Nah, sudah tahu kan pengertian dari transformasi geometri itu apa? Ada
perbedaan dengan Transformer lho. Sekarang, lanjut simak yuk tentang
jenis-jenis transformasi geometri.
Ada 4 macam lho Squad yang termasuk dalam transformasi geometri. Apa
saja itu? Simak penjelasan Rogu berikut.
1. Translasi (Pergeseran)
(sumber: rumushitung.com)
Lihat kan? Translasi itu hanya berubah posisinya saja. Ukurannya mah tetap
aja sama. Translasi ternyata ada rumusnya juga lho. Seperti apa rumusnya?
2. Refleksi (Pencerminan)
Bukan titik refleksi pada telapak kaki ya. Refleksi dalam transformasi
geometri ini dapat dikatakan pencerminan. Kamu tahu cermin kan? Pasti di
rumah kalian ada sih, buat ngaca pastinya. Nah, refleksi ini memindahkan
semua titik dengan menggunakan sifat pencerminan pada cermin datar.
(sumber: rumushitung.com)
Coba lihat garis dan titik-titik merah pada gambar di atas. Garis dan titik-titik
merah tersebut berpindah namun seperti halnya dihadapkan pada cermin
datar. Sama dengan translasi, refleksi juga memiliki rumus tersendiri lho.
3. Rotasi
Squad pernah ke pasar malam nggak? Bukan pergi ke pasar pada malam
hari lho ya. Maksudnya pasar malam itu, pasar yang ada di malam hari tapi
lokasinya di sekitar pemukiman rumah warga, misalnya di lapangan gitu.
Kalau pernah, coba perhatikan salah saatu permainan yang ada di pasar
malam deh. Seperti ini.
Bianglala di pasar malam, salah satu bentuk rotasi. (sumber:
beritadaerah.co.id)
(sumber: rumushitung.com)
Coba lihat bianglala di gambar tadi. Ada gambar kotak bianglala Donald
Bebek kan? Ketika berputar (turun) ke posisi kotak bianglala Sponge Bob,
kotak bianglala Donald Bebek tidak berubah kan ukurannya? Begitu pula
dengan kotak bianglala yang lainnya. Nah itu yang dinamakan rotasi,
memindahkan titik kotak bianglala, tapi tidak mengubah ukurannya.
Simak baik-baik ya Squad. Ini dia rumus untuk rotasi dalam transformasi
geometri.
4. Dilatasi
Kalau diantara Squad yang pernah pergi keluar kota menggunakan kereta
api, pasti nggak asing dengan mainan tersebut kan? Disebut apakah
“kepala” dalam sebuah rangkaian kereta api? Yups. Lokomotif. Seperti ini ya
lokomotifnya dalam bentuk aslinya.
Dimensi tiga merupakan bangun dengan ukuran yang terdiri atas panjang, lebar, dan tinggi.
Dimensi tiga juga sering disebut juga dengan bangun ruang. Materi dimensi tiga yang akan
dibahas pada halaman ini meliputi unsur dimensi tiga yang akan sering disebut ketika
membahas materi dimensi tiga nantinya. Unsur tersebut adalah diagonal sisi, diagonal ruang,
bidang frontal, dan bidang diagonal. Unsur tersbut dapat dilihat pada gambar di bawah.
Selain itu, juga akan diulas materi tentang kedudukan antar titik, garis, dan bidang. Hubungan
kedudukan pada materi dimensi tiga meliputi kedudukan antar titik, garis, dan bidang.
Kedudukan titik yang akan dibahas pada materi dimensi tiga adalah kedudukan titik pada garis,
kedudukan titik di luar garis, kedudukan titik pada bidang, dan kedudukan titik di luar bidang.
Kedudukan Titik
Sebelum masuk pada pembahasan kedudukan garis pada bidang, mari mengulang materi
kedudukan dua garis terlbih dahulu. Kedudukan dua garis terdiri atas berimpit, berpotongan,
sejajar, dan bersilangan. Simak uraian masing-masing pada pembahasan di bawah.
1. Berimpit
Sebuah garis dikatakan berimpit jika kedua garis saling bersekutu.
Contoh: garis AB dan garis AB
2. Berpotongan
Kedua garis dikatakan berpotongan jika mempunyai satu titik persekutuan yang disebut
dengan titik potong.
