong).

(a) (b)

Gambar 9.1.3

Pada Gambar 9.1.3(a) garis l dan m sejajar (g // h) dan pada Gambar 9.1.3 (b) garis m memotong
garis k di titik P.

Aksioma Kesejajaran

Melalui sebuah titik P di luar sebuah garis g, ada tepat satu garis h yang sejajar dengan g.
h

Gambar 9.1.4

Gambar 9.1.4 merupakan gambar garis h melalui P dan sejajar dengan garis g.

SUDUT

Sudut AOB

(biasa ditulis: ∠ AOB)

Gambar 9.1.5

Sudut berkaitan dengan besar putaran. Untuk mengukur panjang suatu benda kita dapat
menggunakan penggaris berskala, akan tetapi untuk menghitung sudut, kita dapat menggunakan
busur derajat untuk menghitung sudut, kita dapat menggunakan busur derajat.

Sudut Suplemen (Pelurus)

Jika sinar

OA berlawanan dengan sinar ⃗
OB , dan sinar ⃗
OC bukan sinar ⃗
OA bukan pula sinar

OB , maka dikatakan AOC suplemen COB, atau COB suplemen  AOC.
Gambar 9.1.6

Dua Sudut Kongruen

Perhatikan Gambar9.1.7 di bawah ini. Gunakan kertas/plastik transparan untuk menjiplak sudut
AOB pada Gambar 9.1.7(a), sehingga Anda memperoleh A′O′B′ pada kertas/plastik
transparan tadi. Setelah itu, letakkan jiplakan itu pada tempat sebelah kanannya, sehingga O′
berimpit dengan P, kemudian jiplak kembali A′O′B′ ke kertas/plastik gambar. Misalkan kita
namai CPD untuk hasil yang diperoleh, seperti pada Gambar 9.1.7(b) Dalam hal ini, dikatakan
bahwa AOB kongruen dengan CPD (biasanya ditulis sebagai: APD ¿ CPD).
A C

O B P D

(a) (b)

Gambar 9.1.7

Sudut Siku-siku

Sudut siku-siku adalah sudut yang kongruen dengan suplemennya.


AOC ¿ COB dan AOC suplemen COB, maka AOC dan COB masing-masing
merupakan sudut siku-siku. Lihat Gambar 9.1.8.

Gambar 9.1.8

HUBUNGAN ANTARSUDUT
Sifat Sudut
Suatu sudut satuan memiliki sifat- sifat berikut:
1. Sudut satuan mempunyai ukuran satu derajat (10), meskipun ada juga satuan lain yang
digunakan, yaitu radian dan gradien.
2. Sudut siku-siku mempunyai ukuran sembilan puluh derajat (900).
3. Dua sudut yang kongruen mempunyai ukuran yang sama.

Sama halnya bilangan, kita juga dapat menjumlahkan beberapa buah sudut ataupun
mengurangkannya. Akan tetapi kita harus melakukannya dengan hati-hati karena arah sangat
berpengaruh.

Penjumlah Sudut
Perhatikan Gambar 9.1.9
Diketahui:
∠ AOB=a0 dan ∠BOC =b0
0 0 0
sehingga: ∠ AOC =a +b =( a+b )
Gambar 9.1.9
Selisih Sudut
Perhatikan kembali Gambar 9.1.10, lalu perhatikan juga Gambar 9.1.10 berikut.
0 0 0 0
Diketahui: ∠ AOC =a +b =( a+b ) =c
0
dan ∠BOC =b
0 0 0
sehingga: ∠ AOB=c −b =( c−b )

c0

Gambar 9.1.10
Sudut Bertolak Belakang
Andaikan terdapat dua buah garis yang saling berpotongan, seperti yang terlihat pada Gambar
9.1.11.
Gambar 9.1.11
Maka ∠ AOB =∠COD
∠BOC =∠ AOD
Sudut AOB dan sudut COD disebut bertolak belakang, begitu pula dengan ∠BOC dan ∠ AOD ,
keduanya bertolak belakang.

