Anda di halaman 1dari 11

Teorema Fermat

Teorema
•   1

Jika p adalah bilangan prima dan a adalah bilangan bulat yang tidak habis dibagi dengan p, yaitu
PBB(a, p) = 1, maka
•Contoh
  soal
Hitunglah sisa pembagian dibagi dengan 73

Penyelesaian:

Dengan menggunakan teorema Fermat kita dapat mengetahui bahwa .

() (mod 73)

. (mod 73)

. (mod 73)

(mod 73)

16 (mod 73) = 16

Jadi sisa pembagiannya adalah 16


• 
Kelemahan Teorema Fermat
Terdapat bilangan komposit n sedemikian sehingga . Bilangan bulat seperti itu disebut bilangan prima semu
(pseudoprimes).

Contoh:

341 adalah komposit (karena 341 = 11 × 31) sekaligus bilangan prima semu, karena menurut teorema Fermat,
•Teorema
  2 (akibat)

Jika 𝑝 adalah prima, maka ≡ 𝑎 (mod 𝑝) untuk sebarang bilangan bulat 𝑎.

Bukti:

Ambil sebarang bilangan prima 𝑝. Jika 𝑝|𝑎 maka jelas terpenuhi ≡ 𝑎 (mod 𝑝) karena 𝑝|𝑎
ekivalen dengan 𝑎 ≡ 0 (mod 𝑝), yaitu ≡ 0 (mod 𝑝). Jika 𝑝 ∤ 𝑎, maka berdasarkan Fermat
Little Theorem, diperoleh ≡ 1 (mod 𝑝). Jika ≡ 1 (mod 𝑝) dikali dengan 𝑎 pada kedua sisi,
maka diperoleh 𝑎. ≡ 𝑎. 1 (mod 𝑝) atau ≡ 𝑎 (mod 𝑝).
•Teorema
  3

Jika 𝑝 dan 𝑞 bilangan prima yang berbeda dengan ≡ 𝑎 (mod 𝑞) dan ≡ 𝑎 (mod 𝑝)
maka ≡ 𝑎 (mod 𝑝𝑞)

Bukti:

Diketahui ≡ 𝑎 (mod 𝑞) dan ≡ 𝑎 (mod 𝑝) dengan 𝑝 ≠ 𝑞.

Akan dibuktikan ≡ 𝑎 (mod 𝑝𝑞). Berdasarkan teorema akibat (≡ (mod 𝑝), sedangkan ≡ 𝑎
(mod 𝑝) dipenuhi berdasarkan hypothesis. Selanjutnya diperoleh (≡ (mod p) atau ekivalen
dengan 𝑝| − 𝑎 (∗) Secara analog (≡ (mod 𝑞) atau ≡ 𝑎 (mod 𝑞) yang ekivalen dengan 𝑞| − 𝑎
(∗∗) .

Dengan menghitung kembali (∗) dan (∗∗) diperoleh 𝑎 𝑝𝑞 ≡ 𝑎 (mod 𝑝𝑞).


•Contoh
 

Buktikan ≡ 2 (mod 341)

Perhatikan bahwa 341 = 11.31, maka ≡ 2 (mod 31) dan ≡ 2 (mod 11). Dengan sifat pada
Akibat diperoleh ≡ 2 (mod 11.31) atau ≡ 2 (mod 341).
Teorema 8.6

Misalkan p suatu bilangan prima selain 2 dan a´ adalah penyelesaian dari ax ≡ 1 (mod p) dengan a = 1, 2, 3, ... , (p –
1) (yaitu aa´ ≡ 1 (mod p), dengan 0<a´<p), maka :

a. Jika a ≡ b (mod p) maka a´ ≡ b´ (mod p);

b. Jika a = 1 atau a = p – 1 maka a´ ≡ a (mod p).

Bukti:

• Jika a = 1, 2, 3, ... , p – 1 dan (a,p) = 1 maka ax ≡ 1 (mod p) mempunyai tepat satu penyelesaian. Ini berarti a´ ada
sedemikian hingga aa´ ≡ 1 (mod p). Bagian (a) dibuktikan kontraposisinya, yaitu jika a´ ≡ b´ (mod p) maka a ≡ b
(mod p). Misalkan a´ ≡ b´ (mod p) maka aa´ ≡ ab´ (mod p) ≡ 1 (mod p). Perlu diingat bahwa a´ dan b´ adalah
penyelesaian. aa´b ≡ ab´b (mod p) ≡ b (mod p) dengan b = 1, 2, 3, ... , (p – 1). Kemudian, a ≡ b (mod p) sebab bb´ ≡
1 (mod p). Jadi, (a) telah terbukti.