Contoh: Garis AB dan AD
3. Sejajar
Kedua garis dikatakan sejajar jika dua garis itu terletak pada satu bidang dan tidak
mempunyai titik persekutuan.
Contoh garis AB dan EF
4. Bersilangan
Kedua garis dikatakan bersilangan jika dua garis itu tidak sejajar sekaligus tidak
berpotongan.
Contoh: Garis EH dan AB
Pembahasan materi dimensi tiga selanjutnya adalah kedudukan antara bidang dan bidang.
Keudukan antara dua bidang meliputi berimpit, sejajar, dan berpotongan. Untuk lebih jelasnya,
simak uraian masing-masing pada pembahasan di bawah.
1. Berimpit
Dua bidang dikatakan berimpit jika kedua bidang tersebut saling bersekutu.
Contoh: bidang ABFE dan bidang ABFE
2. Sejajar
Dua bidang dikatakan sejajar jika kedua bidang tersebut tidak bersekutu pada satu titik
manapun.
Contoh: bidang ABFE dan bidang DCGH
3. Berpotongan
Dua bidang dikatakan berpotongan jika kedua bidang itu mempunyai sebuah garis
persekutuan atau garis perpotongan.
Contoh: bidang ABCD dan bidang ABFE
Sekian pembahasan mengenai pengantar materi dimensi tiga. Terimakasih sudah mengunjungi
idschool(dot)net, semoga bermanfaat!
Contoh 1.
dengan
Contoh 2.
Dalam menyelesaikan soal ini, persamaan di atas akan diubah menjadi bentuk
Baku Persamaan Lingkaran. Perhatikan
Contoh 3.
Logika Matematika
Dalam logika matematika, kita belajar untuk mementukan nilai dari suatu pernyataan,
baik bernilai benar atau salah. Pernyataan sendiri terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Pernyataan tertutup (kalimat tertutup)
Pernyataan tertutup atau kalimat tertutup adalah suatu pernyataan yang sudah memiliki
nilai benar atau salah.
Punya PR yang gak ngerti? Yuk tanya di Forum StudioBelajar.com
Contoh:
“5 adalah bilangan genap”, kalimat tersebut bernilai salah karena yang benar adalah “5
adalah bilangan ganjil”.
Pernyataan Kuantor
Pernyataan kuantor adalah bentuk logika matematika berupa pernyataan yang memiliki
kuantitas. Dalam pernyataan kuantor, pada umumnya terdapat kata semua, seluruh,
setiap, beberapa, ada, dan sebagian.
Kata-kata yang senilai dengan seluruh, semua, setiap termasuk dalam kuantor universal
dan kata-kata yang senilai dengan sebagian, beberapa, ada termasuk dalam kuantor
eksistensial. Kuantor universal dan kuantor eksistensial saling beringkaran.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sifat dari konjungsi adalah bernilai benar jika
kedua pernyataan penyusun dari peryataan majemuk keduanya bernilai benar.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sifat dari disjungsi adalah bernilai salah jika
kedua pernyataan penyusun dari peryataan majemuk keduanya bernilai salah.
Pada sifat biimplikasi, penyataan majemuk akan bernilai benar jika kedua pernyataan
penyusunnya bernilai sama, keduanya benar atau keduanya salah.
Ingkaran Konjungsi:
Ingkaran Disjungsi:
Ingkaran Implikasi:
Ingkaran Biimplikasi:
Jawab:
Premis 1 :
Premis 2 :p
Kesimpulan : q (modus ponens)
Jadi kesimpulannya adalah Andi juara kelas.
Soal 2:
Premis 1 : Jika hari hujan, maka sekolah libur
Premis 2 : sekolah tidak libur
Kesimpulan dari kedua premis diatas adalah ….
Jawab:
Premis 1 :
Premis 2 :
Kesimpulan : (modus tollens)
Jadi kesimpulannya adalah hari tidak hujan.
Soal logika matematika 3:
Premis 1 : Jika Ani nakal, maka Ibu marah
Premis 2 : Jika Ibu marah, maka Ani tidak dapat uang saku
Kesimpulan dari kedua premis diatas adalah …
Jawab:
Premis 1 :
Premis 2 :
Kesimpulan : (silogisme)
Jadi kesimpulannya adalah Jika Ani nakal, maka Ani tidak dapat uang saku.
Jangan salah sangka lho Squad, dilatasi juga punya rumus tersendiri seperti
jenis transformasi geometri lainnya.