Sudut Sebagai Ukuran Perputaran


Sudut dapat dipandang sebagai suatu ukuran perputaran. Besar satu putaran penuh terhadap
sebuah titik adalah 3600 (baca: 360 derajat).

Satu putaran penuh

Gambar 9.1.12
1 1
Garis lurus dapat dipandang sebagai 2 putaran, sehingga besarnya sudut lurus adalah : 2 ×
3600 = 1800.

Setengah putaran
Gambar 9.1.13

Lalu bagaimana dengan sudut siku-siku?


1 1 1
Sudut siku-siku adalah 2 dari 2 putaran, atau sama dengan 4 putaran penuh. Dengan
1
demikian besar sudut siku-siku adalah: 4 × 3600 = 900.
Nama Sudut Berdasarkan Ukurannya
Dari beberapa contoh di atas, kita telah menamai beberapa sudut berdasarkan besarnya, yaitu:
 Sudut lurus, jika besarnya 1800.
 Sudut siku-siku, jika besarnya 900.
Sedangkan kita juga menemukan beberapa sudut yang besarnya kurang dari 900, antara 900 dan
1800, serta lebih dari 1800. Untuk sudut-sudut demikian, kita namakan:
 Sudut lancip, jika besarnya kurang dari 900.
 Sudut tumpul, jika besarnya antara 900 dan 1800.
 Sudut refleks, jika besarnya lebih dari 1800.

Besar Sudut dengan Konteks Jam


Lihatlah jam dinding atau weker di rumah Anda! Jarum pendek jam membuat 1 putaran penuh
1 1
dalam 12 jam. Sehingga dalam 1 jam, putaran yang dihasilkan adalah: 12 × 1 putaran = 12
putaran.
1
Besarnya sudut yang dibuat adalah: 12 × 3600 = 300.
Perhatikan Gambar 9.1.14.

Gambar 9.1.14

Sekarang perhatikan jarum panjangnya. Jarum panjang jam membuat 1 putaran penuh dalam 60
menit. Ini berarti, dalam 1 menit membuat putaran sebesar:
1 1
60 × 1 putaran = 60 putaran.
1
Besar sudut yang dibuat adalah: 60 × 3600 = 60
RANGKUMAN

1. Geometri sebagai salah satu sistem matematika, di dalamnya memiliki banyak konsep, mulai
dari unsur primitif atau unsur tak terdefinisi, unsur yang terdefinisi aksioma atau postulat,
dan akhirnya pada teorema atau dalil.

2. Contoh unsur-unsur yang tak terdefinisi, misalnya: titik, garis, kurva, dan bidang. Sedangkan
beberapa unsur yang terdefinis, misalnya: sinar, setengah garis, ruas garis, kesejajaran, sudut,
segitiga, poligon, dan lain-lain.
3. Suatu sudut satuan memiliki sifat- sifat berikut: (1)
i. Sudut satuan mempunyai ukuran satu derajat (10), meskipun ada juga satuan lain yang
digunakan, yaitu radian dan gradien.
ii. Sudut siku-siku mempunyai ukuran sembilan puluh derajat (900).
iii. Dua sudut yang kongruen mempunyai ukuran yang sama.
4. Sudut dapat dipandang sebagai suatu ukuran perputaran. Besar satu putaran penuh terhadap
sebuah titik adalah 3600.
5. Nama sudut berdasarkan besarnya, yaitu:
 Sudut lurus, jika besarnya 1800.
 Sudut siku-siku, jika besarnya 900.
 Sudut lancip, jika besarnya kurang dari 900.
 Sudut tumpul, jika besarnya antara 900 dan 1800.
 Sudut refleks, jika besarnya lebih dari 1800.
GEOMETRI RUANG

Ruang dalam arti sempit terbentuk oleh adanya banyak bidang (minimal empat bidang).
Kumpulan bidang tersebut terdapat istilah-istilah titik sudut, sisi,dan rusuk, seperti gambar
berikut ini.
Titik sudut
Sisi

Rusuk

Gambar 9.2.1

Ada hubungan antara titik sudut (T), sisi (S) dan rusuk (R), yaitu yang disebut Rumus Euler: T
+ S – R = 2.