• Bagian (b) dibuktikan sebagai berikut. Jika a = 1, yaitu x ≡ 1 ( mod p), maka penyelesaiannya a´ = 1, sehingga a´ ≡
a (mod p). Jadi, a = p – 1, yaitu (p – 1) x ≡ 1 (mod p) atau –x ≡ 1 (mod p) → x ≡ -1 (mod p). Jadi, a´ = p – 1,
sehingga a´ ≡ a (mod p).
Teorema Wilson
Jika p suatu bilangan prima, maka (p – 1)! ≡ -1 (mod p).
Bukti:

Untuk p = 2, (2 – 1)! = 1 ≡ -1 (mod 2). Untuk p = 3, juga diperoleh (3 – 1)! = 2 ≡ -1 (mod 3). Ambil
p˃3, barisan bilangan 1, 2, 3, ... , p – 1, dan kekongruenan ax ≡ 1 (mod p). Pada barisan bilangan 1, 2,
3, ... , p – 1, kta menghilangkan 1 dan p – 1 sehingga tinggal 2, 3, 4, ... , p – 2. Menurut Teorema 8.6,
kita dapat memasangkan a dan a´ dari 2, 3, 4, ... ,(p – 2) sedemikian sehingga aa´ ≡ 1 (mod p). Akan
diperoleh ½(p – 3) buah pasangan bilangan tersebut yang kongruen mod p dengan 1. Jika semua
kekongruenan itu dikalikan satu sama lain diperoleh 2.3.4.5...(p – 2) ≡ 1 (mod p) atau (p – 2)! ≡ 1
(mod p). Sekarang, kedua ruas dikalikan dengan (p – 1), sehingga 2.3.4...(p – 2) (p – 1) ≡ (p – 1)
(mod p) atau (p – 1)! ≡ (p – 1) (mod p) atau (p – 1)! ≡ -1 (mod p).
Konvers Teorema Wilson
Jika (p – 1)! ≡ -1 (mod p), maka p suatu bilangan prima.

Bukti:

Andaikan p bukan suatu bilangan prima, maka p = ab dengan a, b bilangan bulat positif dan a ≠ 1 atau
a ≠ p, sehingga a│p dan a ≤ p – 1. Karena a(p – 1)! ≡ -1 (mod p), maka p│[(p – 1)! + 1]. Karena a│p
maka a│[(p – 1)! + 1]. Juga , karena a ≤ p – 1, maka a merupakan salah satu faktor dari (p – 1)!,
sehingga a│(p – 1)! Mengingat a│[(p – 1)! + 1] dan a│(p – 1)!, maka a│1. Terjadi suatu kontradiksi,
karena a ≠ 1, sehingga pengandaian tidak benar. Jadi, p adalah suatu bilangan prima.

Jika Teorema Wilson dan konversnya dituliskan secara bersama-sama, kita memperoleh bahwa “p
suatu bilangan prima jika dan hanya jika (p – 1)! ≡ -1(mod p).” Dengan perkataan lain, syarat perlu
dan cukup agar p suatu bilangan prima adalah (p – 1)! ≡ -1(mod p).
 
•Contoh Soal

Misalkan p = 13, tunjukkan bahwa 12! ≡ 12 (mod 13) atau 12! ≡ -1 (mod 13)

Penyelesaian:

Perhatikan barisan bilangan dari 2 hingga 11. Hasil kali pasangan yang kongruen modulo 13 dapat
dituliskan, 2.7 ≡ 1 (mod 13), 3.9 ≡ 1(mod 13), 4.10 ≡ 1 (mod 13), 5.8 ≡ 1 (mod 13), dan 6.11 ≡ 1 (mod
13). Jadi, diperoleh buah kekongruenan. Hasil kali semua bilangan pada ruas kiri akan kongruen mod 13
dengan 1 pula, yaitu 2x7x3x9x4x10x5x8x6x11 ≡ 1 (mod 13) → 1x2x3x4x5x6x7x8x9x10x11x12 ≡ 12
(mod 13). Ini berarti 12! ≡ 12 (mod 13) atau 12! ≡ -1 (mod 13).

Anda mungkin juga menyukai