Kumpulan bidang-bidang yang beraturan ada yang berpermukaan datar, seperti: limas, prisma,
kubus, dan balok. Dan ada bidang banyak yang berpermukaan lengkung, seperti: kerucut,
tabung, dan bola.

4) Limit fungsi

Pengertian tentang limit dapat diperoleh dengan melihat contoh berikut ini.
Contoh: Perhatikan fungsi

untuk nilai x yang mendekati 1

x 0 0,9 0,95 0,98 … 1,0001 1,0005 1,05 1,1

f(x) 1 1,9 1,95 1,98 … 2,0001 2,0005 2,05 2,1

Gambar grafiknya:

Dari gambar dan tabel dapat disimpulkan:


→  Jika x mendekati 1 dari kiri, maka nilai f(x) mendekati 2

→  Jika x mendekati 1 dari kanan, maka nilai f(x) mendekati 2


→  Jadi, jika x mendekati 1, maka nilai f(x) mendekati 2

Teorema:

Jika limit kiri dan limit kanan tidak sama, maka nilai limitnya tidak ada

Hasil limit tidak boleh bentuk tak tentu:

Sifat-Sifat Limit

Cara Penyelesaian Limit dengan Perhitungan:

1.         Substitusi langsung


Contoh:

2.         Pemfaktoran (biasanya untuk bentuk 0/0)


 Contoh:
Ingat:

(a2 – b2) = (a – b)(a + b)

(a3 + b3) = (a + b)(a2 – ab + b2)

(a3 – b3) = (a – b)(a2 + ab + b2)

 3.         Dikali sekawan (jika ada bentuk akar)


Contoh:

4.         Untuk limit tak terhingga:


→  Jika bentuknya sudah pecahan: dibagi pangkat tertinggi
→  Jika bentuknya belum pecahan: dikali sekawan, baru dibagi pangkat tertinggi
Sifat operasi dengan ∞:

Contoh:
Cara cepat!
→  Untuk bentuk pecahan:

 Jika pangkat pembilang (atas) > penyebut (bawah), hasil =∞


 Jika pangkat pembilang (atas) < penyebut (bawah), hasil =0
 Jika pangkat pembilang (atas) = penyebut (bawah), hasil =koefisien pangkat tertinggi atas
: koefisien pangkat tertinggi bawah

Contoh 1:

Contoh 2:

Contoh 3:

→  Untuk bentuk
Contoh:

5.         Limit trigonometri:


Untuk cosinus:
1 – cos ax = 2 sin2 ½ ax    (dari rumus cos 2x)
cos ax – 1 = –2 sin2 ½ ax (dari rumus cos 2x)
1 – cos2ax = sin2ax            (dari sin2x + cos2x = 1)

Bilangan e

Bilangan e didapat dari:

e = 2,718281828…

Rumus-rumus pengembangannya:

Kontinuitas
Suatu fungsi kontinu di x = a jika:
1.  f(a) ada (dapat dihitung/real)

2. 

3. 

Ilustrasi:

5) Statistika

- Penyajian Data

Dalam sub bab ini akan di bagi menjadi beberapa sub pokok bahasan lagi yaitu : Pengertian Data
dan Statistika, Populasi dan Sampel, Penyajian Data dalam Bentuk Tabel & Penyajian Data
dalam Bentuk Diagram.

1.  Pengertian Data dan Statistika


Statistika tak pernah bisa lepas dengan yang namanya data, jadi lebih dulu kita akan membahas
apa itu yang dinamakan dengan data, data merupakan sekumpulan dantum yang dimana dantum
itu sendiri merupakan fakta tunggal.

Menurut  jenisnya, data dibedakan jadi 2 macam, yaitu:

       a.  Data Kuantitatif, 

             yang disebut dengan data kuantitatif adalah sebuah data yang berupa bilangan dan nilai
dari data                    tersebut bisa berubah-ubah.

              Misal: Jumlah siswa Kelas 9 SMP semangat 45 sebanyak 650 siswa.


        b. Data Kualitatif, 

             sedang data kualitatif adalah data yang menggambarkan keadaan suatu objek yang
dimaksud.

             Misal : Selain sopan, Andri juga cerdas.

2. Populasi dan Sampel


Untuk dapat menarik kesimpulan, kadang tidak diambil berdasarkan keseluruhan datayang ada. 

Misalnya, seorang peneliti yang menguji kandungan air di sebuah sungai untuk mengetahui
apakah air sungai tersebut layak minum atau tidak. 

Untuk mengetahuinya, tentunya peneliti tidak harus menguji semua air yang ada di sungai
tersebut. Peneliti cukup mengambil satu gelas air untuk diuji. Nah pada kasus penelitian ini dapat
kita ketahui bahwa sungai sebagai populasi sedang segelas air tersebut dinamakan sampel.

3. Penyajian Data dalam Bentuk Tabel


Untuk memudahkan dalam hal pembacaan sebuah data biasanya dari data acak, akan dibuat data
yang lebih ringkas dalam hal ini dalam bentuk tabel untuk lebih jelasnya silahkan lihat gambar
berikut :

gb.1 data acak

gb.2 data dalam bentuk tabel

Menurut kalian lebih mudah mana pembacaan datanya ?tentunya dengan data yang disajikan
dengan tabel lebih mudah untuk dipahami bukan?

4. Penyajian Data dalam Bentuk Diagram


Ada 4 bentuk diagram yang bisa digunakan dalam penyajian data kali ini antara lain :
a. Diagram Gambar

b.  Diagram Batang

c.  Diagram Garis

d. Diagram Lingkaran

6) Peluang

Rumus-rumus Peluang

4. Kisaran nilai peluang


Misalkan A adalah kejadian pada ruang sample S dengan n(S) = n ; n(A) = k ; dan

Jadi, peluang suatu kejadian terletak pada interval tertutup [0.1]. Kejadian yang peluangnya 0
dinamakan kejadian mustahil dan kejadian yang peluangnya 1 dinamakan kejadian pasti. (seperti
yang sudah dijelaskan pada bagian pengenalan materi peluang)

Rumus-rumus Peluang

3. Frekuensi Harapan
Jika A adalah suatu kejadian pada frekuensi ruang sampel S dengan peluang P(A), maka
frekuensi harapan kejadian A dari n kali percobaan adalah = n x P(A)

Contoh :

Bila sebuah dadu dilempar 720 kali, berapakah frekuensi harapan dari munculnya mata dadu 1?

Jawab :
Pada pelemparan dadu 1 kali, S = { 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6} maka n(S) = 6.
Misalkan A adalah kejadian munculnya mata dadu 1, maka :
A= {1} dan n(A) sehingga :
Frekuensi harapan munculnya mata dadu 1 adalah :

Rumus-rumus Peluang

C. Hukum-Hukum Peluang

1. Kejadian saling komplemen

Jika A' = kejadian bukan A (komplemen A), maka,  P(A') = 1 - P(A) 

2. Dua Kejadian

a. P (A ∩ B) = P(A) x P(B)

b. P (A ∪ B) = P(A) + P(B) - P (A ∩ B )  

 Contoh Soal :

1. Peluang siswa sekolah A dan sekolah B lulus UN berturut-turut adalah 0.99 dan 0.98. Peluang
siswa sekolah A dan siswa sekolah B tidak lulus UN adalah?

Jawab :

Ini merupakan 2 kejadian : kejadian 1 => siswa sekolah A lulus = P(A lulus)

                               kejadian 2 => siswa sekolah B tidak lulus = P(B tidak lulus)

Ditanya : Peluang siswa sekolah A dan siswa sekolah B tidak lulus.

Diketahui : P(A lulus) = 0.99

       P(B lulus) = 0.98


Rumus-rumus Peluang

Contoh soal Kombinasi


1. Berapa kemungkinan yang terjadi apabila dari 10 orang anak akan diambil sebagai pemain
futsal?

Jawab :
Pemain futsal = 5 orang ; n = 10
Jawabannya menggunakan rumus kombinasi karena 1 orang mewakili 1 kemungkinan saja.

B. Peluang suatu kejadian


Rumus peluang suatu kejadian = 

p(A) = Peluang kejadian


n(A) = Banyaknya kemungkinan kejadian A
n(S) = Banyaknya kemungkinan kejadian sampel
Contoh soal :
1. Jika suatu dadu dan sekeping uang dilempar undi satu kali bersama, maka peluang untuk
memperoleh gambar pada mata uang dan bilangan ganjil pada dadu adalah?

Jawab :
n(A) = Banyaknya kemungkinan kejadian A

n(S) = Banyaknya kemungkinan kejadian sampel


*banyaknya kejadian sample :
A = Angka
G = Gambar
n(S) = banyaknya kemungkinan kejadian sample = 12
*Banyaknya kemungkinan kejadian A (Gambar dan bilangan ganjil) diatas, didapat (G,1) ;
(G,3) ; (G,5) = n(A) = 3. Sehingga peluang kejadiannya

Rumus-rumus Peluang

Contoh soal permutasi dengan banyak kemungkinan

1. Dari 7 orang perwakilan kelas dipilih ketua, sekretaris dan bendahara. Banyak kemungkinan
yang terjadi dengan tidak ada jabatan rangkap adalah?

Jawaban : 

Misalkan 7 orang adalah A , B , C , D , E , F , G

Apabila : A sebagai ketua , B sebagai sekretaris , C sebagai bendahara. Akan berbeda apabila : A
sebagai sekretaris , B sebagai bendahara , C sebagai ketua,

1.1 Permutasi dengan beberapa unsur yang sama

Jika ada n objek dengan r1 unsur sama r2 unsur sama ....rn unsur sama banyaknya susunan yang
mungkin ada :

Contoh soal permutasi dengan beberapa unusr yang sama


1. Banyaknya susunan berbeda yang dapat dibuat dari huruf-huruf "PENDIDIK" adalah?
Jawaban :

Diketahui jumlah huruf (n) = 8


Jumlah huruf yang >1 : D = 2 ( r1 ) ; I = 2 ( r2 )

2. Kombinasi
Banyaknya kemungkinan dengan tidak memperhatikan urutan yang ada. 
Misalkan n = A , B , C , D 
Dipilih 2 kejadian = AB, AC, AD, BA, BC, BD, CA, CB, CD, DA, DB, DC 

AB   =  BA       BD  =   DB 
AC   =  CA       CD  =   DC 
AD   =  DA       BC  =   CB

6 kejadian diatas adalah sama sehingga dihitung 1. Sehingga kemungkinan yang terjadi adalah
12-6 = 6 kemungkinan (tidak memperhatikan urutan yang ada)

Kasus diatas dengan rumus seperti diatas :

Diketahui : n = 4 ; r = 2

Rumus-rumus Peluang

A. Kaidah Permutasi dan Kombinasi

1. Permutasi

Banyaknya kemungkinan dengan memperhatikan urutan yang ada.


Misalkan n = A , B , C , D
Terjadinya 12 kemungkinan, yaitu = AB , AC , AD , BA , BC , BD , CA , CB , CD , DA , DB ,
DC

AB  ≠  BA        BD  ≠   DB

AC  ≠  CA        CD  ≠   DC  

AD  ≠  DA        BC  ≠   CB

Rumus =

Jika, n = 4 ; r = 2 , maka bisa diselesaikan dengan rumus diatas.

(((_____sekian_____)))

Anda mungkin juga menyukai